Share

25. Ketika Fania Marah

"Aku menyayangi mereka melebihi hidupku," jawab Fania yakin.

"Terus, apa kau percaya, kalau perhatian keluarga Mauren itu benar-benar tulus?" tanya Ridel penasaran.

Pertanyaan Ridel, seperti pisau tajam yang menusuk jantung Fania. Hingga membuatnya sesak nafas untuk sesaat.

"Sepertinya kau tak yakin," kata Ridel kembali menuntun langkah kaki Fania agar lebih cepat.

"Jujur saja, aku sendiri bingung dengan sikap keluarga ku. Kadang mereka terlihat sangat baik, tapi kadang juga perkataan mereka benar-benar menyakiti hati. Namun, aku ragu kalau ayah tidak menyayangiku. Buktinya? Ayah bahkan mempercayakan perusahaan Galaxy padaku disaat usiaku dua puluh tiga tahun. Waktu itu kondisi keuangan perusahaan baik-baik saja," jelas Fania.

"Bagaimana dengan kakek Arzenio?" kejar Ridel.

"Tanpa kakek, aku bukan siapa-siapa. Semenjak ibu meninggal, kakeklah sosok yang selalu ada untukku," jawab Fania tersenyum.

"Hanya orang bodoh yang tak bisa membedakan, apakah perhatian yang diteriman
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status