Meghan mengangkat alisnya dan mengamati Leona. Dandanan wanita munafik ini sangat sempurna. Sementara itu, Meghan memang memakai gaun, tetapi sebenarnya dia tidak terlalu peduli dengan penampilannya.Jika bukan karena Winda memaksanya memakai gaun, kemungkinan besar Meghan akan langsung mengenakan pakaian biasa ke acara ini. Ketika teringat dengan perkataan Leona tadi, Meghan merasa Leona ini benar-benar munafik."Terima kasih atas pujiannya, Nona Leona," ucap Meghan. Kemudian, dia langsung menarik tangannya.Saat hendak menoleh, tidak disangka, Leona melanjutkan perkataannya, "Bu Meghan, hari ini kamu datang mewakili siapa? Grup Oswald? Kalau begitu, Grup Amore ...."Sesuai dugaan, Leona memainkan trik lagi. Meghan langsung menoleh dan berpura-pura tidak mendengar perkataan Leona sehingga Leona merasa sangat canggung.Leona yang merasa bimbang akhirnya melirik Danzel. Saat melihat tatapan Danzel yang dingin, Leona pun menutup mulutnya."Winda, hari ini ada berapa proyek pelelangan yan
Tak lama kemudian, acara pelelangan pun dimulai tepat pada waktunya. Aula utama tiba-tiba menjadi gelap dan lampu yang dinyalakan di atas panggung sangat terang.Meghan mengernyit. Sebenarnya, dia benar-benar tidak ingin mengikuti acara seperti ini. Dulu saat di Grup Amore, Wesley yang mengurus hal-hal ini. Sekarang, Meghan merasa hidupnya dulu sangat santai.Kemudian, pembawa acara berjalan perlahan ke atas panggung seiring dengan pengaturan cahaya lampu. Dia mengetes mikrofonnya sebentar. Terlihat jelas pembawa acara ini sangat gugup.Bagaimanapun, orang-orang yang duduk di bawah panggung adalah bos-bos besar. Kalau salah bicara dan menyinggung seseorang, pembawa acara akan kehilangan pekerjaannya. Setelah mengucapkan salam pembuka, asisten pembawa acara mulai menampilkan berbagai proyek dan daerah untuk acara pelelangan kali ini.Proyek Danau Yutu dan Ecogreen berada di urutan paling akhir. Ini adalah 2 proyek yang diperhatikan oleh Meghan dan Efendy.Efendy tidak masuk bersama Megh
Meghan merasa kesal saat melihat tampang Efendy yang menyebalkan. Dia benar-benar tidak mengerti, apa Efendy merasa bangga jika mempermalukan Meghan di depan umum?Melihat Efendy yang sedang memikirkan cara untuk membalasnya, Meghan merasa lucu dan hendak pergi. Namun, siapa sangka Efendy yang tidak pandai bicara malah bergerak cukup cepat. Efendy langsung menarik lengan Meghan."Pak Efendy, apa maksudmu?" tanya Meghan yang berbalik dan menatap Efendy. Senyuman Meghan tadi sudah menghilang dan ekspresinya terlihat muram.Orang-orang di sekeliling mulai bergosip. Sebenarnya, mereka semua hanya penasaran dengan apa yang terjadi. Mereka bahkan tidak akan ingat dengan apa yang benar atau salah begitu keluar dari tempat ini.Pada saat bersamaan, Danzel yang melihat kejadian ini juga berjalan ke tempat Meghan dan Efendy. Sementara itu, Leona mengikuti di belakangnya. Faktanya, tatapan Danzel terus tertuju pada Meghan.Apa daya, setelah masuk ke ruang pameran, banyak orang yang terus menggang
"Meghan, apa maksudmu ...," tanya Efendy dengan ragu dan merasa agak bersalah. Ketika sedang berbicara, dia mengalihkan pandangannya ke arah Danzel. "Maksudku, beberapa tahun yang lalu, kita sudah putus hubungan sejak aku keluar dari kediaman Keluarga Oswald," timpal Meghan sembari menyilangkan kedua lengannya. Dia berdiri tegap dengan ekspresi dingin. Setiap kata yang dia lontarkan terdengar seperti sedang menolak bahwa dia adalah bagian dari Keluarga Oswald.Hanya Danzel dan Winda yang bisa merasakan bahwa setiap kata yang diucapkan Meghan bagaikan pisau yang menikam dirinya sendiri."Tuan Efendy, kalau aku jadi dirimu, aku akan menjauh dan melupakan tentang perasaan." Meghan mengepalkan tangannya sembari melanjutkan, "Jangan berpura-pura lagi!"Perkataan terakhir memang tidak diucapkan dengan keras, melainkan penuh penekanan sehingga sekujur tubuh Efendy gemetaran. Efendy tidak menyangka bahwa Meghan akan berbicara seperti ini di depan umum.Awalnya Efendy ingin berakting di hadapa
Mendengar ide yang diajukan oleh Monica, Danzel sama sekali tidak menolak, melainkan mengangguk dan pergi. Sebagai pendamping, Leona tidak memiliki hak untuk berbicara.Sementara itu, Monica merasa sangat bersemangat saat melihat Danzel mendengarkan idenya. Dia mengira bahwa Meghan hanya sekadar mitra kerja bagi Danzel. Jika Danzel sangat peduli pada Meghan, pria ini tidak mungkin pergi bersamanya dan membiarkan Meghan seorang diri.Kenyataannya, Danzel sengaja melakukan ini. Pertama, dia tidak ingin mengganggu Meghan untuk melihat proyek Danau Yutu. Dia sangat paham bahwa proyek ini sangat berarti bagi Meghan. Kedua, dia ingin melihat bagaimana drama yang dimainkan oleh Efendy dan Monica. Sebelum pergi, Danzel berbalik untuk menatap Meghan. Sorot matanya tampak sedikit khawatir. Dia memikirkan kesedihan yang terlihat dari sorot mata wanita ini saat percakapan barusan. Jika kesedihannya cukup mendalam, Danzel bisa memahami maksud balasan pesan Meghan sebelumnya.Saat ini, Meghan sedan
Setelah ragu untuk beberapa saat, Efendy tidak bisa diam lagi saat melihat Danzel masih menatap proyek Ecogreen. Efendy bergegas menghampiri Danzel sembari menggosok kedua telapak tangan untuk menyembunyikan kegelisahannya. Namun, telapak tangannya penuh dengan keringat sehingga membuatnya bertambah cemas."Pak Danzel ...." Lantaran merasa gugup, saat ini Efendy tidak bisa memikirkan cara lain untuk berbicara dengan Danzel selain memanggilnya."Apa kamu tertarik dengan proyek Ecogreen? Tapi, beberapa hari yang lalu, perusahaanku sudah mengutus orang untuk melakukan observasi lapangan," ujar Efendy."Oh, benarkah?" Mendengar Danzel yang tiba-tiba bersuara, sekujur tubuh Efendy pun gemetaran."Ya, benar. Tapi, kami menyadari bahwa situasi Ecogreen yang sebenarnya nggak seperti yang kita lihat sekarang," ucap Efendy sembari mundur ke belakang Danzel dan menyeka keringat di dahinya dengan pelan. "Bukankah perbedaan adalah hal yang normal?" tanya Danzel sembari berbalik. Dia mendengus saat
Beberapa menit kemudian, Danzel melihat Leona yang berada di kerumunan berjalan ke arahnya. Dia pun bertanya, "Kamu ke mana?"Leona yang baru tiba di sisi Danzel seketika merasa tersentuh karena pertanyaan ini. Ternyata, Danzel perhatian juga padanya. Dia membalas, "Aku hanya berkeliling sebentar tadi, maaf sudah membuatmu khawatir."Danzel hanya melirik Leona sekilas, lalu tidak mengatakan apa pun lagi. Ketika melirik ke sekeliling, dia tanpa sadar menemukan seseorang yang berdiri di sudut dengan tatapan yang dipenuhi niat jahat.Tatapan itu tidak lain berasal dari Hamish, dia yang membawa Leona masuk barusan. Namun, karena status Leona, mereka berpisah di tengah jalan.Seiring berjalannya waktu, amarah dan kebencian dalam hati Hamish makin tak tertahankan. Dia ingin sekali menghajar Danzel saat melihatnya.Saat ini, suara pembawa acara memenuhi seluruh aula pelelangan. "Semuanya, maaf sudah membuat kalian menunggu lama. Acara lelang akan segera dimulai!"Sesudah mendengar ini, Danzel
Hal ini membuat Meghan tak kuasa mengernyit. Seluruh orang yang berada di aula seketika mulai penasaran. Mereka menoleh untuk memandang ke arah ruang privat tersebut. Namun, tidak terlihat wajah siapa pun di sana. Setelah beberapa putaran ini, satu-satunya yang bisa mereka pastikan yaitu orang misterius itu adalah seorang pria."Tambah harga!" teriak pria itu lagi. Meghan merasa bingung. Entah mengapa, suara pria itu menjadi makin familier."Tuan di ruang privat menambah harga, apakah Grup Oswald akan melanjutkan?" tanya si pembawa acara sambil memegang palu. Terlihat ekspresi antusias yang tidak bisa disembunyikan di wajahnya."Tambah!" Meghan kembali mengangkat paddle, lalu menoleh untuk melihat. Sesuai dugaannya, pria dengan suara familier itu lagi-lagi menambah harga. "Tambah 20 juta!"Setelah 3 ronde, suasana hati Meghan menjadi agak buruk. Dia tiba-tiba merasa bahwa pria misterius itu sengaja melawannya. Seiring dengan harga yang makin tinggi, pria itu terus menambahkan 20 juta d