"Meghan, apa maksudmu ...," tanya Efendy dengan ragu dan merasa agak bersalah. Ketika sedang berbicara, dia mengalihkan pandangannya ke arah Danzel. "Maksudku, beberapa tahun yang lalu, kita sudah putus hubungan sejak aku keluar dari kediaman Keluarga Oswald," timpal Meghan sembari menyilangkan kedua lengannya. Dia berdiri tegap dengan ekspresi dingin. Setiap kata yang dia lontarkan terdengar seperti sedang menolak bahwa dia adalah bagian dari Keluarga Oswald.Hanya Danzel dan Winda yang bisa merasakan bahwa setiap kata yang diucapkan Meghan bagaikan pisau yang menikam dirinya sendiri."Tuan Efendy, kalau aku jadi dirimu, aku akan menjauh dan melupakan tentang perasaan." Meghan mengepalkan tangannya sembari melanjutkan, "Jangan berpura-pura lagi!"Perkataan terakhir memang tidak diucapkan dengan keras, melainkan penuh penekanan sehingga sekujur tubuh Efendy gemetaran. Efendy tidak menyangka bahwa Meghan akan berbicara seperti ini di depan umum.Awalnya Efendy ingin berakting di hadapa
Mendengar ide yang diajukan oleh Monica, Danzel sama sekali tidak menolak, melainkan mengangguk dan pergi. Sebagai pendamping, Leona tidak memiliki hak untuk berbicara.Sementara itu, Monica merasa sangat bersemangat saat melihat Danzel mendengarkan idenya. Dia mengira bahwa Meghan hanya sekadar mitra kerja bagi Danzel. Jika Danzel sangat peduli pada Meghan, pria ini tidak mungkin pergi bersamanya dan membiarkan Meghan seorang diri.Kenyataannya, Danzel sengaja melakukan ini. Pertama, dia tidak ingin mengganggu Meghan untuk melihat proyek Danau Yutu. Dia sangat paham bahwa proyek ini sangat berarti bagi Meghan. Kedua, dia ingin melihat bagaimana drama yang dimainkan oleh Efendy dan Monica. Sebelum pergi, Danzel berbalik untuk menatap Meghan. Sorot matanya tampak sedikit khawatir. Dia memikirkan kesedihan yang terlihat dari sorot mata wanita ini saat percakapan barusan. Jika kesedihannya cukup mendalam, Danzel bisa memahami maksud balasan pesan Meghan sebelumnya.Saat ini, Meghan sedan
Setelah ragu untuk beberapa saat, Efendy tidak bisa diam lagi saat melihat Danzel masih menatap proyek Ecogreen. Efendy bergegas menghampiri Danzel sembari menggosok kedua telapak tangan untuk menyembunyikan kegelisahannya. Namun, telapak tangannya penuh dengan keringat sehingga membuatnya bertambah cemas."Pak Danzel ...." Lantaran merasa gugup, saat ini Efendy tidak bisa memikirkan cara lain untuk berbicara dengan Danzel selain memanggilnya."Apa kamu tertarik dengan proyek Ecogreen? Tapi, beberapa hari yang lalu, perusahaanku sudah mengutus orang untuk melakukan observasi lapangan," ujar Efendy."Oh, benarkah?" Mendengar Danzel yang tiba-tiba bersuara, sekujur tubuh Efendy pun gemetaran."Ya, benar. Tapi, kami menyadari bahwa situasi Ecogreen yang sebenarnya nggak seperti yang kita lihat sekarang," ucap Efendy sembari mundur ke belakang Danzel dan menyeka keringat di dahinya dengan pelan. "Bukankah perbedaan adalah hal yang normal?" tanya Danzel sembari berbalik. Dia mendengus saat
Beberapa menit kemudian, Danzel melihat Leona yang berada di kerumunan berjalan ke arahnya. Dia pun bertanya, "Kamu ke mana?"Leona yang baru tiba di sisi Danzel seketika merasa tersentuh karena pertanyaan ini. Ternyata, Danzel perhatian juga padanya. Dia membalas, "Aku hanya berkeliling sebentar tadi, maaf sudah membuatmu khawatir."Danzel hanya melirik Leona sekilas, lalu tidak mengatakan apa pun lagi. Ketika melirik ke sekeliling, dia tanpa sadar menemukan seseorang yang berdiri di sudut dengan tatapan yang dipenuhi niat jahat.Tatapan itu tidak lain berasal dari Hamish, dia yang membawa Leona masuk barusan. Namun, karena status Leona, mereka berpisah di tengah jalan.Seiring berjalannya waktu, amarah dan kebencian dalam hati Hamish makin tak tertahankan. Dia ingin sekali menghajar Danzel saat melihatnya.Saat ini, suara pembawa acara memenuhi seluruh aula pelelangan. "Semuanya, maaf sudah membuat kalian menunggu lama. Acara lelang akan segera dimulai!"Sesudah mendengar ini, Danzel
Hal ini membuat Meghan tak kuasa mengernyit. Seluruh orang yang berada di aula seketika mulai penasaran. Mereka menoleh untuk memandang ke arah ruang privat tersebut. Namun, tidak terlihat wajah siapa pun di sana. Setelah beberapa putaran ini, satu-satunya yang bisa mereka pastikan yaitu orang misterius itu adalah seorang pria."Tambah harga!" teriak pria itu lagi. Meghan merasa bingung. Entah mengapa, suara pria itu menjadi makin familier."Tuan di ruang privat menambah harga, apakah Grup Oswald akan melanjutkan?" tanya si pembawa acara sambil memegang palu. Terlihat ekspresi antusias yang tidak bisa disembunyikan di wajahnya."Tambah!" Meghan kembali mengangkat paddle, lalu menoleh untuk melihat. Sesuai dugaannya, pria dengan suara familier itu lagi-lagi menambah harga. "Tambah 20 juta!"Setelah 3 ronde, suasana hati Meghan menjadi agak buruk. Dia tiba-tiba merasa bahwa pria misterius itu sengaja melawannya. Seiring dengan harga yang makin tinggi, pria itu terus menambahkan 20 juta d
"Selamat! Anda memenangkan proyek Danau Yutu!" Setelah pembawa acara melontarkan kalimat ini, pelelangan untuk proyek Danau Yutu berakhir. Nominal proyek ini pun sangat mengejutkan semua orang.Meghan merasa sangat heran sekarang. Siapa sebenarnya orang yang bersedia menawar harga hingga setinggi ini? Dia kembali teringat pada nada bicara orang misterius itu, yang seperti tidak bermaksud untuk menyerah tanpa peduli berapa jumlah uang yang harus dikeluarkannya. Belum lagi suara yang familier itu, Meghan pun menunduk sambil memainkan paddle dengan curiga.Apabila dibandingkan dengan Meghan, Efendy dan para direktur benar-benar murka sekarang. Semua yang telah mereka rencanakan dengan matang malah hancur karena seseorang yang tidak diketahui identitasnya. Orang ini bahkan merebut proyek Danau Yutu dengan begitu mudah.Namun, mereka masih tidak bisa pergi karena proyek Ecogreen belum dimulai. Amarah yang meluap-luap ini terpaksa harus ditahan untuk sementara waktu.Para reporter yang duduk
Ketika Winda bereaksi, Meghan sudah selesai menandatangani semua kontrak yang ada. Meghan pun menuruni panggung sambil menatap dokumen di tangannya. Jika dipikir-pikir, semua ini seperti mimpi.Meghan awalnya sudah mempersiapkan sejumlah besar uang, tetapi malah mendapatkan hadiah besar seperti ini. Sejujurnya, dia merasa agak gelisah. Bagaimanapun, pasti ada harga yang harus dibayar setelah menerima keuntungan dari orang lain. Dia merasa dirinya seperti diikat, tetapi tidak ada cara untuk melepaskan diri."Bu Meghan ...," panggil Winda. Meghan yang sedang melamun lagi-lagi disadarkan oleh Winda."Kenapa?" Meghan mengira gadis ini merasa bingung dengan kejadian barusan dan ingin mendapat jawaban.Namun, Winda justru bersikap misterius dengan membisikkan sesuatu kepadanya, "Bu Meghan, ada yang ingin kusampaikan kepadamu."Meghan tertegun sejenak, lalu mengamati Winda sambil bertanya, "Apa sangat penting? Kalau tidak, kita bicarakan saja di perusahaan nanti."Selesai mengatakan itu, Megh
Semua orang tahu bahwa Meghan masih memiliki Grup Amore jika Grup Oswald kekurangan dana. Mereka yang terus menawar ini hanya berharap memiliki kesempatan. Mungkin saja, Meghan akan merasa proyek ini tidak sepadan sehingga menyerah di tengah jalan. Siapa sangka, mereka malah tidak mendapatkan apa pun ....Saat ini, Efendy bukan mewakili Grup Oswald sehingga dia tidak memiliki jaminan dana. Meghan jelas-jelas mengetahuinya, tetapi masih bersaing dengannya. Jelas, putrinya ini berniat jahat. Dia pasti ingin membuat ayah kandungnya ini rugi besar.Efendy menggertakkan giginya dengan perasaan campur aduk. Saat ini, Monica bertanya, "Ayah, apa masih bisa? Kalau nggak, lupakan saja. Aku khawatir ...."Monica yang menyaksikan di samping, gugup hingga tangannya berkeringat. Jantungnya juga berdetak kencang. Bagaimanapun, dia tahu anggaran Efendy untuk proyek Ecogreen ini. Sekarang, harga lelang sudah terlampau jauh, bahkan di atas 2 kali lipat.Jika mereka benar-benar bersaing dengan Meghan un