****
Pagi-pagi sekali Dara sudah berada di sekolah diantar oleh ayahnya. Ia berjalan masuk ke gerbang sekolah menuju kelasnya. Dengan wajahnya yang cerah dan semangat ia terus berjalan menyusuri setiap kelas.
Setelah beberapa kelas ia lewati, akhirnya ia pun sampai dikelas. Ia langsung duduk dibangkunya. Saat itu di kelas sudah ada beberapa murid yang berada di kelas.Dara menghelas nafas panjang, ia seketika mengingat momen yang harusnya bahagia, namun tidak dengan Dara. Sepertinya ia sangat terbebani atas apa yang terjadi padanya. Ia harus menikah dengan Bastian, cowok nyebelin yang pernah ia kenal."Anggap aja pernikahan itu gak pernah ada dihidup gue." ia menutupi wajahnya menggunakan tangan.
Clara menepuk meja, membuat tubuh Dara terhentak kaget."Woi ngelamun aja loh pagi-pagi."
"Clara..!! Lo itu bikin gue jantungan tau gak." dumel Dara.
"Habisnya loh pagi-pagi udah ngelamun, kayak banyak utang aja." Clara menduduki dirinya di samping Dara.
"Kantin yuk, gue laper nih. Gue belum sarapan dirumah."
"Ya udah gue temenin aja ya..!"
"Ehm..!! Baik banget sih loh"
Keduanya berjalan menuju ambang pintu. Tiba-tiba Dara menabrak tubuh kekar Bastian, alhasil Dara terjatuh.
"Kalo jalan itu pakai mata" Dara mengangkat kepala, ia menatap kearah Bastian.
"Woi dimana-mana jalan itu pake kaki bukan pake mata." balasnya
Bastian tidak mengubris ocehan Dara, dia pergi begitu saja.
"Yaampun Dara loh gak papa?" tanya Sarah yang baru saja datang.
"Udah Dara gak usah ribut kenapa, liat nih seragam loh jadi kotor."
Sarah berlari mengejar Bastian, ia menatap dengan tajam.
"Bastian loh gak boleh kayak gitu sama Dara, bagaimana pun juga dia istri loh. Sampai kapan pun loh gak kan bisa mengelak kalo sekarang kalian itu suami istri."
Bastian melengos, dia kemudian pergi begitu saja sedangkan Sarah hanya memandang Bastian yang sudah pergi.
Darra menghampiri Sarah. "Udah Sar gue gak papa kok, udah yuk kita kekantin."
"Eh kok gue ditinggal sih."pekik Clara mengejar ketertinggalannya.
"Cepet Crara." sahut Dara tanpa menoleh.
*****
Ketiganya duduk dikursi bagian tengah, sementara Clara memesan baksonya.
"Oh ya Dar tumben loh tadi sama Bastian ributnya gak heboh, baisanya kan kalo ketemu pasti perang dunia ke 2." celetuk Sarah.
"Gue lagi males ribut, makanya tadi gak gue ladenin." balasnya tangannya mengibas lehernya yang gerah.
Sarah menatap Dara curiga. "Apa karena loh sekarang udah jadi istrinya Bastian?" bisik Sarah terkekeh.
"Apaan sih loh gak jelas banget, gak ada hubungannya kali sama gue sama dia nikah kemaren" jawab Dara mengecilkan suaranya.
"Iya adalah. Mungkin karena dia suami loh, jadi loh gak mau marah-marah sama dia." lagi-lagi Sarah terkekeh.
"Iya gak lah, udah lah loh gak usah ngebahas itu deh ntar yang ada di kedenger sama orang. Pokoknya ini rahasia jangan sampe ada yang tahu terutama Clara, loh tahu kan Clara mulutnya lemes yang ada dia ember tahu deh satu sekolah." bisiknya lagi. Lalu, muncul Clara sambil membawa dua buah mangkuk bakso. "Ini punya gue sama Sarah, punya Dara ntar sabar gue ambilin." Clara teman yang paling baik.
"Ih loh gak adil banget sih, ya udah gue tungguin." gerutu Dara.
Terlihat Bagas membawa semangkuk bakso ke meja Dara. "Ini untuk tuan putri, bakso special bikinan sang pacar." ucap Bagas comel.
Dara menatap bagas senang, dia kemudian dia mencubit pipi Bagas dengan lembut. "Makasih pacar."
"Sama-sama tuan putri." balas Bagas lagi. Dia mengambil duduk disamping Dara.
"Soswet banget sih kalian berdua."
"Kalo gue geli dengernya."
"Ih ngiri aja loh, makanya punya pacar jadi bisa kayak gue." Dara terkekeh.
"Iya makanya Sarah punya pacar." celetuk Clara.
"Loh sendiri emang punya?" balas Sarah.
"Gini-gini gue punya kali, gak jomblo akut kayak loh." Clara membalas celetukan Sarah.
"Udah-udah ah ntar ujung-ujungnya berantem, lanjutin makan ntar keburu dingin." timpal Dara yang berusaha merendam perdebatan lucu kedua sahabatnya.
Sementara anak cowok ada yang sibuk menghabiskan makanan, ada juga yang sibuk menggoda cewek yang melewati mereka. Beberapa orang tertawa terpingkal-pingkal melihat cowok-cowok yang sibuk menggoda cewek namun mendapatkan respon yang tidak baik. Begitu juga dengan Bastian yang ikut serta sambil menggeleng kan kepala mendengar lawakan Gerry yang sangat garing.
Siswa-siswi yang sibuk menghabiskan makanannya dengan terpaksa menyelesaikan makanan secara kilat dan kembali ke kelas karena bel pelajaran pertama akan berbunyi delapan menit lagi.
Tiba-tiba sebuah lagu terdengar keras dari area kantin, bibi kantin sengaja menghidupkannya keras-keras agar penghuni kantin terhibur dan kembali kekelas dengan semangat.
Pernikahan Dini bukan cinta yang terlarang, hanya waktu saja belum tepat merasakan semua..
Pernikahan Dini sebaiknya janganlah terjadi, namun putih cinta membuktikan dua insan tak dapat dipisahkan..Uhuk, Dara yang sedang menikmati bakso langsung tersedak mendengar lirik lagu yang di putar bibi kantin. Dia menelan ludahnya lalu segera minum es teh dan memandang kearah Bastian, dia menemukan Bastian yang juga sedang melihat kearahnya.
"Kamu gak papa?" tanya Bagas panik.
"Dar loh gak papa?" timpal Clara.
"Gak papa." jawab Dara singkat lalu diam.
Sarah menatap Dara lalu memandang Bastian dengan curiga, dia kemudian menyengir. "oh gue tahu kenapa Dara kaget pas dengar lagu ini, pasti dia keinget pernikahannya kemaren sama Bastian, secara keduanya kan juga mengalami pernikahan dini." ucap Sarah dalam hatinya.
"Ih Asyik banget lagunya, bu kantin tau banget sih kalo gue suka banget lagu ini." celetuk Clara mengagukan kepala yang begitu menikmati musik yang diputar oleh ibu kantin. Dia pun ikut menyanyikan lagu itu.
Bagas sangat menikmati lagunya.
Dara dan Bastian saling pandang satu sama lain, tanpa sengaja mereka teringat momen dimana mereka melakukan pernikahan. Bastian mengucapkan janji suci didepan penghulu dan menerima pernikahan dengan lapang dada. Meskipun tidak menginginkan kejadian itu, tapi tidak bisa dipungkiri jika saat ini mereka sudah mengucap janji suci dihadapan Allah. Mereka adalah suami istri yang terikat tanpa cinta dan tak disengaja keadaanya yang membuat mereka harus mengalami hal yang tidak dibayangkan.
Kringgg..kringg..
Bel berbunyi semua murid berhamburan masuk kekelas masing-masing.
Tidak terkecuali Bastian yang sudah bangkit dan berjalan kearah Dara. Dara yang baru saja bangit tiba-tiba tubuhnya tak sengaja berhempatan dengan tubuh Bastian.
Keduanya menoleh dan saling menatap, di iringi lagu tersebut yang belum berakhir. Momen suatu kebetulan hingga keduanya mengingat semua kejadiannya yang mereka alami kemarin.
Terlihat cincin pernikahan yang melingkari dijari manis keduanya sepertinya tidak dilepas atau memang mereka lupa untuk melepaskannya.
Happy reading***Dara berajalan masuk ke dalam sekolah bersama Bagas, mereka berjalan berdampingan menuju kelas. Lalu dia menatap kearah cowok-cowok yang tengah sibuk bermain bola basket dilapangan.Diantaranya ada Bastian yang ikut andil didalamnya, saat menatap cowok itu dia menoleh kebelakang.Gerry melemparkan bola kearah Bastian ketika dia sibuk memandang kearah Dara, sehingga bola itu mengelinding jauh keluar lapangan.Lemparan keras dari Gerry hingga bola itu hampir mengenai Dara, sontak membuat Dara dan semua yang melihat kaget. Dengan sigap Bagas menangkis dengan tubuhnya, dan bola terjatuh tepat di punggungnya. Dara dan Bagas berpelukan,
Happy readimg*****Bianca melihat pantulan didalam cermin, dia berlenggak-lenggok memamerkan sederet gigit putih melihat dress yang dia kenakan untk pergi kencang bersama Bastian."Ini baru cantik." ujar Bianca.Setelah siap Bianca segera melangkah keluar kamar, dia langsung menunggu Bastian yang akan menjemputnya.Rafael yang sibuk menonton tv, menoleh mendengar Bianca keluar dari kamar."Mau kemana Bi?" "Mau jalan sama Bastian kak." sahut Bianca y
Happy reading***Jarum jam menunjukkan pukul 05:30 ketika Dara terbangun dari tidur, dia bergegas mengganti pakaian, mengambil sepatu olahraga, lalu menghabiskan waktu lebih kurang satu jam untuk berkeliling komplek. Dia ingin memberikan sedikit ketenangan setelah menghabiskan waktunya di sekolah beberapa hari yang lalu, jadi saatnya dia menangakan pikiran dan mencuci mata agar terasa lebih ringan. Dia pun turun dari kamarnya, lalu menemukan sang mama yang sudah sibuk memasak sarapan dipagi hari, begitulah kegiatan Rossa memasak masakan kesukaan anaknya."Sayang kamu mau kemana, tumben jam segini sudah bangun?"
Happy reading****Dara menolehkan kepalanya ke arah sumber suara, sekarang dia melihat ada orang yang sedang adu jotos di lapangan sekolah, matanya tak berkedip sama sekali melihat kejadian itu, Dara benci keributan, dia tidak suka jika ada orang yang hanya mengandalkan otot sebagai bentuk kekuasaan. Dara melihat siswa-siswa berbondong-bondong untuk menonton kejadian itu, tapi Dara tidak ingin melihatnya sama sekali karena bagi dia hal itu sama tidak berguna untuk di tonton. Dara kembali melanjutkan perjalanannya menuju kelas, dia melihat seluruh isi kelas kosong tak ada siswa yang tersisa di dalamnya, Dara menghela napasnya lalu dia
Happy reading****Pagi hari pukul 06:30 sekolah masih sepi, ada beberapa murid yang sudah datang.Pak Asep menyelesaikan pekerjaannya menyapu dan menyiram tanaman. Ketika pak Asep sedang duduk bawah pohon besar sembari menghapus peluh di kening, Dara datang menghampiri pak Asep, sambil matanya jelalatan mengeluarkan suara. "pak Asep..!!Bastian udah dateng belom?" tanya Dara"Tumben mba Dara nyariin mas Bastian, biasanya mas Bagas.""Gak pak, aku nanya aja dia anak kayak dia pasti gak bakal bisa datang pagi.""Oh gitu, bel
Happy reading *****Lorong lantai dua diramaikan siswa yang sedang sibuk dengan aktivitasnya. Bianca duduk terdiam sembari mengingat saat dia menghabiskan waktu bersama Bastian. Cincin melingkarin jari manis Bastian yang membuat pusarannya berputar, dia tampak gelisah jika mengingat itu. Apalagi sebuah alasan yang tidak masuk akal didapatkan dari Bastian, membuatnya tidak puas dengan jawaban itu. "Mungkin perasaan gue aja ya, dan alasan Bastian itu memang benar. Gue harus percaya sama dia, karena selama ini dia gak pernah boongin gue."Drrtt..Ponsel Bianca tiba-tiba bergetar, dia segera membuka ponselnya.Sebuah pesan singkat dari Bastian, membuatnya segera membalas pesan itu. Wajahnya t
Happy reading****Bagi Kebanyakan siswa, upacara bendera tiap senin pagi adalah menjadi rutintitas sekolah yang paling membosankan. Sepanjang upacara selama sekitar tiga puluh menit semua sistwa berkumpul berbaris dilapangan, mengikuti satu-persatu poin yang bicakan petugas upacara, yang susunannya mereka sudah hafal diluar kepala, sambil melawan bosan serta menahan panasnya terik matahari. Pagi itu ratusan siswa berbaris dilapangan. Pada barisan kelas XII IPA 2, Dara, Sarah dan Clara malah berbaris rapat satu sama lain seperti tak mau berpisah satu detik pun, sedangkan murid lain fokus mendengarkan pembina sedang berbicara di podium dan mendengarkan pengumuman dengan serius. Dari sisi lain kelas XII IPS 1
Happy reading****Bagi Kebanyakan siswa, upacara bendera tiap senin pagi adalah menjadi rutintitas sekolah yang paling membosankan. Sepanjang upacara selama sekitar tiga puluh menit semua sistwa berkumpul berbaris dilapangan, mengikuti satu-persatu poin yang bicakan petugas upacara, yang susunannya mereka sudah hafal diluar kepala, sambil melawan bosan serta menahan panasnya terik matahari. Pagi itu ratusan siswa berbaris dilapangan. Pada barisan kelas XII IPA 2, Dara, Sarah dan Clara malah berbaris rapat satu sama lain seperti tak mau berpisah satu detik pun, sedangkan murid lain fokus mendengarkan pembina sedang berbicara di podium dan mendengarkan pengumuman dengan serius. Dari sisi lain kelas XII IPS 1
Happy reading****Bagi Kebanyakan siswa, upacara bendera tiap senin pagi adalah menjadi rutintitas sekolah yang paling membosankan. Sepanjang upacara selama sekitar tiga puluh menit semua sistwa berkumpul berbaris dilapangan, mengikuti satu-persatu poin yang bicakan petugas upacara, yang susunannya mereka sudah hafal diluar kepala, sambil melawan bosan serta menahan panasnya terik matahari. Pagi itu ratusan siswa berbaris dilapangan. Pada barisan kelas XII IPA 2, Dara, Sarah dan Clara malah berbaris rapat satu sama lain seperti tak mau berpisah satu detik pun, sedangkan murid lain fokus mendengarkan pembina sedang berbicara di podium dan mendengarkan pengumuman dengan serius. Dari sisi lain kelas XII IPS 1
Happy reading****Bagi Kebanyakan siswa, upacara bendera tiap senin pagi adalah menjadi rutintitas sekolah yang paling membosankan. Sepanjang upacara selama sekitar tiga puluh menit semua sistwa berkumpul berbaris dilapangan, mengikuti satu-persatu poin yang bicakan petugas upacara, yang susunannya mereka sudah hafal diluar kepala, sambil melawan bosan serta menahan panasnya terik matahari. Pagi itu ratusan siswa berbaris dilapangan. Pada barisan kelas XII IPA 2, Dara, Sarah dan Clara malah berbaris rapat satu sama lain seperti tak mau berpisah satu detik pun, sedangkan murid lain fokus mendengarkan pembina sedang berbicara di podium dan mendengarkan pengumuman dengan serius. Dari sisi lain kelas XII IPS 1
Happy reading *****Lorong lantai dua diramaikan siswa yang sedang sibuk dengan aktivitasnya. Bianca duduk terdiam sembari mengingat saat dia menghabiskan waktu bersama Bastian. Cincin melingkarin jari manis Bastian yang membuat pusarannya berputar, dia tampak gelisah jika mengingat itu. Apalagi sebuah alasan yang tidak masuk akal didapatkan dari Bastian, membuatnya tidak puas dengan jawaban itu. "Mungkin perasaan gue aja ya, dan alasan Bastian itu memang benar. Gue harus percaya sama dia, karena selama ini dia gak pernah boongin gue."Drrtt..Ponsel Bianca tiba-tiba bergetar, dia segera membuka ponselnya.Sebuah pesan singkat dari Bastian, membuatnya segera membalas pesan itu. Wajahnya t
Happy reading****Pagi hari pukul 06:30 sekolah masih sepi, ada beberapa murid yang sudah datang.Pak Asep menyelesaikan pekerjaannya menyapu dan menyiram tanaman. Ketika pak Asep sedang duduk bawah pohon besar sembari menghapus peluh di kening, Dara datang menghampiri pak Asep, sambil matanya jelalatan mengeluarkan suara. "pak Asep..!!Bastian udah dateng belom?" tanya Dara"Tumben mba Dara nyariin mas Bastian, biasanya mas Bagas.""Gak pak, aku nanya aja dia anak kayak dia pasti gak bakal bisa datang pagi.""Oh gitu, bel
Happy reading****Dara menolehkan kepalanya ke arah sumber suara, sekarang dia melihat ada orang yang sedang adu jotos di lapangan sekolah, matanya tak berkedip sama sekali melihat kejadian itu, Dara benci keributan, dia tidak suka jika ada orang yang hanya mengandalkan otot sebagai bentuk kekuasaan. Dara melihat siswa-siswa berbondong-bondong untuk menonton kejadian itu, tapi Dara tidak ingin melihatnya sama sekali karena bagi dia hal itu sama tidak berguna untuk di tonton. Dara kembali melanjutkan perjalanannya menuju kelas, dia melihat seluruh isi kelas kosong tak ada siswa yang tersisa di dalamnya, Dara menghela napasnya lalu dia
Happy reading***Jarum jam menunjukkan pukul 05:30 ketika Dara terbangun dari tidur, dia bergegas mengganti pakaian, mengambil sepatu olahraga, lalu menghabiskan waktu lebih kurang satu jam untuk berkeliling komplek. Dia ingin memberikan sedikit ketenangan setelah menghabiskan waktunya di sekolah beberapa hari yang lalu, jadi saatnya dia menangakan pikiran dan mencuci mata agar terasa lebih ringan. Dia pun turun dari kamarnya, lalu menemukan sang mama yang sudah sibuk memasak sarapan dipagi hari, begitulah kegiatan Rossa memasak masakan kesukaan anaknya."Sayang kamu mau kemana, tumben jam segini sudah bangun?"
Happy readimg*****Bianca melihat pantulan didalam cermin, dia berlenggak-lenggok memamerkan sederet gigit putih melihat dress yang dia kenakan untk pergi kencang bersama Bastian."Ini baru cantik." ujar Bianca.Setelah siap Bianca segera melangkah keluar kamar, dia langsung menunggu Bastian yang akan menjemputnya.Rafael yang sibuk menonton tv, menoleh mendengar Bianca keluar dari kamar."Mau kemana Bi?" "Mau jalan sama Bastian kak." sahut Bianca y
Happy reading***Dara berajalan masuk ke dalam sekolah bersama Bagas, mereka berjalan berdampingan menuju kelas. Lalu dia menatap kearah cowok-cowok yang tengah sibuk bermain bola basket dilapangan.Diantaranya ada Bastian yang ikut andil didalamnya, saat menatap cowok itu dia menoleh kebelakang.Gerry melemparkan bola kearah Bastian ketika dia sibuk memandang kearah Dara, sehingga bola itu mengelinding jauh keluar lapangan.Lemparan keras dari Gerry hingga bola itu hampir mengenai Dara, sontak membuat Dara dan semua yang melihat kaget. Dengan sigap Bagas menangkis dengan tubuhnya, dan bola terjatuh tepat di punggungnya. Dara dan Bagas berpelukan,
****Pagi-pagi sekali Dara sudah berada di sekolah diantar oleh ayahnya. Ia berjalan masuk ke gerbang sekolah menuju kelasnya. Dengan wajahnya yang cerah dan semangat ia terus berjalan menyusuri setiap kelas.Setelah beberapa kelas ia lewati, akhirnya ia pun sampai dikelas. Ia langsung duduk dibangkunya. Saat itu di kelas sudah ada beberapa murid yang berada di kelas.Dara menghelas nafas panjang, ia seketika mengingat momen yang harusnya bahagia, namun tidak dengan Dara. Sepertinya ia sangat terbebani atas apa yang terjadi padanya. Ia harus menikah dengan Bastian, cowok nyebelin yang pernah ia kenal."Anggap aja pernikahan itu gak pernah ada dihidup gue." ia menutupi wajahnya menggunakan tangan.