Share

Bab 11

Stella tidak mengerti mengapa situasinya bisa tiba-tiba berubah menjadi seperti ini. Wandi tiba-tiba menariknya ke satu sisi dan kembali meminta maaf padanya.

Melihat manajer yang ketakutan ini, sebodoh apa pun Stella, dia tentu saja mengetahui sebabnya.

Jika bukan karena Shawn, apakah mereka akan bersikap seperti ini pada Stella?

Shawn melihat petugas keamanan di satu sisi dan berkata, "Orang-orang ini membuat keributan dan bahkan menyinggung seorang tamu terhormat. Bawa mereka ke luar. Di luar, aku nggak ingin melihat bagian yang masih bersih di tubuh mereka."

"Baik, Tuan Shawn ...."

Petugas keamanan itu langsung berjalan menghampiri pegawai toko itu dan Priscilla.

Priscilla seketika tercengang. Saat dia tersadar, dia menatap Shawn dan petugas keamanan yang berjalan menghampirinya itu dengan tatapan tidak percaya.

"Berikan mereka pelajaran dengan baik," kata Shawn dengan santai.

Mendengar ucapan Shawn, ekspresi Priscilla seketika menjadi kaku. Dia pun berteriak, "Memangnya kamu siapa? Kalian tahu aku siapa?! Aku putri dari Keluarga Simmons, orang ini calon suamiku. Kalau kalian berani memperlakukanku seperti ini, kalian akan tanggung akibatnya sendiri ... lepaskan aku! Ahh!"

Para petugas keamanan itu tidak memedulikan ucapannya. Mereka langsung menyiram tinta ke badannya Priscilla, sehingga pakaiannya yang mahal seketika ternodai tinta.

Dalam sekejap, para pegawai toko ini langsung meminta maaf.

"Maaf, Nona Stella, kami terlalu bodoh, nggak mengenali Anda. Tolong maafkan kami ...."

"Kami sudah buta. Saya mohon, Nona Stella ...."

Melihat situasi yang kacau ini, Stella merasakan perasaan yang tidak bisa dia jelaskan. Tadi, dia dihina oleh orang-orang ini. Namun, sekarang, dia malah memegang nasib orang-orang ini di tangannya.

Dia tahu bahwa Keluarga Ford sangat berkuasa, tetapi dia tidak menyangka bahwa mereka sehebat ini.

Saat Cedric menghampiri mereka, sekujur tubuh Priscilla sudah penuh akan tinta.

Cedric berkata pada petugas keamanan yang menahannya dengan suara rendah, "Kalian ngapain?! Lepaskan aku! Pak Wandi, apa-apaan ini?! Kamu malah menuruti mereka, ya?! Cepat lepaskan aku!"

"Maaf, Tuan Cedric. Kami sudah memeriksa kamera pemantau. Calon istri Anda yang melakukan kesalahan terlebih dahulu, jadi kami juga menyelesaikan masalah ini sesuai dengan aturannya ...."

Meskipun Wandi berbicara seperti ini, dalam waktu sesingkat ini, tidak ada yang memeriksa kamera pemantau.

Jika Joshua sudah bersuara, walaupun Stella bukan tamu terhormat, mereka juga harus menganggap Stella sebagai tamu terhormat!

Semua pegawai toko yang tadinya masih bersikap sombong terjatuh ke lantai, sedangkan pegawai toko yang tadinya menyusahkan Stella berbaring di atas lantai sambil berteriak kesakitan.

Saat mereka tarik-menarik, Priscilla juga sudah merusak riasannya yang indah, membuatnya terlihat sangat berantakan.

"Aku akan lapor polisi! Aku akan memanggil ayahku, agar kalian semua membayar atas hal ini!" teriak Priscilla dengan suara keras.

Namun, tidak ada yang menghiraukannya.

Melihat adegan ini, entah mengapa, Stella merasa konyol.

Sebelum dia bisa mengucapkan apa pun, dia tiba-tiba merasakan tatapan yang sangat jelas tertuju padanya.

Tatapan itu berasal dari Cedric.

Suasana hati Stella yang sudah membaik kembali memudar.

...

Kemudian, Shawn mengantarkan Stella ke luar.

"Aku nggak menakutimu, 'kan?" tanya Shawn dengan penuh perhatian.

Jika dia menakuti Stella, dia akan dikuliti oleh Joshua.

"Nggak, nggak. Terima kasih, Tuan Shawn .... Kalau nggak, saya benar-benar nggak tahu apa yang harus saya lakukan," kata Stella sambil tersenyum dengan getir.

Mendengar ucapan Stella, Shawn menggelengkan kepalanya dan tersenyum sambil berkata, "Nggak usah sungkan-sungkan. Orang yang membantumu sebenarnya bukan aku, tapi Tuan Joshua. Kamu seharusnya berterima kasih pada Tuan Joshua."

"Tuan Joshua?" Stella benar-benar terkejut. Wajah pria yang dingin itu seketika muncul dalam benaknya.

"Iya, aku hanya kebetulan lewat. Tuan Joshua-lah yang membantumu menyelesaikan masalah ini. Kamu juga tahu, aku bekerja untuk Tuan Joshua," kata Shawn sambil menatap Stella dengan tatapan mendalam.

"Kalau begitu ... semuanya berkat Tuan Joshua," kata Stella.

Stella tidak menyangka bahwa Joshua akan bersedia untuk membantunya. Dia pun merasa agak terharu.

"Iya, Tuan Joshua sangat baik pada orang-orangnya," kata Shawn.

Entah mengapa, Shawn menekankan kata-kata "orang-orangnya".

Kemudian, tanpa banyak bicara lagi, Shawn mengusulkan untuk mengantarkan Stella pulang, agar tidak ada masalah yang terjadi lagi.

...

Pada saat ini, suasana di dalam pusat perbelanjaan masih kacau-balau.

Priscilla menarik tangannya Cedric. Matanya merah, penampilannya memalukan, api amarah membara dalam hatinya.

"Cedric, lihatlah, berani sekali Stella memperlakukanku seperti ini .... Aku nggak akan melepaskannya!" seru Priscilla.

Mendengar ucapan ini, emosi yang tidak bisa dijelaskan melintas melalui tatapan pria ini.

Setelah sekian lama, dia akhirnya berkata, "Sudahlah, bukan dia yang salah."

Bukan dia yang salah?

Priscilla tentu saja tidak menerima ucapan ini. Sekarang, dia sudah sangat membenci Stella. Oleh karena itu, mendengar Cedric membela Stella seperti ini, dia tidak tahan lagi.

Dia langsung berkata, "Cedric, akulah calon istrimu. Kamu dan dia sudah lama putus! Hari ini, kalau aku dipermalukan seperti ini, kamu juga terpengaruh. Terlebih lagi ... entah siapa yang dia cari untuk membantunya. Aku benar-benar nggak sangka, seorang wanita yang sudah beranak sepertinya masih bisa menggoda pria lain! Hebat sekali dia!"

Mendengar ucapan Priscilla, ekspresi Cedric seketika menjadi sangat masam.

Dia tidak mengucapkan apa pun, tetapi Priscilla bisa merasakan amarahnya.

Ucapan yang awalnya masih ingin dia ucapkan pun tertahan di tenggorokannya.

Hanya saja, dia merasa sangat iri.

'Stella Norris, dasar wanita jalang!'

'Sok sekali kamu! Kamu hanya bisa bergantung pada orang lain, ya?! Kalau kamu jatuh ke tanganku, awas saja, kamu akan celaka!'

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status