Chapter: 8. Tanggung Jawab"Aku mau minta kamu tanggung jawab," ucap Kinna. Langkah Nata terhenti. Kakinya memutar dan menghadapkan tubuhnya di depan Kinna dengan tegap. Netranya menatap lurus ke manik pekat kesukaannya. Kepala Nata mendekat tiba-tiba membuat jarak keduanya terkikis dan hanya tinggal beberapa senti lagi sampai hidung mereka bersentuhan. "Kamu hamil?" tanya Nata. Nata kembali berpikir apakah keduanya memang sudah melakukan sejauh itu? Seingat Nata keduanya memang sering berciuman bahkan saling menyentuh namun hanya sebatas itu, Nata masih tahu batasan. Namun tiba-tiba pipi Nata di cubit kuat oleh Kinna membuatnya berteriak mengaduh kesakitan. Bukannya menghentikan aksinya, Kinna justru semakin liar mempermainkan pipi Nata. "Ampunnn sayang! Sakit!" seru Nata. "Lepasin dulu!" pekik Nata sembari menarik tangan Kinna untuk melepaskan pipinya. Setelah puas akhirnya Kinna melepaskan tangannya dan itu membuat Nata m
Terakhir Diperbarui: 2022-01-06
Chapter: 7. Trio SemprulNata terbangun dari tidurnya karena ponselnya yang sedari tadi berdering padahal hari masih gelap. Dirinya baru bisa tidur jam satu malam setelah menyelesaikan semua barang-barangnya, ternyata pindahan memang sangat melelahkan. Ia bergeming sebentar saat melihat nama Byan tertera di sana. Ia bingung mengapa sepupunya itu pagi-pagi buta menelfon bahkan meninggalkan misscall sebanyak ini. Ia membuka ruang obrolan berisi para pangeran dan benar saja keberadaannya sejak semalam sudah dicari-cari. Nata menghembuskan nafasnya berat, lagi-lagi tak ada hari tenang di hidupnya. Sepagi ini sebuah surat dari Bomo telah datang yang menandakan bahwa Eyang Ararya sudah tahu tentang kepindahan Nata. Bomo mengatakan bahwa Nata harus ke Solo untuk mempertanggung jawabkan semua pelanggarannya. Lagi-lagi Nata kembali ke Solo untuk diadili. Sepertinya hanya Nata yang hidupnya berwarna-warni seperti ini sebagai seorang pangeran. “Ya Allah, mau punya istri a
Terakhir Diperbarui: 2022-01-06
Chapter: 6. Keputusan NataNata berkali-kali tak bisa menahan rasa bahagiannya dapat ikut berkumpul dengan keluarga Kinna. Meskipun hanya di isi oleh Ibu Kinna, Riyu dan juga Kinna tapi rumah ini selalu ramai dan itu yang tak bisa Nata dapatkan di rumahnya. Sejak kecil Nata selalu bergaul dengan para Abdi Dalem, Ia tak punya saudara yang dapat diajak bermain bersama. Sejak kecil pula Nata hanya bergaul dengan sepupu-sepupunya di Sekolah Kerajaan. Nata tak punya banyak teman kala itu karena tingkahnya yang sangat nakal di antara anak-anak bangsawan.Ia baru punya teman banyak setelah masuk SMP di Jakarta dan bertemu sahabat-sahabatnya yang sekarang. Itulah mengapa sebelum ini kehidupannya sangat hampa. Ia tak kekurangan kasih sayang orang tuanya, hanya saja Nata selalu kesepian karena tak punya teman di rumah sebesar itu. Dan bertemu keluarga Kinna adalah sebuah kebahagiaan kecil Nata, Ia mau ini semua akan bertahan selama bertahun-tahun ke depan.“Nat, kemarin Kak Riyu habis nyoba acar tim
Terakhir Diperbarui: 2022-01-06
Chapter: 5. PacarNata menatap jalanan Ibukota yang tak pernah ada sepinya. Bahkan sedari tadi mobilnya belum juga bergerak maju. Salahkan dirinya yang nekat pergi ke rumah Kinna pada jam-jam sibuk seperti ini. Langit yang semula terang kini sudah kehilangan semburat jingganya. Hampir dua jam Nata berdiam diri di mobil. Ia bahkan sudah menyelesaikan satu album penuh lagi Sheila On 7. Saat Ia melihat ke arah maps, ternyata bukan hanya karena jam sibuk namun juga terjadi kecelakaan di depan pintu tol. Hal itu yang membuat arus kendaraan sama sekali tidak bisa bergerak.“Gue suka Jakarta dari pada Solo, tapi enggak buat macetannya,” ujar Nata.Satu jam kemudian mobil Nata baru bisa bergerak sedikit demi sedikit dan setengah jam berikutnya Ia baru bisa sampai di depan rumah Sang Kekasih. Nata menekan bel rumah minimalis tersebut, rumah Kinna mungkin tak sebesar miliknya namun Nata selalu merasa rumah kekasihnya itu lebih terlihat hangat dibanding rumahnya. Sejak kecil Nata selal
Terakhir Diperbarui: 2022-01-06
Chapter: 4. Keresahan NataDengan sandwich yang masih ada di mulutnya, Nata sibuk menghubungi sahabatnya yang tadi berkata akan menjemput di bandara. Satu jam yang lalu Nata sampai di sini namun sahabatnya itu belum muncul juga. Nata bahkan telah menelfon berkali-kali entah berapa banyak panggilan tak terjawab yang akan sahabatnya itu dapatkan. Nata menunggu dengan beberapa kali umpatan keluar dari mulutnya. “Lo dimana sih nyet?” umpat Nata. Jika sudah di Jakarta maka Nata bisa kembali kepada dirinya sendiri. Ia tak harus pusing menjaga lisan karena tak akan ada yang tahu. Ia bebas mengumpat bahkan juga tertawa sekeras mungkin, tak akan ada Abdi Dalem yang menegur. Ini wilayah kebebasan Nata dan lebih baik karena jauh dari Eyang Kakung. Nata mendapatkan kembali dirinya sekarang. Lima menit kemudian sosok laki-laki tinggi berwajah blesteran bule datang menghampiri Nata yang masih sibuk menghabiskan makanannya.Laki-laki itu berjalan dengan santainya dengan tangan di saku. Tentu
Terakhir Diperbarui: 2022-01-04
Chapter: 3. TertolakIbu Nata sedari tadi menahan anak semata wayangnya untuk menghentikan kalimatnya. Perkataan Nata berhasil membuat semua orang gaduh di tempatnya. Nata menatap Eyangnya dengan berani, entah dari mana Ia mendapat keberanian sebesar ini. Ia ingin semua orang tahu kalau Nata tak ingin ada perjodohan dalam hidupnya. Mungkin semua orang bisa menerima takdir mereka, namun Nata ingin sekali saja merubah takdirnya. “Nata gak mau di jodohin apalagi tunangan,” tegas Nata kembali. “Tidak bisa, tradisi tetap tradisi!” sentak Eyang Kakung. “Nata duduk,” ujar Ayah Nata memperingatkan anaknya. “Maaf Eyang, Pakdhe, Budhe, Mas, Mbak, Paklek dan Bulek, Nata tidak bisa meneruskan tradisi ini,” putus Nata. “Saya Adinata Lingga Ararya menolak adanya perjodohan ini secara lahir dan batin,” imbuh Nata. Setelah berujar demikian Nata pamit kembali ke kamarnya lebih dulu. Ia segera membereskan semua barang bawaannya. Jika Nata berdiam diri lebih lama di sini mak
Terakhir Diperbarui: 2021-12-18
Chapter: 47. The TruthKaluna, Anna dan Erik saling pandang sebelum isi buku hitam itu lebih banyak lagi. Buku ini benar-benar menulis detail informasi tentang dana gelap dari sebuah organisasi pengusaha besar di negeri ini. Dan salah satunya terkait dengan jembatan yang roboh. Kaluna hanya bisa meringis melihat nominal angka yang keluar setiap transaksi, itu bukan jumlah yang kecil."Ini kasus terakhir yang dicatat," ucap Erik begitu melihat lembar terakhir yang penuh tulisan."Pantesan pada kaya dan rumahnya gede-gede, ternyata korup," cibir Anna."Korupsi dana bantuan banjir?" tanya Kaluna."Kamu tau?" sahut Anna."Ayah pernah ngomongin ini sama Om Hadi sebelum kita pindah, aku denger waktu itu," jelas Kaluna."Iya, dana bantuan banjir ini 50% masuk kantong mereka, sisanya baru di distribusikan ke korban banjir," ungkap Erik."Nitidiwiryo?" gumam Erik."Kenapa om?" tanya Kaluna.Erik menunjuk sebuah nama
Terakhir Diperbarui: 2022-03-29
Chapter: 46. Persiapan PerangKaluna berulang kali menatap Delvin untuk memastikan bahwa apa yang mereka berdua lihat memang benar adanya. Setelahnya Kaluna segera menelfon Anna dan juga menyiapkan tiket pesawat untuk menemui temannya itu. Buku ini, buku yang tadi Kaluna temukan di tas ayahnya adalah buku yang sama yang mereka cari selama ini.Dengan ini Kaluna dapat membalik keadaan. Ia bisa membersihkan nama baik Ayahnya. Kaluna yakin jika bukti ini bisa membuat orang-orang yang dulu membuat keluarganya hancur jadi mendapatkan ganjarannya."Pesawatnya jam berapa?" tanya Delvin yang sedang membersihkan piring bekas makan mereka."Satu jam lagi. Saya mau ke Papa dulu," jawab Kaluna."Saya antar," sahut Delvin."Terima kasih," balas Kaluna.Keduanya segera menuju rumah sakit dan Kaluna menceritakan semuanya pada Sang Papa. Kaluna sangat senang, terlihat dari raut wajahnya yang cerah saat menceritakan hal itu. Evan yang melihat kakaknya seperti kembali di
Terakhir Diperbarui: 2022-01-11
Chapter: 45. I Find You!Kaluna kembali ke rumahnya setelah beberapa hari berada di rumah sakit. Papanya sudah sadar kemarin dan kini ada Evan di sana. Kaluna memasuki kamarnya dengan perlahan, terdapat sedikit debu yang berterbangan karena sudah cukup lama tidak ditempati.Semalam Anna menelfonnya dan mengatakan bahwa persidangan untuk kasus ayahnya akan segera dilaksanakan. Setelah melihat-lihat sekeliling rumah, akhirnya Kaluna memutuskan untuk keluar rumah mencari camilan karena di rumah sama sekali tak ada makanan.Setelah berjalan beberapa meter akhirnya Ia memutuskan untuk membeli gorengan pinggir jalan tanpa pusing. Sepertinya pisang goreng dan secangkir teh dapat mengisi perutnya yang dari pagi belum terisi. Namun sayangnya Kaluna harus kembali duduk dan menunggu pisang goreng kesukaannya digoreng. Akhirnya yang bisa Ia lakukan hanya melamun sambil melihat lalu lalang kendaraan di depannya."Bahkan meskipun duniaku hancur seperti ini tapi dunia orang lain tetap berjalan s
Terakhir Diperbarui: 2022-01-06
Chapter: 44. LelahSuasana tenang di sebuah lorong membuat siapapun enggan untuk bersuara. Kaluna sedari tadi melirik ke arah lampu ruang operasi dan warnanya sama sekali belum berubah sejak dua jam yang lalu. Sang Papa akhirnya dapat melangsungkan operasi setelah menerima donor langka. Ia di sini sendirian karena adiknya masih harus sekolah. Waktu seakan berjalan lebih lambat membuat Kaluna berkali-kali menghela nafas frustasi. Kata dokter operasi ini merupakan operasi yang sedikit sulit karena usia Papanya yang sudah tak lagi muda di tambah mereka harus mencegah pendarahan sekecil mungkin karena stok darah di rumah sakit ini terbatas. Satu jam kembali berlalu dan tiba-tiba lampu di atas pintu kaca tersebut mati membuat Kaluna segera berdiri dengan harap-harap cemas. Beberapa menit kemudian Dokter Stefanus keluar dan menghampiri Kaluna. "Operasi berjalan dengan lancar, tapi kami harus terus pantau kalau saja ada penolakan organ donor dari tubuh Bapak. Untuk beberap
Terakhir Diperbarui: 2021-11-15
Chapter: 43. HarapanDelvin mengendarai mobil milik Kama menuju bandara. Ia mendapat kabar dari Evan bahwa Kaluna memutuskan untuk kembali dari luar kota hari ini dan Ia diberitahu bahwa perempuan itu sedang dalam kondisi yang labil karena kabar dari adiknya.Akhirnya berbekal informasi tentang penerbangan Kaluna yang Ia punya, Delvin memutuskan untuk menjemput perempuan itu. Delvin sendiri tak tahu mengapa dirinya bisa mau serepot ini padahal Kaluna bisa saja naik taksi atau yang lain. Kenapa Delvin justru menawarkan dirinya sendiri?Delvin meraih ponselnya dan memutuskan untuk menelfon gadis yang beberapa hari ini memenuhi kepalanya tanpa permisi.“Kamu dimana Na?” tanya Delvin.Kaluna mengatakan bahwa dirinya baru saja turun dari pesawat dan sedang menunggu bagasi. Delvin pun segera menambah kecepatannya. Sepuluh menit kemudian Ia sudah sampai di bandara. Ia melihat Kaluna dengan jelas karena sebelumnya perempuan itu bilang akan menunggu di depan, jadi Delvin t
Terakhir Diperbarui: 2021-11-04
Chapter: 42. Selesai?Kaluna menatap sebuah rumah bernuansa modern minimalis di hadapannya. Ternyata setelah bertahun-tahun rumah tersebut tidak berubah sama sekali, hanya saja halaman hijaunya yang luas itu terlihat lebih bagus dari yang terakhir kali Kaluna ingat. Satu jam lalu tiba-tiba ada seseorang yang menelfonnya dan ternyata itu adalah Neneknya. Entah dari mana beliau berhasil mendapatkan nomor milik Kaluna. Neneknya berkata kalau semua keluarga tengah menunggunya di sini, mereka ingin melihat Kaluna. Awalnya Kaluna menolak dengan keras, namun Neneknya berkata kalau dirinya tengah di rawat di rumah karena sakit dan ini permintaan terakhir beliau pada Kaluna karena setelahnya beliau tak akan mengganggu Kaluna lagi. Mau tak mau Kaluna menyetujui hal itu. Di sinilah Kaluna sekarang. Anna baru saja pergi setelah menurunkan Kaluna di sini dengan keraguan yang sama besarnya dengan yang Kaluna rasakan. Dengan langkah pelan dan tarikan nafas yang dalam akhirnya Kal
Terakhir Diperbarui: 2021-10-16