Home / Pernikahan / Ibu Susu Anak Dosenku / 64. Tour Office or Gossip?

Share

64. Tour Office or Gossip?

Author: Blue Rose
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

OB atau biasa disebut office boy bernama Jaka itu berusia 36 tahun. Ia memperkenalkan diri sebagai seorang pria dengan pekerjaan serabutan, tidak hanya sebagai office boy tetapi sebagai pedagang nasi goreng ketika malam.

Ia adalah Ayah dari dua anak dan menikah pada usia muda, sehingga anak-anaknya sudah mulai masuk ke SMP dan SD tahun ini.

"Keuntungannya menjadi pasangan CEO itu banyak Mbak! Pasangannya akan menikmati banyak fasilitas yang disediakan oleh Pak Bara, selaku orang kaya. Pasangan Pak Bara nggak perlu khawatir soal uang, karena dia pasti dijamin dengan fasilitas mewah. Mau apapun akan dia berikan seperti saat dulu pas beliau masih bersama Bu Riri. Bu Riri meskipun sedang hamil dan tidak aktif jadi artis waktu itu, dia bisa melakukan apa saja. Ya karena suaminya kaya raya," ungkap Jaka.

Lela paham tentang hal itu, ia hanya mengangguk saja.

Namun ternyata tidak hanya orang-orang kantor lain, tapi Jaka pun suka sekali membicarakan soal Bara.

"Emang Pak Bara sebaik apa sehin
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Ibu Susu Anak Dosenku   65. Pompa Asi

    Lela panik dengan keadaan sekarang, tetapi ia harus tetap tenang agar tidak ada yang curiga tentang apa yang sebenarnta terjadi. Fakta bahwa asinya ternyata bocor adalah kelalaiannya, karena ia tidak memompanya terlebih dahulu tadi Pagi. Ia juga tidak membawa pompa asi. Padahal harusnya ia membawanya ke manapun ia pergi dan dalam keadaan apapun. Tapi apa? Ia malah ceroboh dan tidak membawanya, jadi ia harus berpikir keras untuk memberi alasan bagi Bella kenapa bajunya basah. "Aduh lupa... maaf tadi ketumpahan teh pas aku minum di kantin," ujarnya mencoba sealami mungkin. "Oh gitu ... ya udah deh ganti dulu atau gimana? Kalau mau dikeringin dulu dikeringin dulu aja ke kamar Toilet." "Oke Kak, aku ke kamar mandi dulu ya." "Iya ..." Di kamar mandi, Lela pun mengirim WA pada Bara kalau ia lupa untuk membawa pompa asi, sehingga asinya merembes ke bajunya. Alhasil Bara yang sedang rapat ijin keluar untuk meminta Bi Tati untuk ke kantor dan membawa pompa Asi. Bi Tati juga

  • Ibu Susu Anak Dosenku   66. Sulit Ditaklukkan

    Bara melihat anaknya sudah tidur di gendongan Lela, sebelum akhirnya Bi Tati pamit pergi. Begitu oun Lela, ia juga langsung pamit. Sekali lagi, Bara dan Lela harus ingat tempat sehingga mereka tidak bisa berinteraksi dengan intens selain tentang tugas kantor. Sampai di bilik kerjanya, Lela langsung menanyakan tentang tugas yang harus ia kerjakan. Bella terlihat menatapnya dengan seksama, dan heran ketika melihat hijab, outher dan gamis Lela yang berganti. "Kamu udah ganti?" tanyanya curiga. "Iya Kak, hehe... tadi kebetulan Ibu Pengasuh itu ngasih aku ganti karena dipipisin anak bos." Bella pun mengangguk-angguk, "Owh! Btw anaknya lucu banget ya... pingin deh jadi ibunya." Lela tersenyum mendengar itu, Bella ternyata orang yang cukup lucu dan blak-blakan. "Berapasih umurnya?" tanya Bella gembira. Tiada ekspresi curiga lagi darinya, sehingga Lela menjawabnya dengan tenang. "Baru sekitar setahunan kayaknya, aku gak tanya tadi." "Hem, ih lagi lucu-lucunya." "Kak Bel

  • Ibu Susu Anak Dosenku   67. Malu

    "Sepertinya Bella memiliki kecurigaan terhadap hubungan kita." Lela mengeryit, "Lalu?" "Ini bahaya karena aturan baku di kantor ini, tidak ada hubungan percintaan yang boleh ditunjukkansecara berlebihan." Lela tamah bingung dengan jawaban itu, "Loh, Pak. Sebentar, ada yang aneh... kan kita juga gak ada hubungan apa-apa. Kalaupun nanti Kak Bella tau, yah bilang aja saya pengasuhnya Baby Dam dan mantan mahasiswi bimbingan Bapak. Kita gak ada hubungan romantis apa-apa sehingga, rasanya kita gak ada ngelanggar SOP di kantor Bapak." Deg! Bara seolah di-skakmat oleh Lela, apa sih yang ia pikirkan sampai merasa romantis sendiri? Lihatlah, Lela bahkan tidak menganggap hubungan mereka serius. "Oh iya sih... tapi maksud saya karena interaksi kita lebih intens dari yang lain jadi takutnya 'dikira' ada hubungan romantis." "Oh... haha! Masuk akal sih," balas Lela terkekeh. Bara ikut tersenyum setelah tadi kebingungan meluruskan pernyataannya. "Tenang aja deh, pokoknya gak akan

  • Ibu Susu Anak Dosenku   68. Rahasia Umum

    "Gue gak tau apa yang dibilangin temen-temen gue ke elo, tapi awas aja kalo lo macem-macem sama Bara!" peringatan Alex pada Dena. "Maksud lo apa, Kak?" "Udahlah, gua ada kerjaan lagi. Awas ya kalau lu macam-macam!" ujar Alex tegas sebelum pergi meninggalkan Dena. Kini Dena ada di kamar Bara yang masih dalam keadaan teler dan tertidur, bahkan Alex tidak menemukan Lela di sekitar mansion. Di sana hanya ada para Bodyguard yang berjaga malam, sementara Lela mungkin ada di kamar Baby Dam. Alex ingat cerita Bara tentang dirinya yang salah mengajaknya masuk ke kamar Baby Dam, itu lucu tapi ia masih khawatir. Bagaimana ia tidak khawatir kalau sekarang Dena ada di kamar yang sama dengan Bara. Semoga saja tidak terjadi apa-apa, ia ingin tetap di sana menjaga Bara tetapi ia harus pergi sekarang. ••• Pagi harinya, Bara seperti biasa meminum sup untuk menghilangkan mabuk sebelum berangkat kerja. "Makasih Bi," ujarnya pada Bi Hera. "Iya, Tuan. Tapi kenapa yah akhir-akhir ini

  • Ibu Susu Anak Dosenku   69. Ulang Tahun Lela

    Apa yang dikatakan oleh Bara kemarin, kini dilakukan oleh Pak Jamal--sopir Bara. Sebab ternyata Lela memang tidak mau membawa pulang motor baru yang diberikan oleh Bara. Alasannya karena tidak enak hati menerima banyak hal dari Bara. Alhasil Pak Jamal meninggalkan Lela di dealer motor, sebenarnta ia tidak tega tapi atas perintah Bara ia melaksanakannya. Kini Lela bingung hars bagaimana, tetapi kalau tidak naik motor kata Bara--dari telpon, motor itu akan dihancurkan. Sifat pemaksa Bara tak bisa hilang, sayang sekali jika motor sebagus itu dibuang. Motor itu afalah motor terbaru yang nilainya 35jt, tentu Bara membayarnya dengan Cash. Dari sudut pandang Bara, harga motor setara harga seblak untuk rakyat jelata, ibaratnya hanya uang jajan. Lela pun membawa motor itu pulang. Hal yang mengejutkan lagi adalah di sana sudah berkumpul pegawai mansion yang memberinya buket bunga dan selamat atas ulang tahunnya. "Selamat ulang tahun, La!" ujar Bara dari dalam membawa kue. Lela terke

  • Ibu Susu Anak Dosenku   70. Dijodohkan

    Lela memikirkan pertanyaan itu sejenak tapi ia tidak berpikir bahwa Reza menyukainya. Baginya itu tidak mungkin itu terjadi. "Semoga sih nggak ya, Dok. Tapi aku bakal nolak kalau itu terjadi." "Kenapa, kalian udah temenan kan, maksudnya udah tau satu sama lain, kayak aku dan Greg dulu. Temenan jadi pasangan," ujar Blenda antusias. "Hem, aku sih gak masalah kalo memang takdirnya, tapi kenapa aku nolak... karena aku nggak pengen pertemanan kita yang udah berjalan lama akhirnya kandas gara-gara perasaan cinta. Bagiku dia temanku dan inginnya selalu begitu. Lagian, tanpa hubungan spesial, kita masih bisa temenan." "Oh gitu? Tipe idealmu kayak apa?" Lela agak bingung kenapa dokter Blenda menanyakan hal-hal yang spesifik seperti hal pribadi tentang percintaannya. Padahal biasanya ia orang yang paling toleran dan selalu menjaga privasi orang lain. "Em... tipe ya?" Lela membuat pose berpikir yang membuat Bara merasa lucu, Lela punya sisi imut ternyata. "Tipe yang sholeh, yang

  • Ibu Susu Anak Dosenku   71. Hendra dan Lela

    Lela dan Hendra ada di kantin kantor, ditemani oleh Sekretaris Hendra. Bagaimana itu terjadi? Sebelumnya saat Hendra keluar dari ruangan Bara, ia langsung mengajak Lela untuk pergi bersamanya. Lela kira Hendra ingin memintanya untuk melakukan sesuatu sebagai karyawan di sana, tetapi tidak. Hendra malah mengajaknya untuk makan di kantin. Ini agak aneh untuk Lela, Hendra bahkan tidak memesan apapun kecuali air putih kemasan. Namun melihat dari kondisi fisiknya yang sepertinya memiliki penyakit dalam, Lela pun mengerti. Mungkin Hendra harus menjaga pola makannya dan tidak makan di luar. Mereka terdiam sejenak setelah basa-basi sebelumnya. Kemudian Hendra pun berkata."Sebenarnya, saya mengajak kamu makan karena ingin menyampaikan suatu hal.""Baik Pak, silahkan.""Ya... sebelum itu saya ingin bertanya agar saya bisa menyampaikan ini untuk selanjutnya.""Baik, Pak." "Saya mengerti kamu hanyalah karyawan dari anak saya, tapi mendengar dari orang-orang di Mansion kamu memang orang y

  • Ibu Susu Anak Dosenku   72. Cari Istri, Pak

    Lela pulang dalam keadaan lesu. Hari pertama terasa melelahkan sekali baginya, ia ada di lingkungan baru. Rasanya seperti agak dicuekin, tetapi ia memahami bahwa semua orang punya pekerjaannya masing-masing. Ketika ia bertanya hanya dijawab singkat, padat, tetapi tidak jelas, dan ia akan dimarahi kalau salah. Ia pun mengerti bahwa itu konsekuensinya, tetapi masih saja membebani hatinya. Itu manusiawi kan? Setelah bersih-bersih, ia menyusui baby Dam. Saat ia pulang, bayi itu masih saja terbangun dan bermain membuat Bi Tati tidak bisa pulang cepat. Syukurlah, kini anak bungsu Bi Tati sudah SMP dan mulai mandiri sehingga tidak perlu dipantau secara intens. Namun, Bara tetap memberi keringanan bahwa Bi Tati bisa datang jam 8 pagi. Kata Bi Tati, Baby Dam sekarang sudah tidak bisa tidur cepat karena menunggu Ibu asinya pulang. Hal itu membuat Lela semakin merasa bersalah. Apakah tindakan itu sudah tepat? Apa harusnya ia tidak bekerja saja? Tapi Bara bahkan mengizinkannya untuk

Latest chapter

  • Ibu Susu Anak Dosenku   185. Berkumpul Lagi

    Jujur saja Lela agak skeptis dengan Bi Tati yang berubah itu. Akan tetapi, sebelum pergi ia menawarkan Bi Tatk dulu agar tidak ada gesekan ke depannya."Bi Tati yakin nggak mau ikut?" tanya Lela.Sebelumnya Lela juga sudah menawarkan pada Bi Tati, tetapi Bi Tati tidak mau dan menjawabnya dengan ketus.Lagi-lagi, Lela tidak mempermasalahkan nada bicara yang makin hari makin lebih berani. Kalau diurutkan sebagai Majikan dan Bawahan, Bi Tati tidak memenuhi standar dasar bawahan.Lela juga terlalu lembek padanya. Itu dilatarbelakangi oleh fakta masa lalu mereka. Lela menghormatinya sebagai orang yang dipercaya oleh suaminya, dan orang yang lebih tua darinya. Bahkan Bi Tatilah yang membuat Lela bertahan di rumah itu, dari saat ia belum menjadi istri Bara. Kali ini Bi Tati hanya menggeleng.Lela mengerti, "Oke deh. Baik-baik ya kalian semua!" ujarnya pada Bi Tati dan yang lainnya."Iya, semoga kalian selamat sampai tujuan," ujar Bi Tati sebagai formalitas.Lela tersenyum lebih lebar, mer

  • Ibu Susu Anak Dosenku   184. Pria Ter-hot

    "Haha! Kau pasti bercanda!" balas Bara kemudian menyesap kopinya. Melihat reaksi itu Juri terkekeh, "Hehe... aku serius." Bara sampai susah menelan kopinya, tetapi ia harus tetap santai. "Tapi kamu pacar sahabatku," ujar Bara mengingatkan. "I know, tapi cinta tak memandang siapa orangnya kan?" Bara menyeringai, "Lalu kenapa kau tidak naksir saja pada Kevin, kalau kau bilang cinta tak memandang siapa orangnya?" Kevin adalah teman Bara juga ia berpostur gemuk dan hobi makan berat. Kalau sekarang mungkin seperti mukbang, ia makan apapun dengan jumlah yang sangat banyak. Orang-orang seperti Juri menurut Bara menyebalkan. Jujurlah kalau cinta juga tentang persepsi. Kalau Juri bilang ia jatuh cinta padanya tanpa memandang siapa orangnya, harusnya ia bisa menyukai yang lain. Itu kata-kata yang dangkal. Jika benar Juri tak memandang siapa orangnya, maka Kevin tidak masalah baginya. Namun, Juri terus membully Kevin di masa lalu. Itu yang membuat Bara makin sebal padanya. "K

  • Ibu Susu Anak Dosenku   183. Masa Lalu

    "Minder kenapa? Lagian kan ada Papa sama Mama yang bisa ngatur semuanya." "Ya udah sih orang udah lewat." "Bisa aja kan kalo Bara mau, kenapa kalian gak ninggalin pasangan masing-masing?" "Mom! Please, Bara udah bahagia sama pasangannya," kecam Blenda. "Maksudnya si perempuan kampungan itu?" Blenda menghela napas, ia tak suka dengan sikap ibunya yang suka merendahkan orang itu. Maklum, ia anak orang kaya dari lahir dan menikah dengan ayahnya yang merupakan salah satu penguasa di negeri ini. "Gak usah marahlah, Mami kan cuma mau kamu menyelesaikan semuanya dengan jelas. Ceraikan saja Greg yang tidak tahu diri itu." Blenda menghela napas, "Akan aku pikirkan." ••• Bara baru selesai dengan pekerjaannya siang itu, kemudian memilih untuk istirahat. Ia sudah melewatkan satu jam waktu istirahat.Rasanya sangat lelah sekali karena harus membereskan semua kekacauan itu dan memulai dari awal. Ia benar-benar kelhilangan banyak pekerja, kepercayaan klien dan semua yang terkait de

  • Ibu Susu Anak Dosenku   182. Tak Menyangka

    "Seperti yang kamu denger kemarin, sedang diproses." Lela pun terkejut, "Apa gak ada keringanan?" Bara menoleh pada istrinya sambil mengancingkan jasnya. "Kita bicarain setelah aku balik dari Amerika ya." Setelah itu Bara menyeret kopernya, menciun dan memeluk istrinya sejenak sebelum benar-benar pergi. Kemudian, Lela menidurkan Baby Alesha sebelum akhirnya menyusul suaminya ke lantai dasar untuk mengantarnya pergi. "Kamu buru-buru banget ya," ujar Lela menahan tangan Bara yang akan masuk ke mobil. Bara pun berbalik dan menoleh melihat istrinya yang terlihat sedang tidak ingin ditinggal. Wajahnya cemberut dengan tatapan sedih, sepertinya ia masih kepikiran apa yang menimpanya. "Sayangku, aku harus cepet sampai di sana karena ini darurat banget. Aku usahain untuk selesain secepatnya ya." Lela mengangguk dan melepaskan pegangan tangannya pada lengan sama suami. Melihat itu, Bara pun menarik Lela ke dalam pelukannya lagi dan mencium kepalanya. "Udah ya, Sayang. Aku

  • Ibu Susu Anak Dosenku   181. Lela OVT-in Anak

    Lela menghela nafas melihat bagaimana media membicarakan tentangnya dan Bara. Terutama membahas soal dirinya yang pernah melakukan induksi laktasi. Banyak yang mengkritik mereka karena melakukan tindakam ilegal dan melanggar norma. Akan tetapi lewat perjanjian itu pula banyak pakar hukum yang bilang kalau itu tidak melanggar hukum. Ia sekarang pun sedang menyusui putrinya, dan teringat saat dulu menyusui Demian yang sekarang sudah mulai belajar dengan guru yang diundang ke Mansion. Terkait Damien, sebenarnya Bara sempat berpikir untuk tidak membiarkan Demian sekolah di sekolah biasa. Bara ingin Demian homeschooling saja. Lela jelas tidak setuju, karena jika itu terjadi, bisa saja Demien tidak bahagia. Artinya Lela akan setuju untuk membiarkan Demien homeschooling jika Demien yang menginginkannya, tidak ada paksaan dari mereka berdua sebagai orang tua. Lalu syaratnya, harus homeschooling yang tetap keluar rumah. Lela tidak ingin Demien tumbuh menjadi Tuan Muda yang tidak berbaur

  • Ibu Susu Anak Dosenku   180. Konferensi Pers 2

    Semua orang pun langsung terkejut dan mulai riuh dengan banyak obrolan di dalam sana. Sorotan cahaya kamera semakin menggila membuat Lela sampai harus memejamkan mata karena tidak kuat dengan silaunya yang dihasilkan dari kamera-kamera itu. Lalu Bara segera memberinya kacamata hitam untuk melindunginya. Ia benar-benar suami yang act of service. Lela dan Bara melakukan konferensi tidak membawa anak-anak, karena posisi itu tidak aman sehingga anak-anak harus dititipkan di rumah. Setelah itu, Bara pun bersuara lagi memecah keributan yang ada di sana. "Oke kita balik lagi! Sebenarnya agak aneh kalau kalian terkejut dengan fakta ini, karena sudah diungkapkan, dan sudah ada bukti. Rasanya apa yang kalian ragukan dari bukti itu karena tidak berasal dari saya langsung kan? Maka saya konfirmasi bahwa itu benar." Bara terus memberikan menarik ulur penjelasannya agar para wartawan berpikir kritis dan tidak asal menulis berita dan bertanya lagi. Namun, tentu saja itulah pekerjaan mer

  • Ibu Susu Anak Dosenku   179. Konferensi Pers 1

    "Untuk apa kalian tau?" tanya Bara balik. Sebenarnya ia main-main saja, tapi Bara akan menjelaskannya seperti kesepakatannya dengan sang istri sebelumnya. Orang yang ditanya malah bingung, sehingga Bara terkekeh melihatnya. Sebelum bicara lagi, Bara menatap mata para wartawan di sana. "Ya kalau kalian bingung menjawabnya, saya gak mau jawab. Kenapa?" Ia menjeda lagi, melihat istrinya yang duduk tenang dan terus bermain-main dengan pikiran mereka. "Ya harusnya kalian juga berpikir dong, kenapa kalian harus tahu, lalu apa sih yang membuat kalian harus tahu? Kenapa kami harus memberitahu kalian tentang apa yang tidak kami beritahu kepada kalian?" Diam lagi. Semua diam tanpa berani menjawab. "Nah hal seperti itu harusnya kalian dalami dulu sebelum bertanya. Pertanyaan kalian harus ada basisnya. Kalian tuh harus jelas membutuhkan informasi itu. Kalo cuma fomo atau viral, itu jadi hoax karena informasinya gak guna buat kalian. Lah iya, kenapa kalian harus tau? Kalau hanya ka

  • Ibu Susu Anak Dosenku   178. Bujugin Istri

    "Sayang...." panggil Bara dengan manja. Lela terus memunggunginya di tempat tidur karena masih kesal dengan betapa jahatnya Greg dan betapa pasifnya Bara merespon hal itu. Padahal ia selalu melihat Bara yang galak pada karyawannya dan selalu tegas, tapi terhadap sahabat-sahabatnya ia bisa bersikap lemah lembut. "Say, kok masih marah sama aku sih? Aku udah minta maaf dan aku akan coba untuk beri dia sanksi, biar nggak kebiasaan," bujug Bara. "Itu kan yang kamu omongin, tapi faktanya kamu nggak ngelakuin itu. Kamu terlalu lembek sama Dokter Greg hanya karena persahabatan yang baik. Tapi kan kamu biasanya selalu ngikutin prinsip. Masa kamu gak tega sama dia?" Bara menghela napas, istrinya mulai melakukan konfrontasi. "Masalahnya aku juga terbatas sama keinginan dari Blenda. Dia nggak pengen aku ngungkapin permasalahan dalam rumah tangga mereka." "Ya tapi kamu dirugikan. Ini bukan hanya tentang Blenda, tapi kan kamu juga butuh keadilan. Kontrak yang harusnya dia tanda tangani seb

  • Ibu Susu Anak Dosenku   177. Ngedrop

    "Maaf... aku udah janji sama Blenda, kalau aku nggak akan membongkar hal itu." Lela merasa tidak adil, tapi bagaimana lagi semuanya sudah terjadi dan Blenda meminta agar mereka tidak buka mulut. Saat memikirkan itu, tiba-tiba. Bruk! Bara tergeletak di atas soda dengan lemas. "Mas!" Lela langsung berusaha menaikkan Bara ke atas kasur. Bara masih setengah sadar sehingga Lela tidak benar-benar mengangkat Bara sepenuunya. Ia kemudian menghubungi dokter keluarga Raniero yang lain. Sembari menunggu dokter datang, Lela pun mencoba untuk mengompres Bara dan memijit pelan-pelan badannya, agar ia lebih rileks. Namun, Bara masih mendengar suara Lela yang terus mengoceh karena sangat mengkhawatirkan suaminya. "Aku cuma butuh istirahat, Sayang. kamu nggak usah khawatir." Lela mendelik menatap suaminya, tidak setuju. "Hanya butuh istirahat apanya?! Kamu udah ngedrop banget! Kamu udah kecapean dari kemarin-kemarin. Kenapa sih, kamu susah banget kalau diajak istirahat? Kamu selalu p

DMCA.com Protection Status