Awan pov
Setelah selesai dengan ritual mandi aku segera mengecek ponsel karna sejak tadi berisik oleh suara notifikasiMataku melotot sempurna saat melihat grup bisnis yang tengah ramai membicarakan aku dan Ka EdyPak Arkana Calling 📲
Aku yang tengah sibuk membaca komentar di grup dikagetkan ketika mendapat panggilan dari Pak Arkana"Untuk apa pak arkana telepon malam-malam begini, duh angkat gak ya. Kalo gak diangkat takutnya gak sopan tapi kalo di angkat... duh tau ah" Akhirnya aku memutuskan untuk menjawabnya📞"Assalamu'alaikum" salamnya
📞"Wa'alaikumsalam"
📞"Sudah sampai?"
📞"Hm sudah" duh kok deg degan gini ya
📞"Pulang sama Edy?"
📞"Iya"
📞"Sekalian dinner ya hehehe" maksudnya apa coba bilang kayak gitu, apa dia akan ikut meledek seperti yang lainnya
📞"Kami hanya makan karena laper bukan karna emang niat dinner" jelasku
📞"Oh iya?" Tanya nya yang membuat aku jengkel
📞"Maksd bapak apa telepon saya malam-malam begini? Apa hanya untuk memastikan saya makan malam bersama Ka Edy? Bapak mau ikut-ikutan meledek saya seperti yang di grup?" Tanya ku dengan nada tinggi
📞"Saya hanya ingin memastikan berita yang di grup benar atau tidaknya jika kalian memiliki hubungan"
📞"Peduli apa bapak tentang berita itu. Kalaupun saya memiliki hubungan dengan Ka Edy saya rasa itu bukan urusan bapak. Saya rasa pembicaraan kita selesai, Assalamu'alaikum" tegasku kemudian segera memutuskan panggilan secara sepihak
"Astagfirullah, sabar awan sabar. Tapi ihh untuk apa coba pak arkan bertanya seperti itu" kesalku
📱Drtt DrttAku mengalihkan pandanganku pada ponsel yang kembali bergetar, aku hanya menghembuskan nafas kasar ketika melihat siapa yang menelepon. Ya Allah ingin rasanya aku menolak panggilan itu📞"Assalamu'alaikum" sapanya dari sebrang sana📞"Wa'alaikumsalam" jawabku mencoba meredekan rasa marahku. Ya yang menelpon ku adalah pak arkan. Entah apa yang ingin dia katakan
📞"Maaf jika pertanyaan saya membuat kamu merasa tidak nyaman. Tolong jangan marah, saya tidak bermaksud membuat kamu tersinggung awan" ucapnya memohon
📞"Hm iya enggak apa-apa kok pak. bapak enggak salah mungkin saya yang salah terlalu sensitif maaf" sesalku
📞"Hehe tidak apa-apa kok. Hm besok kamu ada waktu kosong? bisa kita bertemu?" Sesaat aku terdiam mendengar ajakannya. Mungkin dia hanya ingin membahas perihal bisnis terlebih ini pertama kali aku ikut join kembali setelah dua tahun menghilang tanpa kabar
📞"Hm besok waktu saya kosong kok pak. Sama pak anwar juga kan?" Tanyaku memastikan
📞"Tidak. Hanya kita berdua, bisa? Ada hal yang ingin saya bicarakan sama kamu dan itu pribadi bukan tentang bisnis jadi saya harap tidak ada orang lain yang ikut serta"
📞"Hal pribadi?" Tanya ku memastikan
📞"Iya. kalau bisa saya tunggu kamu di cafe tempat pertama kali kita bertemu, kamu masih ingat?" Aku benar-benar tidak tau harus menjawab apa. Hal pribadi apa yang ingin dia bicarakan sampai tidak boleh orang lain ikut serta
📞"Inshallah pak"
Awan POV OF...
Sesampainya di cafe yang dimaksud oleh Arkan, Awan segera mencari keberadaan laki-laki itu. Ketika melihat laki-laki memakai kemeja biru langit melambaikan tangan Awan segera berjalan kearahnya
"Assalamu'alaikum pak. maaf saya terlambat" ucap Awan ketika sampai dihadapan Arkan
"Wa'alaikumsalam. Tidak apa-apa saya juga baru datang, ayo silahkan duduk" Awan segera duduk tepat dihadapan Arkan "jadi bapak mau bicara apa sama saya?" Tanya Awan tutup poin "Ah tidak lebih baik kita makan dulu, baru nanti kita bahas. Kamu mau pesan apa?" Tanya Arkan"Terserah Bapak aja"Makanan pesanan mereka akhirnya datang membuat kedua nya pokus pada makanan masing-masing. Hingga akhirnya makanan keduanya telah tandas Arkan menatap Awan yang tengah menanti ucapannya"bismillahirrahmanirrahim, Awan Mentari sejak pertama kali saya melihat kamu di cafe ini saya merasakan ada yang berbeda dalam diri saya. Awalnya saya ragu dengan apa yang saya rasakan namun setelah pertemuan kedua kita di Masjid Ar Rahman saya langsung memantapkan hati saya. Namun ternyata Allah menguji saya, kurang lebih dua tahun kamu hilang tanpa kabar membuat saya diambang kebimbangan dan Alhamdulillah saat pertemuan kemarin saya sadar saya tidak ingin kehilangan kamu lagi. Jadi Awan Mentari maukah kamu menikah dengan saya, Menyempurnakan agama saya, menjadi istri sekaligus ibu untuk anak-anak saya kelak dan yang Paling penting mengejar Ridho serta Syurga-NYA bersama saya serta membina keluarga yang sakinah mawadah warahmah" Awan tertegun mendengar ucapan laki-laki yang tadi malam tiba-tiba memintanya bertemu hari ini. Dia tidak menyangka bahwa pertemuannya dengan laki-laki 5tahun lebih tua darinya ini adalah untuk sebuah ungkapan perasaan"Saya memang tidak bisa menjanjikan apa-apa sama kamu Awan, Kemewahan dan yang lainnya. Namun tolong tegur saya jika suatu saat saya khilaf. Semalaman saya berpikir setelah pulang dari acara seminar tentang pertemuan ketiga kita, saya tidak sanggup melihat kamu bersama dengan orang lain maka dari itu saya bertekad ingin menyampaikan perasaan saya. Tolong ijinkan saya agar bisa menjadi imam kamu"Lagi dan lagi awan hanya terdiam enggan memberikan respon apa-apa membuat Arkan takut dengan jawaban yang akan di berikan gadis itu"Awan?" tegurnyaSebelum menjawab gadis itu menarik nafas kemudian menghembuskan dengan kasar tampak prustasi mendengar ucapan Arkan"Bapak serius?" tanyanya
"sangat, saya sangat serius" ucap Arkan yakin"Saya adalah orang yang tidak suka berbagi hati, jadi apa bisa Bapak menjanjikan akan setia hanya pada saya?" Tanya Awan mengungkapkan ketakutannya jika menikah"Inshallah saya hanya akan menjadikan kamu satu-satunya wanita yang bergelar istri dihidup saya" "Lantas bagaimana dengan Ka Sharly? Bukankah kemarin Bapak membawanya ke seminar seolah menunjukan pada dunia bawa dia adalah pasangan Bapak?" Tanya Awan lagi ketika mengingat pertemuannya dengan Sharly, wanita yang dibawa Arkan pada saat seminar kemarin. Dia tidak mungkin semudah itu percaya pada Arkan saat dengan jelas dia telah menggandeng wanita lain di depannya"Saya tidak ada hubungan apa-apa dengan Sharly. Dia sudah saya anggap seperti adik saya sendiri. Saya bertemu dengan dia saat kamu pergi, kita memang dekat tapi saya harap kamu percaya bahwa saya tidak memiliki perasaan lebih dari kasih sayang kakak terhadap adiknya" Arkan tahu dia salah bagaimana mungkin Awan percaya begitu saja dia serius sedangkan kemarin dia terus bersama Sharly di acara seminar"Baik saya akan berusaha percaya tapi maaf saya tidak bisa memberikan jawabannya sekarang, beri saya waktu""berapa lama?""dua minggu" ucapnya membuat Arkan menatap tak setuju"Enggak itu kelamaan, satu minggu" tawar Arkan"10 hari""satu minggu, jika tidak saya akan langsung menemui orang tua kamu" ucap Arkan yang lebih terdengar seperti ancaman"baik satu minggu, saya harap bapak tidak keberatan apapun keputusan saya nanti dan dapat menerimanya""iya, saya akan menerima apapun jawaban kamu"...1 MINGGU KEMUDIAN Awan menatap ponselnya, apakah dia harus memberikan jawabannya hari ini? Tapi apa kali ini keputusannya benar dan tidak menjadi penyesalan kelak dimasa depan DrtttTerlambat nyatanya Arkan, laki-laki yang berstatus mentornya itu lebih dulu menghubunginya "Bismillah, Ya Allah semoga keputusan ku kali ini adalah benar dan tidak melukai siapapun" ucapnya sebelum menekan tombol hijau menjawab panggilan itu "Assalamu'alaikum Awan" sapanya dari sebrang telepon. Jantungnya seakan bertalu talu mendengar suara serak Arkan, entah kenapa pikirannya semakin bercabang mendengar suara laki-laki itu yang berbeda dari biasanya "Wa'alaikumsallam pak" "hari ini tepat satu minggu, saya harap kamu sudah memiliki jawaban untuk pertanyaan saya" Awan memejamkan matanya, menghembuskan nafasnya kasar sebelum menjawab pertanyaan Arkan "hm maaf" Cukup la
Pagi-pagi sekali Arkan sudah sampai disebuah kota yang terkenal dengan kota hujan, Bogor. Kota kelahirannya dan juga tempat tinggal keluarganya.Dia segera memarkirkan mobilnya disebuah rumah yang bisa terbilang cukup megah. Seketika kegugupan melandanya ketika akan mengetuk pintu"Enggak kamu enggak boleh kayak gini kalau kamu kayak gini yang ada kamu enggak jadi nikah sama Awan. Oke semangat Arkan, Bismillah Allahuakbar" ucapnya dan segera mengetuk pintuTok Tok TokCklekTak lama pintu terbuka memperlihatkan wanita paruh baya yang kaget ketika melihat kedatangan putra nya yang super sibuk itu"Lho aa kapan datang, tumben pake ketuk pintu dulu biasanya juga langsung masuk" ucap wanita itu"Assalamu'alaikum Ma" ucapnya dan segera salim kepada Mamanya"Wa'alaikumsallam, ayok masuk. Kebetulan banget teteh sama aa kamu
Ketika takdir mempertemukan dua insan, kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi kedepannya. Entah hanya sekedar pertemuan itu atau akan ada pertemuan-pertemuan lainnya..."Hallo Awan kamu dimana? Kamu jadikan ikut pertemuan di cafe? Kakak tunggu lho" ucap Ka AnwarKa Anwar adalah seorang yang baru aku kenal sejak aku kembali pindah ke kota ini. Aku mengenalnya ketika aku akan membeli salah satu produk yang dia jual namun ternyata dia mengajak aku join, aku yang memang tertarik dengan bisnis dalam dunia maya membuat aku tak bisa menolak tawarannyaSejak saat itu aku mulai belajar bisnis ini dengannya lewat telepon, namun hari ini dia memintaku untuk mengikuti pertemuan antar anggota bisnis. Membuat aku kalap karena jarak cafe tempat pertemuan dan rumah ku cukup jauh"Jadi kok Ka, ini aku mau berangkat. Udah dulu ya Ka, Assalamu'alaikum" ucapku sambil mem
Bukankah tidak ada yang tidak mungkin untuk Allah.. Terlebih jika menyangkut hati manusia?...Aku pikir pertemuan aku dengan pak mentor yang dimaksud Ka Anwar tidak akan berakhir seklasik ini. Bertemu, bertanya, mengobrol dan berakhir pulang barengDijamin tidak akan kehujanan, yaiyalah anak kecil dua tahun aja paham kalo naik mobil gak akan kehujanan. Aku kira dia naik motor makanya dia gak pulang karena nunggu hujan reda taunya dia naik mobilHello Awan harusnya kamu sadar sejak awal orang sehebat Muhammad Alif Arkana seorang manager muda disalah satu hotel ternama di jakarta mana mungkin menggunakan motor di pertemuan tadi"Ini adalah mobil yang saya ceritakan tadi sama kamu, saya memilih mobil ini karena permintaan ayah saya. Bagaimana menurut kamu hm?" Aku melirik lelaki dewasa disampingku karena ini pertama kali aku mendengar suaranya saat sudah sampai dimobiln
Arkan POVAda yang berbeda sejak aku melihat gadis berkerudung hitam itu saat pertemuan tadi. Dari mulai dia selalu menunduk saat aku menatapnya kemudian saat dia jaga jarak dengan lawan jenisnyaSaat yang lain tengah sibuk dengan aktifitas masing-masing aku memberanikan diri mendekat dengan gadis yang aku tahu bernama Awan Mentari, gadis kelas 3 SMA yang sebelumnya sekolah di Karawang. Tutur katanya membuat aku merasakan hal aneh yang belum pernah aku rasakan. Pemikiran nya yang dewasa di usianya yang masih muda membuat aku kagum karena jarang sekali ada gadis memiliki pemikiran seperti ituTak terasa saat kulihat waktu sudah larut dan tidak lama gadis itu pamit pulang padahal ini masih hujan. Aku langsung bergegas keluar mengejarnya. Sesampainya diluar aku melihat gadis itu berdiri di tengah hujan deras dengan sebuah motor matic nya. Dan aku baru mengingat bahwa sebelum berangkat kesini tadi aku baru saja membeli
Andai aku dapat membentengi hati agar tidak roboh hanya karena pesonanya tentu aku akan lakukan. Aku hanya tidak ingin jatuh terlalu dalam pada seseorang yang belum tentu ditakdirkan untukku...Aku melirik area parkiran di cafe namun tak menemukan motor ka anwar padahal aku rasa kali ini aku datang sudah cukup terlambat tapi kok Ka Anwar belum datang yaDengan cepat aku memastikan ke dalam cafe namun memang sepertinya Ka Anwar belum datang. Karena jam masih menunjukan waktu dhuha aku rasa lebih baik aku shalat duluAku tertegun ketika hendak memasuki masjid yang gak jauh dari caffe ini, seseorang berdiri di hadapanku sepertinya dia baru selesai shalat terlihat jelas dari tetesan air yang sepertinya bekas wudhu"Awan?" sapanya, seolah menyadarkan aku dari pesonanya dengan segera aku menunduk"ah iya pak, bapak udah dateng?" tanyaku pada Pak Arkan,  
Bersaksi cinta diatas cinta Dalam alunan tasbihku ini Menerka hati yang tersembunyi Berteman dimalam sunyi penuh do'a Sebut namaMU terukir merdu Tertulis dalam sajadah cinta Tetapkan pilihan sebagai teman Kekal abadi hingga akhir zaman ... Arkana Pov Sudah hampir dua tahun ini aku tidak pernah lagi bertemu dengan gadis bermata hazel itu. Awan, gadis itu menghilang sejak pertemuan di caffe yang berakhir dirinya digoda oleh anggota lainnya yang menyaksikan saat kami pulang Pak Anwar bahkan mengatakan sudah hilang kontak dengan gadis itu, terakhir saat gadis itu ijin ingin pokus dulu pada sekolahnya yang berakhir hilang tak ada kabar sampai sekarang Dua kali aku bertemu dengannya, namun dua tahun juga aku kehilangannya "A
Hotel mewah yang saat ini dijadikan tempat diadakannya seminar sudah kedatangan banyak sekali orang-orang berpakaian formalGadis berhijab cream baru saja turun dari motor putih bersama dengan seorang laki-laki tinggi beralis tebal, keduanya segera merapihkan pakaian nyaTak lama beberapa yang berkendara motor menyusul keduanya dan merapikan pakaian mereka juga. Setelah selesai semuanya, mereka segera melangkahkan kaki menuju tempat diadakannya seminarArkan, laki-laki berjas hitam itu langsung melangkahkan kakinya setelah selesai memarkirkan motornya kemudian melangkah memasuki gedung Hotel bersama dengan gadis berhijab abu-abuSaat keduanya sampai di tempat seminar tepatnya didepan pintu ruangan yang sebentar lagi akan dibuka, mata laki-laki itu terpaku ketika melihat gadis yang begitu dia rindukan tengah tertawa lepas bersama dengan beberapa gadis lain yang sepertinya mengikuti seminar ini
Pagi-pagi sekali Arkan sudah sampai disebuah kota yang terkenal dengan kota hujan, Bogor. Kota kelahirannya dan juga tempat tinggal keluarganya.Dia segera memarkirkan mobilnya disebuah rumah yang bisa terbilang cukup megah. Seketika kegugupan melandanya ketika akan mengetuk pintu"Enggak kamu enggak boleh kayak gini kalau kamu kayak gini yang ada kamu enggak jadi nikah sama Awan. Oke semangat Arkan, Bismillah Allahuakbar" ucapnya dan segera mengetuk pintuTok Tok TokCklekTak lama pintu terbuka memperlihatkan wanita paruh baya yang kaget ketika melihat kedatangan putra nya yang super sibuk itu"Lho aa kapan datang, tumben pake ketuk pintu dulu biasanya juga langsung masuk" ucap wanita itu"Assalamu'alaikum Ma" ucapnya dan segera salim kepada Mamanya"Wa'alaikumsallam, ayok masuk. Kebetulan banget teteh sama aa kamu
1 MINGGU KEMUDIAN Awan menatap ponselnya, apakah dia harus memberikan jawabannya hari ini? Tapi apa kali ini keputusannya benar dan tidak menjadi penyesalan kelak dimasa depan DrtttTerlambat nyatanya Arkan, laki-laki yang berstatus mentornya itu lebih dulu menghubunginya "Bismillah, Ya Allah semoga keputusan ku kali ini adalah benar dan tidak melukai siapapun" ucapnya sebelum menekan tombol hijau menjawab panggilan itu "Assalamu'alaikum Awan" sapanya dari sebrang telepon. Jantungnya seakan bertalu talu mendengar suara serak Arkan, entah kenapa pikirannya semakin bercabang mendengar suara laki-laki itu yang berbeda dari biasanya "Wa'alaikumsallam pak" "hari ini tepat satu minggu, saya harap kamu sudah memiliki jawaban untuk pertanyaan saya" Awan memejamkan matanya, menghembuskan nafasnya kasar sebelum menjawab pertanyaan Arkan "hm maaf" Cukup la
Awan pov Setelah selesai dengan ritual mandi aku segera mengecek ponsel karna sejak tadi berisik oleh suara notifikasi Mataku melotot sempurna saat melihat grup bisnis yang tengah ramai membicarakan aku dan Ka Edy Pak Arkana Calling 📲 Aku yang tengah sibuk membaca komentar di grup dikagetkan ketika mendapat panggilan dari Pak Arkana "Untuk apa pak arkana telepon malam-malam begini, duh angkat gak ya. Kalo gak diangkat takutnya gak sopan tapi kalo di angkat... duh tau ah" Akhirnya aku memutuskan untuk menjawabnya 📞"Assalamu'alaikum" salamnya 📞"Wa'alaikumsalam" 📞"Sudah sampai?" 📞"Hm sudah" duh kok deg degan gini ya 📞"Pulang sama Edy?" 📞"Iya" 📞"Sekalian dinner ya hehehe" maksudnya apa cob
Setelah acara seminar itu Sherly langsung meminta Awan untuk menemaninya ke toilet sebelum mengikuti rapat dengan antar tim. Saat didalam toilet wanita, Sherly segera memoles wajahnya. namun saat melihat Awan gadis berkerudung cream itu hanya diam saja "Awan, hm sini deh itu bibir kamu pucet banget aku pakaikan lipstik ya?" tawar Sherly "Eh enggak usah ka" tolaknya "udah sini. Ini tuh acara besar kamu juga harus selalu kelihatan fresh. Sini aku pakai kan. Bukannya bentar lagi ada kumpulan antar tim kan ya? Nah masa kamu kelihatan pucet sih" Dengan cepat Sherly menarik Awan dan memberikannya sedikit polesan make up Awan, gadis itu melihat tampilan dirinya dari kaca toilet yang memang kelihatan lebih fresh dan dewasa padahal saat berangkat dia hanya menggunakan bedak tipis serta lip gloss agar tidak terlalu pucat karena dia tidak suka
Hotel mewah yang saat ini dijadikan tempat diadakannya seminar sudah kedatangan banyak sekali orang-orang berpakaian formalGadis berhijab cream baru saja turun dari motor putih bersama dengan seorang laki-laki tinggi beralis tebal, keduanya segera merapihkan pakaian nyaTak lama beberapa yang berkendara motor menyusul keduanya dan merapikan pakaian mereka juga. Setelah selesai semuanya, mereka segera melangkahkan kaki menuju tempat diadakannya seminarArkan, laki-laki berjas hitam itu langsung melangkahkan kakinya setelah selesai memarkirkan motornya kemudian melangkah memasuki gedung Hotel bersama dengan gadis berhijab abu-abuSaat keduanya sampai di tempat seminar tepatnya didepan pintu ruangan yang sebentar lagi akan dibuka, mata laki-laki itu terpaku ketika melihat gadis yang begitu dia rindukan tengah tertawa lepas bersama dengan beberapa gadis lain yang sepertinya mengikuti seminar ini
Bersaksi cinta diatas cinta Dalam alunan tasbihku ini Menerka hati yang tersembunyi Berteman dimalam sunyi penuh do'a Sebut namaMU terukir merdu Tertulis dalam sajadah cinta Tetapkan pilihan sebagai teman Kekal abadi hingga akhir zaman ... Arkana Pov Sudah hampir dua tahun ini aku tidak pernah lagi bertemu dengan gadis bermata hazel itu. Awan, gadis itu menghilang sejak pertemuan di caffe yang berakhir dirinya digoda oleh anggota lainnya yang menyaksikan saat kami pulang Pak Anwar bahkan mengatakan sudah hilang kontak dengan gadis itu, terakhir saat gadis itu ijin ingin pokus dulu pada sekolahnya yang berakhir hilang tak ada kabar sampai sekarang Dua kali aku bertemu dengannya, namun dua tahun juga aku kehilangannya "A
Andai aku dapat membentengi hati agar tidak roboh hanya karena pesonanya tentu aku akan lakukan. Aku hanya tidak ingin jatuh terlalu dalam pada seseorang yang belum tentu ditakdirkan untukku...Aku melirik area parkiran di cafe namun tak menemukan motor ka anwar padahal aku rasa kali ini aku datang sudah cukup terlambat tapi kok Ka Anwar belum datang yaDengan cepat aku memastikan ke dalam cafe namun memang sepertinya Ka Anwar belum datang. Karena jam masih menunjukan waktu dhuha aku rasa lebih baik aku shalat duluAku tertegun ketika hendak memasuki masjid yang gak jauh dari caffe ini, seseorang berdiri di hadapanku sepertinya dia baru selesai shalat terlihat jelas dari tetesan air yang sepertinya bekas wudhu"Awan?" sapanya, seolah menyadarkan aku dari pesonanya dengan segera aku menunduk"ah iya pak, bapak udah dateng?" tanyaku pada Pak Arkan,  
Arkan POVAda yang berbeda sejak aku melihat gadis berkerudung hitam itu saat pertemuan tadi. Dari mulai dia selalu menunduk saat aku menatapnya kemudian saat dia jaga jarak dengan lawan jenisnyaSaat yang lain tengah sibuk dengan aktifitas masing-masing aku memberanikan diri mendekat dengan gadis yang aku tahu bernama Awan Mentari, gadis kelas 3 SMA yang sebelumnya sekolah di Karawang. Tutur katanya membuat aku merasakan hal aneh yang belum pernah aku rasakan. Pemikiran nya yang dewasa di usianya yang masih muda membuat aku kagum karena jarang sekali ada gadis memiliki pemikiran seperti ituTak terasa saat kulihat waktu sudah larut dan tidak lama gadis itu pamit pulang padahal ini masih hujan. Aku langsung bergegas keluar mengejarnya. Sesampainya diluar aku melihat gadis itu berdiri di tengah hujan deras dengan sebuah motor matic nya. Dan aku baru mengingat bahwa sebelum berangkat kesini tadi aku baru saja membeli
Bukankah tidak ada yang tidak mungkin untuk Allah.. Terlebih jika menyangkut hati manusia?...Aku pikir pertemuan aku dengan pak mentor yang dimaksud Ka Anwar tidak akan berakhir seklasik ini. Bertemu, bertanya, mengobrol dan berakhir pulang barengDijamin tidak akan kehujanan, yaiyalah anak kecil dua tahun aja paham kalo naik mobil gak akan kehujanan. Aku kira dia naik motor makanya dia gak pulang karena nunggu hujan reda taunya dia naik mobilHello Awan harusnya kamu sadar sejak awal orang sehebat Muhammad Alif Arkana seorang manager muda disalah satu hotel ternama di jakarta mana mungkin menggunakan motor di pertemuan tadi"Ini adalah mobil yang saya ceritakan tadi sama kamu, saya memilih mobil ini karena permintaan ayah saya. Bagaimana menurut kamu hm?" Aku melirik lelaki dewasa disampingku karena ini pertama kali aku mendengar suaranya saat sudah sampai dimobiln