Stella tidak menyangka bahwa Joshua akan muncul di tempat seperti ini!Dengan perasaan terkejut, Stella pun terus menatap pria itu.Namun, pria itu seperti tidak melihatnya dan langsung berjalan melewatinya tanpa berhenti sama sekali.Saat Shawn yang mengikuti di belakang Joshua berjalan melewati Stella, dia mengedipkan matanya pada Stella.Stella tidak memahami maksudnya.Saat dia hendak menanyakan apa yang terjadi secara sembunyi-sembunyi, pandangannya sudah dihalangi oleh para pengawal yang mengikuti mereka.Saat Joshua meninggalkan kafe ini, Shawn juga bergegas mengikutinya.Hanya saja, dia menoleh dan menatap Stella dengan tatapan penuh arti.Pada saat ini, Louis bertanya, "Kalian saling kenal, ya?"Stella masih belum tersadar. Dia menjawab, "Hah? Bukan begitu ....""Kukira kalian saling kenal .... Tapi, benar juga, mereka orang-orang dari Keluarga Ford, kamu tahu Keluarga Ford, nggak? Keluarga itu sangat terkenal di Kota Lancity. Kamu nggak lihat pemilik kafe ini melayani mereka
Joshua duduk di depan meja makan, Jamila pun langsung menyajikan camilan malam yang sudah dipersiapkan untuknya.Saat Jamila berjalan melewati Stella, dia menghentikan langkahnya dan memberikan isyarat pada Stella dengan tatapannya.Setelah ragu-ragu sejenak, Stella mengikuti Jamila dan melayani Joshua dengan hati-hati.Stella tidak tahu apakah karena tadi siang dia makan kurang kenyang atau bukan ....Namun, pada saat ini, saat dia sedang berdiri di sisinya Joshua dan mencium wangi makanan, dia langsung mendengar suara perutnya keroncongan. Suara ini terdengar sangat keras di ruang makan yang hening ini ....Semua orang pun terdiam.Stella merasa sangat canggung, wajahnya pun memerah, dia hanya bisa menundukkan kepalanya.Gerakan Joshua seketika terhenti. Dia mengernyit dan mengangkat kepalanya sambil bertanya, "Belum makan, ya?""Emm ... iya ...."Sungguh memalukan! Stella bisa merasakan bahwa pembantu di sekitar sedang menahan tawa mereka. Telinganya juga sudah memerah. Dia benar-be
"Saya ... nggak apa-apa ...."Sebelum Stella bisa menyelesaikan ucapannya, Joshua sudah langsung melihatnya.Pria ini mengerutkan bibirnya dan bertanya, "Nggak apa-apa?"Emosi pria ini terdengar dengan jelas dari suaranya. Kemudian, dia melihat kekacauan di atas lantai.Stella pun merasa makin canggung. Dia bergegas berkata, "Maaf, Tuan. Saya nggak sengaja menjatuhkannya, saya akan ganti rugi ...."Joshua langsung berjalan menghampirinya.Pria ini meraih tangan Stella yang terluka tanpa mengatakan apa pun. Kemudian, dia berbalik dan menarik Stella ke depan wastafel.Saat air dingin mengalir melalui jari tangan Stella yang terluka, hatinya seakan-akan bergetar.Dia mengangkat kepalanya dan menatap pria ini. Untuk sesaat, dia tidak tahu harus bagaimana bereaksi.Sesaat kemudian, dia baru tiba-tiba merasakan rasa panas di wajahnya. Dia pun ingin menarik kembali tangannya.Namun, tangannya ditahan dengan kuat oleh pria ini.Kemudian, Joshua memelototinya.Saat Joshua hendak membalut luka d
Tubuh Stella seketika menjadi kaku. Sesaat kemudian, dia baru bisa bersuara, tetapi dia hanya bisa berkata dengan suara yang sangat pelan, "Bukan begitu ...."Dia tidak mengerti pikiran pria ini sekarang, tetapi dia yakin bahwa wajahnya pasti sudah sangat merah!"Bukan ... bukan itu maksud saya ...."Dia memalingkan wajahnya karena dia tidak berani menatap pria ini lagi.Dengan jarak seperti ini, Stella merasakan jantungnya berdebar makin cepat.Deg, deg, deg ....Dia bahkan merasa bahwa Joshua juga bisa mendengarnya ....Joshua menatap Stella lekat-lekat, lalu memaksa wanita ini untuk menatap matanya sambil berkata, "Oh ya? Kalau begitu, aku ingin membuktikan pengalamanku sendiri."Jantung Stella seperti berhenti berdetak.Dia menatap pria ini dengan tatapan tidak percaya.Membuktikan ....Apa maksudnya ....Sambil memikirkan hal ini, Stella tidak tahu apakah ini hanya imajinasinya atau bukan, tetapi dia merasakan bahwa suasana di antara mereka menjadi sangat ambigu.Sambil memikirkan
Keesokan harinya, setibanya di Kediaman Ford, tanpa disadari, Stella mulai menghindari Joshua.Dia berusaha sangat keras untuk menghindari Joshua.Sebenarnya, dia juga bukan sengaja ingin menghindari pria ini. Hanya saja ... jika dia bertemu dengan pria ini, dia akan merasa sangat canggung.Stella merasa bahwa segalanya terjadi karena kejadian kemarin.Kemarin ....Suasana antara kedua orang ini jelas-jelas sangat aneh. Stella juga sudah dewasa, jadi tentu saja dia merasakan hal itu.Sambil memikirkan kejadian kemarin, tanpa disadari, Stella akan teringat akan adegan mereka bersama hari itu, ucapan pria itu, tatapannya dan juga panasnya telapak tangan pria itu ....Entah mengapa, wajahnya Stella pun terasa panas.Melihatnya seperti ini, Jamila yang sedang berjalan menghampirinya pun bertanya dengan penuh perhatian, "Stella, kamu baik-baik saja, 'kan? Kamu sakit, ya?""Hah? Ada ... ada apa?" tanya Stella dengan terkejut, dia merasa agak bersalah.Jamila bertanya lagi, "Kenapa wajahmu me
Dia baru paham.Ternyata, Joshua kedatangan tamu penting ....Stella tidak suka menguping, jadi dia terus berjalan ke lantai atas. Namun, baru saja dia melangkah naik tangga, dia melihat pria ini sudah berganti pakaian ke pakaian formal dan berjalan keluar dari kamarnya.Melihat Joshua yang sudah berganti pakaian, Stella tercengang sejenak.Harus diakui bahwa pria ini memang sangat tampan. Pada saat ini, dia mengenakan setelan jas, sehingga dia jelas-jelas terlihat lebih serius.Stella pun teringat akan "Nona Rena" yang sedang berada di lantai bawah. Dia berpikir bahwa hubungan antara wanita itu dengan Joshua pasti sangat serius. Kalau tidak, Joshua tidak mungkin secara khusus berganti pakaian untuk bertemu dengan wanita itu.Setelah Joshua turun ke lantai bawah, Stella tidak bisa menahan diri dari melihat ke bawah. Dia langsung melihat "Nona Rena" yang sudah menunggu lama di ruang tamu.Stella seketika tersentak. Harus diakui, Stella yang juga merupakan seorang wanita pun merasa bahwa
Dia tidak mengerti maksud ucapan Jasmine. Dia hanya merasa bahwa nona muda ini terus mengatakan sesuatu yang memiliki maksud tersembunyi, sehingga dia merasa kebingungan.Selain itu, apa maksud dari "Joshua benar-benar hebat"?Dia hanya bekerja di tempat ini secara kebetulan, sama sekali tidak ada hubungannya dengan Joshua.Jangan-jangan Joshua sendiri yang menerima dirinya sebagai pembantu di tempat ini?Stella tidak memahami maksud ucapan Jasmine.Dia mengira bahwa nona muda ini hanya datang untuk mengunjungi adiknya.Tanpa Joshua di tempat ini, Jasmine juga akan pergi sebentar lagi. Namun, nona muda ini malah terus berlamaan di hadapan seorang pembantu rendahan seperti dirinya selama ini.Selain itu, Jasmine sepertinya sangat tertarik pada dirinya karena Jasmine terus menanyakan sesuatu padanya.Stella tidak berani menyinggung nona muda ini, jadi tentu saja dia menjawab semua pertanyaan yang dia dapatkan.Akhirnya, setelah Jasmine sudah puas dan sudah mau pergi, Stella baru merasa l
Mendengar gumaman Stella, Joshua berhenti menarik tangannya, tetapi ekspresinya masih masam.Stella menatap ke arah pandangan pria ini. Saat dia melihat bahwa pria ini sedang melihat bagian tubuhnya yang didorong pengawal itu, dia merasa agak malu, jadi dia bergegas mengatakan bahwa dia baik-baik saja.Namun, pria ini tidak menanggapi ucapan Stella.Sesaat kemudian, dia baru menatap wanita ini sambil berkata, "Seduh segelas kopi untukku.""Baik ..." jawab Stella sambil menunduk.Kemudian, Stella pun pergi menyeduh kopi. Saat dia membawa kopi ke ruang baca di lantai dua, dia melihat pria itu sedang melihat sesuatu di balik meja kerjanya."Tuan, ini kopi Anda ...."Pria ini tidak menghiraukan Stella, kepalanya juga tidak diangkat.Stella tidak berani mengganggunya, jadi dia bergegas meletakkan kopi itu dan hendak keluar.Baru saja dia berbalik, dia mendengar suara pria ini."Ke depannya, kalau kamu bertemu dengan Jasmine, abaikan saja," kata Joshua.Mendengar ucapan Joshua, Stella langsu