Share

Bab 13

Mungkin karena ada terlalu banyak masalah yang terjadi hari ini, sehingga malam ini, Stella malah tidak bisa tidur.

Stella terus membalikkan badannya, tetapi wajahnya Joshua terus muncul dalam benaknya. Tatapan tajam dan mendalam pria ini terus melintas dalam pikirannya.

Mengapa dia mau membantu Stella ....

Apakah benar-benar karena Stella adalah pembantunya?

Stella menggaruk kepalanya dengan frustrasi dan memaksa dirinya untuk tidur, tetapi adegan pria itu menggendongnya ke atas ranjang itu terus berputar dalam benaknya.

Wajahnya pun memerah ....

Dia merasa sangat canggung. Jika dia terus memikirkan hal ini, malam ini, dia tidak akan terlelap!

Keesokan harinya, saat dia bangun tidur dengan sepasang mata panda, dia bahkan ditertawakan oleh Brian. Putranya ini bertanya apakah dia tidak bisa tidur karena dia akan kencan buta.

Stella pun terdiam.

Setibanya di Kediaman Ford, Stella bergegas berganti pakaian.

Untung saja, tugasnya pagi ini adalah membersihkan ruang tamu lantai satu, jadi dia tidak perlu pergi ke lantai atas.

Saat dia sedang bersih-bersih dengan giat, terdengar suara langkah kaki dari belakang. Kemudian, terdengar juga suara seorang pria yang enak didengar. "Nona Stella, Tuan Joshua belum bangun. Tolong pergi bangunkan Tuan, ya. Nanti, ada rapat dengan pemegang saham yang nggak boleh ditunda," kata Shawn yang berdiri di belakang dengan agak tidak berdaya.

Stella pun tercengang.

"Apakah saya cocok untuk melakukannya?" Stella ingin menolak.

Namun, Shawn menatapnya dengan tidak berdaya dan menjawab, "Cocok. Kalau nggak, nggak ada lagi orang yang cocok untuk melakukan tugas ini ...."

Stella pun tidak punya pilihan lain lagi.

Stella merasa agak kebingungan. Mengapa dia orang yang paling cocok untuk membangunkan Joshua?

Dia menatap Shawn tanpa berpikir panjang, tetapi dia tidak bisa menolak. Bagaimanapun, kemarin, pria itu baru membantunya ....

"Baiklah, saya akan pergi membangunkan Tuan Joshua ...."

...

Setibanya di lantai dua, Stella memegang kemeja yang baru saja diberikan Shawn untuknya. Kemeja ini menyebarkan aroma parfum yang wangi.

Stella menarik napas dalam-dalam, lalu mengetuk pintu ruangan.

"Tuan, ayo bangun."

Kemudian, dia berkata lagi, "Tuan Joshua, Tuan Shawn meminta saya untuk membangunkan Anda. Nanti, Anda masih harus ikut rapat ...."

Namun, tidak ada yang menjawabnya.

Setelah ragu-ragu sesaat, Stella membuka pintu dengan hati-hati.

Tirai jendela yang tebal menghalangi cahaya matahari dari luar sepenuhnya, sehingga Stella tidak bisa melihat dengan jelas. Setelah menyesuaikan diri dengan kegelapan ini, dia baru berjalan ke dalam.

Pria itu sedang tidur nyenyak di atas sebuah ranjang yang besar.

Stella berkata dengan pelan, "Tuan, ayo bangun. Tuan Shawn menunggu Anda."

Pria ini mengernyit dengan kesal, lalu membalikkan badannya dan melanjutkan tidurnya.

Melihat Joshua bersikap seperti anak kecil, Stella merasa lucu. Entah mengapa, Joshua mengingatkannya akan Brian.

Dia mencoba memanggil pria ini lagi. "Tuan Joshua?"

Pria ini mengernyit, ekspresinya benar-benar kesal. Meskipun begitu, dia tetap terlihat sangat tampan.

Jika dilihat seperti ini, pria ini memiliki kemiripan dengan Brian.

Sebuah pemikiran tiba-tiba melintas dalam benaknya Stella, tetapi dia tidak memahaminya.

Tanpa disadari, Stella berjalan maju, dia ingin melihat pria ini dari lebih dekat ....

Saat dia sudah berjarak makin dekat dengan pria ini ....

Pria ini tiba-tiba membuka matanya.

Sepasang matanya yang mendalam menatap lekat-lekat pada Stella. Stella seketika menegang. 'Mampus! Aku ketahuan!' pikirnya.

Joshua memicingkan matanya.

Dia tiba-tiba mengulurkan tangannya dan meraih pergelangan tangan Stella. Dia menarik dengan kuat, sehingga Stella kehilangan keseimbangannya. Stella berseru dengan terkejut dan langsung terjatuh dalam pelukan pria ini.

Kemeja yang dia pegang di tangannya pun terjatuh ke atas lantai ....

Sebelum dia bisa melakukan apa pun, Joshua tiba-tiba membalikkan badannya dan menahan Stella di bawah sambil menatapnya lekat-lekat.

Tatapan pria ini mendalam. Dengan suara rendah, dia bertanya, "Tadi, kamu ngapain?"

Entah mengapa, hati Stella seketika menjadi kacau.

Jantungnya berdebar dengan kencang, seperti akan melompat ke luar ....

Karena perasaan yang tidak nyaman ini, Stella meronta untuk melepaskan dirinya dari posisi yang ambigu ini. Namun, pria ini sama sekali tidak berniat untuk bergerak.

"Saya ... saya datang untuk membangunkan Tuan. Kata Tuan Shawn, rapat Anda akan segera dimulai," jawab Stella.

Stella memberi penjelasan seperti ini, tetapi entah mengapa, dia merasa bersalah.

Stella merasa malu ....

Tadi, dia jelas-jelas mendekati Joshua. Apakah pria ini salah paham dan mengira bahwa Stella tertarik padanya? Namun, Stella jelas-jelas hanya ingin memastikan karena pria ini agak mirip dengan Brian ....

Melihat Stella yang melamun, tetapi telinganya jelas-jelas memerah, sudut bibirnya Joshua terangkat.

Wanita ini masih saja sangat polos, seperti enam tahun yang lalu. Pada saat ini, mereka berjarak sangat dekat, sehingga Joshua jelas-jelas bisa merasakan bahwa wanita ini menghindari tatapannya.

Wajah Stella memerah, bulu matanya bergetar. Karena Joshua menahannya, dia sama sekali tidak bisa melawan.

Joshua berpikir, 'Bisa-bisanya wanita ini memasuki kamar seorang pria semudah ini! Kalau itu pria lain, apakah dia juga akan melakukan hal yang sama?!'

Saat Stella merasakan kedinginan yang dipancarkan pria ini, dia merinding. Mengapa dia tiba-tiba merasa kedinginan?

Dia takut dia akan benar-benar membeku.

Oleh karena itu, dia bergegas berkata, "Tuan ... saya bukan sengaja melakukannya. Tadi, saya hanya ingin membangunkan Anda. Baju Anda terjatuh di lantai ...."

Mendengar ucapan Stella, Joshua mengernyit.

Stella pun merasa ketakutan.

Pria ini terobsesi dengan kebersihan. Jika dia sampai marah karena hal ini ....

Stella benar-benar merasa serbasalah. Dia sebenarnya sudah sangat hati-hati. Jika bukan karena pria ini tiba-tiba menariknya, dia juga tidak akan menjatuhkan kemeja itu.

Kemarin, pria ini jelas-jelas membantunya. Sekarang, dia malah menyinggung pria ini.

Saat Stella sedang tercengang, pria ini tiba-tiba melepaskannya.

Stella bergegas turun dari ranjang, seakan-akan dia sedang melarikan diri. Dia memungut kemeja itu, tetapi dia tidak berani menatap bosnya. Dia berkata dengan hati-hati, "Tuan, kemeja ini kotor, biar saya gantikan yang lainnya untuk Anda."

Namun, pria ini langsung mengambil kemeja itu dari tangannya Stella dan berganti pakaian di hadapannya ....

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Margaretha Tobing
keren..lanjutkan
goodnovel comment avatar
Nur Aini
cepat kan selesaikan cerita,cerita menarik
goodnovel comment avatar
erni Khumaidah
buat penasaran ending nya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status