Jasmine pasrah, jika memang harus tertabrak. Hingga satu detik ... dua detik ... tiga detik ... sampai hitungan ke enam, Jasmine tak merasakan tubuhnya tertabrak. Ia kembali membuka matanya, mengerjap pelan dengan jantung yang berdegup kencang. Ternyata mobil itu berhenti sekitar lima belas senti tepat di ujung lututnya. "Hei Mbak, udah nggak sayang nyawa?! Kalau nyebrang lihat-lihat dong! Jangan sembarangan, kalau ketabrak nanti saya yang disalahin!" Seorang pria keluar dari mobil, mengumpat dirinya. Jasmine tersentak, tapi kemudian malah mendekat dengan wajah panik. "Ma-maaf Pak. Tolong, saya dikejar orang jahat. Dia mau mencelakai saya!" Itu adalah kalimat pertama yang terlintas dalam pikirannya. Jasmine harus meminta pertolongan, dan mungkin ini adalah cara Tuhan menolongnya. Pria tersebut tentu bingung dengan apa yang diucapkan wanita yang hampir saja ditabraknya. Namun sejurus kemudian datang pria hidung belang beserta dua pengawalnya. Pria berkumis itu memanggil Jasmin
"Akhirnya ..." Jasmine bernapas lega.Melalui pantulan kaca, ia memantau sekitar, meyakinkan diri kalau sudah terlepas dari kejaran Kemal.Napasnya masih tersengal. Mimpi apa dia tadi malam? Hingga hari ini harus kejar-kejaran sampai jilid dua.Jasmine memastikan lagi keadaan sekitar. Sepi. Tidak ada mobil hitam yang mengikutinya dari belakang. Kemudian Jasmine melanjutkan lagi perjalanannya kembali ke rumah.Wanita itu sudah tak sabar untuk bertemu Zico, putranya. Wanita pemilik netra indah itu ingin mengisi tangki cintanya kosong mendadak dengan melihat senyum dan mendengar suara anak laki-lakinya. Jasmine tiba di sebuah perumahan sederhana di daerah Tlogowaru, Malang. Tanpa disadari, ada dua pasang mata memperhatikan gerak langkahnya dari seberang pos penjaga.Sebenarnya, jasmine melihat sebuah city car putih berjalan pelan seolah sedang mencari rumah yang dijual atau disewakan. Adalah hal biasa baginya melihat pasangan muda mencari hunian di perumahan itu. Tanpa curiga ia tetap me
"Ma, Mama kenapa kok sedih? Mama lagi capek ya?" tanya Zico yang mendekat.Sudah dua hari sejak pertemuannya dengan Kemal, Jasmine tak berani keluar rumah. Pikirannya kacau, dia khawatir akan bertemu Kemal lagi. Apalagi jika sampai pria itu melihat Zico. Jasmine tak ingin Kemal mengetahuinya. Bisa tambah kacau hidupnya jika keluarga ozdemir sampai tahu.Meski sudah mati-matian menyembunyikan kegelisahan di depan Zico, nyatanya anak itu akhirnya melihat ibunya bersedih dan menitikkan air mata."Eh? Mama tidak apa-apa sayang. Memang sedikit capek, tapi, lihat Zico sudah ganteng begini, dan hmm ... wangi lagi! Capek Mama hilang deh!" Jasmine menjawab dengan mata berbinar sambil mengecup pipi anaknya. Dia ingin mengalihkan kesedihan.Namun sia-sia, bukannya hilang, rasa sedih itu kian menghantam. Air matanya justru jatuh tanpa bisa dicegah. Jasmine mengingat Kemal. Kenapa mereka berdua mirip sekali?Zico anak yang cerdas dan sensitif. Hidup hanya bersama dengan ibu, membuatnya dapat menge
"Kemal halil Ozdemir, apakah Anda bersedia menikah dengan Jasmine Faranisa Airani?""Evet!" Kemal menjawab bersedia.Pertanyaan itu diulang sebanyak tiga kali, dengan menggunakan bahasa Turki.Kemudian sang Imam bertanya lagi."Jasmine Faranisa Airani, apakah Anda bersedia menikah dengan Kemal Halil Ozdemir?"Pertanyaan itu juga diulang sebanyak tiga kali dan dijawab pula sebanyak tiga kali oleh Jasmine. Kemal seperti terlempar pada masa lalu. Masa dimana ia mengikat janji suci bersama Jasmine. Setelah dinyatakan sah sebagai suami istri, kemudian sang Imam memberikan ceramah agama tentang kehidupan berumah tangga, juga tentang hak dan kewajiban suami istri. Ya, mereka telah menikah di Turki, di tanah kelahiran Kemal. Pria itu memilih Kota Antalya, sebagai lokasi pernikahan mereka, jauh dari Istanbul, tempat keluarga besarnya berada. Pernikahan mereka di sahkan oleh seorang Imam, yang telah diakui negara. Meski awalnya Jasmine ragu untuk melangsungkan pernikahan di sana, tapi Kemal
Brengsek!!"Berani-beraninya mereka bermain curang bahkan hampir menjual Jasmine kepada tamu travel agen itu? aku harus bikin perhitungan!"Setelah selesai dengan laporannya, Jiwa menutup telepon. Kemal pun diam sejenak, berpikir.Ayo Kemal berpikir!Saat melihat Heru, saat itulah ide baru muncul.“Heru, kantor di Surabaya formasi sudah lengkap?”“Almost done sir” (hampir selesai pak) jawabnya singkat“Jasmine sedang mencari pekerjaan. Bisa kamu atur buat sebuah panggilan kerja untuknya. untuk kantor kita di Surabaya.”Benar. Itu ide bagus, Kemal akan berkantor sementara di Surabaya. Heru terlihat berpikir. Mungkin sedang mengingat posisi apa yang tersedia.“Baik. Akan dilaksanakan.” ucapnya. Kemudian ia bertanya lagi “her background sir?” sambil mengecek Tablet hitam ditangannya.Yang dimaksud Heru adalah latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja Jasmine.“Supervisor Divisi Perencanaan dan Pengembangan Produksi, Sarjana Ekonomi, Cumlaude” terang nya pada Heru.Heru terlihat mem
Hari itu Jasmine bertemu dengan seorang wanita, tetangga baru yang katanya baru pindah ke kompleks tersebut. Entah bagaimana awalnya, wanita itu memberi info tentang lowongan kerja di PT Total Karya Indonusa. Bahkan dia memberikan tautan langsung untuk melamar.Matanya berbinar begitu mendengar dan melihat langsung info lowongan kerja tersebut. Jasmine yang memang mencari kerja, merasa info lowongan ini adalah jawaban dari Tuhan atas kegundahan dan doa-doanya.Kebetulan sekali, posisi yang ditawarkan juga bagus. Aku punya pengalaman di bidang itu sebelumnya. Apa ku kirim saja lamaran ini ya?Dengan segera, Jasmine menyiapkan persyaratan dan langsung mengirimnya melalui surel.“Ini sebuah kebetulan kan, Mbak Murni. Disaat aku sedang butuh kerjaan, eh ada orang yang kasih info lowongan.” Jasmine bicara dengan pengasuh anaknya, Mbak Murni.Tentu bukan sebuah kebetulan, wanita tadi adalah orang suruhan Jiwa untuk mendekati jasmine dan membawa pesan lowongan itu. Sebab hingga mendekati sore
Bab 8. Dua PriaKemal yang merupakan Chief Executive Officer (CEO) dari Ozdemir Group untuk Region Asia Pasific, melakukan rapat koordinasi dengan jajaran direksi untuk rencananya berkantor sementara di Surabaya. Kewenangannya tidak berubah, beberapa pekerjaannya akan dibantu oleh Chief Operating Officer (COO) atau direktur operasional. Lihat bagaimana Kemal mengatur semua dengan apik.Kemal tetap menyelesaikan setumpuk berkas yang harus diteliti dan ditanda tangani. Pria itu paham betul tanggung jawabnya sangat besar. Karena segaris tanda tangannya pada dokumen yang dipegang itu, sangat berharga dan punya potensi hokum yang tinggi. Jadi dia tetap bekonsentrasi menyelesaikan semua sebelum bertolak ke Surabaya.Kebetulan sang CEO itu akan bertemu dengan pejabat provinsi untuk mega proyek pemerintah di sana. Sungguh alam pun merestui rencananya.“Bos, pesawat sudah mendapat izin terbang sore ini.” Heru melapor pada bosnya.Rasa gugup langsung melingkupinya sekarang. Seperti anak remaja y
Kesibukkan di bandara Juanda sore itu terasa berbeda. Ada dua pesawat jet pribadi yang landing disaat bersamaan. Kemal dan Zacky tiba di Surabaya, hanya berselisih beberapa menit.Zacky menempuh jarak 3 jam 40 menit dengan penerbangan langsung Hongkong-Surabaya, sedangkan Kemal hanya memerlukan waktu tak sampai satu jam.Keduanya tersenyum penuh arti dengan harapan yang sama, berjumpa dengan wanita pujaannya, Jasmine. Terutama Zacky, pria itu sudah mebawakan Zico banyak mainan. Dia sangat merindukan bocah kecil tampan itu.Pesawat keduanya berhenti pada jarak yang tak begitu jauh. Mobil sedan hitam mentereng sudah menunggu, menjemput sang Tuan, mengantarkan mereka ke tujuan.Kemal turun dengan percaya diri. Pesona pria 185cm itu begitu kuat. Hingga tak sedikit pramugari jet Pribadi yang bermimpi untuk bisa terbang, melayani Tuan Muda keluarga Ozdemir itu. Tapi sayang, Kemal tak pernah tertarik terlibat dengan wanita manapun.Tak kalah dengan Kemal, pesona bos maskapai itu juga menarik
Jam empat sore Hansen mulai membuka matanya. Terbangun dari tidur indahnya sepanjang hari. Pria itu merasa linglung, sedikit pusing dan tentu saja, pegal-pegal. Betapa tidak, seharian tidur meringkuk di sofa empuk.Hansen menggerakkan otot badannya yang kaku. Lehernya pun digerak gerakkan hingga terdengar bunyi 'kretek-kretek'."Loh kok aku di sini?" ucapnya tak sadar dengan apa yang terjadi.“Eh ko Hansen udah bangun. Enak tidurnya, ko?" Hansen meringis merasa tersindir. Beruntung Kemal sedang tidak ada di ruangannya. Dia sedang asyik memata-matai Jasmine. Heru meminta Hansen, resepsionis dan security di lantai direksi untuk berkumpul. Pria itu melakukan briefing dadakan.“Mulai sekarang, siapapun, perempuan manapun yang ngaku-ngaku saudara, pacar, tunangannya Bos Kemal, DILARANG naik apalagi sampai masuk menemui Bos. Gak usah minta persetujuan segala, kelamaan. Langsung BLOCK aja dari kalian. Paham?!" Heru memberi arahan serius. "Paham, Cak!" Mereka menjawab bersamaan. "Beri al
Walau Kemal sedang tidak mood menerima tamu, tapi dia berbaik hati memberikan waktunya untuk mendengar celoteh centil teman lamanya itu. Viza membawakan Kemal hadiah berupa jam tangan mahal. Tentu itu hanya alasan agar dia bisa bertemu Kemal. "Orang kantor di Jakarta bilang kamu di Surabaya. Katanya kamu lagi urus Mega proyek di sini. Jadi, ku susul deh." Viza konsisten menampilkan senyum terbaiknya. "Terima asih Viza, tapi seharusnya kamu tidak perlu repot. Aku sedang tidak berulang tahun." Kemal malas menerima hadiah itu, dia bisa beli sendiri. Koleksinya pun sudah banyak, tapi untuk menghormati teman, akhirnya terpaksa diterima juga. Saat akan mecoba jam tersebut, tiba-tiba Viza berpindah duduk ke sisi kanan hand rest di single sofa yang Kemal duduki. Sontak saja Kemal kaget. "Apa yang kau lakukan, Viza?" Pria itu tidak sempat menghindar. Wanita itu tersenyum, senyum yang tidak Kemal sukai. "Aku hanya membantumu memakainya" Dengan gerakan gemulai cenderung menggoda,
Interocom Hansen—sekretaris Kemal—berbunyi. Resepsionis bilang ada tamu untuk bos mereka. "Siapa, Mbak?" "Saudaranya Mister Kemal," jawab resepsionis setengah yakin, karena dia mendapat tatapan tajam mengintimidasi dari tamu tersebut. Tanpa meminta pertimbangan Heru, Hansen langsung membolehkan tamu tersebut masuk ke area vvip. Padahal Hansen tidak tau apa yang akan menunggunya di depan. Hansen pikir, kalau tamu itu sudah bisa naik ke lantai direksi, tentu dia sudah lolos screening dari security bawah. Sementara security bawah yang baru tiga bulan kerja itu, merasa harus cari aman. Kalau saudara bosnya datang lalu ditolak, bisa-bisa dia dipecat seperti ucapan tamu itu. Heru datang ke meja kerja Hansen, memberi dokumen dan beberapa ordner arsip. “Siapa yang datang?” Tanya Heru sambil mengunyah permen. Asisten pribadi Kemal itu sempat mendengar sedikit percakapan Hansen. “Saudaranya Big Boss ..." Hansen dengan santai melanjutkan kegiatan mengetiknya. "Oh ..." Heru menyad
Jasmine masuk ke lobby bersamaan dengan mobil Kemal yang baru memasuki area gedung. Pria itu bisa melihat Jasmine di antara banyaknya karyawan yang datang berbarengan. Walau hanya tampak dari belakang, tapi Kemal bisa mengenalinya dari bentuk tubuh dan cara wanita itu berjalan. Lagi-lagi degupan aneh itu dirasakan oleh keduanya. Seolah hati mereka kini terhubung kembali setelah sekian lama terputus. Merasakan getaran dari kehadiran satu sama lain, meski dari jarak yang jauh. Masing-masing memegang dadanya, denyut yang menyesakkan itu terasa nyata sekali di telapak tangan. Kemal berusaha menahan gejolak dalam hatinya. Dia harus terlihat tetap tenang walau sebenarnya ingin melompat kegirangan. Akhirnya, langkah awal dari rencana besarnya berjalan juga. Melihat Jasmine berada di gedung yang sama dengannya saja sudah membuatnya bahagia. Langkah selanjutnya, adalah membuat Jasmine selalu berada di sekitar Kemal. Pria itu akan menarik Jasmine untuk satu lantai dengannya, dan membua
Setelah ribut-ribut kemarin, Zacky dan Jasmine kembali pada mode normal. Dua orang dewasa itu menyadari mereka tak bisa lagi mengutamakan egonya. Mereka kini adalah tim yang sama untuk membesarkan Zico. Zacky tetap bersikeras bahwa dia memiliki kewajiban atas anak itu karena merasa memiliki ikatan emosiaonal, dan Jasmine tak dapat menolaknya. Zacky memang mencintai Zico begitu besar.Lihatlah kini, bahkan mereka telah mendaftarkan Zico di sekolah swasta terbaik. Meski bukan sekolah internasional seperti yang diinginkan Zacky, tapi sekolah global itu mengikuti standard dan kurikulum Cambridge yang diakui oleh sekolah dan kampus di luar negeri.Tentu Zico bahagia, mendapat sekolah terbaik dan teman-teman baru. Anak itu sudah tidak sabar ingin segera masuk sekolah. Padahal sekolah baru akan dimulai seminggu lagi. Selama itu pula Zacky akan menemani Zico sementara Jasmine akan mulai bekerja esok hari. Zacky ingin menebus kebersamaan yang hilang bersama Zico. Akan banyak agenda menanti ke d
Semburat jingga di langit Surabaya sore itu terlihat sangat cantik. Dari jendela besar di kamar Zico yang ada di lantai dua puluh sembilan, Jasmine bisa dengan jelas melihat pemandangan kota dan laut Suramadu. Sedikit mendung tapi matahari masih bersinar.Cuaca masih bagus, Zico ingin berenang ditemani Amir, asisten Daddy-nya. Belakangan mereka sudah akrab. Amir senang dengan anak-anak, jadi ketika Zico minta berenang, Amir tak berpikir dua kali untuk mengiyakan.“Berapa lama kau ada di Indonesia?” Wanita itu sedang merapikan barang-barang Zico di kamarnya. Sementara di kamar itu, Jasmine tidak sendiri, dia bersama Zacky. Pria yang sejak siang sibuk mendesain ulang kamar Zico menghentikan kegiatannya. Ia lantas memandang Jasmine tak suka.“Kenapa tanya begitu? Kamu mau aku cepat-cepat pergi?”Melihat reaksi Zacky, Jasmine meringis. “Bukan begitu, Zack. Aku kan hanya tanya, memang nggak boleh? Maksudku, Tuan Muda ini memang tidak dicari sama kantor di Itali?”“Oh tenang, semua bisa di
“Jasmine..” lirih Kemal.Heru melambatkan laju mobil, hingga mobil itu melewatinya, Kemal hanya melihat dari kaca jendela yang tak diturunkan.Kemal dapat dengan jelas melihat wanita pujaannya, namun Jasmine tak dapat melihat siapa yang ada di dalam mobil sedan itu. Karena Kemal mengunakan mobil yang berbeda, hingga Jasmine tak mengenalinya. Jasmine pun menoleh kearah kaca mobil, mereka seolah saling pandang dalam jarak dekat. Seperti ada perasaan tersengat dalam hati masing-masing, ketika mereka saling berpapasan. Jasmine, untuk sesaat jantungnya berdegup kencang seperti tak biasa. Nafasnya seoleh terbawa angin. Pun dengan Kemal merasakan hal yang sama. Netra indahnya terkunci untuk melihat pada kaca mobil sedan hitam Maserati itu. Entah ada dorongan apa, ia tetap melihatnya, walau sudah melintas. Kemal pun sampai memutar badannya untuk melihat Jasmine lebih lama.Ya Allah.. perasaan apa ini.Jasmine memegang dadanya yang masih berdegub kencang. Kemal kembali menghadap ke depan da
Kemal masih uring-uringan karena cemburu melihat foto Jasmine yang tertawa lepas bersama seorang pria di kereta. Pria asing itu punya karakter kuat. Melihat gaya busananya dengan coat mahal, Kemal yakin dia seorang pengusaha juga.Saking cemburunya, Kemal sampai lupa dengan rasa penasarannya pada anak laki-laki yang ada di rumah Jasmine. Ketegangan Kemal sedikit mengendur lantaran Jiwa melaporkan bahwa tiga orang yang membuat masalah dengan Jasmine sudah datang ke rumahnya berlutut memohon ampun.Bahkan sesuai permintaannya, pengusaha kayu itu telah mentransfer uang ke rekening Jasmine, sebagai permohonan permintaan maaf. Menurut Kemal, Jasmine layak mendapatkannya, juga sebagai kompensasi berhenti kerja. Sudah dibilang, Kemal orang yang tidak mau rugi.[Kerja bagus, Jiwa.] Kemal mengirim pesan. Dia bernapas lega, sudah tidak ada lagi yang mengganggu Jasmine.Namun rasa lega itu hanya sementara, karena Jiwa juga melaporkan ada seorang pria lain di rumah Jasmine. Dia memasang badan mel
Setelah negosiasi yang alot, akhirnya dua orang dewasa itu menyerah. Hasilnya, Zacky harus menginap di sana, tidur bersama Zico. Sebab anak itu bersikeras Daddy-nya harus ada saat ia membuka mata nanti.Tak ingin mematahkan hati sang anak, dengan berat hati Jasmine akhirnya setuju. Dia sendiri bingung, entah sejak kapan Zico punya rencana begitu banyak yang telah sudah disusun di kepalanya. Bermain, lalu pamer Daddy pada teman-temannya. Anak itu ingin teman-temannya tahu kalau Daddy-nya orang bule yang tampan. Jangan lupa, Zico juga mau pamer mainan, tentu sembari memberikan hadiah-hadiah kecil pada teman-temannya. Siapa yang mengajarkan dia teknik soft flexing seperti itu?Awalnya Jasmine tidak setuju Zacky harus menginap, tapi Zico merengek dan mulai mengancam tidak mau tidur. Karena kalau dia tidur, Daddy-nya akan pergi. Bbaru kali ini Jasmine menghadapi Zico yang keras kepala.“Dia mulai pandai mengancam.” Zacky tertawa ketika menutup pintu kamar Zico. Anak itu sudah tertidur pulas