Gimana Bab ini? Greget gak?
Sudah disembuhkan oleh surat yang tak sengaja ia baca, sekarang ia harus melihat Lela berinteraksi dengan akrab bersama pemuda itu. Lagipula, siapa pemuda itu sampai harus datang ke acara ulang tahunnya? "Baiklah, saya harap kalian semua menikmati pesta malam ini," tutup Bara sebelum turun dari panggung. Setelah turun dari panggung, ia akan menghampiri Lela tetapi dihadang oleh beberapa rekan bisnisnya dan istri-istri mereka. Alhasil ia hanya menyerahkan Baby Dam pada Bi Tati dan langsung sibuk ngobrol dengan para pebisnis itu.Lela juga masih stay bicara dengan Reza, sebab Reza mengaku ia tak mengenal satupun orang di sana seperti dirinya. Akan tetapi tiba-tiba Bi Tati datang membawa Baby Dam yang mulai berkaca-kaca matanya, ia sepertinya lelah dan ingin tidur. "Uluh-uluh, kenapa nih Bayi gantengnya Bubu?" tanya Lela menggoda bayi itu.Baby Dam malah tambah merengek, ia tidak nyaman mungkin di keramaian yang berisik. Lalu Bi Tati pamit pergi karena harus membantu yang lain me
Bara menikmati waktu terakhir ulang tahunnya bersama gank-nya. Gank itu berisi pria seumuran Bara yahg memiliki profesi sebagai pebisnis dan profesi hebat lainnya, termasuk Alex juga ada di sana. "Hari ini pecah banget, gue gak tau kalo elu akhirnya ngundang Kelly (penyanyi POP terkenal)," ujar Tara--seorang aktor. "Apa lu memanfaatkan gosip antara elu dan Kelly?" tanya Harry--Dokter. "Kagak anjir! Emang gosip apa antara gue ama tuh penyanyi?" tanya Bara tak mengerti apa yang mereka bicarakan. "Emang lu nggak update tentang diri lu sendiri yang trending selama seminggu ini?"Bara tertawa, "Haha! Mana ada trending seminggu?""Yeu, ada! Elu sama Kelly," balas yang lain."Bodo amat dah! Gue gak ngerti juga, biasanya asisten gue bilang kalo ada gosip, tapi ini dia nggak ngomong apa-apa tuh.""Sengaja kali.""Ck, ada aja gosipnya, pusing gua," keluh Bara."Tapi nggak apa-apa sih kalau lu sama Kelly, dia bukan penyanyi yang kebanyakan skandal kok," ujar Tara yang ada di lingkungan En
Sebelum menjawab Lela menggendong Baby Dam yang mulai merengek. "Gak tau Pak, saya pas dateng Bapak udah di sini," balas Lela. Bara memejamkan mata sejenak, kepalanya sakit. Sial tadi malam ia malah minum alkohol banyak. "Bapak gak papa?" tanya Lela melihat Bara kesakitan. "Gak papa, efek mabuk aja." Ia lalu turun dari ranjang dan berdiri, agak oleng tapi Lela tak berani mendekat. Melihat reaksi Lela yang berlebihan membuat Bara terkejut, itu agak berlebihan karena kelihatan sekali ia takut padanya. "Kamu gak pernah liat orang mabuk?" Lela menggeleng, maka Bara mengerti, Lela anak baik-baik yang tak pernah melihat seseorang mabuk. Padahal itu hanya bentuk trauma, bukan berarti tidak pernah. Lela tak ingin orang-orang tau dengan traumanya ini, makanya ia menutupinya dengan dalih tidak pernah melihat orang mabuk. Karena sebelumnya ia juga pernah melihat Bara mabuk. ••• Bara menghela napas berkali-kali saat rapat, hal itu membuat peserta rapat deg-degan. Mereka sa
"Ukuran payudaranya berapa, Mbak? Emangnya cukup nyusuin bayi kalau sekecil itu?" "Iya, loh. Dilihat dari penampakannya, kayanya Asi Mbak gak cukup banyak, deh?" “Kalaupun asinya banyak, pasti encer dan gak berkualitas, ya?” Lela seketika melongo mendengar ucapan-ucapan wanita di sekelilingnya. Tanpa sadar dia menutupi bagian dadanya yang sudah terhalangi hijab creamnya. Gadis yang sedang stress akibat proses skripsi dan utang ayahnya itu melamar kerja karena melihat status penjual sayur langganannya. Katanya, ada orang kaya yang sedang mencari ibu asuh untuk anaknya dengan gaji tinggi. Dipikirnya, ini kesempatan besar agar dia dapat kerja di satu tempat alih-alih memiliki 3 pekerjaan sampingan. Tapi, kok pelamar lain malah mengomentari ukuran payudaranya dan membawa-bawa perihal asi? Dengan cepat, Lela pun melihat ponselnya lagi dan melihat judul bannernya. Namun, matanya membelalak karena apa yang ditanyakan ibu-ibu tadi masuk akal. [SELEKSI IBU ASI! GAJI 10JT PER BULAN + T
“Mbak gak bercanda, kan?”Mendengar itu, Lela jadi merasa tak enak. Tapi, biar bagaimanapun juga, dia memang tidak bisa jadi ibu asi tanpa pernah hamil dan punya anak, kan?“Ehem…” Pria yang tadi mengenalkan diri sebagai dokter keluarga itu tiba-tiba berdeham dan memecah keheningan.“Sebenarnya ada caranya. Bagaimanapun, karena Tuan Muda sangat butuh asi akibat alergi susu sapi dan juga karena Tuan Muda sepertinya menyukai Mbak, kami bisa mengusahakan untuk melakukan sesuatu.”“Maksudnya melakukan apa, saya gak harus hamil dulu kan?” tanya Lela, tak mengerti.Dokter Greg pun menggeleng, "Tentu saja tidak, Mbak, tenang saja, ami tidak akan melakukan hal sejauh itu. Dengar penjelasan saya dulu."Lela pun mengangguk patuh, ia was-was dengan apa yang akan disampaikan oleh dokter itu. Posisinya yang lemah akan membuatnya mudah dibujug dan dikendalikan.Lalu Dokter Greg pun mulai menjelaskan cara apa yang bisa Lela lakukan agar bisa menghasilkan Asi.Salah satunya melakukan induksi laktasi.
Di sisi lain, Lela kini berdiam diri di kamar kost-an. Dia memikirkan apa yang harus ia pilih. Terlebih, sejak kemarin, hatinya pedih kala mendengar tentang kisah perceraian orang tua Baby Dam dan ibunya yang tak ingin merawat bayi tampan itu. Lela jadi tak tenang saat kuliah dan bekerja taditadi. Namun melihat tidak adanya pesan dari mereka, sepertinya Baby Dam dalam keadaan baik? Sepertinya, keputusan menolak jadi Ibu Asi Baby Dam tidak menimbulkan masalah…. “Lela, KELUAR KAMU!” Suara teriakan pria dari luar kost membuat Lela tersentak dan tersadar dari lamunannya. Ada ribut-ribut apa ini? Gadis itu pun keluar kamar, tetapi dia terkejut kala menemukan tetangga kostnya sudah berkerumunan menonton tiga pria berpenampilan preman yang baru saja berteriak di depan kamarnya. "Ada apa ini, Pak?" tanya Lela bingung. "Kamu anak dari Pak Suyanto Wijoyo, kan?" Meski masih bingung, Lela pun mengangguk. "Iya, ada apa ya Pak?" "Bapakmu kabur! Gak ada yang bisa ditagih
"Lela? Ngapain kamu di rumah saya?"Mendengar itu, Lela seketika merapikan bajunya. "Ja–jadi... Bapak adalah Ayah dari Baby Dam?" tanyanya–memastikan.Melihat Bara mengangguk, Lela tercengang.Ruangan seketika hening dan baru terpecah karena Baby Dam mulai menangis.Jadi, Lela langsung bereaksi untuk menggendongnya dan memberikan Asi kembali untuk Baby Dam.Lela bahkan lupa kalau Bara masih di sana.Untungnya, pria dingin itu peka dan langsung keluar dari kamar anaknya agar Lela leluasa memberikan asi pada anaknya.Hanya saja, wajah Bara tampak mengeras. saat menemui asistennya."Dika, kamu apa-apaan sih, dia itu mahasiswa bimbingan saya! Kok bisa kamu sampai nggak tahu?!"Dika sendiri tampak terkejut. "Mohon maaf Pak, tapi saya tidak mendapatkan informasi itu. Hanya, yang saya tahu, Mbak Lela atau Laila itu memang kuliah di Universitas yang sama dengan tempat Anda mengajar, tapi saya tidak tahu kalau dia anak bimbingan Anda," jelasnya.Ctas!Bara membanting tempat pulpennya hingga jat
Untungnya ... setelah pertemuan itu, Lela berhasil menghindari Bara. Dia hanya berkomunikasi lewat chat atau email untuk mengirim dokumen revisinya. Tampaknya, Bara juga berlaku demikian. Hanya saja, tepat tengah malam, Bara yang baru pulang dari kantor mampir ke kamar Baby Dam yang didesign agar diapit kamar utama yang ditempatinya dan kamar pengasuhnya. Namun, Bara tak menyangka jika Lela tertidur di sana dengan posisi memberikan asi padanya. 'Shit...' ucapnya dalam hati. Seketika, dia teringat bahwa mahasiswinya itu sudah menjadi ibu susu putranya. Masalahnya ... posisi Lela miring menghadap ke pintu, sehingga sebagian dada gadis itu terlihat! Srak! Bara langsung melemparkan jasnya ke arah Lela sebelum mendekat untuk memindahkan Baby Dam ke keranjang bayinya. Sebisa mungkin, dia tak melihat aset mahasiswinya itu. Sayangnya, saat ia akan mengambil Baby Dam, tiba-tiba Lela bangun. "Aaaaa!" teriaknya, kaget. Matanya melebar dan penuh tuduhan. "Oeeek!" Gara-gara teriakan