Arkan POV
Ada yang berbeda sejak aku melihat gadis berkerudung hitam itu saat pertemuan tadi. Dari mulai dia selalu menunduk saat aku menatapnya kemudian saat dia jaga jarak dengan lawan jenisnya
Saat yang lain tengah sibuk dengan aktifitas masing-masing aku memberanikan diri mendekat dengan gadis yang aku tahu bernama Awan Mentari, gadis kelas 3 SMA yang sebelumnya sekolah di Karawang. Tutur katanya membuat aku merasakan hal aneh yang belum pernah aku rasakan. Pemikiran nya yang dewasa di usianya yang masih muda membuat aku kagum karena jarang sekali ada gadis memiliki pemikiran seperti itu
Tak terasa saat kulihat waktu sudah larut dan tidak lama gadis itu pamit pulang padahal ini masih hujan. Aku langsung bergegas keluar mengejarnya. Sesampainya diluar aku melihat gadis itu berdiri di tengah hujan deras dengan sebuah motor matic nya. Dan aku baru mengingat bahwa sebelum berangkat kesini tadi aku baru saja membeli jas hujan pesanan Sahabat ku yang saat ini menginap di rumahku
Setelah mengambil jas hujan dimobil kemudian mendekatinya dan memberikan jas hujan itu namun dia menolak sampai akhirnya aku memaksanya untuk pulang bersamaku. Alhamdulillah dia menerimanya.
Ada apa dengan diriku kenapa gadis mungil ini mampu membuatku melakukan hal yang bukan seharusnya aku lakukan. Pengaruhnya luar biasa menggetarkan perasaan
Arkan POV OF...Awan POV
Sejak pertemuan itu aku tidak pernah lagi bertemu dengan Pak Arkan. Bahkan esoknya aku tidak tau siapa yang mengantarkan motorku ke rumah karena yang jelas saat aku pulang sekolah motor itu sudah ada di depan rumah mungkin orang suruhan Pak Arkan pikirku
Sudah dua minggu ini aku tidak mengaktifkan ponsel. Entah ada apa dengan hatiku yang jelas aku tak siap hanya sekedar melihat namanya di sebut di grup bisnis itu, berlebihan memang tapi sungguh aku benar-benar tak siap jika harus kembali berkomunikasi dengannya dan aku sadar aku hanya ingin menghindarinya agar rasa yang aku pendam tidak terlampau dalam
Sadar Awan dia terlalu sempurna untukmu, Arkan dia memiki segalanya, harta, jabatan, rupa yang menawan dan mungkin mudah bagi dia jika harus memilih wanita mana saja yang dia mau dan yang jelas perempuan itu bukan kamu
"wan gimana pertemuan bisnis kamu dua minggu lalu? Rame enggak? " tanya sahabatku, Sera"iya kata kamu pas kemarin kamu pulang di anterin mentor kamu, siapa? " timbrung sahabatku satu lagi, Intan
Saat ini kita tengah makan bakso di tempat langganan Intan yang katanya enak banget, porsi jumbo tapi harga murah muriah, lumayan gak menguras dompet siswi seperti kita, katanya"hm ya pertemuan nya lancar. Aku emang di antar pulang karena saat itu hujan deras dan aku gak bawa jas hujan yaudah deh nebeng" jawabku"wah enak ya ikutan bisnis o****e kayak gitu. Kira-kira kapan kamu ada pertemuan lagi?" tanya Intan
"entah aku kurang tau udah lama enggak buka grup soalnya"
"dih kok gitu, sini mana ponsel kamu biar aku liat siapa tau ada info buat pertemuan lagi dan aku bisa ikut" ucapnya yang langsung meminta ponsel miliku
Ku lihat mereka mulai asik dengan ponselku dan mengabaikan aku yang memang masih makan sementara makanan mereka sudah habis
"Awan, Pak Arkana itu siapa?" tanya Sera tiba-tiba membuat aku kaget kenapa tiba-tiba dia menanyakan hal ituAwalnya aku tidak paham apa maksud Sera namun saat dia menunjukan ada beberapa panggilan tak terjawab dan ada pesan yang sudah terbaca dari pak Arkan
Pak Arkana√√ Assalamu'alaikum Awan, saya sudah sampai rumah. Oh iya tentang motor kamu saya sudah minta tolong teman saya untuk mengantarkannya ke rumah kamu
Aku menghela nafas lega. Aku kira ada pesan aneh sehingga membuat Sera dan Intan memandangku seperti itu ternyata hanya pesan singkat dari Pak Arkan. "Astaga apa yang aku harapkan dia tidak mungkin mengirimkan pesan aneh seperti yang kamu pikir kan ingat dia hanya mentor kamu" ucapku dalam hati mengingatkan"Awan jadi siapa pak Arkana? Kok kamu langsung kaget gitu pas aku sebut namanya. Ayo cerita siapa dia?" tanya Sera sambil memicingkan matanya"Apaan sih Ra bukan siapa-siapa kok. dia cuman mentor yang dua minggu lalu anter aku pulang" jelasku
"Yakin Hanya itu, kok aku enggak percaya ya. Rajin amat tuh mentor sampe chat kamu dan ngabarin dia udah sampai rumah?"
"Terserah deh kalian mau percaya atau nggk"
"Iya deh percaya. Tapi baik banget ya punya mentor bertanggung jawab kayak gitu. Jadi ingin ikut bisnis juga deh" ucap Intan yang dapat cubitan dari Sera
"Sebahagia kamu deh Tan"
DrttttPonsel ku bergetar awalnya aku hanya melirik sekilas namun mataku melotot sempurna saat melihat nama Ka Anwar disana sontak aku langsung meminta mereka mengangkat panggilan itu. Namun bukan nya menjawab panggilan itu mereka malah langsung memberikan ponsel itu padaku mau tak mau akhirnya aku menjawabnya dan harus siap dengerin omelan ka anwar yang bawel nya ngalahin ibu-ibu gosip di sekitar rumah
📞"Assalamu'alaikum ka"📞"Wa'alaikumsallam, ya ampun awan kamu kemana aja sih? Lama gak nongol di grup, kamu lama gak aktif, kemarin kamu absen pertemuan juga, kamu kemana sebenernya? Kakak gak mau tau ya minggu depan kamu harus ikut soalnya pak arkan yang Pimpin. Kemarin dia juga enggak datang di pertemuan karena ada urusan dan dia mengatakan minggu depan dia akan datang dan berharap semua anggota kota ini datang. Kamu tau kan dia orang sibuk, sulit mendapatkan waktunya Wan. Jadi kakak harap kamu harus datang"
📞"iya ka Awan usahain ya. Hm Awan lagi kerja kelompok udah dulu ya ka, Assalamu'alaikum"
Ucapku yang langsung menutup panggilan, sumpah aku gak mau dengerin ocehannya yang nanti malah bertambah panjang"mentor kamu lagi?" tanya intan, yang hanya aku jawab dengan anggukan"minggu depan kamu mau ada pertemuan lagi? Kamu bakal datang" tanya sera yang lagi dan lagi aku jawab dengan anggukan
Aku bakal datang tapi bagaimana caranya ya supaya nanti aku tidak canggung dengan Pak Arkan. Apa aku harus datang telat lagi seperti kemarin untuk menghindari pertanyaan beruntun dari Ka Anwar? Iya kayaknya aku harus datang telat...
Semangat Awan, semangat hati kuatkan kamu ya jangan sampai luluh oleh pesona manager muda itu
Andai aku dapat membentengi hati agar tidak roboh hanya karena pesonanya tentu aku akan lakukan. Aku hanya tidak ingin jatuh terlalu dalam pada seseorang yang belum tentu ditakdirkan untukku...Aku melirik area parkiran di cafe namun tak menemukan motor ka anwar padahal aku rasa kali ini aku datang sudah cukup terlambat tapi kok Ka Anwar belum datang yaDengan cepat aku memastikan ke dalam cafe namun memang sepertinya Ka Anwar belum datang. Karena jam masih menunjukan waktu dhuha aku rasa lebih baik aku shalat duluAku tertegun ketika hendak memasuki masjid yang gak jauh dari caffe ini, seseorang berdiri di hadapanku sepertinya dia baru selesai shalat terlihat jelas dari tetesan air yang sepertinya bekas wudhu"Awan?" sapanya, seolah menyadarkan aku dari pesonanya dengan segera aku menunduk"ah iya pak, bapak udah dateng?" tanyaku pada Pak Arkan,  
Bersaksi cinta diatas cinta Dalam alunan tasbihku ini Menerka hati yang tersembunyi Berteman dimalam sunyi penuh do'a Sebut namaMU terukir merdu Tertulis dalam sajadah cinta Tetapkan pilihan sebagai teman Kekal abadi hingga akhir zaman ... Arkana Pov Sudah hampir dua tahun ini aku tidak pernah lagi bertemu dengan gadis bermata hazel itu. Awan, gadis itu menghilang sejak pertemuan di caffe yang berakhir dirinya digoda oleh anggota lainnya yang menyaksikan saat kami pulang Pak Anwar bahkan mengatakan sudah hilang kontak dengan gadis itu, terakhir saat gadis itu ijin ingin pokus dulu pada sekolahnya yang berakhir hilang tak ada kabar sampai sekarang Dua kali aku bertemu dengannya, namun dua tahun juga aku kehilangannya "A
Hotel mewah yang saat ini dijadikan tempat diadakannya seminar sudah kedatangan banyak sekali orang-orang berpakaian formalGadis berhijab cream baru saja turun dari motor putih bersama dengan seorang laki-laki tinggi beralis tebal, keduanya segera merapihkan pakaian nyaTak lama beberapa yang berkendara motor menyusul keduanya dan merapikan pakaian mereka juga. Setelah selesai semuanya, mereka segera melangkahkan kaki menuju tempat diadakannya seminarArkan, laki-laki berjas hitam itu langsung melangkahkan kakinya setelah selesai memarkirkan motornya kemudian melangkah memasuki gedung Hotel bersama dengan gadis berhijab abu-abuSaat keduanya sampai di tempat seminar tepatnya didepan pintu ruangan yang sebentar lagi akan dibuka, mata laki-laki itu terpaku ketika melihat gadis yang begitu dia rindukan tengah tertawa lepas bersama dengan beberapa gadis lain yang sepertinya mengikuti seminar ini
Setelah acara seminar itu Sherly langsung meminta Awan untuk menemaninya ke toilet sebelum mengikuti rapat dengan antar tim. Saat didalam toilet wanita, Sherly segera memoles wajahnya. namun saat melihat Awan gadis berkerudung cream itu hanya diam saja "Awan, hm sini deh itu bibir kamu pucet banget aku pakaikan lipstik ya?" tawar Sherly "Eh enggak usah ka" tolaknya "udah sini. Ini tuh acara besar kamu juga harus selalu kelihatan fresh. Sini aku pakai kan. Bukannya bentar lagi ada kumpulan antar tim kan ya? Nah masa kamu kelihatan pucet sih" Dengan cepat Sherly menarik Awan dan memberikannya sedikit polesan make up Awan, gadis itu melihat tampilan dirinya dari kaca toilet yang memang kelihatan lebih fresh dan dewasa padahal saat berangkat dia hanya menggunakan bedak tipis serta lip gloss agar tidak terlalu pucat karena dia tidak suka
Awan pov Setelah selesai dengan ritual mandi aku segera mengecek ponsel karna sejak tadi berisik oleh suara notifikasi Mataku melotot sempurna saat melihat grup bisnis yang tengah ramai membicarakan aku dan Ka Edy Pak Arkana Calling 📲 Aku yang tengah sibuk membaca komentar di grup dikagetkan ketika mendapat panggilan dari Pak Arkana "Untuk apa pak arkana telepon malam-malam begini, duh angkat gak ya. Kalo gak diangkat takutnya gak sopan tapi kalo di angkat... duh tau ah" Akhirnya aku memutuskan untuk menjawabnya 📞"Assalamu'alaikum" salamnya 📞"Wa'alaikumsalam" 📞"Sudah sampai?" 📞"Hm sudah" duh kok deg degan gini ya 📞"Pulang sama Edy?" 📞"Iya" 📞"Sekalian dinner ya hehehe" maksudnya apa cob
1 MINGGU KEMUDIAN Awan menatap ponselnya, apakah dia harus memberikan jawabannya hari ini? Tapi apa kali ini keputusannya benar dan tidak menjadi penyesalan kelak dimasa depan DrtttTerlambat nyatanya Arkan, laki-laki yang berstatus mentornya itu lebih dulu menghubunginya "Bismillah, Ya Allah semoga keputusan ku kali ini adalah benar dan tidak melukai siapapun" ucapnya sebelum menekan tombol hijau menjawab panggilan itu "Assalamu'alaikum Awan" sapanya dari sebrang telepon. Jantungnya seakan bertalu talu mendengar suara serak Arkan, entah kenapa pikirannya semakin bercabang mendengar suara laki-laki itu yang berbeda dari biasanya "Wa'alaikumsallam pak" "hari ini tepat satu minggu, saya harap kamu sudah memiliki jawaban untuk pertanyaan saya" Awan memejamkan matanya, menghembuskan nafasnya kasar sebelum menjawab pertanyaan Arkan "hm maaf" Cukup la
Pagi-pagi sekali Arkan sudah sampai disebuah kota yang terkenal dengan kota hujan, Bogor. Kota kelahirannya dan juga tempat tinggal keluarganya.Dia segera memarkirkan mobilnya disebuah rumah yang bisa terbilang cukup megah. Seketika kegugupan melandanya ketika akan mengetuk pintu"Enggak kamu enggak boleh kayak gini kalau kamu kayak gini yang ada kamu enggak jadi nikah sama Awan. Oke semangat Arkan, Bismillah Allahuakbar" ucapnya dan segera mengetuk pintuTok Tok TokCklekTak lama pintu terbuka memperlihatkan wanita paruh baya yang kaget ketika melihat kedatangan putra nya yang super sibuk itu"Lho aa kapan datang, tumben pake ketuk pintu dulu biasanya juga langsung masuk" ucap wanita itu"Assalamu'alaikum Ma" ucapnya dan segera salim kepada Mamanya"Wa'alaikumsallam, ayok masuk. Kebetulan banget teteh sama aa kamu
Ketika takdir mempertemukan dua insan, kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi kedepannya. Entah hanya sekedar pertemuan itu atau akan ada pertemuan-pertemuan lainnya..."Hallo Awan kamu dimana? Kamu jadikan ikut pertemuan di cafe? Kakak tunggu lho" ucap Ka AnwarKa Anwar adalah seorang yang baru aku kenal sejak aku kembali pindah ke kota ini. Aku mengenalnya ketika aku akan membeli salah satu produk yang dia jual namun ternyata dia mengajak aku join, aku yang memang tertarik dengan bisnis dalam dunia maya membuat aku tak bisa menolak tawarannyaSejak saat itu aku mulai belajar bisnis ini dengannya lewat telepon, namun hari ini dia memintaku untuk mengikuti pertemuan antar anggota bisnis. Membuat aku kalap karena jarak cafe tempat pertemuan dan rumah ku cukup jauh"Jadi kok Ka, ini aku mau berangkat. Udah dulu ya Ka, Assalamu'alaikum" ucapku sambil mem
Pagi-pagi sekali Arkan sudah sampai disebuah kota yang terkenal dengan kota hujan, Bogor. Kota kelahirannya dan juga tempat tinggal keluarganya.Dia segera memarkirkan mobilnya disebuah rumah yang bisa terbilang cukup megah. Seketika kegugupan melandanya ketika akan mengetuk pintu"Enggak kamu enggak boleh kayak gini kalau kamu kayak gini yang ada kamu enggak jadi nikah sama Awan. Oke semangat Arkan, Bismillah Allahuakbar" ucapnya dan segera mengetuk pintuTok Tok TokCklekTak lama pintu terbuka memperlihatkan wanita paruh baya yang kaget ketika melihat kedatangan putra nya yang super sibuk itu"Lho aa kapan datang, tumben pake ketuk pintu dulu biasanya juga langsung masuk" ucap wanita itu"Assalamu'alaikum Ma" ucapnya dan segera salim kepada Mamanya"Wa'alaikumsallam, ayok masuk. Kebetulan banget teteh sama aa kamu
1 MINGGU KEMUDIAN Awan menatap ponselnya, apakah dia harus memberikan jawabannya hari ini? Tapi apa kali ini keputusannya benar dan tidak menjadi penyesalan kelak dimasa depan DrtttTerlambat nyatanya Arkan, laki-laki yang berstatus mentornya itu lebih dulu menghubunginya "Bismillah, Ya Allah semoga keputusan ku kali ini adalah benar dan tidak melukai siapapun" ucapnya sebelum menekan tombol hijau menjawab panggilan itu "Assalamu'alaikum Awan" sapanya dari sebrang telepon. Jantungnya seakan bertalu talu mendengar suara serak Arkan, entah kenapa pikirannya semakin bercabang mendengar suara laki-laki itu yang berbeda dari biasanya "Wa'alaikumsallam pak" "hari ini tepat satu minggu, saya harap kamu sudah memiliki jawaban untuk pertanyaan saya" Awan memejamkan matanya, menghembuskan nafasnya kasar sebelum menjawab pertanyaan Arkan "hm maaf" Cukup la
Awan pov Setelah selesai dengan ritual mandi aku segera mengecek ponsel karna sejak tadi berisik oleh suara notifikasi Mataku melotot sempurna saat melihat grup bisnis yang tengah ramai membicarakan aku dan Ka Edy Pak Arkana Calling 📲 Aku yang tengah sibuk membaca komentar di grup dikagetkan ketika mendapat panggilan dari Pak Arkana "Untuk apa pak arkana telepon malam-malam begini, duh angkat gak ya. Kalo gak diangkat takutnya gak sopan tapi kalo di angkat... duh tau ah" Akhirnya aku memutuskan untuk menjawabnya 📞"Assalamu'alaikum" salamnya 📞"Wa'alaikumsalam" 📞"Sudah sampai?" 📞"Hm sudah" duh kok deg degan gini ya 📞"Pulang sama Edy?" 📞"Iya" 📞"Sekalian dinner ya hehehe" maksudnya apa cob
Setelah acara seminar itu Sherly langsung meminta Awan untuk menemaninya ke toilet sebelum mengikuti rapat dengan antar tim. Saat didalam toilet wanita, Sherly segera memoles wajahnya. namun saat melihat Awan gadis berkerudung cream itu hanya diam saja "Awan, hm sini deh itu bibir kamu pucet banget aku pakaikan lipstik ya?" tawar Sherly "Eh enggak usah ka" tolaknya "udah sini. Ini tuh acara besar kamu juga harus selalu kelihatan fresh. Sini aku pakai kan. Bukannya bentar lagi ada kumpulan antar tim kan ya? Nah masa kamu kelihatan pucet sih" Dengan cepat Sherly menarik Awan dan memberikannya sedikit polesan make up Awan, gadis itu melihat tampilan dirinya dari kaca toilet yang memang kelihatan lebih fresh dan dewasa padahal saat berangkat dia hanya menggunakan bedak tipis serta lip gloss agar tidak terlalu pucat karena dia tidak suka
Hotel mewah yang saat ini dijadikan tempat diadakannya seminar sudah kedatangan banyak sekali orang-orang berpakaian formalGadis berhijab cream baru saja turun dari motor putih bersama dengan seorang laki-laki tinggi beralis tebal, keduanya segera merapihkan pakaian nyaTak lama beberapa yang berkendara motor menyusul keduanya dan merapikan pakaian mereka juga. Setelah selesai semuanya, mereka segera melangkahkan kaki menuju tempat diadakannya seminarArkan, laki-laki berjas hitam itu langsung melangkahkan kakinya setelah selesai memarkirkan motornya kemudian melangkah memasuki gedung Hotel bersama dengan gadis berhijab abu-abuSaat keduanya sampai di tempat seminar tepatnya didepan pintu ruangan yang sebentar lagi akan dibuka, mata laki-laki itu terpaku ketika melihat gadis yang begitu dia rindukan tengah tertawa lepas bersama dengan beberapa gadis lain yang sepertinya mengikuti seminar ini
Bersaksi cinta diatas cinta Dalam alunan tasbihku ini Menerka hati yang tersembunyi Berteman dimalam sunyi penuh do'a Sebut namaMU terukir merdu Tertulis dalam sajadah cinta Tetapkan pilihan sebagai teman Kekal abadi hingga akhir zaman ... Arkana Pov Sudah hampir dua tahun ini aku tidak pernah lagi bertemu dengan gadis bermata hazel itu. Awan, gadis itu menghilang sejak pertemuan di caffe yang berakhir dirinya digoda oleh anggota lainnya yang menyaksikan saat kami pulang Pak Anwar bahkan mengatakan sudah hilang kontak dengan gadis itu, terakhir saat gadis itu ijin ingin pokus dulu pada sekolahnya yang berakhir hilang tak ada kabar sampai sekarang Dua kali aku bertemu dengannya, namun dua tahun juga aku kehilangannya "A
Andai aku dapat membentengi hati agar tidak roboh hanya karena pesonanya tentu aku akan lakukan. Aku hanya tidak ingin jatuh terlalu dalam pada seseorang yang belum tentu ditakdirkan untukku...Aku melirik area parkiran di cafe namun tak menemukan motor ka anwar padahal aku rasa kali ini aku datang sudah cukup terlambat tapi kok Ka Anwar belum datang yaDengan cepat aku memastikan ke dalam cafe namun memang sepertinya Ka Anwar belum datang. Karena jam masih menunjukan waktu dhuha aku rasa lebih baik aku shalat duluAku tertegun ketika hendak memasuki masjid yang gak jauh dari caffe ini, seseorang berdiri di hadapanku sepertinya dia baru selesai shalat terlihat jelas dari tetesan air yang sepertinya bekas wudhu"Awan?" sapanya, seolah menyadarkan aku dari pesonanya dengan segera aku menunduk"ah iya pak, bapak udah dateng?" tanyaku pada Pak Arkan,  
Arkan POVAda yang berbeda sejak aku melihat gadis berkerudung hitam itu saat pertemuan tadi. Dari mulai dia selalu menunduk saat aku menatapnya kemudian saat dia jaga jarak dengan lawan jenisnyaSaat yang lain tengah sibuk dengan aktifitas masing-masing aku memberanikan diri mendekat dengan gadis yang aku tahu bernama Awan Mentari, gadis kelas 3 SMA yang sebelumnya sekolah di Karawang. Tutur katanya membuat aku merasakan hal aneh yang belum pernah aku rasakan. Pemikiran nya yang dewasa di usianya yang masih muda membuat aku kagum karena jarang sekali ada gadis memiliki pemikiran seperti ituTak terasa saat kulihat waktu sudah larut dan tidak lama gadis itu pamit pulang padahal ini masih hujan. Aku langsung bergegas keluar mengejarnya. Sesampainya diluar aku melihat gadis itu berdiri di tengah hujan deras dengan sebuah motor matic nya. Dan aku baru mengingat bahwa sebelum berangkat kesini tadi aku baru saja membeli
Bukankah tidak ada yang tidak mungkin untuk Allah.. Terlebih jika menyangkut hati manusia?...Aku pikir pertemuan aku dengan pak mentor yang dimaksud Ka Anwar tidak akan berakhir seklasik ini. Bertemu, bertanya, mengobrol dan berakhir pulang barengDijamin tidak akan kehujanan, yaiyalah anak kecil dua tahun aja paham kalo naik mobil gak akan kehujanan. Aku kira dia naik motor makanya dia gak pulang karena nunggu hujan reda taunya dia naik mobilHello Awan harusnya kamu sadar sejak awal orang sehebat Muhammad Alif Arkana seorang manager muda disalah satu hotel ternama di jakarta mana mungkin menggunakan motor di pertemuan tadi"Ini adalah mobil yang saya ceritakan tadi sama kamu, saya memilih mobil ini karena permintaan ayah saya. Bagaimana menurut kamu hm?" Aku melirik lelaki dewasa disampingku karena ini pertama kali aku mendengar suaranya saat sudah sampai dimobiln