Hotel mewah yang saat ini dijadikan tempat diadakannya seminar sudah kedatangan banyak sekali orang-orang berpakaian formal
Gadis berhijab cream baru saja turun dari motor putih bersama dengan seorang laki-laki tinggi beralis tebal, keduanya segera merapihkan pakaian nya
Tak lama beberapa yang berkendara motor menyusul keduanya dan merapikan pakaian mereka juga. Setelah selesai semuanya, mereka segera melangkahkan kaki menuju tempat diadakannya seminar
Arkan, laki-laki berjas hitam itu langsung melangkahkan kakinya setelah selesai memarkirkan motornya kemudian melangkah memasuki gedung Hotel bersama dengan gadis berhijab abu-abuSaat keduanya sampai di tempat seminar tepatnya didepan pintu ruangan yang sebentar lagi akan dibuka, mata laki-laki itu terpaku ketika melihat gadis yang begitu dia rindukan tengah tertawa lepas bersama dengan beberapa gadis lain yang sepertinya mengikuti seminar ini"hm kamu tunggu dulu disini ya, aku mau nyapa anggota tim yang lain. Nanti aku kesini lagi" ucapnya pamit tanpa mendengar jawaban gadis disampingnya terlebih dahulu
"baik" lirih gadis itu sambil melihat kepergian ArkanArkan laki-laki itu segera menghampiri segerombol gadis yang tengah berkumpul di kursi ruang tunggu Acara. Sebagian memang dia mengenalnya namun sebagian lagi tidak. Saat ketika akan menyapa Awan, gadis itu sepertinya tampak kaget dengan kehadirannya itu hanya diam
"hai" sapanya tersenyum
"hm hai" ucap Awan kaku. Dia tidak menyangka balasan laki-laki itu dichat nya beberapa hari yang lalu ternyata serius dan menjadi kenyataan "semoga nanti kita bertemu"Flashback
Malam itu setelah Awan bertemu dengan Ka Anwar ketika perbincangan dia akan berangkat dengan siapa ke acara seminar itu karena dia belum mengenal siapa-siapa setelah kepergiannya ke Kepulauan RiauYa, Awan gadis yang baru saja sampai tiga hari yang lalu di kota kelahirannya, Bandung ini langsung saja bertemu dengan Ka Anwar mentor lamanya. Satu tahun lebih dia sibuk di Kepulauan Riau setelah acara kelulusannya dan itu artinya sudah hampir dua tahun dia tidak aktif di bisnis ini hingga kini dia baru memulai kembali bertukar pesan dengan mentornya saat dia memutuskan untuk pulang laki-laki itu mengajaknya bertemu dan mengikuti acara seminarAwan, dia pun mengiyakan ajakan Ka Anwar. Saat pulang dari pertemuan itu dan mendapatkan tiketnya iseng-iseng dia memposting di akun story WA nya dan tanpa diduga seseorang yang bahkan hampir dia lupakan itu tiba-tiba berkomentarPak Arkana
โโ Semoga nanti kita bertemu Flashback offAwan hanya memandang kepergian laki-laki yang baru saja menyapanya. Ada rasa aneh saat laki-laki itu tak mengucapkan apa-apa seolah tidak mengenalnya
"Awan ayo, acaranya mau di mulai" ucap seorang gadis bertubuh gempal yang baru saja dikenalnyaSampai akhirnya semua gadis itu duduk. Baru saja Awan akan membuka ponselnya saat terdengar suara pesan namun matanya terpaku pada perempuan cukup dewasa yang memiliki wajah begitu cantik dengan balutan hijab abu-abu tiba-tiba duduk disampingnya. Perempuan itu tersenyum menampilkan kedua lesung pipinya sambil menguluran tangan mengajaknya berkenalan"hai, namaku Sherly, kamu?" sapanya membuat Awan langsung menyambut uluran tangan perempuan cantik itu
"Aku awan ka" ucapnya sambil mengucapkan kata "ka" karena yakin gadis dihadapannya itu lebih tua darinyaDari jauh seseorang tersenyum memandang kedua gadis itu...Sherly, perempuan dewasa itu ternyata begitu cocok dengan Awan, keduanya sama-sama mudah bergaul. Maka tak heran meski acara sudah dimulai keduanya tetap saja mengobrol"sebenarnya aku gak tau tiba-tiba aja Arkan minta buat aku duduk disini padahal tempat lain masih kosong" ucap sherly tak sadar bahwa ucapan nya cukup menyakiti gadis disampingnya
"oh ya? Jadi... Hm kakak kesini sama Pak Arkana?" tanya Awan ragu"hm. Dia minta aku buat nemenin dia kesini. Kamu kenal dia?" "Tidak" harapnya dalam hati. "iya, dia salah satu mentor aku dibisnis ini" namun kata itu yang terucap"wah. Menurut kamu dia sosok yang bagaimana sih?" tanya Sherly "Aku gak begitu mengenal Pak Arkan ka""oh ayolah awan, tolong ceritakan apa yang kamu tahu tentang Arkan" mohon Sherly "tapi.. hm baiklah. Pak Arkan... (ucapnya sambil melirik Arkan yang tengah sibuk dengan pengisi acara) dia orang baik, sosok pemimpin yang tegas namun ramah, dia juga tampak penyayang keluarga terlihat jelas saat dia menjelaskan beberapa impian dia, hm kalau tidak salah dia pernah bercerita ingin memiliki mobil yang di inginkan alm ayahnya. Kakak tahu (melirik Sherly) padahal saat itu dia ingin sekali memliki mobil sport agar dilirik gadis cantik namun ternyata saking sayangnya dengan alm ayahnya dia mau mengalah dan menuruti keingan alm saat masih hidup. Calon suami idaman banget tuh ka hehe" kekeh AwanLain halnya dengan Sherly, perempuan itu terdiam melihat gadis yang tengah terkekeh setelah menceritakan sosok Arkan. Ada perasaan curiga setelah dia mendengar cerita Awan tentang Arkan namun di tepisnya pikiran itu, tidak dia tidak boleh sembarangan menilai hanya sebuah perkataan
"oh iya, hm apa lagi yang kamu tahu tentang dia?" sungguh Sherly sangat penasaran sejauh mana Awan mengenal Arkan"tapi aku yakin, pengetahuan aku tentang pak arkan gak sejauh kaka mengenal pak arkan" jelasnya"hahaha tentu, tapi aku tetap ingin mendengarkan nya dari kamu boleh ya" mohon Sherly "ok. Pak Arkan orang yang perhatian terlebih dia orang yang peka. Dan yang paling hebat dia tak pernah jauh dari Tuhannya, di sela-sela kesibukannya dia masih menyempatkan untuk menunaikan kewajiban selaku muslim yang baik. Sepertinya dia begitu sayang dengan mama, kakak serta adiknya dan juga ayah tirinya. Dia juga orang yang sedikit bawel dan pemaksa tapi dia tetap orang asik untuk dijadikan teman mengobrol karena dia sosok pendengar yang baik" jelasnya"tidak gadis ini jauh lebih mengenal Arkan dibandingkan aku. Aku mengenalnya hampir setahun ini tapi tidak tahu apa-apa tentang keluarga nya, bahkan aku baru tahu kalau ternyata Ayah Arkan telah meninggal dan dia memiliki Ayah tiri. Dan apa dia bilang tadi, sedikit bawel? Bahkan dia cenderung lebih pendiam yang aku tahu. Peka? Tidak dia bukan orang yang peka. Tapi bagaimana mungkin gadis ini bisa mengatakan hal yang berbalik dari yang aku tahu. Apa ini alasan Arkan meminta aku untuk duduk disamping gadis ini disaat masih banyak kursi yang kosong? Siapa sebenarnya dia?" ucap Sharly dalam hati"wow aku gak nyangka kamu sejauh itu mengenal dia. Emangnya sudah berapa lama kalian saling mengenal?"
"aku kenal Pak Arkan sejak dua tahun lalu saat aku masih join namun setelah itu aku gak pernah lagi bertemu dengan Pak Arkan, malah baru hari ini" "dua tahun lalu? Ah apa saat dua tahun lalu kalian sering bertemu?""ada yang tidak beres, apa kak Sherly tengah cemburu atau dia hanya ingin tau bagaimana sifat Pak Arkan" Ucap Awan dalam hati"nggk kok ka kami hanya bertemu dua kali itupun saat pertemuan bisnis ini. Hari ini pertemuan ke tiga kami" jelas AwanSherly gadis itu terdiam bahkan dia sama sekali tidak fokus pada acara seminar tersebut. Kata-kata Awan seolah berputar dalam pikirannya "Hari ini pertemuan ke tiga kami". Bagaimana mungkin mereka baru bertemu dua kali tapi Awan, gadis itu sudah tahu begitu banyak tentang Arkan, Bahkan gadis itu mengatakan ini pertemuan ke tiga mereka
Sherly, dia sudah mengenal Arkan hampir setahun ini, bahkan mereka sudah sering bertemu namun dia sama sekali tidak mengetahui apapun tentang laki-laki ituPerlahan dia mengalihkan pandangannya ke arah Arkan yang kebetulan tengah melihat ke arahnya. Baru saja dia akan membalas senyum lelaki itu namun dia baru sadar kalay ternyata Arkan tidak melihat ke arahnya atau bahkan senyum kepadanya tapi... perlahan dia mengikuti tatapan Arkan dan Deg, Arkan laki-laki itu tidak tersenyum untuknya tapi dia tersenyum untuk gadis disampingnya yang saat ini tengah fokus menikmati acara seminar"Siapa sebenarnya gadis ini, kenapa tatapan Arkan tampak beda ketika menatap gadis ini" tanyanya dalam hati
Setelah acara seminar itu Sherly langsung meminta Awan untuk menemaninya ke toilet sebelum mengikuti rapat dengan antar tim. Saat didalam toilet wanita, Sherly segera memoles wajahnya. namun saat melihat Awan gadis berkerudung cream itu hanya diam saja "Awan, hm sini deh itu bibir kamu pucet banget aku pakaikan lipstik ya?" tawar Sherly "Eh enggak usah ka" tolaknya "udah sini. Ini tuh acara besar kamu juga harus selalu kelihatan fresh. Sini aku pakai kan. Bukannya bentar lagi ada kumpulan antar tim kan ya? Nah masa kamu kelihatan pucet sih" Dengan cepat Sherly menarik Awan dan memberikannya sedikit polesan make up Awan, gadis itu melihat tampilan dirinya dari kaca toilet yang memang kelihatan lebih fresh dan dewasa padahal saat berangkat dia hanya menggunakan bedak tipis serta lip gloss agar tidak terlalu pucat karena dia tidak suka
Awan pov Setelah selesai dengan ritual mandi aku segera mengecek ponsel karna sejak tadi berisik oleh suara notifikasi Mataku melotot sempurna saat melihat grup bisnis yang tengah ramai membicarakan aku dan Ka Edy Pak Arkana Calling ๐ฒ Aku yang tengah sibuk membaca komentar di grup dikagetkan ketika mendapat panggilan dari Pak Arkana "Untuk apa pak arkana telepon malam-malam begini, duh angkat gak ya. Kalo gak diangkat takutnya gak sopan tapi kalo di angkat... duh tau ah" Akhirnya aku memutuskan untuk menjawabnya ๐"Assalamu'alaikum" salamnya ๐"Wa'alaikumsalam" ๐"Sudah sampai?" ๐"Hm sudah" duh kok deg degan gini ya ๐"Pulang sama Edy?" ๐"Iya" ๐"Sekalian dinner ya hehehe" maksudnya apa cob
1 MINGGU KEMUDIAN Awan menatap ponselnya, apakah dia harus memberikan jawabannya hari ini? Tapi apa kali ini keputusannya benar dan tidak menjadi penyesalan kelak dimasa depan DrtttTerlambat nyatanya Arkan, laki-laki yang berstatus mentornya itu lebih dulu menghubunginya "Bismillah, Ya Allah semoga keputusan ku kali ini adalah benar dan tidak melukai siapapun" ucapnya sebelum menekan tombol hijau menjawab panggilan itu "Assalamu'alaikum Awan" sapanya dari sebrang telepon. Jantungnya seakan bertalu talu mendengar suara serak Arkan, entah kenapa pikirannya semakin bercabang mendengar suara laki-laki itu yang berbeda dari biasanya "Wa'alaikumsallam pak" "hari ini tepat satu minggu, saya harap kamu sudah memiliki jawaban untuk pertanyaan saya" Awan memejamkan matanya, menghembuskan nafasnya kasar sebelum menjawab pertanyaan Arkan "hm maaf" Cukup la
Pagi-pagi sekali Arkan sudah sampai disebuah kota yang terkenal dengan kota hujan, Bogor. Kota kelahirannya dan juga tempat tinggal keluarganya.Dia segera memarkirkan mobilnya disebuah rumah yang bisa terbilang cukup megah. Seketika kegugupan melandanya ketika akan mengetuk pintu"Enggak kamu enggak boleh kayak gini kalau kamu kayak gini yang ada kamu enggak jadi nikah sama Awan. Oke semangat Arkan, Bismillah Allahuakbar" ucapnya dan segera mengetuk pintuTok Tok TokCklekTak lama pintu terbuka memperlihatkan wanita paruh baya yang kaget ketika melihat kedatangan putra nya yang super sibuk itu"Lho aa kapan datang, tumben pake ketuk pintu dulu biasanya juga langsung masuk" ucap wanita itu"Assalamu'alaikum Ma" ucapnya dan segera salim kepada Mamanya"Wa'alaikumsallam, ayok masuk. Kebetulan banget teteh sama aa kamu
Ketika takdir mempertemukan dua insan, kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi kedepannya. Entah hanya sekedar pertemuan itu atau akan ada pertemuan-pertemuan lainnya..."Hallo Awan kamu dimana? Kamu jadikan ikut pertemuan di cafe? Kakak tunggu lho" ucap Ka AnwarKa Anwar adalah seorang yang baru aku kenal sejak aku kembali pindah ke kota ini. Aku mengenalnya ketika aku akan membeli salah satu produk yang dia jual namun ternyata dia mengajak aku join, aku yang memang tertarik dengan bisnis dalam dunia maya membuat aku tak bisa menolak tawarannyaSejak saat itu aku mulai belajar bisnis ini dengannya lewat telepon, namun hari ini dia memintaku untuk mengikuti pertemuan antar anggota bisnis. Membuat aku kalap karena jarak cafe tempat pertemuan dan rumah ku cukup jauh"Jadi kok Ka, ini aku mau berangkat. Udah dulu ya Ka, Assalamu'alaikum" ucapku sambil mem
Bukankah tidak ada yang tidak mungkin untuk Allah.. Terlebih jika menyangkut hati manusia?...Aku pikir pertemuan aku dengan pak mentor yang dimaksud Ka Anwar tidak akan berakhir seklasik ini. Bertemu, bertanya, mengobrol dan berakhir pulang barengDijamin tidak akan kehujanan, yaiyalah anak kecil dua tahun aja paham kalo naik mobil gak akan kehujanan. Aku kira dia naik motor makanya dia gak pulang karena nunggu hujan reda taunya dia naik mobilHello Awan harusnya kamu sadar sejak awal orang sehebat Muhammad Alif Arkana seorang manager muda disalah satu hotel ternama di jakarta mana mungkin menggunakan motor di pertemuan tadi"Ini adalah mobil yang saya ceritakan tadi sama kamu, saya memilih mobil ini karena permintaan ayah saya. Bagaimana menurut kamu hm?" Aku melirik lelaki dewasa disampingku karena ini pertama kali aku mendengar suaranya saat sudah sampai dimobiln
Arkan POVAda yang berbeda sejak aku melihat gadis berkerudung hitam itu saat pertemuan tadi. Dari mulai dia selalu menunduk saat aku menatapnya kemudian saat dia jaga jarak dengan lawan jenisnyaSaat yang lain tengah sibuk dengan aktifitas masing-masing aku memberanikan diri mendekat dengan gadis yang aku tahu bernama Awan Mentari, gadis kelas 3 SMA yang sebelumnya sekolah di Karawang. Tutur katanya membuat aku merasakan hal aneh yang belum pernah aku rasakan. Pemikiran nya yang dewasa di usianya yang masih muda membuat aku kagum karena jarang sekali ada gadis memiliki pemikiran seperti ituTak terasa saat kulihat waktu sudah larut dan tidak lama gadis itu pamit pulang padahal ini masih hujan. Aku langsung bergegas keluar mengejarnya. Sesampainya diluar aku melihat gadis itu berdiri di tengah hujan deras dengan sebuah motor matic nya. Dan aku baru mengingat bahwa sebelum berangkat kesini tadi aku baru saja membeli
Andai aku dapat membentengi hati agar tidak roboh hanya karena pesonanya tentu aku akan lakukan. Aku hanya tidak ingin jatuh terlalu dalam pada seseorang yang belum tentu ditakdirkan untukku...Aku melirik area parkiran di cafe namun tak menemukan motor ka anwar padahal aku rasa kali ini aku datang sudah cukup terlambat tapi kok Ka Anwar belum datang yaDengan cepat aku memastikan ke dalam cafe namun memang sepertinya Ka Anwar belum datang. Karena jam masih menunjukan waktu dhuha aku rasa lebih baik aku shalat duluAku tertegun ketika hendak memasuki masjid yang gak jauh dari caffe ini, seseorang berdiri di hadapanku sepertinya dia baru selesai shalat terlihat jelas dari tetesan air yang sepertinya bekas wudhu"Awan?" sapanya, seolah menyadarkan aku dari pesonanya dengan segera aku menunduk"ah iya pak, bapak udah dateng?" tanyaku pada Pak Arkan,  
Pagi-pagi sekali Arkan sudah sampai disebuah kota yang terkenal dengan kota hujan, Bogor. Kota kelahirannya dan juga tempat tinggal keluarganya.Dia segera memarkirkan mobilnya disebuah rumah yang bisa terbilang cukup megah. Seketika kegugupan melandanya ketika akan mengetuk pintu"Enggak kamu enggak boleh kayak gini kalau kamu kayak gini yang ada kamu enggak jadi nikah sama Awan. Oke semangat Arkan, Bismillah Allahuakbar" ucapnya dan segera mengetuk pintuTok Tok TokCklekTak lama pintu terbuka memperlihatkan wanita paruh baya yang kaget ketika melihat kedatangan putra nya yang super sibuk itu"Lho aa kapan datang, tumben pake ketuk pintu dulu biasanya juga langsung masuk" ucap wanita itu"Assalamu'alaikum Ma" ucapnya dan segera salim kepada Mamanya"Wa'alaikumsallam, ayok masuk. Kebetulan banget teteh sama aa kamu
1 MINGGU KEMUDIAN Awan menatap ponselnya, apakah dia harus memberikan jawabannya hari ini? Tapi apa kali ini keputusannya benar dan tidak menjadi penyesalan kelak dimasa depan DrtttTerlambat nyatanya Arkan, laki-laki yang berstatus mentornya itu lebih dulu menghubunginya "Bismillah, Ya Allah semoga keputusan ku kali ini adalah benar dan tidak melukai siapapun" ucapnya sebelum menekan tombol hijau menjawab panggilan itu "Assalamu'alaikum Awan" sapanya dari sebrang telepon. Jantungnya seakan bertalu talu mendengar suara serak Arkan, entah kenapa pikirannya semakin bercabang mendengar suara laki-laki itu yang berbeda dari biasanya "Wa'alaikumsallam pak" "hari ini tepat satu minggu, saya harap kamu sudah memiliki jawaban untuk pertanyaan saya" Awan memejamkan matanya, menghembuskan nafasnya kasar sebelum menjawab pertanyaan Arkan "hm maaf" Cukup la
Awan pov Setelah selesai dengan ritual mandi aku segera mengecek ponsel karna sejak tadi berisik oleh suara notifikasi Mataku melotot sempurna saat melihat grup bisnis yang tengah ramai membicarakan aku dan Ka Edy Pak Arkana Calling ๐ฒ Aku yang tengah sibuk membaca komentar di grup dikagetkan ketika mendapat panggilan dari Pak Arkana "Untuk apa pak arkana telepon malam-malam begini, duh angkat gak ya. Kalo gak diangkat takutnya gak sopan tapi kalo di angkat... duh tau ah" Akhirnya aku memutuskan untuk menjawabnya ๐"Assalamu'alaikum" salamnya ๐"Wa'alaikumsalam" ๐"Sudah sampai?" ๐"Hm sudah" duh kok deg degan gini ya ๐"Pulang sama Edy?" ๐"Iya" ๐"Sekalian dinner ya hehehe" maksudnya apa cob
Setelah acara seminar itu Sherly langsung meminta Awan untuk menemaninya ke toilet sebelum mengikuti rapat dengan antar tim. Saat didalam toilet wanita, Sherly segera memoles wajahnya. namun saat melihat Awan gadis berkerudung cream itu hanya diam saja "Awan, hm sini deh itu bibir kamu pucet banget aku pakaikan lipstik ya?" tawar Sherly "Eh enggak usah ka" tolaknya "udah sini. Ini tuh acara besar kamu juga harus selalu kelihatan fresh. Sini aku pakai kan. Bukannya bentar lagi ada kumpulan antar tim kan ya? Nah masa kamu kelihatan pucet sih" Dengan cepat Sherly menarik Awan dan memberikannya sedikit polesan make up Awan, gadis itu melihat tampilan dirinya dari kaca toilet yang memang kelihatan lebih fresh dan dewasa padahal saat berangkat dia hanya menggunakan bedak tipis serta lip gloss agar tidak terlalu pucat karena dia tidak suka
Hotel mewah yang saat ini dijadikan tempat diadakannya seminar sudah kedatangan banyak sekali orang-orang berpakaian formalGadis berhijab cream baru saja turun dari motor putih bersama dengan seorang laki-laki tinggi beralis tebal, keduanya segera merapihkan pakaian nyaTak lama beberapa yang berkendara motor menyusul keduanya dan merapikan pakaian mereka juga. Setelah selesai semuanya, mereka segera melangkahkan kaki menuju tempat diadakannya seminarArkan, laki-laki berjas hitam itu langsung melangkahkan kakinya setelah selesai memarkirkan motornya kemudian melangkah memasuki gedung Hotel bersama dengan gadis berhijab abu-abuSaat keduanya sampai di tempat seminar tepatnya didepan pintu ruangan yang sebentar lagi akan dibuka, mata laki-laki itu terpaku ketika melihat gadis yang begitu dia rindukan tengah tertawa lepas bersama dengan beberapa gadis lain yang sepertinya mengikuti seminar ini
Bersaksi cinta diatas cinta Dalam alunan tasbihku ini Menerka hati yang tersembunyi Berteman dimalam sunyi penuh do'a Sebut namaMU terukir merdu Tertulis dalam sajadah cinta Tetapkan pilihan sebagai teman Kekal abadi hingga akhir zaman ... Arkana Pov Sudah hampir dua tahun ini aku tidak pernah lagi bertemu dengan gadis bermata hazel itu. Awan, gadis itu menghilang sejak pertemuan di caffe yang berakhir dirinya digoda oleh anggota lainnya yang menyaksikan saat kami pulang Pak Anwar bahkan mengatakan sudah hilang kontak dengan gadis itu, terakhir saat gadis itu ijin ingin pokus dulu pada sekolahnya yang berakhir hilang tak ada kabar sampai sekarang Dua kali aku bertemu dengannya, namun dua tahun juga aku kehilangannya "A
Andai aku dapat membentengi hati agar tidak roboh hanya karena pesonanya tentu aku akan lakukan. Aku hanya tidak ingin jatuh terlalu dalam pada seseorang yang belum tentu ditakdirkan untukku...Aku melirik area parkiran di cafe namun tak menemukan motor ka anwar padahal aku rasa kali ini aku datang sudah cukup terlambat tapi kok Ka Anwar belum datang yaDengan cepat aku memastikan ke dalam cafe namun memang sepertinya Ka Anwar belum datang. Karena jam masih menunjukan waktu dhuha aku rasa lebih baik aku shalat duluAku tertegun ketika hendak memasuki masjid yang gak jauh dari caffe ini, seseorang berdiri di hadapanku sepertinya dia baru selesai shalat terlihat jelas dari tetesan air yang sepertinya bekas wudhu"Awan?" sapanya, seolah menyadarkan aku dari pesonanya dengan segera aku menunduk"ah iya pak, bapak udah dateng?" tanyaku pada Pak Arkan,  
Arkan POVAda yang berbeda sejak aku melihat gadis berkerudung hitam itu saat pertemuan tadi. Dari mulai dia selalu menunduk saat aku menatapnya kemudian saat dia jaga jarak dengan lawan jenisnyaSaat yang lain tengah sibuk dengan aktifitas masing-masing aku memberanikan diri mendekat dengan gadis yang aku tahu bernama Awan Mentari, gadis kelas 3 SMA yang sebelumnya sekolah di Karawang. Tutur katanya membuat aku merasakan hal aneh yang belum pernah aku rasakan. Pemikiran nya yang dewasa di usianya yang masih muda membuat aku kagum karena jarang sekali ada gadis memiliki pemikiran seperti ituTak terasa saat kulihat waktu sudah larut dan tidak lama gadis itu pamit pulang padahal ini masih hujan. Aku langsung bergegas keluar mengejarnya. Sesampainya diluar aku melihat gadis itu berdiri di tengah hujan deras dengan sebuah motor matic nya. Dan aku baru mengingat bahwa sebelum berangkat kesini tadi aku baru saja membeli
Bukankah tidak ada yang tidak mungkin untuk Allah.. Terlebih jika menyangkut hati manusia?...Aku pikir pertemuan aku dengan pak mentor yang dimaksud Ka Anwar tidak akan berakhir seklasik ini. Bertemu, bertanya, mengobrol dan berakhir pulang barengDijamin tidak akan kehujanan, yaiyalah anak kecil dua tahun aja paham kalo naik mobil gak akan kehujanan. Aku kira dia naik motor makanya dia gak pulang karena nunggu hujan reda taunya dia naik mobilHello Awan harusnya kamu sadar sejak awal orang sehebat Muhammad Alif Arkana seorang manager muda disalah satu hotel ternama di jakarta mana mungkin menggunakan motor di pertemuan tadi"Ini adalah mobil yang saya ceritakan tadi sama kamu, saya memilih mobil ini karena permintaan ayah saya. Bagaimana menurut kamu hm?" Aku melirik lelaki dewasa disampingku karena ini pertama kali aku mendengar suaranya saat sudah sampai dimobiln