Share

107. Pilihan Ridel

“Kita tidak pernah melakukan kesalahan! Pria brengsek itu pantas mati!” geram Ridel.

Mata Adrian membulat sempurna, terkejut mendengar umpatan Ridel. “Apa aku tidak salah dengar?”

“Kenapa? Apa kau keberatan dengan kematiannya? Apa nyawanya lebih berharga? Terus bagaimana dengan nyawa puluhan orang yang meninggal satu demi satu di rumah sakit, akibat perbuatannya?” cetus Ridel.

Bagi Ridel, cukup Alonso saja yang menjadi korban pembunuhan sadis dari sekelompok orang tak dikenal.

Dia tidak ingin menambah korban lagi. Itulah kenapa Ridel memilih mengucapkan kata-kata pedas, terutama jika didengar oleh keluarga Alonso.

Adrian melongo, sebelum akhirnya mengumpat dan berteriak dengan kesal, “Woy … sebenarnya apa yang kau pikirkan? Kau memintaku bertemu, tapi kenapa justru sekarang kau pergi seenak jidatmu? Ridel ... Ridel ...,"

Namun, sekeras apapun Adrian berteriak memanggilnya, tapi tak membuat Ridel berpaling, justru sebaliknya. Dia mempercepat laju motornya meninggalkan gedu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status