Mendengar ini, Danzel memicingkan matanya yang terlihat galak. Sesuai dugaannya, bukan hanya dia yang tertarik pada insiden kebakaran pada tahun itu. Dia bertanya, "Apa masih ada informasi yang masih bisa digali?""Pak, aku butuh waktu untuk mencarinya," sahut bawahan itu. Semua anak buah Danzel selalu bekerja dengan gesit, seperti majikan mereka. Mereka mengetahui kemampuan masing-masing dengan baik sehingga tidak akan menerima tugas hanya untuk mendapat pujian."Usahakan yang terbaik," ucap Danzel dengan datar. Sesudah bawahannya mengiakan, dia mengakhiri panggilan.Lantaran berita di internet sudah hilang, maka informasi yang diterimanya melalui email juga terhapus. Danzel terkekeh-kekeh sinis saat memikirkan ini. Ternyata, banyak juga orang hebat di dunia ini.Kemudian, Danzel membungkuk dan membuka sebuah ruang penyimpanan yang terletak di dalam laci bawah meja. Dia mengeluarkan beberapa lembar kertas dari dalamnya.Ini bukan kertas biasa, melainkan beberapa data dari penyelidikan
Semua orang tentu bisa mendengar bahwa nada bicara Danzel sudah mulai berubah. Mereka yang awalnya terdiam, kini menjadi menunduk menatap kaki masing-masing. Meskipun kejadian seperti ini sebenarnya sangat seru, tetap saja gawat kalau mereka terlibat dalam masalah.Fakta membuktikan bahwa pemikiran mereka tidak salah. Danzel memang merasa geram, tetapi bukan karena karyawannya berpendapat berbeda, melainkan karena Zion melibatkan Meghan.Grup Lewis bisa berkembang hingga seperti ini sudah pasti karena jasa Danzel. Dia selalu mendengar pendapat bawahannya, sekalipun orang itu hanya petugas kebersihan. Namun, Zion malah mengungkit urusan pribadi saat membahas tentang pekerjaan.Di sisi lain, Zion juga termangu saat melihat perubahan mendadak Danzel ini. Dia tak kuasa merinding ketakutan. Hanya saja, dia bisa menahan kepanikan ini karena sudah lama berselisih dengan Danzel.Zion pun berdeham, lalu menatap Danzel dengan sorot mata menyindir sambil menimpali, "Pak Danzel, kamu sendiri sudah
Leona bahkan tidak tahu bagaimana rapat berakhir, juga tidak tahu bagaimana dia kembali ke ruang kantornya. Dia duduk di kursinya sambil menatap catatan yang berantakan itu. Raut wajahnya terlihat sangat linglung.Leona sudah menemani Danzel selama bertahun-tahun, sampai akhirnya Danzel akan segera bercerai. Waktu itu, dia terus membayangkan bagaimana Danzel akan melamarnya nanti.Namun, Meghan yang selalu diabaikan oleh Danzel malah menjadi ancaman untuk Leona sekarang. Leona awalnya mengira dia hanya perlu menghapus semua berita tentang kebakaran tersebut. Setelah itu, dia tinggal menunggu Meghan pelan-pelan pergi dari kehidupan mereka.Ternyata, pemikirannya ini terlalu naif. Leona menggigit bibirnya dan ragu-ragu cukup lama. Akhirnya, dia mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang. "Halo? Hamish?"Ujung telepon hening sesaat, sebelum akhirnya terdengar suara yang penuh semangat. "Leona? Kamu Leona? Kenapa tiba-tiba meneleponku?"Leona tersenyum sinis saat mendengar suara itu. Ek
Danzel sama sekali tidak tergerak dengan tindakan Leona ini. Menurutnya, ini adalah hal yang wajar. Leona pun tidak menyangka bahwa Hamish akan mengingat kebaikannya ini. Kejadian ini juga yang membuat Hamish jatuh cinta padanya."Leona, kamu tenang saja. Aku pasti akan mengurus masalah ini untukmu," ucap Hamish. Ini jawaban yang diinginkan oleh Leona."Aku akan membuat wanita itu merasakan penderitaan yang berkali-kali lipat dari yang dilakukannya!" lanjut Hamish."Nggak perlu ...," bujuk Leona segera, padahal dia merasa sangat bangga sekarang. Dia menambahkan, "Hamish, jangan melakukan hal-hal yang berlebihan. Dia nggak seharusnya mati karena masalah ini."Hamish mengernyit mendengarnya. Leona meneruskan, "Sebenarnya Meghan ini terus merasa dirinya sangat suci, makanya selalu bersikap angkuh begini ...."Selesai mengatakan itu, Leona menatap Hamish dengan tatapan misterius. Melihat ini, Hamish sontak mengerti. Dia berkata, "Kalau begitu, aku akan mencari orang untuk merampas kesucian
Tidak berhak ikut campur? Luar biasa! Meghan hampir tergelak saat mendengar perkataan ini. Di sisi lain, Wesley menatap sekelompok pria tua itu dengan heran. Orang-orang ini adalah direktur dan pemegang saham Grup Oswald. Begitu melihat uang, mereka bisa mengatakan segala macam omong kosong."Kalau begitu, aku akan merasa lebih lega." Meghan menunjuk koper kulit di meja dengan sorot mata yang agak licik, tetapi para direktur itu tidak peduli. Kemudian, dia meneruskan, "Tadinya kalau kalian keberatan, aku akan menyuruh asistenku menarik kembali dana-dana ini.""Nggak boleh!" Kali ini, yang menyela Meghan bukan orang lain, melainkan Efendy.Meghan pun mengangkat alisnya sembari menatap sang ayah yang sudah berhari-hari tidak berbicara dengannya. Efendy memanggil, "Bu Meghan ...."Senyuman Meghan semakin lebar saat mendengar Efendy memanggilnya seperti ini. Sesudah itu, dia mengangkat kepalanya sedikit sebagai isyarat menyuruh Efendy lanjut berbicara."Kamu sudah menarik dananya keluar. J
Setelah itu, Monica melihat Winda yang mendongak dan hendak mengatakan sesuatu. Namun, Winda akhirnya hanya menggerakkan bibirnya sebentar dan tidak mengatakan apa pun."Winda, kamu ini terlalu mudah ditindas. Mahasiswa yang baru lulus memang cenderung diperlakukan seperti ini. Aku sampai merasa kasihan padamu," ujar Monica sambil memegang lengannya, seolah-olah mereka adalah teman yang sangat akrab.Kemudian, Winda pun membantah, "Bu Monica, tolong jangan berkata seperti itu. Bu Meghan, dia, dia sebenarnya cukup baik padaku ...." Saat Winda mengatakan hal ini, suaranya terdengar sedikit bergetar."Baik padamu? Apakah baik padamu berarti bahwa dia bisa membiarkanmu yang merupakan seorang sekretaris menjadi sales?" tanya Monica. Suaranya yang keras hampir terdengar oleh orang-orang di luar lorong. Dia terlihat sangat marah dan serius.Melihat Monica yang bereaksi seperti ini, emosi Winda akhirnya tergerak juga. Dia menghela napas perlahan, lalu berkata dengan nada yang sedikit sedih, "S
"Rencana Danau Yutu? Kenapa masalah ini berhubungan dengan pengunduran diriku?" tanya Winda seraya menopang dagunya. Dia tampak kebingungan.Monica membantu Winda menjelaskan alasannya dengan senang hati, "Winda, sejujurnya, Meghan baru saja menduduki jabatan presdir Grup Oswald. Tapi, dia mau mengurus proyek Danau Yutu sendiri. Apa itu mungkin?"Monica tetap tersenyum saat berbicara. Dia berusaha untuk membuat Winda mendukungnya. Dengan demikian, kelak semuanya akan menjadi lebih mudah. Monica melanjutkan, "Kalau Meghan terus mengambil risiko seperti ini, akhirnya dia pasti akan rugi besar. Jadi, kami mau membantunya."Monica bertanya balik, "Gimana caranya?""Tentu saja dengan memberi tahu kami semua isi proposalnya. Dengan adanya jaminan dan keuntungan, kamu akan lebih mudah nanti," jawab Monica. Melihat Winda yang sedang merenung, Monica tersenyum sinis.Kemudian, Monica memesan makanan dan tidak mengganggu Winda. Setelah semua makanan disajikan dan pelayan sudah pergi, Winda mendo
Monica tertegun setelah mendengar sindiran Meghan. Suasana hatinya menjadi buruk. Monica berucap, "Bu Meghan, sebaiknya kamu bersikap agak rendah hati. Sekarang, sekretarismu sudah mau mengundurkan diri."Meghan dan Monica saling bertatapan sejenak, lalu sama-sama meninggalkan tempat itu. Monica tampak geram, sedangkan Meghan tersenyum.Setelah 2 hari yang tenang berlalu, Monica mendengar sebuah kabar yang membuatnya kebingungan. Dia bertanya, "Winda menjadi sekretaris lagi? Serius?"Monica memandang karyawan departemen personalia di depannya dengan heran. Karyawan itu menyahut, "Nona Monica, mana mungkin aku membohongimu? Aku yang mengurus berkas Winda."Karyawan departemen personalia itu tampak menyanjung Monica. Ketika Monica masih menjadi manajer sebelumnya, karyawan ini selalu berusaha mendekatinya. Sekarang, setelah Monica menjadi karyawan biasa, lebih mudah bagi karyawan ini untuk menyanjungnya.Sesudah mendengar ucapan karyawan ini, Monica bergegas pergi ke departemen personali