Home / Romansa / Ikhlas / Empat - Somay

Share

Empat - Somay

last update Last Updated: 2021-05-01 05:25:12

Andai aku dapat membentengi hati agar tidak roboh hanya karena pesonanya tentu aku akan lakukan. Aku hanya tidak ingin jatuh terlalu dalam pada seseorang yang belum tentu ditakdirkan untukku

...

Aku melirik area parkiran di cafe namun tak menemukan motor ka anwar padahal aku rasa kali ini aku datang sudah cukup terlambat tapi kok Ka Anwar belum datang ya

Dengan cepat aku memastikan ke dalam cafe namun memang sepertinya Ka Anwar belum datang. Karena jam masih menunjukan  waktu dhuha aku rasa lebih baik aku shalat dulu

Aku tertegun ketika hendak memasuki masjid yang gak jauh dari caffe ini,  seseorang berdiri di hadapanku sepertinya dia baru selesai shalat terlihat jelas dari tetesan air yang sepertinya bekas wudhu 

"Awan?" sapanya,  seolah menyadarkan aku dari pesonanya dengan segera aku menunduk

"ah iya pak,  bapak udah dateng?" tanyaku pada Pak Arkan,  ya laki-laki yang ada dihadapanku saat ini adalah Pak Arkan

"hm. Kamu mau shalat?" 

"iya pak,  kalau begitu saya permisi dulu. Assalamu'alaikum" ucapku dan segera pamit masuk kedalam masjid

"ya allah,, aku mengagumi salah satu hambamu, bolekah? Jika tidak tolong jangan biarkan perasaan ini larut pada yang tidak seharusnya" ucapku dalam hati saat sudah didalam masjid

...

Saat aku memasuki caffe ternyata sudah banyak yang berkumpul dan tengah mengobrol 

"assalamu'alaikum" ucapku dan membuat semua yang ada disana menatap kearah ku

"Wa'alaikumsallam, ayo duduk" jawab Pak Arkan

Pertemuan kali ini tidak jauh berbeda dengan pertemuan yang aku hadiri pertama kali,  hanya saja pembahasan kali ini lebih luas lagi.  

"Ya Allah,, sulit sekali untuk aku menahan rasa ini. Dia begitu dewasa, jiwa pemimpin ada dalam dirinya,  terlebih dia selalu melibatkan-MU di setiap perjalanannya. Ya Allah,,  tolong jangan biarkan aku terlalu mengaguminya sampai melibatkan hati,  karena aku hanya ingin hatiku jatuh pada seseorang yang Engkau takdirkan sebagai kekasih halalku"ucapku dalam hati, sambil menatap Pak Arkan yang sedang menjelaskan materi kali ini

"Wan Pak Arkan ganteng banget ya, apalagi kalo lagi ngejelasin kayak gitu. Coba aja kakak belum punya pacar" bisik ka linda

"hust kakak ngomong apa sih,  gak boleh gitu tau" ucapku berbisik

"kamu gak suka emangnya sama pak arkan? Aku lihat lho beberapa minggu lalu saat pertemuan kamu pulang sama dia kan?" bisik ka Linda kembali,  membuat aku sontak melihat ke arahnya

"kakak jangan salah paham, itu hanya kebetulan aja. Awan sama Pak Arkan gak ada hubungan apa-apa" ucapku menyudahi pembicaan dengan Ka Linda dan kembali fokus pada materi yang disampaikan Pak Arkan 

Setelah semuanya selesai Pak Arkan meminta kami untuk tetap singgah dan memesan makanan yang akan di bayar olehnya. 

"Minggu kemarin Awan kompak banget ya sama Pak Arkan gak hadir saat pertemuan, kirain lagi janjian hehehe"

"uhuk uhuk" aku tersedak mendengar ucapan Ka Denis pacarnya Ka Linda. Aku langsung meminum air yang disodorkan oleh seseorang 

"kamu gak apa-apa?" aku mendongak ketika melihat Ka Anwar menatap khawatir, sontak aku langsung menggeleng kemudian langsung mengalihkan pandangan ketika istrinya Ka Anwar menatapku tajam

"sebenarnya istrinya Ka Anwar ada masalah apa sama aku. Kenapa setiap kali dia natap aku kok kayak gak suka padahal tadi Ka Anwar cuman kasih air doang aja matanya udah kayak mau keluar gitu. Wanita dan segala kecemburuannya memang meresahkan " ucapku dalam hati. Saat aku berusaha mengalihkan pandangan dari istri Ka Anwar justru pandanganku terpaku pada bola mata hitam legam. aku tidak mengerti sama sekali apa maksud tatapan Pak Arkan dengan cepat aku kembali menghindari tatapan itu

"sudah kita ngobrolnya nanti aja saat udah makan aja ya" tegur Pak Arkan, membuat aku tersadar dan langsung menundukan kepala

"Hehehe ok maaf pak" jawab Ka Denis

"iya sebaiknya obrolannya dilanjut setelah makan" ucap Ka Anwar

Aku pikir setelah makan Ka Denis tidak akan melanjutkan ucapannya,  ternyata aku salah dia masih mengungkitnya 

"oh iya Awan,  apa rencana kamu setelah lulus?" tanya Pak Arkan membuat aku sontak menatapnya namun tak lama kembali menunduk

"inshallah saya ingin kuliah" 

"yakin Wan kuliah bukan nikah?" canda Ka Anwar 

"hehehe jodohnya aja belum datang ka. Lagian Awan masih muda. Awan masih harus banyak belajar lagi mengenai pernikahan agar tidak gagal di tengah jalan. Kalau nikah hanya karena mengandalkan cinta tapi tanpa persiapan mental yang kuat gimana nanti" candaku menanggapi ucapan ka Anwar

"nah kalau jodohnya dateng gimana? Siap nggk langsung nikah?" tanya ka Danis

"hm inshallah kalau jodohnya dateng lagian gak punya alasan buat nolak hehehe" 

"yakin siap nikah muda?" tanya Pak Arkan membuat aku seketika terdiam namun tak lama kemudian tersenyum dan menjawab ucapan pak Arkan

"inshallah siap"

"apa yang kamu cari dari sosok laki-laki sebagai calon suami kamu nanti?" tanya pak arkan membuat semuanya terdiam termasuk aku yang tidak tau harus menjawab apa

"wah kayaknya Pak Arkan mau daftar nih jadi calon suami kamu wan Hehehe" canda ka Linda

"bukan begitu tapi saya hanya penasaran seperti apa sosok yang di harapkan oleh Awan sebagai seorang suami dimasa depan karena kebanyakan perempuan akan lebih memilih yang kaya, tampan..." 

"seperti alm ayah saya" jawabku memotong ucapan pak Arkan tidak sopan memang tapi aku hanya tidak suka disamakan dengan perempuan lain seperti yang dia pikir

"alm ayah kamu? Seperti apa memangnya?" 

"Iya yang sifatnya sedikit banyak seperti alm Ayah saya. baik, pengertian, menegur tidak senantiasa menuntut namun menuntun. Yang paling penting Agamanya. Saya gak mau munafik saya memang menginginkan laki-laki yang tampan, mapan,  dan berpendidikan tapi saya tidak akan menuntut agar kelak suami saya harus yang seperti itu,  karena yang terpenting dia paham Agama, paham cara menjadi pemimpin rumah tangga yang baik itu seperti apa, dia yang tau hukum serta tau cara memperlakukan wanita seperti apa inshallah bisa menjadi suami, ayah, menantu, dan anak yang baik" 

"harus yang paham Agama ya?" ucap Pak Arkan pelan namun masih saja terdengar oleh ku

"bukan harus tapi cukup dia mau belajar lebih memahami Agama serta hukumnya itu sudah lebih dari cukup. Karena saya juga tidak sesempurna itu, maka lebih baik kita belajar Sama-sama" 

"wah udah siap banget kayak nya nih Awan nikah" canda ka Denis

"hahaha siap gak siap ka"

Aku tidak tau apa maksud Pak Arkan bertanya seperti tadi sebenarnya, tapi aku benar-benar tidak nyaman atas pertanyaan itu. Aku melirik arloji dan aku rasa pulang lebih baik dari pada aku mengikuti pembicaraan kali ini

"jadi benar kalian pulang bersama?" tanya Ka Anwar setelah Ka Denis dan Ka Linda mengatakan melihat aku pulang bersama dengan Pak Arkan 

"Iya kita memang pulang bareng ka karena saat itu Awan lupa gak bawa jas hujan. Ah iya ngomong-ngomong pulang kayaknya Awan pamit duluan deh soalnya takutnya nanti hujan lagi kan gak lucu kalo Awan harus nebeng sama orang lain lagi. Permisi Assalamu'alaikum" pamitku bergegas keluar, sungguh aku benar-benar tak nyaman,  dan yang lebih parahnya Pak Arkan hanya diam saja membuat aku mati kutu

"Ya Allah ada apa dengan diriku kenapa harapan itu justru hadir, tolong jangan buat aku jatuh akan harapan yang semu" ucapku dalam hati "Aamiin"

"Aamiin"

"Astagfirullah bapak ngagetin saya aja sih" kagetku saat mendengar orang ikut mengamini ucapanku

"Hahahaha benarkah?" tanyanya

Aku menatap jengah Pak Adam, salah satu tim nya Ka Anwar. Kayaknya dia juga baru akan pulang

"kenapa belum pulang?" tanyanya

"hm ini mau pulang pak" jawabku

"ok, kalau begitu saya duluan"ucapnya dan segera melangkah pergi dari hadapanku

"oh iya Awan,  lain kali ajak Pak Arkan jajan di tukang somay dekat rumah saya rasanya sangat enak. Gak jauh beda kok sama yang kalian cobain di dekat masjid beberapa minggu lalu" teriaknya

"Pakk Adaaaaamm" teriakku

"wow saya kira kamu tidak bisa teriak" ucap seseorang, dan seketika aku terdiam melihat Pak Arkan tersenyum seolah meledekku, oh astaga apa lagi ini

Related chapters

  • IkhlasΒ Β Β Lima - Dia

    Bersaksi cinta diatas cinta Dalam alunan tasbihku ini Menerka hati yang tersembunyi Berteman dimalam sunyi penuh do'a Sebut namaMU terukir merdu Tertulis dalam sajadah cinta Tetapkan pilihan sebagai teman Kekal abadi hingga akhir zaman ... Arkana Pov Sudah hampir dua tahun ini aku tidak pernah lagi bertemu dengan gadis bermata hazel itu. Awan, gadis itu menghilang sejak pertemuan di caffe yang berakhir dirinya digoda oleh anggota lainnya yang menyaksikan saat kami pulang Pak Anwar bahkan mengatakan sudah hilang kontak dengan gadis itu, terakhir saat gadis itu ijin ingin pokus dulu pada sekolahnya yang berakhir hilang tak ada kabar sampai sekarang Dua kali aku bertemu dengannya, namun dua tahun juga aku kehilangannya "A

    Last Updated : 2021-05-01
  • IkhlasΒ Β Β Enam - siapa dia

    Hotel mewah yang saat ini dijadikan tempat diadakannya seminar sudah kedatangan banyak sekali orang-orang berpakaian formalGadis berhijab cream baru saja turun dari motor putih bersama dengan seorang laki-laki tinggi beralis tebal, keduanya segera merapihkan pakaian nyaTak lama beberapa yang berkendara motor menyusul keduanya dan merapikan pakaian mereka juga. Setelah selesai semuanya, mereka segera melangkahkan kaki menuju tempat diadakannya seminarArkan, laki-laki berjas hitam itu langsung melangkahkan kakinya setelah selesai memarkirkan motornya kemudian melangkah memasuki gedung Hotel bersama dengan gadis berhijab abu-abuSaat keduanya sampai di tempat seminar tepatnya didepan pintu ruangan yang sebentar lagi akan dibuka, mata laki-laki itu terpaku ketika melihat gadis yang begitu dia rindukan tengah tertawa lepas bersama dengan beberapa gadis lain yang sepertinya mengikuti seminar ini

    Last Updated : 2021-05-01
  • IkhlasΒ Β Β Tujuh - Awan Sherly

    Setelah acara seminar itu Sherly langsung meminta Awan untuk menemaninya ke toilet sebelum mengikuti rapat dengan antar tim. Saat didalam toilet wanita, Sherly segera memoles wajahnya. namun saat melihat Awan gadis berkerudung cream itu hanya diam saja "Awan, hm sini deh itu bibir kamu pucet banget aku pakaikan lipstik ya?" tawar Sherly "Eh enggak usah ka" tolaknya "udah sini. Ini tuh acara besar kamu juga harus selalu kelihatan fresh. Sini aku pakai kan. Bukannya bentar lagi ada kumpulan antar tim kan ya? Nah masa kamu kelihatan pucet sih" Dengan cepat Sherly menarik Awan dan memberikannya sedikit polesan make up Awan, gadis itu melihat tampilan dirinya dari kaca toilet yang memang kelihatan lebih fresh dan dewasa padahal saat berangkat dia hanya menggunakan bedak tipis serta lip gloss agar tidak terlalu pucat karena dia tidak suka

    Last Updated : 2021-07-02
  • IkhlasΒ Β Β Delapan - Ungkapan Arkan

    Awan pov Setelah selesai dengan ritual mandi aku segera mengecek ponsel karna sejak tadi berisik oleh suara notifikasi Mataku melotot sempurna saat melihat grup bisnis yang tengah ramai membicarakan aku dan Ka Edy Pak Arkana Calling πŸ“² Aku yang tengah sibuk membaca komentar di grup dikagetkan ketika mendapat panggilan dari Pak Arkana "Untuk apa pak arkana telepon malam-malam begini, duh angkat gak ya. Kalo gak diangkat takutnya gak sopan tapi kalo di angkat... duh tau ah" Akhirnya aku memutuskan untuk menjawabnya πŸ“ž"Assalamu'alaikum" salamnya πŸ“ž"Wa'alaikumsalam" πŸ“ž"Sudah sampai?" πŸ“ž"Hm sudah" duh kok deg degan gini ya πŸ“ž"Pulang sama Edy?" πŸ“ž"Iya" πŸ“ž"Sekalian dinner ya hehehe" maksudnya apa cob

    Last Updated : 2021-07-14
  • IkhlasΒ Β Β Sembilan - Restu

    1 MINGGU KEMUDIAN Awan menatap ponselnya, apakah dia harus memberikan jawabannya hari ini? Tapi apa kali ini keputusannya benar dan tidak menjadi penyesalan kelak dimasa depan DrtttTerlambat nyatanya Arkan, laki-laki yang berstatus mentornya itu lebih dulu menghubunginya "Bismillah, Ya Allah semoga keputusan ku kali ini adalah benar dan tidak melukai siapapun" ucapnya sebelum menekan tombol hijau menjawab panggilan itu "Assalamu'alaikum Awan" sapanya dari sebrang telepon. Jantungnya seakan bertalu talu mendengar suara serak Arkan, entah kenapa pikirannya semakin bercabang mendengar suara laki-laki itu yang berbeda dari biasanya "Wa'alaikumsallam pak" "hari ini tepat satu minggu, saya harap kamu sudah memiliki jawaban untuk pertanyaan saya" Awan memejamkan matanya, menghembuskan nafasnya kasar sebelum menjawab pertanyaan Arkan "hm maaf" Cukup la

    Last Updated : 2021-07-28
  • IkhlasΒ Β Β Sepuluh - Restu2

    Pagi-pagi sekali Arkan sudah sampai disebuah kota yang terkenal dengan kota hujan, Bogor. Kota kelahirannya dan juga tempat tinggal keluarganya.Dia segera memarkirkan mobilnya disebuah rumah yang bisa terbilang cukup megah. Seketika kegugupan melandanya ketika akan mengetuk pintu"Enggak kamu enggak boleh kayak gini kalau kamu kayak gini yang ada kamu enggak jadi nikah sama Awan. Oke semangat Arkan, Bismillah Allahuakbar" ucapnya dan segera mengetuk pintuTok Tok TokCklekTak lama pintu terbuka memperlihatkan wanita paruh baya yang kaget ketika melihat kedatangan putra nya yang super sibuk itu"Lho aa kapan datang, tumben pake ketuk pintu dulu biasanya juga langsung masuk" ucap wanita itu"Assalamu'alaikum Ma" ucapnya dan segera salim kepada Mamanya"Wa'alaikumsallam, ayok masuk. Kebetulan banget teteh sama aa kamu

    Last Updated : 2021-08-23
  • IkhlasΒ Β Β Satu - Pertemuan

    Ketika takdir mempertemukan dua insan, kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi kedepannya. Entah hanya sekedar pertemuan itu atau akan ada pertemuan-pertemuan lainnya..."Hallo Awan kamu dimana? Kamu jadikan ikut pertemuan di cafe? Kakak tunggu lho" ucap Ka AnwarKa Anwar adalah seorang yang baru aku kenal sejak aku kembali pindah ke kota ini. Aku mengenalnya ketika aku akan membeli salah satu produk yang dia jual namun ternyata dia mengajak aku join, aku yang memang tertarik dengan bisnis dalam dunia maya membuat aku tak bisa menolak tawarannyaSejak saat itu aku mulai belajar bisnis ini dengannya lewat telepon, namun hari ini dia memintaku untuk mengikuti pertemuan antar anggota bisnis. Membuat aku kalap karena jarak cafe tempat pertemuan dan rumah ku cukup jauh"Jadi kok Ka, ini aku mau berangkat. Udah dulu ya Ka, Assalamu'alaikum" ucapku sambil mem

    Last Updated : 2021-05-01
  • IkhlasΒ Β Β Dua - Pulang Bersama

    Bukankah tidak ada yang tidak mungkin untuk Allah.. Terlebih jika menyangkut hati manusia?...Aku pikir pertemuan aku dengan pak mentor yang dimaksud Ka Anwar tidak akan berakhir seklasik ini. Bertemu, bertanya, mengobrol dan berakhir pulang barengDijamin tidak akan kehujanan, yaiyalah anak kecil dua tahun aja paham kalo naik mobil gak akan kehujanan. Aku kira dia naik motor makanya dia gak pulang karena nunggu hujan reda taunya dia naik mobilHello Awan harusnya kamu sadar sejak awal orang sehebat Muhammad Alif Arkana seorang manager muda disalah satu hotel ternama di jakarta mana mungkin menggunakan motor di pertemuan tadi"Ini adalah mobil yang saya ceritakan tadi sama kamu, saya memilih mobil ini karena permintaan ayah saya. Bagaimana menurut kamu hm?" Aku melirik lelaki dewasa disampingku karena ini pertama kali aku mendengar suaranya saat sudah sampai dimobiln

    Last Updated : 2021-05-01

Latest chapter

  • IkhlasΒ Β Β Sepuluh - Restu2

    Pagi-pagi sekali Arkan sudah sampai disebuah kota yang terkenal dengan kota hujan, Bogor. Kota kelahirannya dan juga tempat tinggal keluarganya.Dia segera memarkirkan mobilnya disebuah rumah yang bisa terbilang cukup megah. Seketika kegugupan melandanya ketika akan mengetuk pintu"Enggak kamu enggak boleh kayak gini kalau kamu kayak gini yang ada kamu enggak jadi nikah sama Awan. Oke semangat Arkan, Bismillah Allahuakbar" ucapnya dan segera mengetuk pintuTok Tok TokCklekTak lama pintu terbuka memperlihatkan wanita paruh baya yang kaget ketika melihat kedatangan putra nya yang super sibuk itu"Lho aa kapan datang, tumben pake ketuk pintu dulu biasanya juga langsung masuk" ucap wanita itu"Assalamu'alaikum Ma" ucapnya dan segera salim kepada Mamanya"Wa'alaikumsallam, ayok masuk. Kebetulan banget teteh sama aa kamu

  • IkhlasΒ Β Β Sembilan - Restu

    1 MINGGU KEMUDIAN Awan menatap ponselnya, apakah dia harus memberikan jawabannya hari ini? Tapi apa kali ini keputusannya benar dan tidak menjadi penyesalan kelak dimasa depan DrtttTerlambat nyatanya Arkan, laki-laki yang berstatus mentornya itu lebih dulu menghubunginya "Bismillah, Ya Allah semoga keputusan ku kali ini adalah benar dan tidak melukai siapapun" ucapnya sebelum menekan tombol hijau menjawab panggilan itu "Assalamu'alaikum Awan" sapanya dari sebrang telepon. Jantungnya seakan bertalu talu mendengar suara serak Arkan, entah kenapa pikirannya semakin bercabang mendengar suara laki-laki itu yang berbeda dari biasanya "Wa'alaikumsallam pak" "hari ini tepat satu minggu, saya harap kamu sudah memiliki jawaban untuk pertanyaan saya" Awan memejamkan matanya, menghembuskan nafasnya kasar sebelum menjawab pertanyaan Arkan "hm maaf" Cukup la

  • IkhlasΒ Β Β Delapan - Ungkapan Arkan

    Awan pov Setelah selesai dengan ritual mandi aku segera mengecek ponsel karna sejak tadi berisik oleh suara notifikasi Mataku melotot sempurna saat melihat grup bisnis yang tengah ramai membicarakan aku dan Ka Edy Pak Arkana Calling πŸ“² Aku yang tengah sibuk membaca komentar di grup dikagetkan ketika mendapat panggilan dari Pak Arkana "Untuk apa pak arkana telepon malam-malam begini, duh angkat gak ya. Kalo gak diangkat takutnya gak sopan tapi kalo di angkat... duh tau ah" Akhirnya aku memutuskan untuk menjawabnya πŸ“ž"Assalamu'alaikum" salamnya πŸ“ž"Wa'alaikumsalam" πŸ“ž"Sudah sampai?" πŸ“ž"Hm sudah" duh kok deg degan gini ya πŸ“ž"Pulang sama Edy?" πŸ“ž"Iya" πŸ“ž"Sekalian dinner ya hehehe" maksudnya apa cob

  • IkhlasΒ Β Β Tujuh - Awan Sherly

    Setelah acara seminar itu Sherly langsung meminta Awan untuk menemaninya ke toilet sebelum mengikuti rapat dengan antar tim. Saat didalam toilet wanita, Sherly segera memoles wajahnya. namun saat melihat Awan gadis berkerudung cream itu hanya diam saja "Awan, hm sini deh itu bibir kamu pucet banget aku pakaikan lipstik ya?" tawar Sherly "Eh enggak usah ka" tolaknya "udah sini. Ini tuh acara besar kamu juga harus selalu kelihatan fresh. Sini aku pakai kan. Bukannya bentar lagi ada kumpulan antar tim kan ya? Nah masa kamu kelihatan pucet sih" Dengan cepat Sherly menarik Awan dan memberikannya sedikit polesan make up Awan, gadis itu melihat tampilan dirinya dari kaca toilet yang memang kelihatan lebih fresh dan dewasa padahal saat berangkat dia hanya menggunakan bedak tipis serta lip gloss agar tidak terlalu pucat karena dia tidak suka

  • IkhlasΒ Β Β Enam - siapa dia

    Hotel mewah yang saat ini dijadikan tempat diadakannya seminar sudah kedatangan banyak sekali orang-orang berpakaian formalGadis berhijab cream baru saja turun dari motor putih bersama dengan seorang laki-laki tinggi beralis tebal, keduanya segera merapihkan pakaian nyaTak lama beberapa yang berkendara motor menyusul keduanya dan merapikan pakaian mereka juga. Setelah selesai semuanya, mereka segera melangkahkan kaki menuju tempat diadakannya seminarArkan, laki-laki berjas hitam itu langsung melangkahkan kakinya setelah selesai memarkirkan motornya kemudian melangkah memasuki gedung Hotel bersama dengan gadis berhijab abu-abuSaat keduanya sampai di tempat seminar tepatnya didepan pintu ruangan yang sebentar lagi akan dibuka, mata laki-laki itu terpaku ketika melihat gadis yang begitu dia rindukan tengah tertawa lepas bersama dengan beberapa gadis lain yang sepertinya mengikuti seminar ini

  • IkhlasΒ Β Β Lima - Dia

    Bersaksi cinta diatas cinta Dalam alunan tasbihku ini Menerka hati yang tersembunyi Berteman dimalam sunyi penuh do'a Sebut namaMU terukir merdu Tertulis dalam sajadah cinta Tetapkan pilihan sebagai teman Kekal abadi hingga akhir zaman ... Arkana Pov Sudah hampir dua tahun ini aku tidak pernah lagi bertemu dengan gadis bermata hazel itu. Awan, gadis itu menghilang sejak pertemuan di caffe yang berakhir dirinya digoda oleh anggota lainnya yang menyaksikan saat kami pulang Pak Anwar bahkan mengatakan sudah hilang kontak dengan gadis itu, terakhir saat gadis itu ijin ingin pokus dulu pada sekolahnya yang berakhir hilang tak ada kabar sampai sekarang Dua kali aku bertemu dengannya, namun dua tahun juga aku kehilangannya "A

  • IkhlasΒ Β Β Empat - Somay

    Andai aku dapat membentengi hati agar tidak roboh hanya karena pesonanya tentu aku akan lakukan. Aku hanya tidak ingin jatuh terlalu dalam pada seseorang yang belum tentu ditakdirkan untukku...Aku melirik area parkiran di cafe namun tak menemukan motor ka anwar padahal aku rasa kali ini aku datang sudah cukup terlambat tapi kok Ka Anwar belum datang yaDengan cepat aku memastikan ke dalam cafe namun memang sepertinya Ka Anwar belum datang. Karena jam masih menunjukan waktu dhuha aku rasa lebih baik aku shalat duluAku tertegun ketika hendak memasuki masjid yang gak jauh dari caffe ini, seseorang berdiri di hadapanku sepertinya dia baru selesai shalat terlihat jelas dari tetesan air yang sepertinya bekas wudhu"Awan?" sapanya, seolah menyadarkan aku dari pesonanya dengan segera aku menunduk"ah iya pak, bapak udah dateng?" tanyaku pada Pak Arkan,  

  • IkhlasΒ Β Β Tiga - Ada Apa

    Arkan POVAda yang berbeda sejak aku melihat gadis berkerudung hitam itu saat pertemuan tadi. Dari mulai dia selalu menunduk saat aku menatapnya kemudian saat dia jaga jarak dengan lawan jenisnyaSaat yang lain tengah sibuk dengan aktifitas masing-masing aku memberanikan diri mendekat dengan gadis yang aku tahu bernama Awan Mentari, gadis kelas 3 SMA yang sebelumnya sekolah di Karawang. Tutur katanya membuat aku merasakan hal aneh yang belum pernah aku rasakan. Pemikiran nya yang dewasa di usianya yang masih muda membuat aku kagum karena jarang sekali ada gadis memiliki pemikiran seperti ituTak terasa saat kulihat waktu sudah larut dan tidak lama gadis itu pamit pulang padahal ini masih hujan. Aku langsung bergegas keluar mengejarnya. Sesampainya diluar aku melihat gadis itu berdiri di tengah hujan deras dengan sebuah motor matic nya. Dan aku baru mengingat bahwa sebelum berangkat kesini tadi aku baru saja membeli

  • IkhlasΒ Β Β Dua - Pulang Bersama

    Bukankah tidak ada yang tidak mungkin untuk Allah.. Terlebih jika menyangkut hati manusia?...Aku pikir pertemuan aku dengan pak mentor yang dimaksud Ka Anwar tidak akan berakhir seklasik ini. Bertemu, bertanya, mengobrol dan berakhir pulang barengDijamin tidak akan kehujanan, yaiyalah anak kecil dua tahun aja paham kalo naik mobil gak akan kehujanan. Aku kira dia naik motor makanya dia gak pulang karena nunggu hujan reda taunya dia naik mobilHello Awan harusnya kamu sadar sejak awal orang sehebat Muhammad Alif Arkana seorang manager muda disalah satu hotel ternama di jakarta mana mungkin menggunakan motor di pertemuan tadi"Ini adalah mobil yang saya ceritakan tadi sama kamu, saya memilih mobil ini karena permintaan ayah saya. Bagaimana menurut kamu hm?" Aku melirik lelaki dewasa disampingku karena ini pertama kali aku mendengar suaranya saat sudah sampai dimobiln

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status