Remy terkekeh-kekeh. Ketika hendak pergi, terdengar suara Danzel. "Setelah proyek perencanaan dibatalkan, minta Departemen Pemasaran untuk ubah haluan dan berinvestasi dalam proyek material konstruksi."Setelah Remy pergi, Danzel duduk di kursinya seolah-olah sedang memikirkan sesuatu, lalu tertawa kecil. Hal ini kedengarannya sedikit egois. Baik dari bagian mana pun, Danzel berharap kali ini dirinya bisa bekerja sama dengan Meghan dalam proyek pengembangan Danau Yutu.Beberapa hari kemudian, terlihat Leona berada di depan pintu masuk Rumah Sakit Pusat. Dia mengernyit saat melihat lengannya yang dibalut perban. Kali ini, Leona memang tidak diopname untuk waktu yang lama, tetapi selama dia dirawat, Danzel tidak pernah menjenguknya sekali pun. Dia teringat terakhir kali saat dia diopname, Danzel selalu menjenguknya 2 sampai 3 hari sekali.Perbedaan yang begitu kontras membuat Leona menggertakkan gigi karena kesal. Meskipun kondisinya masih belum cukup baik untuk keluar dari rumah sakit,
Setelah mengetahui tugas dan mendapatkan bayaran, Bayangan masuk ke web crawler yang tersedia di layanan internet. Bagi Bayangan, tugas ini benar-benar terlalu mudah, apalagi Leona memberikan banyak informasi. Jadi, tidak sulit untuk menemukan seluruh informasi terkait kebakaran tahun itu.Namun, ketika mencocokkan informasi dengan identitas orang-orang yang terlibat dalam kebakaran itu, Bayangan sontak tercengang. Dia terbelalak saat melihat nama, umur, dan beberapa informasi lain mengenai 2 orang anak yang berhasil selamat dari kebakaran.Bayangan menggosok matanya. Sesudah pandangannya jelas, dia mengumpulkan sebagian besar informasi yang telah didapatkan, lalu mengeklik tombol kirim. Dia merasa terkejut, tetapi tidak tahu kejadian yang sebenarnya. Dia langsung mengirimkan semua informasi ini kepada Meghan, lalu meninggalkan pesan di email-nya.[ Guru, tolong konfirmasi. ]Di sisi lain, Meghan sedang tidur di ruang istirahat Grup Oswald. Ketika bekerja di Grup Amore, dia sama sekali
Dalam sekejap, ketiganya pun mematung di tempat. Leona tidak menyangka bahwa Meghan akan tiba-tiba muncul begini. Dia awalnya tercengang, tetapi akhirnya merasa lega. Sekali mendayung, dua buah pulau terlampaui.Tepat ketika Leona hendak mendekapkan diri ke pelukan Danzel, dia tiba-tiba didorong oleh kekuatan besar. Dia tentu merasa enggan, tetapi tetap memaksakan senyuman sambil berkata, "Nona Meghan, maaf sudah membuatmu melihat hal seperti ini.""Meghan ...," sela Danzel sebelum Leona selesai berbicara. Kemudian, dia maju selangkah dan hendak meraih tangan Meghan.Alhasil, Meghan malah mundur selangkah dengan ekspresi yang sama sekali tidak berubah. Bahkan, sorot matanya tetap terlihat tenang saat berkata, "Sepertinya, aku datang di waktu yang tidak tepat. Maaf sudah mengganggu kalian."Jantung Danzel sontak berdebar-debar saat melihat Meghan berbicara dengan dingin. Meskipun sikap Meghan memang sedingin ini, dia tetap terlihat berbeda sekarang. Hal ini yang membuat Danzel makin pan
Mendengar ini, Danzel memicingkan matanya yang terlihat galak. Sesuai dugaannya, bukan hanya dia yang tertarik pada insiden kebakaran pada tahun itu. Dia bertanya, "Apa masih ada informasi yang masih bisa digali?""Pak, aku butuh waktu untuk mencarinya," sahut bawahan itu. Semua anak buah Danzel selalu bekerja dengan gesit, seperti majikan mereka. Mereka mengetahui kemampuan masing-masing dengan baik sehingga tidak akan menerima tugas hanya untuk mendapat pujian."Usahakan yang terbaik," ucap Danzel dengan datar. Sesudah bawahannya mengiakan, dia mengakhiri panggilan.Lantaran berita di internet sudah hilang, maka informasi yang diterimanya melalui email juga terhapus. Danzel terkekeh-kekeh sinis saat memikirkan ini. Ternyata, banyak juga orang hebat di dunia ini.Kemudian, Danzel membungkuk dan membuka sebuah ruang penyimpanan yang terletak di dalam laci bawah meja. Dia mengeluarkan beberapa lembar kertas dari dalamnya.Ini bukan kertas biasa, melainkan beberapa data dari penyelidikan
Semua orang tentu bisa mendengar bahwa nada bicara Danzel sudah mulai berubah. Mereka yang awalnya terdiam, kini menjadi menunduk menatap kaki masing-masing. Meskipun kejadian seperti ini sebenarnya sangat seru, tetap saja gawat kalau mereka terlibat dalam masalah.Fakta membuktikan bahwa pemikiran mereka tidak salah. Danzel memang merasa geram, tetapi bukan karena karyawannya berpendapat berbeda, melainkan karena Zion melibatkan Meghan.Grup Lewis bisa berkembang hingga seperti ini sudah pasti karena jasa Danzel. Dia selalu mendengar pendapat bawahannya, sekalipun orang itu hanya petugas kebersihan. Namun, Zion malah mengungkit urusan pribadi saat membahas tentang pekerjaan.Di sisi lain, Zion juga termangu saat melihat perubahan mendadak Danzel ini. Dia tak kuasa merinding ketakutan. Hanya saja, dia bisa menahan kepanikan ini karena sudah lama berselisih dengan Danzel.Zion pun berdeham, lalu menatap Danzel dengan sorot mata menyindir sambil menimpali, "Pak Danzel, kamu sendiri sudah
Leona bahkan tidak tahu bagaimana rapat berakhir, juga tidak tahu bagaimana dia kembali ke ruang kantornya. Dia duduk di kursinya sambil menatap catatan yang berantakan itu. Raut wajahnya terlihat sangat linglung.Leona sudah menemani Danzel selama bertahun-tahun, sampai akhirnya Danzel akan segera bercerai. Waktu itu, dia terus membayangkan bagaimana Danzel akan melamarnya nanti.Namun, Meghan yang selalu diabaikan oleh Danzel malah menjadi ancaman untuk Leona sekarang. Leona awalnya mengira dia hanya perlu menghapus semua berita tentang kebakaran tersebut. Setelah itu, dia tinggal menunggu Meghan pelan-pelan pergi dari kehidupan mereka.Ternyata, pemikirannya ini terlalu naif. Leona menggigit bibirnya dan ragu-ragu cukup lama. Akhirnya, dia mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang. "Halo? Hamish?"Ujung telepon hening sesaat, sebelum akhirnya terdengar suara yang penuh semangat. "Leona? Kamu Leona? Kenapa tiba-tiba meneleponku?"Leona tersenyum sinis saat mendengar suara itu. Ek
Danzel sama sekali tidak tergerak dengan tindakan Leona ini. Menurutnya, ini adalah hal yang wajar. Leona pun tidak menyangka bahwa Hamish akan mengingat kebaikannya ini. Kejadian ini juga yang membuat Hamish jatuh cinta padanya."Leona, kamu tenang saja. Aku pasti akan mengurus masalah ini untukmu," ucap Hamish. Ini jawaban yang diinginkan oleh Leona."Aku akan membuat wanita itu merasakan penderitaan yang berkali-kali lipat dari yang dilakukannya!" lanjut Hamish."Nggak perlu ...," bujuk Leona segera, padahal dia merasa sangat bangga sekarang. Dia menambahkan, "Hamish, jangan melakukan hal-hal yang berlebihan. Dia nggak seharusnya mati karena masalah ini."Hamish mengernyit mendengarnya. Leona meneruskan, "Sebenarnya Meghan ini terus merasa dirinya sangat suci, makanya selalu bersikap angkuh begini ...."Selesai mengatakan itu, Leona menatap Hamish dengan tatapan misterius. Melihat ini, Hamish sontak mengerti. Dia berkata, "Kalau begitu, aku akan mencari orang untuk merampas kesucian
Tidak berhak ikut campur? Luar biasa! Meghan hampir tergelak saat mendengar perkataan ini. Di sisi lain, Wesley menatap sekelompok pria tua itu dengan heran. Orang-orang ini adalah direktur dan pemegang saham Grup Oswald. Begitu melihat uang, mereka bisa mengatakan segala macam omong kosong."Kalau begitu, aku akan merasa lebih lega." Meghan menunjuk koper kulit di meja dengan sorot mata yang agak licik, tetapi para direktur itu tidak peduli. Kemudian, dia meneruskan, "Tadinya kalau kalian keberatan, aku akan menyuruh asistenku menarik kembali dana-dana ini.""Nggak boleh!" Kali ini, yang menyela Meghan bukan orang lain, melainkan Efendy.Meghan pun mengangkat alisnya sembari menatap sang ayah yang sudah berhari-hari tidak berbicara dengannya. Efendy memanggil, "Bu Meghan ...."Senyuman Meghan semakin lebar saat mendengar Efendy memanggilnya seperti ini. Sesudah itu, dia mengangkat kepalanya sedikit sebagai isyarat menyuruh Efendy lanjut berbicara."Kamu sudah menarik dananya keluar. J