Leona bahkan tidak tahu bagaimana rapat berakhir, juga tidak tahu bagaimana dia kembali ke ruang kantornya. Dia duduk di kursinya sambil menatap catatan yang berantakan itu. Raut wajahnya terlihat sangat linglung.Leona sudah menemani Danzel selama bertahun-tahun, sampai akhirnya Danzel akan segera bercerai. Waktu itu, dia terus membayangkan bagaimana Danzel akan melamarnya nanti.Namun, Meghan yang selalu diabaikan oleh Danzel malah menjadi ancaman untuk Leona sekarang. Leona awalnya mengira dia hanya perlu menghapus semua berita tentang kebakaran tersebut. Setelah itu, dia tinggal menunggu Meghan pelan-pelan pergi dari kehidupan mereka.Ternyata, pemikirannya ini terlalu naif. Leona menggigit bibirnya dan ragu-ragu cukup lama. Akhirnya, dia mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang. "Halo? Hamish?"Ujung telepon hening sesaat, sebelum akhirnya terdengar suara yang penuh semangat. "Leona? Kamu Leona? Kenapa tiba-tiba meneleponku?"Leona tersenyum sinis saat mendengar suara itu. Ek
Danzel sama sekali tidak tergerak dengan tindakan Leona ini. Menurutnya, ini adalah hal yang wajar. Leona pun tidak menyangka bahwa Hamish akan mengingat kebaikannya ini. Kejadian ini juga yang membuat Hamish jatuh cinta padanya."Leona, kamu tenang saja. Aku pasti akan mengurus masalah ini untukmu," ucap Hamish. Ini jawaban yang diinginkan oleh Leona."Aku akan membuat wanita itu merasakan penderitaan yang berkali-kali lipat dari yang dilakukannya!" lanjut Hamish."Nggak perlu ...," bujuk Leona segera, padahal dia merasa sangat bangga sekarang. Dia menambahkan, "Hamish, jangan melakukan hal-hal yang berlebihan. Dia nggak seharusnya mati karena masalah ini."Hamish mengernyit mendengarnya. Leona meneruskan, "Sebenarnya Meghan ini terus merasa dirinya sangat suci, makanya selalu bersikap angkuh begini ...."Selesai mengatakan itu, Leona menatap Hamish dengan tatapan misterius. Melihat ini, Hamish sontak mengerti. Dia berkata, "Kalau begitu, aku akan mencari orang untuk merampas kesucian
Tidak berhak ikut campur? Luar biasa! Meghan hampir tergelak saat mendengar perkataan ini. Di sisi lain, Wesley menatap sekelompok pria tua itu dengan heran. Orang-orang ini adalah direktur dan pemegang saham Grup Oswald. Begitu melihat uang, mereka bisa mengatakan segala macam omong kosong."Kalau begitu, aku akan merasa lebih lega." Meghan menunjuk koper kulit di meja dengan sorot mata yang agak licik, tetapi para direktur itu tidak peduli. Kemudian, dia meneruskan, "Tadinya kalau kalian keberatan, aku akan menyuruh asistenku menarik kembali dana-dana ini.""Nggak boleh!" Kali ini, yang menyela Meghan bukan orang lain, melainkan Efendy.Meghan pun mengangkat alisnya sembari menatap sang ayah yang sudah berhari-hari tidak berbicara dengannya. Efendy memanggil, "Bu Meghan ...."Senyuman Meghan semakin lebar saat mendengar Efendy memanggilnya seperti ini. Sesudah itu, dia mengangkat kepalanya sedikit sebagai isyarat menyuruh Efendy lanjut berbicara."Kamu sudah menarik dananya keluar. J
Setelah itu, Monica melihat Winda yang mendongak dan hendak mengatakan sesuatu. Namun, Winda akhirnya hanya menggerakkan bibirnya sebentar dan tidak mengatakan apa pun."Winda, kamu ini terlalu mudah ditindas. Mahasiswa yang baru lulus memang cenderung diperlakukan seperti ini. Aku sampai merasa kasihan padamu," ujar Monica sambil memegang lengannya, seolah-olah mereka adalah teman yang sangat akrab.Kemudian, Winda pun membantah, "Bu Monica, tolong jangan berkata seperti itu. Bu Meghan, dia, dia sebenarnya cukup baik padaku ...." Saat Winda mengatakan hal ini, suaranya terdengar sedikit bergetar."Baik padamu? Apakah baik padamu berarti bahwa dia bisa membiarkanmu yang merupakan seorang sekretaris menjadi sales?" tanya Monica. Suaranya yang keras hampir terdengar oleh orang-orang di luar lorong. Dia terlihat sangat marah dan serius.Melihat Monica yang bereaksi seperti ini, emosi Winda akhirnya tergerak juga. Dia menghela napas perlahan, lalu berkata dengan nada yang sedikit sedih, "S
"Rencana Danau Yutu? Kenapa masalah ini berhubungan dengan pengunduran diriku?" tanya Winda seraya menopang dagunya. Dia tampak kebingungan.Monica membantu Winda menjelaskan alasannya dengan senang hati, "Winda, sejujurnya, Meghan baru saja menduduki jabatan presdir Grup Oswald. Tapi, dia mau mengurus proyek Danau Yutu sendiri. Apa itu mungkin?"Monica tetap tersenyum saat berbicara. Dia berusaha untuk membuat Winda mendukungnya. Dengan demikian, kelak semuanya akan menjadi lebih mudah. Monica melanjutkan, "Kalau Meghan terus mengambil risiko seperti ini, akhirnya dia pasti akan rugi besar. Jadi, kami mau membantunya."Monica bertanya balik, "Gimana caranya?""Tentu saja dengan memberi tahu kami semua isi proposalnya. Dengan adanya jaminan dan keuntungan, kamu akan lebih mudah nanti," jawab Monica. Melihat Winda yang sedang merenung, Monica tersenyum sinis.Kemudian, Monica memesan makanan dan tidak mengganggu Winda. Setelah semua makanan disajikan dan pelayan sudah pergi, Winda mendo
Monica tertegun setelah mendengar sindiran Meghan. Suasana hatinya menjadi buruk. Monica berucap, "Bu Meghan, sebaiknya kamu bersikap agak rendah hati. Sekarang, sekretarismu sudah mau mengundurkan diri."Meghan dan Monica saling bertatapan sejenak, lalu sama-sama meninggalkan tempat itu. Monica tampak geram, sedangkan Meghan tersenyum.Setelah 2 hari yang tenang berlalu, Monica mendengar sebuah kabar yang membuatnya kebingungan. Dia bertanya, "Winda menjadi sekretaris lagi? Serius?"Monica memandang karyawan departemen personalia di depannya dengan heran. Karyawan itu menyahut, "Nona Monica, mana mungkin aku membohongimu? Aku yang mengurus berkas Winda."Karyawan departemen personalia itu tampak menyanjung Monica. Ketika Monica masih menjadi manajer sebelumnya, karyawan ini selalu berusaha mendekatinya. Sekarang, setelah Monica menjadi karyawan biasa, lebih mudah bagi karyawan ini untuk menyanjungnya.Sesudah mendengar ucapan karyawan ini, Monica bergegas pergi ke departemen personali
Meghan mengangkat alisnya dan mengamati Leona. Dandanan wanita munafik ini sangat sempurna. Sementara itu, Meghan memang memakai gaun, tetapi sebenarnya dia tidak terlalu peduli dengan penampilannya.Jika bukan karena Winda memaksanya memakai gaun, kemungkinan besar Meghan akan langsung mengenakan pakaian biasa ke acara ini. Ketika teringat dengan perkataan Leona tadi, Meghan merasa Leona ini benar-benar munafik."Terima kasih atas pujiannya, Nona Leona," ucap Meghan. Kemudian, dia langsung menarik tangannya.Saat hendak menoleh, tidak disangka, Leona melanjutkan perkataannya, "Bu Meghan, hari ini kamu datang mewakili siapa? Grup Oswald? Kalau begitu, Grup Amore ...."Sesuai dugaan, Leona memainkan trik lagi. Meghan langsung menoleh dan berpura-pura tidak mendengar perkataan Leona sehingga Leona merasa sangat canggung.Leona yang merasa bimbang akhirnya melirik Danzel. Saat melihat tatapan Danzel yang dingin, Leona pun menutup mulutnya."Winda, hari ini ada berapa proyek pelelangan yan
Tak lama kemudian, acara pelelangan pun dimulai tepat pada waktunya. Aula utama tiba-tiba menjadi gelap dan lampu yang dinyalakan di atas panggung sangat terang.Meghan mengernyit. Sebenarnya, dia benar-benar tidak ingin mengikuti acara seperti ini. Dulu saat di Grup Amore, Wesley yang mengurus hal-hal ini. Sekarang, Meghan merasa hidupnya dulu sangat santai.Kemudian, pembawa acara berjalan perlahan ke atas panggung seiring dengan pengaturan cahaya lampu. Dia mengetes mikrofonnya sebentar. Terlihat jelas pembawa acara ini sangat gugup.Bagaimanapun, orang-orang yang duduk di bawah panggung adalah bos-bos besar. Kalau salah bicara dan menyinggung seseorang, pembawa acara akan kehilangan pekerjaannya. Setelah mengucapkan salam pembuka, asisten pembawa acara mulai menampilkan berbagai proyek dan daerah untuk acara pelelangan kali ini.Proyek Danau Yutu dan Ecogreen berada di urutan paling akhir. Ini adalah 2 proyek yang diperhatikan oleh Meghan dan Efendy.Efendy tidak masuk bersama Megh
Leona melontarkannya tanpa ragu sedikit pun. Dia sudah sering berlatih dalam hatinya supaya bisa terlihat sempurna. Ketika berbicara, dia bahkan bersandar pada tubuh Raymond sembari tersenyum manis."Oh, begitu? Kalian benar-benar berjodoh," sahut Meghan dengan tidak acuh. Dia menyesap tehnya, lalu menyingkirkan berbagai pikiran dalam benaknya.Faktanya, Meghan datang mengunjungi Raymond hanya untuk menanyakan ini. Jawaban Leona yang terkesan begitu lancar pun membuat Meghan seketika tidak bisa berkata-kata.Kedengarannya memang masuk akal, tetapi apa benar seperti itu? Meghan pun merasa ada yang aneh. Namun, topik pembicaraan seketika berubah. Meghan dan Raymond mulai membicarakan tentang musik.Tidak berselang lama, Danzel dan Meghan pun bangkit dan berpamitan untuk pulang. Raymond yang berdiri di halaman untuk mengantar keduanya keluar perlahan-lahan menunjukkan ekspresi dingin. Kemudian, dia menatap Leona sambil mengejek, "Ternyata, kamu pintar sekali dalam menipu."Ketika melihat
Para media tidak mungkin melewatkan kabar mengejutkan ini. Pada dasarnya, vila Raymond sangat terbuka sehingga reporter bisa memotret dengan bebas. Raymond tentu mengetahuinya, tetapi dia tidak keberatan. Makin media memperhatikan, maka orang-orang akan makin memercayainya.Jadi, Raymond sengaja membawa Leona pergi jalan-jalan supaya para reporter bisa memotretnya. Begitu keluar, Leona langsung bersandar di bahu Raymond, bahkan keduanya bergandengan dengan mesra.Namun, begitu masuk ke mobil, ekspresi Raymond seketika menjadi dingin dan jijik. Di sisi lain, Leona memandang ke luar jendela menatap semua kamera reporter. Dia bahkan tidak tahu harus bagaimana menjelaskan perasaan ini.Leona menoleh dan bertanya, "Kamu mau bawa aku ke mana?"Raymond memejamkan matanya, lalu menjawab dengan tidak acuh, "Nggak usah banyak tanya."Leona mengepalkan tangan karena merasa kesal dirinya dikendalikan oleh seseorang. Tatapannya pun dipenuhi kebencian.Sekitar 20 menit kemudian, mobil berhenti di se
Begitu mendengarnya, Leona tertegun sesaat. Kemudian, dia mendapati tatapan nakal Raymond dan para wanita di ruang privat ini. Seketika, Leona pun merasa dirinya tengah dipermalukan.Namun, jika gagal membujuk Raymond, Leona tidak ada cara lagi untuk bersaing dengan Meghan. Setelah memikirkan ini, Leona memejamkan mata dan mengesampingkan harga dirinya. Dia segera menerima gelas di tangan Raymond.Dengan diiringi sorakan di sekitar, Leona akhirnya meneguk habis anggur tersebut. Ketika meletakkan gelas itu kembali, Raymond malah tiba-tiba meraih pergelangan tangannya. Leona seketika terduduk di sofa, bahkan tidak berani bersuara meskipun tangannya sakit."Kenapa mencariku?" tanya Raymond.Leona mengernyit saat mencium bau alkohol di sekujur tubuh Raymond. Dia menjawab dengan nada kesal, "Tentu saja untuk bekerja sama."Mendengar ini, Raymond tampak merenung selama beberapa detik. Kemudian, dia mengangguk dan menyahut, "Boleh saja kalau mau kerja sama, tapi kamu harus tidur denganku sema
Monica telah mendengar tentang kepulangan Raymond. Dia tentu tahu bahwa Leona diancam oleh pria ini. Awalnya, Monica mengira Leona telah membuat persiapan matang sehingga tidak akan ada masalah yang terjadi.Tanpa diduga, Meghan malah baik-baik saja, justru Leona yang jatuh sakit dan menolak untuk bertemu dengan siapa pun. Meskipun Monica tidak mengetahui detailnya, dia tahu bahwa dirinya pasti akan terkena masalah sebentar lagi.Setelah memikirkan kemungkinan ini, Monica pun ketakutan hingga bersembunyi di kamarnya. Saat ini, Efendy masuk dan menghela napas melihat penampilan pucat Monica.Efendy tentu tahu seberapa hebat metode yang dimiliki Meghan. Itu sebabnya, dia sempat menolak rencana yang disusun oleh Leona. Jika mereka bernasib baik, reputasi Meghan pasti akan hancur. Jika mereka bernasib buruk, akibat yang harus ditanggung sungguh tak terbayangkan.Akan tetapi, tidak ada gunanya lagi membahas semua ini. Bagaimanapun, Monica adalah putrinya. Efendy tidak tega untuk menyalahkan
Saat ini, ada sedikit cahaya yang memasuki ruangan sehingga Leona bisa melihat wajah Raymond dengan jelas. Begitu melihatnya, Leona sampai lupa untuk batuk.Setelah kerja sama waktu itu, Raymond langsung pergi ke luar negeri sehingga keduanya tidak pernah berjumpa lagi.Saat ini, Raymond justru berdiri tepat di hadapannya. Leona bisa terbunuh kapan saja tadi. Raymond menatapnya dengan tatapan menghina. Matanya yang merah dan auranya yang kuat membuat Leona bergidik ngeri.Leona sampai mengalihkan pandangannya ke tempat lain karena tidak berani menatap Raymond. Ketika tersadar dari keterkejutannya, dia baru menyadari bahwa Raymond sudah pergi. Namun, pintu yang terbuka lebar seolah-olah sedang memberi tahu Leona bahwa dia tidak sedang berhalusinasi.Beberapa jam kemudian, kantor polisi tempat Meghan dikurung tiba-tiba mendapatkan sebuah paket anonim. Begitu dibuka, hanya terlihat sebuah alat perekam suara. Setelah ditekan, terdengar pula percakapan antara 2 orang.Berdasarkan catatan da
"Apa yang terjadi?" Hanya dalam beberapa detik, mata Danzel sudah memerah. Dia memegang ponselnya dengan ekspresi garang.Remy yang berdiri di samping tidak tahu apa yang terjadi, tetapi dia tahu siapa yang terkena masalah. Bagaimanapun, hanya Meghan yang bisa membuat Danzel seemosional ini."Semuanya, kita akhiri rapat ini dulu," ujar Remy. Semua orang pun saling bertatapan sebelum berdiri dan keluar.Di sisi lain, Danzel hampir menggila setelah mendengar penjelasan Winda. Dia mengakhiri panggilan, lalu menatap Remy dan menginstruksi, "Batalkan semua rapat dan pertemuan sore ini, cepat panggil pengacara kemari!"Begitu mendengar kata pengacara, Remy tidak berani menunda sedikit pun. Dia segera keluar untuk menghubungi pengacara.Setengah jam kemudian, Danzel membawa pengacara ke kantor polisi tempat Meghan berada. Karena baru penyelidikan, Meghan hanya ditempatkan di sebuah ruang interogasi.Sesuai aturan, seharusnya tidak boleh ada yang mengunjungi Meghan. Akan tetapi, para polisi ti
Kebenaran terungkap begitu cepat, padahal berita tersebut belum beredar selama sehari. Para netizen benar-benar terkejut dengan perselisihan besar Keluarga Oswald ini, juga mengagumi kinerja Meghan yang begitu cepat.Sementara itu, di sebuah apartemen, Leona mendengus dingin setelah mendengar rekaman suara yang tersebar di internet. "Cih, Monica ini memang nggak berguna."Leona sungguh berang saat teringat pada Monica yang berjanji akan mengurus masalah ini dengan baik. Namun, beberapa saat kemudian, dia terkekeh-kekeh sinis.Untungnya, Leona sudah menyiapkan rencana cadangan. Setelah mengalami beberapa hal, dia sudah mengetahui kehebatan Meghan.Jadi, setelah berita tersebut dirilis, Leona pun memasang CCTV di depan apartemen Monica. Selain itu, CCTV ini terhubung langsung dengan komputernya. Sesudah mencari rekaman hari itu, semuanya pun terlihat dengan jelas.Terlihat Meghan yang membawa Winda menerobos masuk ke apartemen Monica. Larut malamnya, terlihat pula Monica yang pulang dala
Jika dibandingkan dengan beberapa kemungkinan yang belum pasti, semua orang tentu akan mempertimbangkan ancaman terang-terangan di depan mereka. Jelas, Axel merasa takut dengan desakan Meghan ini.Dengan tubuh yang gemetaran, Axel mengeluarkan ponsel dari sakunya dan membuka email yang diterimanya sebelumnya. Dia berucap, "Ini email-nya. Tapi, aku nggak tahu siapa pengirimnya karena anonim. Apa aku sudah boleh pergi?"Meghan tidak sempat memedulikan hal lain lagi sekarang. Setelah mencatat alamat email tersebut, dia langsung mengirimkannya kepada Bayangan.Beberapa menit kemudian, Meghan menerima sebuah alamat spesifik. Ada juga informasi tentang penyewaan rumah tersebut. Jelas, orang itu tidak benar-benar tinggal di sana.Sesudah memastikan lokasinya, Meghan menutup ponselnya dan berniat keluar. Akan tetapi, Danzel segera menghalanginya dan berkata, "Aku akan menemanimu.""Kamu khawatir aku tidak bisa berpikir dengan jernih?" tanya Meghan sembari tersenyum sinis saat melihat ekspresi
Begitu melihat berita yang tersebar di internet, Danzel langsung meninggalkan ruang kantornya tanpa sempat memedulikan hal lain. Perasaannya sungguh kacau sampai-sampai dia tidak bisa berpikir dengan jernih lagi.Danzel tidak pernah peduli dengan latar belakang Meghan. Menurutnya, tidak ada yang perlu ditanyakan dalam hal ini. Jika Meghan ingin menceritakannya, Danzel tentu akan mendengarkannya. Jika tidak, Danzel juga tidak keberatan karena dia tidak peduli.Jadi, begitu melihat berita tersebut, Danzel tanpa sadar berpikiran bahwa kenyataannya memang seperti itu. Setelah melihat wajah Meghan yang pucat dan dipenuhi amarah, hati Danzel terasa sakit. Tanpa memedulikan orang lain di ruang rapat, Danzel langsung maju untuk memeluknya."Istriku, jangan takut, masih ada aku di sini ...." Danzel tidak pintar menggombal. Namun, perkataan seperti ini justru membuat Meghan merasa lebih tenang.Tercium aroma tubuh Danzel yang wangi. Meghan memejamkan matanya dan menarik napas dalam-dalam sebelum