****
Terlihat seorang gadis remaja menggunakan seragam SMA merutukki mobilnya yang tidak bisa hidup, supirnya biasa mengurus mobilnya tidak mengecek keadaan mobilnya tadi pagi sebelum Dara berangkat.
"Non Dara nunggu aja sebentar biar nanti bapak yang cariin taxi untuk non" kata pak Amin (Nama supir).
Nama lengkap gadis itu ialah Dara Joana Alexa, yang biasa dipanggil Dara.
Dara mengangguk pelan ia berdiri di pinggir jalan.
Lima belas menit berlalu, tapi tidak ada taxi kosong yang lewat saat itu, Dara semakin frustasi
dengan keadaan seperti ini. Menyebalkan, mengapa nasib sial selalu terjadi kepadanya. Sampai mata tajamnya melihat seorang cowok membawa moge akan melewatinya."Tunggu" teriak Dara menghentikan agar cowok tersebut mengurangi kecepatan motornya dan berhenti.
Cowok itu membuka helmnya dan menatap Dara yang berdiri tepat didepan motornya dengan tatapan kesal.
"Bastian..!!" Dara menghelai nafas panjang, ia tak menyangka cowok di balik helm itu adalah Bastian.
Dara speechless saat cowok itu membuka helmnya, sekarang hanya satu yang ada di pikiran
Dara yaitu daripada dia terlambat kesekolah, tidak masalah ikut naik ke motor cowok itu."Gue boleh nebeng loh gak kesekolah?" tanya Dara. "Please kali ini aja, mobil gue mogok lo gak kasian sama gue?" mohon Dara.
"Jangan gitu dong, pleasea gue mohon banget sama loh." mohon Dara yang terus mendesak Bastian untuk naik ke motornya.
Dara menelan ludahnya dengan susah payah saat mendengar jawaban cowok itu.
"Gak. Sekali gak, tetap gak." ketus nya.
"Kali ini loh tolongin gue, ayo dong please..!! Ayo." rengek Dara.
"Tetap aja gak."
"Please" Dara mengeluarkan puppy eyesnya, siapapun yang melihat Dara sekarang pasti tidak ada yang berani menolak permintaannya.
"Ya udah naik, tapi kalo ada yang salah paham sama gue. Jangan salahin gue."
Dara tersenyum menang, walaupun nada suara Bastian itu terlihat sangat terpaksa. Tapi, Dara langsung naik ke atas motornya takut Bastian berubah pikiran lagi.
Bastian melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata-rata membuat Dara mau tidak
mau memegang seragam Bastian itu dengan sangat erat karena takut jatuh. "Kalo bukan gue butuh, ogah banget gue mau naik motor loh." ungkap nya dalam hatinya.Sekarang, mereka berdua sudah sampai di sekolahnya. Semua pasang mata yang berada diparkiran melihat ke titik yang sama, Dara tak heran lagi semua menatap ke arahnya karena emang mereka adalah musuh bebuyutan di sekolah, setiap ketemu pasti berantem."Makasih ya lo baik banget" ucap Dara kepada Bastian yang menyelamatkannya hari ini. Bastian hanya menyimpan helmnya lalu
meninggalkan Dara.Dara berjalan menuju ruang kelasnya, saat di perjalanan ia dihampiri oleh Bagas.
"Pagi..!!" ucap Bagas.
"Pagi..!!" balas Dara.
"Gimana sama mobil kamu, tadi aku di kasih tau sama Sarah kalo mobil kamu mogok ya?" tanya Bagas.
"Iya, makanya aku kesel banget."
"Maaf ya aku gak bisa jemput kamu, soalnya aku lagi ada urusan." tangannya merangkul tubuh Dara.
"Gak papa. Aku laper." rengek Dara.
"Kamu belum makan ya, ya udah sebagai permintaan maaf aku. Aku traktir kamu di kantin." gumam Bagas.
"Bener ya?"
"Iya."
Kini mereka sudah berada di kantin, Dara duduk menunggu Bagas yang sedang memesan makanan. Tiba-tiba Sarah menghampiri Dara. Mereka duduk di depan Dara."Gimana mobil loh udah bener belum?" tanya Sarah.
"Belum, tapi udah dibawa ke bengkel sama supir gue."
"Dar, Bagas mana? Bukannya tadi loh sama dia ya." ucap Sarah
Bagas baru saja datang membawa sepiring nasi goreng dan teh anget di taruh di depan Dara. Kemudian ia duduk di samping Dara.
"Buat siapa nih?" tanya Sarah.
"Ya buat gue lah." sewot Bagas.
***
Gerry salah satu sahabat Bastian sekaligus teman sebangkunya.
Menyambutnya dengan semangat dari meja mereka, karena Bastian belum pernah terlambat sebelumnya.Bastian menghembuskan nafas lega. " ya Ger, tadi di jalan ada masalah." tanggapnya sambil memandangi satu kursi kosong di depan mereka. "Danu mana, belum dateng juga tuh anak?"
Gerry menggeleng pelan. "Belom."
Bastian mengeluarkan ponsel nya dari saku. Ia mengirim sebuah pesan singkat kepada Danu.
Ia memandang ke arah kaca kelasnya, terlihat seorang Dara yang sedang melewati kelasnya.
Dara tidak hanya sendiri tapi juga di temani oleh kedua sahabatnya sekaligus pacarnya.
Bu Intan masuk ke kelas. "Selamat pagi." ucap bu Intan Dingin.
"Pagi juga bu" jawab serempak, kemudian suasana kelas menjadi senyap lagi.
"Buka halaman 50" perintah bu Intan sambil menuliskan beberapa rumus di papan tulisan.
Setelah bahasan-bahasan yang mungkin menurut sebagian siswa membosankan.
Bel istirahat berbunyi.
"Kita cabut yuk, bosen gua disini mulu. Bisa pecah otak gue pagi-pagi udah dikasih makan rumus." Bastian bangkit dari tempat duduknya, ia melangkah mundur dan menggoda cewek-cewek yang masih di dalam kelas.
"Okey..!" Gerry bangkit, ia menarik tangan Bastian. "Udah Ah, godain cewek mulu luh." langkah Gerry terhenti, membuat Bastian juga ikut terhenti.
"Apalagi sih?" Bastian menatap Gerry tajam.
"Danu gimana, emang dia gak masuk sekolah ya?" tanya Gerry.
"Gak, tadi dia udah ngirim pesan singkat sama gua. Udah yuk cabut..!" Bastian menarik kerah baju Gerry paksa.
Di perjalanan menuju kantin Dara sedang membawa buku berjalan dari arah berlawanan menabrak tubuh Bastian, buku itu berserakan di lantai.
Bastian jongkok, ia membantu membereskan buku-buku Dara. "Sorry gue gak sengaj-." ia mendongga kepala ke atas, "loh?" ucap Bastian melongo. Kemudiam ia berdiri dan menyodorkan buku itu kepada Dara.
"Yaampun kenapa sih hidup gue sial banget sih, tadi pagi gue ketemu loh mulu. Bikin bosen aja." gumam Bastian melengos.
"Eh enak aja loh, loh pikir gue apaan. Emang nya gue mau apa ketemu sama cowok rese kayak loh." ketusnya, ia langsung merampas buku dari tangan Bastian dan pergi.
"Astaga tuh cewek nyebelin banget. Jaman sekarang masih ada ya cewek jutek, judes kayak gitu." Bastian mendesis ia tak menyangka masih ada cewek yang jutek dan galak seperti Dara.
"Haha..! Nama juga cewek bro. Mungkin lagi PMS kali, makanya galak." Gerry terkekeh, ia puas meledek sahabatnya itu.
Bastian kini berada di atap sekolah bersama dengan teman-temannya yang lain, dia malas masuk kekelas apalagi belajar.
Selalu seperti itu, baginya pembelajaran kali ini mengganggu sistem kerja otaknya yang masihingin kebebasan.****
Tokk..Tokk..Suara ketukan pintu, membuat Dara berlari untuk membukanya.Terlihat seorang laki-laki yang sedang berdiri didepan pintu, siapa lagi kalo bukan Bagas, sang kekasih yang sudah ia pacari selama 2 tahun terakhir ini.Dara mempersilahkan Bagas masuk. Saat itu Dara hanya sendiri dirumah.Bagas berjalan menuju ke minibar, sedangkan Dara berjalan ke dapur untuk membuat teh. Tanpa pikir panjang Bagas pun langsung duduk. Dara kemudian mendudukan dirinya sebelah Bagas sambil memberikan segelas teh hangat.
*****Sarah dan Dara berjalan menuju kantin, setelah ulangan harian fisika otaknya akan hancur seketika, ditambah dengan cacing di perutnya sudah memanggil, tadi pagi Dara tidak sempat sarapan karena bangunnya yang kesiangan."Gila Dar, sumpah itu pak Tono kasih soal bikin kepala gue pecah, soal satu tapi ada anak-anaknya."Dara hanya menatap Sarah sambil tersenyum simpul, "Udah sabar aja, ini cobaan.""Sabar apaan," cibir Sarah "otak gue kayak mau pecah. Loh mah enak otak loh encer. Lah gue punya otak pas-pasan."
****Dara menghadiri acara pernikahan teman kerja kedua orang tuanya. Meskipun teman jauh namun mereka tetap menghargai undangan itu. Dara mewakili Ayah dan Bunda nya berhalangan hadir. Harusnya ia ditemani oleh Bagas, namun Bagas juga tak bisa menemani Dara karena ada tugas dari sekolah untuk seminggu. Alhasil ia mengajak Sarah untuk menemani nya ke pernikahan itu.Sesampai di sana mereka menemukan Bastian yang sedang duduk di kursi tamu di bagian depan. Saat itu Bastian menggunakan batik berlengan panjang. Masih sepi dengan tamu undangan, hanya ada Bastian, Dara dan juga Sarah.Terlihat dari sudut koridor kedua orang tua mempelai sedang berdebatan. Wajah mereka tampak bingung. Akhirnya
****Pagi-pagi sekali Dara sudah berada di sekolah diantar oleh ayahnya. Ia berjalan masuk ke gerbang sekolah menuju kelasnya. Dengan wajahnya yang cerah dan semangat ia terus berjalan menyusuri setiap kelas.Setelah beberapa kelas ia lewati, akhirnya ia pun sampai dikelas. Ia langsung duduk dibangkunya. Saat itu di kelas sudah ada beberapa murid yang berada di kelas.Dara menghelas nafas panjang, ia seketika mengingat momen yang harusnya bahagia, namun tidak dengan Dara. Sepertinya ia sangat terbebani atas apa yang terjadi padanya. Ia harus menikah dengan Bastian, cowok nyebelin yang pernah ia kenal."Anggap aja pernikahan itu gak pernah ada dihidup gue." ia menutupi wajahnya menggunakan tangan.
Happy reading***Dara berajalan masuk ke dalam sekolah bersama Bagas, mereka berjalan berdampingan menuju kelas. Lalu dia menatap kearah cowok-cowok yang tengah sibuk bermain bola basket dilapangan.Diantaranya ada Bastian yang ikut andil didalamnya, saat menatap cowok itu dia menoleh kebelakang.Gerry melemparkan bola kearah Bastian ketika dia sibuk memandang kearah Dara, sehingga bola itu mengelinding jauh keluar lapangan.Lemparan keras dari Gerry hingga bola itu hampir mengenai Dara, sontak membuat Dara dan semua yang melihat kaget. Dengan sigap Bagas menangkis dengan tubuhnya, dan bola terjatuh tepat di punggungnya. Dara dan Bagas berpelukan,
Happy readimg*****Bianca melihat pantulan didalam cermin, dia berlenggak-lenggok memamerkan sederet gigit putih melihat dress yang dia kenakan untk pergi kencang bersama Bastian."Ini baru cantik." ujar Bianca.Setelah siap Bianca segera melangkah keluar kamar, dia langsung menunggu Bastian yang akan menjemputnya.Rafael yang sibuk menonton tv, menoleh mendengar Bianca keluar dari kamar."Mau kemana Bi?" "Mau jalan sama Bastian kak." sahut Bianca y
Happy reading***Jarum jam menunjukkan pukul 05:30 ketika Dara terbangun dari tidur, dia bergegas mengganti pakaian, mengambil sepatu olahraga, lalu menghabiskan waktu lebih kurang satu jam untuk berkeliling komplek. Dia ingin memberikan sedikit ketenangan setelah menghabiskan waktunya di sekolah beberapa hari yang lalu, jadi saatnya dia menangakan pikiran dan mencuci mata agar terasa lebih ringan. Dia pun turun dari kamarnya, lalu menemukan sang mama yang sudah sibuk memasak sarapan dipagi hari, begitulah kegiatan Rossa memasak masakan kesukaan anaknya."Sayang kamu mau kemana, tumben jam segini sudah bangun?"
Happy reading****Dara menolehkan kepalanya ke arah sumber suara, sekarang dia melihat ada orang yang sedang adu jotos di lapangan sekolah, matanya tak berkedip sama sekali melihat kejadian itu, Dara benci keributan, dia tidak suka jika ada orang yang hanya mengandalkan otot sebagai bentuk kekuasaan. Dara melihat siswa-siswa berbondong-bondong untuk menonton kejadian itu, tapi Dara tidak ingin melihatnya sama sekali karena bagi dia hal itu sama tidak berguna untuk di tonton. Dara kembali melanjutkan perjalanannya menuju kelas, dia melihat seluruh isi kelas kosong tak ada siswa yang tersisa di dalamnya, Dara menghela napasnya lalu dia
Happy reading****Bagi Kebanyakan siswa, upacara bendera tiap senin pagi adalah menjadi rutintitas sekolah yang paling membosankan. Sepanjang upacara selama sekitar tiga puluh menit semua sistwa berkumpul berbaris dilapangan, mengikuti satu-persatu poin yang bicakan petugas upacara, yang susunannya mereka sudah hafal diluar kepala, sambil melawan bosan serta menahan panasnya terik matahari. Pagi itu ratusan siswa berbaris dilapangan. Pada barisan kelas XII IPA 2, Dara, Sarah dan Clara malah berbaris rapat satu sama lain seperti tak mau berpisah satu detik pun, sedangkan murid lain fokus mendengarkan pembina sedang berbicara di podium dan mendengarkan pengumuman dengan serius. Dari sisi lain kelas XII IPS 1
Happy reading****Bagi Kebanyakan siswa, upacara bendera tiap senin pagi adalah menjadi rutintitas sekolah yang paling membosankan. Sepanjang upacara selama sekitar tiga puluh menit semua sistwa berkumpul berbaris dilapangan, mengikuti satu-persatu poin yang bicakan petugas upacara, yang susunannya mereka sudah hafal diluar kepala, sambil melawan bosan serta menahan panasnya terik matahari. Pagi itu ratusan siswa berbaris dilapangan. Pada barisan kelas XII IPA 2, Dara, Sarah dan Clara malah berbaris rapat satu sama lain seperti tak mau berpisah satu detik pun, sedangkan murid lain fokus mendengarkan pembina sedang berbicara di podium dan mendengarkan pengumuman dengan serius. Dari sisi lain kelas XII IPS 1
Happy reading *****Lorong lantai dua diramaikan siswa yang sedang sibuk dengan aktivitasnya. Bianca duduk terdiam sembari mengingat saat dia menghabiskan waktu bersama Bastian. Cincin melingkarin jari manis Bastian yang membuat pusarannya berputar, dia tampak gelisah jika mengingat itu. Apalagi sebuah alasan yang tidak masuk akal didapatkan dari Bastian, membuatnya tidak puas dengan jawaban itu. "Mungkin perasaan gue aja ya, dan alasan Bastian itu memang benar. Gue harus percaya sama dia, karena selama ini dia gak pernah boongin gue."Drrtt..Ponsel Bianca tiba-tiba bergetar, dia segera membuka ponselnya.Sebuah pesan singkat dari Bastian, membuatnya segera membalas pesan itu. Wajahnya t
Happy reading****Pagi hari pukul 06:30 sekolah masih sepi, ada beberapa murid yang sudah datang.Pak Asep menyelesaikan pekerjaannya menyapu dan menyiram tanaman. Ketika pak Asep sedang duduk bawah pohon besar sembari menghapus peluh di kening, Dara datang menghampiri pak Asep, sambil matanya jelalatan mengeluarkan suara. "pak Asep..!!Bastian udah dateng belom?" tanya Dara"Tumben mba Dara nyariin mas Bastian, biasanya mas Bagas.""Gak pak, aku nanya aja dia anak kayak dia pasti gak bakal bisa datang pagi.""Oh gitu, bel
Happy reading****Dara menolehkan kepalanya ke arah sumber suara, sekarang dia melihat ada orang yang sedang adu jotos di lapangan sekolah, matanya tak berkedip sama sekali melihat kejadian itu, Dara benci keributan, dia tidak suka jika ada orang yang hanya mengandalkan otot sebagai bentuk kekuasaan. Dara melihat siswa-siswa berbondong-bondong untuk menonton kejadian itu, tapi Dara tidak ingin melihatnya sama sekali karena bagi dia hal itu sama tidak berguna untuk di tonton. Dara kembali melanjutkan perjalanannya menuju kelas, dia melihat seluruh isi kelas kosong tak ada siswa yang tersisa di dalamnya, Dara menghela napasnya lalu dia
Happy reading***Jarum jam menunjukkan pukul 05:30 ketika Dara terbangun dari tidur, dia bergegas mengganti pakaian, mengambil sepatu olahraga, lalu menghabiskan waktu lebih kurang satu jam untuk berkeliling komplek. Dia ingin memberikan sedikit ketenangan setelah menghabiskan waktunya di sekolah beberapa hari yang lalu, jadi saatnya dia menangakan pikiran dan mencuci mata agar terasa lebih ringan. Dia pun turun dari kamarnya, lalu menemukan sang mama yang sudah sibuk memasak sarapan dipagi hari, begitulah kegiatan Rossa memasak masakan kesukaan anaknya."Sayang kamu mau kemana, tumben jam segini sudah bangun?"
Happy readimg*****Bianca melihat pantulan didalam cermin, dia berlenggak-lenggok memamerkan sederet gigit putih melihat dress yang dia kenakan untk pergi kencang bersama Bastian."Ini baru cantik." ujar Bianca.Setelah siap Bianca segera melangkah keluar kamar, dia langsung menunggu Bastian yang akan menjemputnya.Rafael yang sibuk menonton tv, menoleh mendengar Bianca keluar dari kamar."Mau kemana Bi?" "Mau jalan sama Bastian kak." sahut Bianca y
Happy reading***Dara berajalan masuk ke dalam sekolah bersama Bagas, mereka berjalan berdampingan menuju kelas. Lalu dia menatap kearah cowok-cowok yang tengah sibuk bermain bola basket dilapangan.Diantaranya ada Bastian yang ikut andil didalamnya, saat menatap cowok itu dia menoleh kebelakang.Gerry melemparkan bola kearah Bastian ketika dia sibuk memandang kearah Dara, sehingga bola itu mengelinding jauh keluar lapangan.Lemparan keras dari Gerry hingga bola itu hampir mengenai Dara, sontak membuat Dara dan semua yang melihat kaget. Dengan sigap Bagas menangkis dengan tubuhnya, dan bola terjatuh tepat di punggungnya. Dara dan Bagas berpelukan,
****Pagi-pagi sekali Dara sudah berada di sekolah diantar oleh ayahnya. Ia berjalan masuk ke gerbang sekolah menuju kelasnya. Dengan wajahnya yang cerah dan semangat ia terus berjalan menyusuri setiap kelas.Setelah beberapa kelas ia lewati, akhirnya ia pun sampai dikelas. Ia langsung duduk dibangkunya. Saat itu di kelas sudah ada beberapa murid yang berada di kelas.Dara menghelas nafas panjang, ia seketika mengingat momen yang harusnya bahagia, namun tidak dengan Dara. Sepertinya ia sangat terbebani atas apa yang terjadi padanya. Ia harus menikah dengan Bastian, cowok nyebelin yang pernah ia kenal."Anggap aja pernikahan itu gak pernah ada dihidup gue." ia menutupi wajahnya menggunakan tangan.