Mendengar ucapan Shawn, gerakan Joshua yang sedang menandatangani dokumen terhenti sejenak. Dia mengangkat kepalanya dan menatap Shawn dengan tatapan dingin.Ekspresi Shawn seketika menjadi kaku. Dia tahu bahwa ucapannya sudah berlebihan, jadi tanpa banyak bicara lagi, dia menyingkir ke satu sisi.Setelah sekian lama, Joshua baru berkata, "Ya sudah kalau mereka cocok."Kemudian, dia melanjutkan pekerjaannya.Shawn tidak berani berkomentar lagi. Sejujurnya, sekarang, dia mulai tidak memahami perasaan Joshua lagi ....Jika Joshua tidak menyukai Stella, mengapa ekspresi Joshua tampak seakan-akan bisa membunuh orang? Jika Joshua menyukai Stella, dengan sifatnya Joshua, bagaimana mungkin dia membiarkan Stella pergi kencan buta dengan pria lain .......Pada hari kencan buta.Pagi-pagi sekali, Stella sudah dibangunkan oleh Brian. Hari ini, anak kecil yang biasanya harus dibangunkan berkali-kali ini bangun sangat pagi, dia terlihat sangat serius.Brian memeriksa semuanya, dari pakaian Stella
Pada saat ini, Stella sedang menonton film di bioskop dengan Louis Jeremy.Mereka menonton film komedi yang baru dirilis, film ini sangat lucu.Sudah lama sekali Stella tidak menonton film dengan sesantai ini. Hari ini, dia merasa sangat nyaman karena dia bisa menonton film sambil makan popcorn seperti ini.Entah mengapa, Stella merasakan tatapan seseorang tertuju padanya.Stella menoleh dan bertemu tatap dengan tatapan Louis yang gelap.Dia merasa agak terkejut.Apakah riasannya luntur?Dia pun mengangkat tangannya dan meraba wajahnya sambil bertanya, "Ada apa?"Meskipun dulu, Louis merupakan teman sekelasnya Stella, hal itu sudah berlalu sangat lama, jadi Stella tetap merasa agak tidak nyaman saat pria ini menatapnya lekat-lekat seperti ini.Pria ini tersenyum sambil menatapnya dan berkata dengan sungguh-sungguh, "Aku hanya ingin memberitahumu kalau aku sangat menyukai anak kecil."Hah? Louis mengucapkan kata-kata ini dengan sangat mendadak, membuat Stella tercengang.Stella terkejut
Louis berhenti sejenak sebelum berkata lagi, "Selain itu, aku nggak akan menuntut hubungan ayah dan anak secara berlebihan, aku nggak akan mempersulit dirimu. Aku akan bersikap baik padanya karena dia anakmu."Tatapannya tulus dan juga antusias, sehingga Stella tidak bisa menjawab untuk sesaat.Stella sama sekali tidak pernah menyangka bahwa Louis akan mengucapkan kata-kata seperti ini padanya ....Dia memercayai ucapan pria ini, tetapi dia tetap merasa bahwa perkembangan hubungan mereka terlalu cepat ....Melihat pria tampan di hadapannya ini, entah mengapa, Stella merasa agak malu. Wajahnya juga terasa panas. Dia membuka mulutnya dan berkata, "Aku ...."Namun ....Sebelum dia bisa mengucapkan apa pun, terdengar suara benturan yang keras dari meja sebelah!Suara itu terdengar seperti suara gelas yang dihantamkan dengan kuat ke atas meja.Stella seketika terkejut. Dia pun menoleh, tetapi dia hanya melihat tanaman bunga dan pembatas.Melihat ekspresi dingin di wajah bosnya, Shawn benar-
Stella tidak menyangka bahwa Joshua akan muncul di tempat seperti ini!Dengan perasaan terkejut, Stella pun terus menatap pria itu.Namun, pria itu seperti tidak melihatnya dan langsung berjalan melewatinya tanpa berhenti sama sekali.Saat Shawn yang mengikuti di belakang Joshua berjalan melewati Stella, dia mengedipkan matanya pada Stella.Stella tidak memahami maksudnya.Saat dia hendak menanyakan apa yang terjadi secara sembunyi-sembunyi, pandangannya sudah dihalangi oleh para pengawal yang mengikuti mereka.Saat Joshua meninggalkan kafe ini, Shawn juga bergegas mengikutinya.Hanya saja, dia menoleh dan menatap Stella dengan tatapan penuh arti.Pada saat ini, Louis bertanya, "Kalian saling kenal, ya?"Stella masih belum tersadar. Dia menjawab, "Hah? Bukan begitu ....""Kukira kalian saling kenal .... Tapi, benar juga, mereka orang-orang dari Keluarga Ford, kamu tahu Keluarga Ford, nggak? Keluarga itu sangat terkenal di Kota Lancity. Kamu nggak lihat pemilik kafe ini melayani mereka
Joshua duduk di depan meja makan, Jamila pun langsung menyajikan camilan malam yang sudah dipersiapkan untuknya.Saat Jamila berjalan melewati Stella, dia menghentikan langkahnya dan memberikan isyarat pada Stella dengan tatapannya.Setelah ragu-ragu sejenak, Stella mengikuti Jamila dan melayani Joshua dengan hati-hati.Stella tidak tahu apakah karena tadi siang dia makan kurang kenyang atau bukan ....Namun, pada saat ini, saat dia sedang berdiri di sisinya Joshua dan mencium wangi makanan, dia langsung mendengar suara perutnya keroncongan. Suara ini terdengar sangat keras di ruang makan yang hening ini ....Semua orang pun terdiam.Stella merasa sangat canggung, wajahnya pun memerah, dia hanya bisa menundukkan kepalanya.Gerakan Joshua seketika terhenti. Dia mengernyit dan mengangkat kepalanya sambil bertanya, "Belum makan, ya?""Emm ... iya ...."Sungguh memalukan! Stella bisa merasakan bahwa pembantu di sekitar sedang menahan tawa mereka. Telinganya juga sudah memerah. Dia benar-be
"Saya ... nggak apa-apa ...."Sebelum Stella bisa menyelesaikan ucapannya, Joshua sudah langsung melihatnya.Pria ini mengerutkan bibirnya dan bertanya, "Nggak apa-apa?"Emosi pria ini terdengar dengan jelas dari suaranya. Kemudian, dia melihat kekacauan di atas lantai.Stella pun merasa makin canggung. Dia bergegas berkata, "Maaf, Tuan. Saya nggak sengaja menjatuhkannya, saya akan ganti rugi ...."Joshua langsung berjalan menghampirinya.Pria ini meraih tangan Stella yang terluka tanpa mengatakan apa pun. Kemudian, dia berbalik dan menarik Stella ke depan wastafel.Saat air dingin mengalir melalui jari tangan Stella yang terluka, hatinya seakan-akan bergetar.Dia mengangkat kepalanya dan menatap pria ini. Untuk sesaat, dia tidak tahu harus bagaimana bereaksi.Sesaat kemudian, dia baru tiba-tiba merasakan rasa panas di wajahnya. Dia pun ingin menarik kembali tangannya.Namun, tangannya ditahan dengan kuat oleh pria ini.Kemudian, Joshua memelototinya.Saat Joshua hendak membalut luka d
Tubuh Stella seketika menjadi kaku. Sesaat kemudian, dia baru bisa bersuara, tetapi dia hanya bisa berkata dengan suara yang sangat pelan, "Bukan begitu ...."Dia tidak mengerti pikiran pria ini sekarang, tetapi dia yakin bahwa wajahnya pasti sudah sangat merah!"Bukan ... bukan itu maksud saya ...."Dia memalingkan wajahnya karena dia tidak berani menatap pria ini lagi.Dengan jarak seperti ini, Stella merasakan jantungnya berdebar makin cepat.Deg, deg, deg ....Dia bahkan merasa bahwa Joshua juga bisa mendengarnya ....Joshua menatap Stella lekat-lekat, lalu memaksa wanita ini untuk menatap matanya sambil berkata, "Oh ya? Kalau begitu, aku ingin membuktikan pengalamanku sendiri."Jantung Stella seperti berhenti berdetak.Dia menatap pria ini dengan tatapan tidak percaya.Membuktikan ....Apa maksudnya ....Sambil memikirkan hal ini, Stella tidak tahu apakah ini hanya imajinasinya atau bukan, tetapi dia merasakan bahwa suasana di antara mereka menjadi sangat ambigu.Sambil memikirkan
Keesokan harinya, setibanya di Kediaman Ford, tanpa disadari, Stella mulai menghindari Joshua.Dia berusaha sangat keras untuk menghindari Joshua.Sebenarnya, dia juga bukan sengaja ingin menghindari pria ini. Hanya saja ... jika dia bertemu dengan pria ini, dia akan merasa sangat canggung.Stella merasa bahwa segalanya terjadi karena kejadian kemarin.Kemarin ....Suasana antara kedua orang ini jelas-jelas sangat aneh. Stella juga sudah dewasa, jadi tentu saja dia merasakan hal itu.Sambil memikirkan kejadian kemarin, tanpa disadari, Stella akan teringat akan adegan mereka bersama hari itu, ucapan pria itu, tatapannya dan juga panasnya telapak tangan pria itu ....Entah mengapa, wajahnya Stella pun terasa panas.Melihatnya seperti ini, Jamila yang sedang berjalan menghampirinya pun bertanya dengan penuh perhatian, "Stella, kamu baik-baik saja, 'kan? Kamu sakit, ya?""Hah? Ada ... ada apa?" tanya Stella dengan terkejut, dia merasa agak bersalah.Jamila bertanya lagi, "Kenapa wajahmu me