Share

108. Permainan panas

“Apakah ada orang lain di apartemen ini?” bisik Nadia mendesah.

“Hanya pembantu, tapi kau tenang saja. Dia tidak akan berani buka suara,” jawab sang dokter balik berbisik.

“Apa?” pekik Nadia dan langsung membuka matanya, terkejut.

“Kau jangan terkejut, dia tidak akan berani berbuat apa-apa. Dia takut padaku,” jawab sang dokter berbisik.

“Sejak kapan ada pembantu di rumahmu? Bukankah sebelumnya tidak ada?” tanya Nadia penasaran.

“Setiap hari, pembantu itu ada. Hanya saja dia masuk jam 10.00 pagi terus pulang setelah semua pekerjaan selesai. Berhubung kau datang Tengah hari, ya mau gimana lagi. Kau tahu sendiri kan, bagaimana kalau adik kecilku mengamuk? Masa iya, aku mintanya sama pembantu itu? Gak mungkin, kan?”

“Tapi,”

Nadia tidak meneruskan kalimatnya, tapi hanya desahan kenikmatan ketika tangan nakal Ridel mulai menjelajah area sensitifnya.

Satu persatu pakaian yang dikenakan Nadia berserakan di lantai, bahkan pembantu yang sedang bekerja memilih ke dapur.

Meskipu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status