Share

Episode 5

Penulis: Cheonsablue
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-29 20:34:47

** Skiptime 

Langit sudah malam, kembali ketempat Star.

'Sial! Gara-gara tidak ada si Diaz. Aku jadi melakukannya sendiri.'

Star sudah berada di gerai ATM, di apaterment temannya. Siang sudah tenggelam. Dia akan menitipkan uang gepokan itu pada temannya, sisanya dia juga akan transfer pada temannya untuk dititipkan.

'Tidak ada orang yang bisa kupercaya saat ini, kecuali teman cewekku, Brandi.'

Saat Star hendak menarik, uang dengan jumlah yang dia inginkan, tiba-tiba muncul bacaan, 'Transaksi tidak bisa dilakukan.'

Matanya membengkak. Star sekali lagi mencoba mengulang transaksi dengan mengecek saldo. Saldo masih utuh, lalu dia coba tarik 1 juta nominal terendah baginya. Tetap tidak bisa. Mata dan jantungnya membeku.

"Apa ini, kok tidak bisa?!"

Dia terus mencoba berulang kali, memasukan kartunya.

"Ahh,." Dia beneran sungguh stress. Di tendanglah mesin ATM itu, walaupun berujung sakit pada kakinya.

"Aww." Star beneran merasa ngilu pada ibu jari jempolnya.

"Sial, sakit sekali ayah." Dia terus memegang kakinya, ngilu. Kakinya terbungkus sneakers. Rasanya dia ingin menangis.

Kenapa dia begitu bodoh, menendangnya dengan begitu kencang dan edan.

Tiba-tiba seseorang seperti bayangan datang dan masuk ke gerai atm. Star melongo, itu bukannya Shad?? Bagaimana bisa si butler ini menyusulnya kesini?

"Nona ayo pulang!" Ajaknya.

Star masih memegang sebelah kakinya yang menekuk, seperti sedang adu ayam. Napasnya terengah-engah, entah kenapa dia mendapat firasat buruk jika pulang kerumah Galaxy.

"Gak mau, aku mau menginap saja dirumah temanku." Star berusaha kabur, melewati Shad, meskipun ujung jari kakinya sakit sekalipun.

Namun Shad menahannnya, dan menggendong gadis itu. Star sudah diangkatnya Shad meskipun bukan gaya bridal.

"Hey ini pemaksaan!!"

Shad mengabaikan dan berlari super cepat, keluar menuju parkiran, takut ada yang melihat. Orang-orang yang berjas hitam berjaga diluar, orangnya Galaxy juga pada berbondong-bondong mengikuti Shad. Shad menuju mobil hitam yang sudah menunggu.

Di rumah,

Star didudukan di sofa lantai dua rumah Galaxy. Galaxy sudah berdiri dihadapannya sambil melipat tangannya memperhatikan Star.

Shad berjongkok membuka sneakers putih Star dikakinya yang sakit. Gadis itu terus meringis kesakitan.

"Awhh.. awhh.," tak tahannya.

Saat dibukanya Shad, sepatu putih itu langsung mengucurkan darah banyak. Mata Galaxy membesar, begitu dengan Star yang sudah bernapas lemah melihat jempol kakinya yang berdarah. Gadis itu perlahan-lahan pingsan, kehilangan kesadaran.

Galaxy langsung mendekat. Gadis itu terlunglai disofa, tak sadarkan diri karna mengidap Sinkop vasovagal, kondisi dimana penderita tak mampu melihat darah dan berujung lemas, dan pingsan.

Galaxy berjongkok, ikut melihati kaki Star.

"Cepat panggilkan dokter." Suruhnya pada Shad. Tentunya dia juga panik.

Shad mengangguk dan berdiri, langsung menuju keluar ruangan. Galaxy mengangkat kaki kecil mungil putih Star, melihatinya. Kuku ibu jarinya Star yang panjang dan berkutek pinksoft bening itu patah sebagian.

"Ambilkan tisu." Pintanya menagih tangan pada anak buahnya yang berjaga.

Anak buah berjas hitamnya itu langsung menyerahkan apa yang diminta tuannya. Berhelai-helai tisu ditariknya. Dielaplah kaki Star yang berdarah dengan hati-hati

"Ambilkan air minum, dan minyak aroma terapi." Suruh Galaxy pada pelayannya tanpa melirik.

Mereka memangut dan langsung meninggalkan ruangan.

Galaxy menghembus, dia juga cemas tentunya. Dia menelan salivanya, menatap tubuh Star. Gadis itu sangat pucat.

**

Beberapa waktu kemudian, Star sudah dipindahkan ke kasur kamarnya. Dokter sudah ada disana. Tentunya Star, dibawa ke kamar itu dengan gendongan Galaxy.

Mata gadis itu terus terpejam, bersandar di bantal yang besar dan empuk. Kasurnya bertirai.

Para pelayan wanita terus mengusap dan memijat pelipisnya, ada yang memijat kakinya pula, begitupun juga dengan Galaxy yang terus berdiri disampingnya menyodorkan minyak terapi roll pada hidungnya, kemudian memutar-mutar rollnya di sisi pelipis Star.

"Ini cuma gejala Sinkop Vasovagal, biasa terjadi pada orang yang tidak sanggup melihat darah. Bisa dikatakan ini semacam phobia juga."

"Jadi maksud anda dia mengalami phobia darah begitu?" Tanya Shad yang berdiri di dekat Sang dokter.

Dokter lelaki berjas putih itu mengangguk,

"Bisa terjadi, karna faktor turunan, riwayat trauma atau, bahkan pola asuh."

Galaxy dan Shad bergeming, sudah tahu pasti, Star begini karna pola asuh ayahnya yang terlalu protektif. Oke, mereka paham.

"Biasanya gejalanya gemetaran, lemas, tangan dingin, jantung berdetak lebih cepat atau lemah, sesak, dan pingsan. Itu terjadi karna terlalu panik berlebih."

Dokter berambut hitam yang berponi belah dua itu memasukan tangannya ke saku jas putihnya.

"Tetapi tenang saja, pingsannya hanya sementara, penderita bisa menjalani psikoterapi untuk mengatasi phobia darahnya."

Galaxy mengangguk kecil. Sang Dokter menatap Galaxy, tahu orang mana yang paling bertanggung jawab pada Star diruang ini.

"Nanti kalau sewaktu-waktu terjadi lagi, pertolongan pertama, suruh dia memeluk lututnya sendiri atau angkat kakinya setinggi mungkin dari badanya, guna mengembalikan kembali darah yang berkumpul dikakinya pada otaknya."

"Terimakasih dok." Ucap Galaxy sedikit tersenyum ramah yang dipaksakan, masih bercampur tegang yang samar.

Dia menatap Star, 'Ternyata anak ini begitu rapuh.' Pikirnya.

Beberapa waktu kemudian dokter sudah pulang, Shad juga sudah diluar, hanya ada beberapa pelayan wanita yang memijat tangan dan kaki Star, serta memperban jempolnya sekarang. Galaxy tentunya masih berdiri disampingnya berjaga.

Star mengerjapkan matanya, mulai sadar dan memandang ruangan. Wajahnya masih pias. Bibirnya pucat, kering, Tambah-tambah kulitnya yang putih, bak porselen itu fleksibel seperti squishy.

"Hhh.." gadis itu mengerang lemah.

"Kasih minum!" Perintah Galaxy yang matanya menunjuk gelas, satu pelayan langsung mengambil air putih dinampan nakas, menyodorkan pada Star dan membantu meminumkannya.

Star meneguknya dengan mengernyit. Jantungnya masih berdetak lemah. Seluruh tenaga tubuhnya terkuras, kesadarannya memang sudah kembali tetapi energi tubuhnya masih belum normal.

Star menarik napas, dan menenangkan napasnya. Para pelayan menyodorkan minyak roll pada hidungnya. Gadis itu menatap jempol kakinya yang sudah dibalut perban putih. Dia sudah menenang, ternyata tidak kenapa-kenapa. Star memang selalu ketakutan refleks ketika melihat darah.

Waktu itu saja melihat gesekan darah ditangannya akibat membuka kertas, dia langsung pingsan seperti ini. Tetapi anehnya bila melihat darah menstruasi dia tidak pingsan. Mungkin karna panik berlebih.

Gadis itu masih diam tidak bicara, tahu Galaxy berdiri disampingnya. Lelaki itu bergeming, ikut menatap pelayan yang fokus mempolish perban di jempolnya.

Gadis itu menatap Galaxy, begitupun juga dengan Galaxy. Dia beralih menatap Star. Mereka saling bertatapan. Tetapi bukan saling pandang jatuh cinta. Melainkan Star menatapnya dengan mengkerut, seakan siap-siap mau protes.

"Apa?" Tagih Galaxy terheran.

Dada Star menaik turun mulai emosi. "Kau memblokir kartuku." Ucapnya dengan napas tersengal-senggal.

Galaxy bergeming, dia sebenarnya juga ingin terkekeh. Ternyata star sudah tahu rencana jahilnya.

"Ah kau sudah menyadarinya."

Alis coklat kemerahan Star berkerung, "Kenapa kau lakukan itu? ini gak ada hubungannya sama wasiat."

Galaxy bergeming masih dengan senyum tipis memandang Star.

"Jangan berlaku seenaknya, uang di kartuku itu semua hakku. Kau gak ada sangkut paut untuk mengaturnya." Emosi gadis itu semakin membucah, ia serasa ingin menerkam Galaxy dan mengajaknya berduel.

"Ah kita bicarakan ini besok saja. Kau sekarang istirahat dulu saja." Galaxy pergi menuju pintu keluar. Hendak meninggalkan ruangan, membiarkan Star untuk beristirahat.

"Hey kemari!! aku belum selesai!!." Star terbangun dari duduk, memanggilnya.

Namun Galaxy terus berjalan mengabaikannya, tak mau berdebat dengan kondisi Star yang sedang lemah saat ini. Lelaki itu sudah pergi meninggalkan ruangan.

Star mengeram marah menatap lawang pintu.

Bab terkait

  • Inherited ( Terikat Warisan )   Episode 6 - Anak Boros

    Galaxy berjalan menuju ruang kerjapribadinya yang megah. Malam semakin tenggelam, suasana rumahnya sangat sunyi. Ia berjalan menuju meja besar yang menyimpan laporan yang dia pinta pada Shad siang tadi. Dia meraih lembar kertas hasil print-nan tersebut. Matanya membaca. Verdic Wiradmatja tgl sekian,20.000.000,-Verdic Wiradmatja tgl sekian,10.000.000,-Verdic Wiradmatja tgl sekian,3.000.000.000,-Verdic Wiradmatja tgl sekian, Astaga, benar-benar banyak nama Verdic yang tercantum di daftar print-out bank tersebut. Galaxy hanya memindai nama yang Verdic saja. Yang lain dia abaikan, karna memang tujuan dia memblokir kartu Star untuk menghentikan transfer ke Verdic. 'Astaga anak ini mau saja dijadikan dompetnya.' Yang membuat Galaxy lebih miris, adalah Star itu perempuan. Tak seharusnya dia yang menafkahi pacarnya. Dia terus berdecak. 'Kalau begi

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-29
  • Inherited ( Terikat Warisan )   Episode 7

    'Aku udah di depan rumah pamanmu sayang.' 'Aku mau pamit sama ngambil uangnya juga. Aku mau ke Kalimantan sekarang.' Buru-buru Star bangun dari duduknya. "Nona kau mau kemana?" Star berlari cepat ke lorong, "Ada temanku." Jawabnya pada Shad. Diluaran. "Maaf ya, sayang aku gak bisa kirim. Pamanku lagi marah, ayahku soalnya bilang aku harus menghemat." Verdic mengerung tampak kecewa, "Oh begitu ya." "Atm-ku semuanya disita, bener-bener berat deh." Verdic menggaruk kepala belakangnya tampak kecewa. "Gimana ibumu? Sudah baikan?" "Ya, masih kritis sih." "Aduh aku jadi gak enak gak bisa nolongin. Gimana kalau kamu pinjem dulu ke temenmu?" "Ah iyadeh aku coba." Verdic memalingkan mukanya ke taman, sambil menggaruk-garuk lehernya. "Yah, aku gak tahu kalau bakal dihukum begini, timingnya bener-bener pas" Star menunduk menatap kakinya. "Tapi, dihukumnya nanti udahankan??"

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-03
  • Inherited ( Terikat Warisan )   Episode 8

    Mata kecoklatan Star membesar. Tubuhnya basah kuyup. Galaxy bisa melihat cetakan jelas tubuhnya Star yang memakai kemeja putih sedikit transparan. Glek. Galaxy menelan ludah melihati keadaan Star yang sekarang. Bagaimana bisa wanita yang ada didepannya ini sangat menggiurkan, terlebih kulitnya yang sangat bening itu dan bentuk dadanya yang penuh makin menggila saja. Galaxy terpana, tentu saja karna dia laki-laki. Rambut Star sudah basah seutuhnya, dia jadi seperti sedang mandi. Galaxy menatap kebawah, menemukan kertas wasiat Rameron yang basah. Dia terperangah, buru-buru dia mengambilnya. Star terbelalak, saat Galaxy memasuki kolam, tubuh gadis itu tersentak ingin mundur. Kaki Galaxy yang terbalut celana hitam sudah basah sepenuhnya memasuki kolam, dia meraih kertas yang sudah terserap literan air. Wajahnya melongo. Dia menatap Star, sedangkan gadis itu menatapnya ketakutan. Buru-buru Galaxy menarik Star, membantunya berdiri. B

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-03
  • Inherited ( Terikat Warisan )   Episode 9

    Star mati kutu saat diruang rapat. Semua anggota, pada melihatinya. Antara takjub, dan kagum melihat putri almarhum direktur mereka yang sungguh cantik jelita, kini memimpin rapat. "Apa yang kalian lakukan ayo mulai," Suara serak dan menuntut Star yang begitu kuat, memecah kemelongoan mereka. Gadis itu dengan angkuhnya melipat tangan dan kakinya, siap mendengar. Moderator rapat mengangguk, dan menuturkan pembukaan, "Selamat pagi semuanya, dirapat kali ini sungguh kehormatan sekali nona direktur turut serta.." Star hanya mengangguk-ngangguk mengindahkan. Rapat sudah berjalan 10 menit, perdebatan terjadi. Sampai seketika, "Bagaimana nona?" Seorang peserta bapak-bapak yang tampak senior meminta pendapatnya, sengaja ingin melihat seberapa kemampuan Star, sekaligus memojokkan gadis itu kalau bisa. Dia tahu kalau Star tidak pandai cakap untuk soal perusahaan ayahnya. Star tergagap, "Ah iya, lanjutkan saja, aku hanya menyimak.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-03
  • Inherited ( Terikat Warisan )   Episode 10

    Di hutan rimba, yang terdapat bunga warna-warni yang elok serta dedaunan hijau. Star melihat ada kuda bertanduk warna putih yang sangat cantik terparkir. Tiba-tiba pandangannya berkabur seperti sengatan televisi putih yang tersedot menuju udara. Munculah sesosok pria yang menyerupai Galaxy dibalik Awan, sangat samar.. Do you feel me? Shhhh~ (bisikan seorang perempuan yang tampak menyatu dengan udara dingin) Star terbangun saat mendengarkan bisikan alam bawah sadarnya di ending mimpinya. Matanya langsung menjelajah seisi dan langit kamar. Rupanya dia sedang dikamarnya. Tapi tunggu dulu. Star baru sadar bahwa dia sebelumnya mabuk. Ya, kepalanya juga masih terasa mutar. Star bangun dan duduk. Dia celingak-celinguk kanan kiri. Kenapa dia tiba-tiba ada disini? "Ha?" Matanya membesar. Terakhir kali dia pergi bersama Galaxy. Segeralah Star cek tubuhnya. Meskipun masih terbalut baju utuh, Star meraba seluruh badannya. Dengan tangan men

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-04
  • Inherited ( Terikat Warisan )   Episode 11

    'Kamu juga tadi gak masuk kelas sore. Katanya mau masuk.''Aku gak pernah gitu ke kamu ya sayang. Kok kamu tega sih.'Itulah serangkaian protes Verdic di whatsapp.'Salah apa aku, sampe kamu tidur sama orang lain.'Star melongo menatap handphonenya. Astaga."GALAXY!!!!" Teriaknya mengelegar.Galaxy yang mendengar teriakan Star di balkon, tentunya langsung kabur, tahu gadis itu meneriaki apa.Beberapa jam sebelumnya. Masih di kamar Star. Galaxy mau berdiri dari kasur gadis tersebut. Tiba-tiba Handphonenya yang tersimpan di nakas berdering.Verdic yang lagi di kampus, mendengus menatap layar handphonenya, yang sedang memanggil Star, "Kok dia lama angkatnya si?" Sambungannya hampir sampai ke penghujung. Dia sedang izin ke Dosen untuk ke toilet di sela mata kuliahnya.Galaxy sudah sampai berjalan ke nakas, lalu mengambilnya, dilihatlah layarnya.Verdic dengan emot love. Galaxy menyengir licik, lalu dia mengangkatnya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-04
  • Inherited ( Terikat Warisan )   Prolog

    "Apa kau pernah mendengar istilah, 'tidak ada bunga yang mengejar lebah.' Ya. Seperti itulah aku. Akulah si bunga." - Starvia Del Carlotta Angelic - Seorang gadis cantik yang sering disapa Star. Berusia 20 tahun, putri semata wayang Rameron Fernadas, sangat manja, playful. Mengambil kelas balet, dan jago dalam gymnastic. Star juga mengambil kuliah jurusan kesenian serta manajemen bisnis. Ia sangat jago menari, dan tidak pernah merasakan kritis ekonomi semasa hidupnya. "Aku bilang, aku akan menikahimu kalau berani macam-macam. Apa kau dengar?" - Ravien Galaxy Giobens - Seorang CEO RG group yang masih misteri, sering dipanggil Galaxy. Ayah Star tiba-tiba menitipkan putrinya padanya. Intinya lelaki ini dikenal memiliki citra baik, disiplin, dan beribawa, sehingga ayahnya sangat mempercayainya. Tiba-tiba saja Gala

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-29
  • Inherited ( Terikat Warisan )   Episode 1

    Siang hari, disebuah kediaman konglomerat asing yang berimigrasi di Indonesia. "Pokoknya, kalau ayah melarangku lagi, aku akan pergi dengan Verdic, titik!!!" Seorang perempuan berambut panjang kemerahan, berteriak sambil menuruni anak tangga berkarpet merah, dengan angkuhnya. Ia adalah Starvia Del Carlotta Angelic, seorang ekspatriat berkebangsaan Spanyol, yang memiliki darah keturunan Chinesse berkat sang ibu. Sang ayah yang berdiri dibelakang sisi pembatas tangga, hanya menepuk jidat. "Anak itu." Racaunya sambil menghela napas. Tiba-tiba Starvia menghentikan langkahnya, dan menengok kebelakang, "Ayah.." panggilnya lirih. Rameron terperangah. Gadis yang akrab di panggil Star itu, menatapnya dengan sorot serius yang tak berkedip, "Pokoknya aku serius. Aku cinta Verdic, dia bukan anak berandalan!" kekehnya yang langsung berbalik pergi, dan berjalan menuju pintu keluar. Ayahnya kembali memejamkan mata. Ternyata ucapan ana

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-29

Bab terbaru

  • Inherited ( Terikat Warisan )   Episode 11

    'Kamu juga tadi gak masuk kelas sore. Katanya mau masuk.''Aku gak pernah gitu ke kamu ya sayang. Kok kamu tega sih.'Itulah serangkaian protes Verdic di whatsapp.'Salah apa aku, sampe kamu tidur sama orang lain.'Star melongo menatap handphonenya. Astaga."GALAXY!!!!" Teriaknya mengelegar.Galaxy yang mendengar teriakan Star di balkon, tentunya langsung kabur, tahu gadis itu meneriaki apa.Beberapa jam sebelumnya. Masih di kamar Star. Galaxy mau berdiri dari kasur gadis tersebut. Tiba-tiba Handphonenya yang tersimpan di nakas berdering.Verdic yang lagi di kampus, mendengus menatap layar handphonenya, yang sedang memanggil Star, "Kok dia lama angkatnya si?" Sambungannya hampir sampai ke penghujung. Dia sedang izin ke Dosen untuk ke toilet di sela mata kuliahnya.Galaxy sudah sampai berjalan ke nakas, lalu mengambilnya, dilihatlah layarnya.Verdic dengan emot love. Galaxy menyengir licik, lalu dia mengangkatnya.

  • Inherited ( Terikat Warisan )   Episode 10

    Di hutan rimba, yang terdapat bunga warna-warni yang elok serta dedaunan hijau. Star melihat ada kuda bertanduk warna putih yang sangat cantik terparkir. Tiba-tiba pandangannya berkabur seperti sengatan televisi putih yang tersedot menuju udara. Munculah sesosok pria yang menyerupai Galaxy dibalik Awan, sangat samar.. Do you feel me? Shhhh~ (bisikan seorang perempuan yang tampak menyatu dengan udara dingin) Star terbangun saat mendengarkan bisikan alam bawah sadarnya di ending mimpinya. Matanya langsung menjelajah seisi dan langit kamar. Rupanya dia sedang dikamarnya. Tapi tunggu dulu. Star baru sadar bahwa dia sebelumnya mabuk. Ya, kepalanya juga masih terasa mutar. Star bangun dan duduk. Dia celingak-celinguk kanan kiri. Kenapa dia tiba-tiba ada disini? "Ha?" Matanya membesar. Terakhir kali dia pergi bersama Galaxy. Segeralah Star cek tubuhnya. Meskipun masih terbalut baju utuh, Star meraba seluruh badannya. Dengan tangan men

  • Inherited ( Terikat Warisan )   Episode 9

    Star mati kutu saat diruang rapat. Semua anggota, pada melihatinya. Antara takjub, dan kagum melihat putri almarhum direktur mereka yang sungguh cantik jelita, kini memimpin rapat. "Apa yang kalian lakukan ayo mulai," Suara serak dan menuntut Star yang begitu kuat, memecah kemelongoan mereka. Gadis itu dengan angkuhnya melipat tangan dan kakinya, siap mendengar. Moderator rapat mengangguk, dan menuturkan pembukaan, "Selamat pagi semuanya, dirapat kali ini sungguh kehormatan sekali nona direktur turut serta.." Star hanya mengangguk-ngangguk mengindahkan. Rapat sudah berjalan 10 menit, perdebatan terjadi. Sampai seketika, "Bagaimana nona?" Seorang peserta bapak-bapak yang tampak senior meminta pendapatnya, sengaja ingin melihat seberapa kemampuan Star, sekaligus memojokkan gadis itu kalau bisa. Dia tahu kalau Star tidak pandai cakap untuk soal perusahaan ayahnya. Star tergagap, "Ah iya, lanjutkan saja, aku hanya menyimak.

  • Inherited ( Terikat Warisan )   Episode 8

    Mata kecoklatan Star membesar. Tubuhnya basah kuyup. Galaxy bisa melihat cetakan jelas tubuhnya Star yang memakai kemeja putih sedikit transparan. Glek. Galaxy menelan ludah melihati keadaan Star yang sekarang. Bagaimana bisa wanita yang ada didepannya ini sangat menggiurkan, terlebih kulitnya yang sangat bening itu dan bentuk dadanya yang penuh makin menggila saja. Galaxy terpana, tentu saja karna dia laki-laki. Rambut Star sudah basah seutuhnya, dia jadi seperti sedang mandi. Galaxy menatap kebawah, menemukan kertas wasiat Rameron yang basah. Dia terperangah, buru-buru dia mengambilnya. Star terbelalak, saat Galaxy memasuki kolam, tubuh gadis itu tersentak ingin mundur. Kaki Galaxy yang terbalut celana hitam sudah basah sepenuhnya memasuki kolam, dia meraih kertas yang sudah terserap literan air. Wajahnya melongo. Dia menatap Star, sedangkan gadis itu menatapnya ketakutan. Buru-buru Galaxy menarik Star, membantunya berdiri. B

  • Inherited ( Terikat Warisan )   Episode 7

    'Aku udah di depan rumah pamanmu sayang.' 'Aku mau pamit sama ngambil uangnya juga. Aku mau ke Kalimantan sekarang.' Buru-buru Star bangun dari duduknya. "Nona kau mau kemana?" Star berlari cepat ke lorong, "Ada temanku." Jawabnya pada Shad. Diluaran. "Maaf ya, sayang aku gak bisa kirim. Pamanku lagi marah, ayahku soalnya bilang aku harus menghemat." Verdic mengerung tampak kecewa, "Oh begitu ya." "Atm-ku semuanya disita, bener-bener berat deh." Verdic menggaruk kepala belakangnya tampak kecewa. "Gimana ibumu? Sudah baikan?" "Ya, masih kritis sih." "Aduh aku jadi gak enak gak bisa nolongin. Gimana kalau kamu pinjem dulu ke temenmu?" "Ah iyadeh aku coba." Verdic memalingkan mukanya ke taman, sambil menggaruk-garuk lehernya. "Yah, aku gak tahu kalau bakal dihukum begini, timingnya bener-bener pas" Star menunduk menatap kakinya. "Tapi, dihukumnya nanti udahankan??"

  • Inherited ( Terikat Warisan )   Episode 6 - Anak Boros

    Galaxy berjalan menuju ruang kerjapribadinya yang megah. Malam semakin tenggelam, suasana rumahnya sangat sunyi. Ia berjalan menuju meja besar yang menyimpan laporan yang dia pinta pada Shad siang tadi. Dia meraih lembar kertas hasil print-nan tersebut. Matanya membaca. Verdic Wiradmatja tgl sekian,20.000.000,-Verdic Wiradmatja tgl sekian,10.000.000,-Verdic Wiradmatja tgl sekian,3.000.000.000,-Verdic Wiradmatja tgl sekian, Astaga, benar-benar banyak nama Verdic yang tercantum di daftar print-out bank tersebut. Galaxy hanya memindai nama yang Verdic saja. Yang lain dia abaikan, karna memang tujuan dia memblokir kartu Star untuk menghentikan transfer ke Verdic. 'Astaga anak ini mau saja dijadikan dompetnya.' Yang membuat Galaxy lebih miris, adalah Star itu perempuan. Tak seharusnya dia yang menafkahi pacarnya. Dia terus berdecak. 'Kalau begi

  • Inherited ( Terikat Warisan )   Episode 5

    ** Skiptime Langit sudah malam, kembali ketempat Star. 'Sial! Gara-gara tidak ada si Diaz. Aku jadi melakukannya sendiri.' Star sudah berada di gerai ATM, di apaterment temannya. Siang sudah tenggelam. Dia akan menitipkan uang gepokan itu pada temannya, sisanya dia juga akan transfer pada temannya untuk dititipkan. 'Tidak ada orang yang bisa kupercaya saat ini, kecuali teman cewekku, Brandi.' Saat Star hendak menarik, uang dengan jumlah yang dia inginkan, tiba-tiba muncul bacaan, 'Transaksi tidak bisa dilakukan.' Matanya membengkak. Star sekali lagi mencoba mengulang transaksi dengan mengecek saldo. Saldo masih utuh, lalu dia coba tarik 1 juta nominal terendah baginya. Tetap tidak bisa. Mata dan jantungnya membeku. "Apa ini, kok tidak bisa?!" Dia terus mencoba berulang kali, memasukan kartunya. "Ahh

  • Inherited ( Terikat Warisan )   Episode 4

    Di gedung kebesaran perusahaan ayahnya Star. Galaxy sudah terduduk di kursi rapatnya. Ia baru saja selesai meeting penting bersama para komisaris perusahaan Rameron, ayahnya Star. Galaxy juga sudah menandatangi akta perubahan pemegang saham perusahaan. Dia dinobatkan sebagai direktur utama pengganti sementara ayahnya Star berdasarkan surat kuasa direktur yang telah dilegalisir Notaris. Semua orang sudah keluar terkecuali Galaxy bersama sekertarisnya diruang rapat tersebut. Galaxy sedang memeriksa beberapa lembar dokumen penting sebelumnya. Berusaha mempelajari, dan memikirkan ancang-ancang bagaimana kedepannya dia akan menjalankan perusahaan ayahnya Star. Setidaknya sekarang ia jadi memimpin 8 perusahaan besar. Tanggung jawabnya menjadi semakin banyak, otaknya pun banyak diputar. Galaxy menghembus, sejujurnya dia jadi kurang fokus gara-gara tadi melihat Star dengan Verdic. Ia jadi teringat dengan perkataan mendiang ayahnya Star. 'Anak itu terlalu bodo

  • Inherited ( Terikat Warisan )   Episode 3

    Spontan Star langsung menutup dadanya panik. Pasalnya, Ia baru saja melepas jaket bening transparannya, yang memperlihatkan croptop bewarna periwinkle-nya, yang cukup seksi. Lelaki asing, berambut silver yang sepanjang dada, dan diikat pita hitam serta berponi itu, menyimpan baki bawaanya dimeja samping dekat pintu, yang terdapat gelas. Kemudian setelah menyimpannya, ia membungkuk dan menyentuh dadanya, untuk memperkenalkan diri. "Saya Shadow, kepala pelayan dirumah ini." Ucapnya dengan menyoja 15 derajat disertai memejamkan mata sopan bak servant. 'Shadow??' Star mengernyit absurd, 'Namanya aneh juga'. pikirnya. Shadow mengambil minuman yang dibawanya di baki yang tersimpan diatas laci putih besar dekat pintu kamar Star, lalu memberikan mug putih itu. "Saya baru buatkan minuman, silahkan dinikmati." ia menyodorkannya dengan elegan. Suaranya terdengar tenang dan sopa

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status