“Jasmine naik ojek ke stasiun …” Kemal berujar lirih.Pria itu tersenyum pahit. Melihat bagaimana Jasmine naik motor dalam keadaan gerimis. Kondisi yang sangat kontras dengannya. Selama ini ia bebas pergi dengan kendaraan mewah dengan semua fasilitas nomer wahid. Dia juga bisa terbang ke mana saja dengan private jet-nya. Sedangkan Jasmine?Mungkin Jasmine harus berjuang dulu untuk mendapatkan sesuatu. Hatinya mencelos, sakit melihat kenyataan yang jomplang itu. Rasa bersalah semakin menggerogotinya.Seakan refleks, Kemal ingin mengikuti Jasmine.“Eh, Bos mau kemana? Kok saya ditinggal? Bos?!” Heru yang melihat Kemal berlari menuju valet boy, spontan ikut berlari.Kemal meminta kunci mobil, pria itu ingin mengendarakan sendiri mobilnya. Sementara Heru terus mengikuti langkah bosnya.“Bos, tunggu! Saya nggak bisa diginiin, Bos.” Suara Heru yang sedikit berteriak membuat beberapa orang menoleh ke arah mereka. Aneh.“Minggir kamu. Bikin malu aja!” sentak Kemal sambil membuka pintu kemudi.
Jasmine tiba di stasiun dengan tergesa, ia takut ketinggalan kereta. Ini adalah kereta executive terakhir yang berangkat ke Malang. Karena hujan, beberapa titik jalan di Surabaya macet, beruntung kereta tersebut belum berangkat, masih ada waktu dua puluh menit lagi.Dengan napas lega, akhirnya Jasmine bisa duduk tenang di samping jendela. Satu kursi di sampingnya kosong, sepertinya wanita itu akan menikmati perjalanan pulangnya.Ia memakai earphone menikmati musik yang membuatnya rilkes. Jasmine senyam senyum sendiri, mengingat kalau sekarang bukan pengangguran lagi. Ibu satu anak itu jadi teringat doa Zico dan Mbak Murni, doa mereka langsung dikabulkan Tuhan, dan mungkin bulan depan ia harus membelikan Zico mainan baru sesuai janjinya.Sesuai perjanjian tadi, Jasmine akan mulai bekerja dua hari lagi. Dia meminta waktu untuk mencari tempat tinggal dan sehari lagi untuk pindahan. Rencananya beosk Jasmine akan mengajak Zico ke Surabaya untuk mencari rumah kontrakan, tempat mereka tingga
“Nanti aku cerita.”Jasmine masih menimbang apakah harus cerita tentang dibalik alasan kenapa dia memilih pindah ke Surabaya. Jasmine memang pernah bicara ingin tinggal saja di Malang, terasa lebih tenang. Tapi kenyataannya tidak senyaman yang dibayangkan. Jika Zacky tahu masalah yang menimpanya, ia yakin seratus persen, pria itu akan murka dan mengacak-ngacak travel agen itu.Tapi yang Jasmine tidak tahu adalah, Kemal lebih dulu mengetahuinya dan jelas dia murka. Dia bahkan bukan hanya mengacak-ngacak travel agen itu, tapi juga mengobrak-abrik hidup semua pelaku yang terlibat. Jika Jasmine tahu yang sebenarnya, wanita itu pasti akan syok.“Minumlah.” Zacky membuka air mineral botol yang ada padanya dan memberikannya pada Jasmine.“Terima kasih, Zack.” Jasmine lantas menerima air mineral itu dan meminumnya. Hal kecil yang biasa Zacky lakukan untuknya kadang membuat Jasmine tak dapat lepas darinya. Zacky tipe pria act of service, dia full memberi perhatian pad Jasmine dan Zico.Tiba di
“Kenapa kamu nggak cerita?” Zacky menuntut penjelasan.“Gimana mau cerita, kamu aja jauh di Itali sana?!”“Aku lagi di Hongkong kemarin, Jasmine. Dekat ke Indonesia.”“Ya mana aku tau! Masa cuma masalah kayak gini aja, harus ngadu ke kamu?”Jasmine berbalik, namun langkahnya terhenti karena Zacky menarik lengannya. Zacky tersinggung asmine tak menganggapnya.“Cuma masalah kayak gini, kamu bilang? Jasmine, mereka kriminal! Kalau saja tadi aku tahu masalahnya itu, mereka nggak akan kulepasin! Enak aja pulang masih utuh, setidaknya bikin mereka ke ICU dulu.” Ucapan Zacky membuat Jasmine meringis, membayangkan mereka bertiga masuk ICU.Dua orang dewasa itu masih berdebat di depan rumah, pria itu menahan Jasmine tak ingin Zico sampai mendengar perdebatan mereka di hari pertemuan ini.“Jadi … siapa yang membuat mereka sukarela minta maaf?” desis Zacky sambil berpikir.“Aku juga nggak tahu, Zack. Mungkin mereka memang ingin minta maaf.”“Tidak mungkin begitu saja. Pasti ada yang telah mengint
Setelah negosiasi yang alot, akhirnya dua orang dewasa itu menyerah. Hasilnya, Zacky harus menginap di sana, tidur bersama Zico. Sebab anak itu bersikeras Daddy-nya harus ada saat ia membuka mata nanti.Tak ingin mematahkan hati sang anak, dengan berat hati Jasmine akhirnya setuju. Dia sendiri bingung, entah sejak kapan Zico punya rencana begitu banyak yang telah sudah disusun di kepalanya. Bermain, lalu pamer Daddy pada teman-temannya. Anak itu ingin teman-temannya tahu kalau Daddy-nya orang bule yang tampan. Jangan lupa, Zico juga mau pamer mainan, tentu sembari memberikan hadiah-hadiah kecil pada teman-temannya. Siapa yang mengajarkan dia teknik soft flexing seperti itu?Awalnya Jasmine tidak setuju Zacky harus menginap, tapi Zico merengek dan mulai mengancam tidak mau tidur. Karena kalau dia tidur, Daddy-nya akan pergi. Bbaru kali ini Jasmine menghadapi Zico yang keras kepala.“Dia mulai pandai mengancam.” Zacky tertawa ketika menutup pintu kamar Zico. Anak itu sudah tertidur pulas
Kemal masih uring-uringan karena cemburu melihat foto Jasmine yang tertawa lepas bersama seorang pria di kereta. Pria asing itu punya karakter kuat. Melihat gaya busananya dengan coat mahal, Kemal yakin dia seorang pengusaha juga.Saking cemburunya, Kemal sampai lupa dengan rasa penasarannya pada anak laki-laki yang ada di rumah Jasmine. Ketegangan Kemal sedikit mengendur lantaran Jiwa melaporkan bahwa tiga orang yang membuat masalah dengan Jasmine sudah datang ke rumahnya berlutut memohon ampun.Bahkan sesuai permintaannya, pengusaha kayu itu telah mentransfer uang ke rekening Jasmine, sebagai permohonan permintaan maaf. Menurut Kemal, Jasmine layak mendapatkannya, juga sebagai kompensasi berhenti kerja. Sudah dibilang, Kemal orang yang tidak mau rugi.[Kerja bagus, Jiwa.] Kemal mengirim pesan. Dia bernapas lega, sudah tidak ada lagi yang mengganggu Jasmine.Namun rasa lega itu hanya sementara, karena Jiwa juga melaporkan ada seorang pria lain di rumah Jasmine. Dia memasang badan mel
“Jasmine..” lirih Kemal.Heru melambatkan laju mobil, hingga mobil itu melewatinya, Kemal hanya melihat dari kaca jendela yang tak diturunkan.Kemal dapat dengan jelas melihat wanita pujaannya, namun Jasmine tak dapat melihat siapa yang ada di dalam mobil sedan itu. Karena Kemal mengunakan mobil yang berbeda, hingga Jasmine tak mengenalinya. Jasmine pun menoleh kearah kaca mobil, mereka seolah saling pandang dalam jarak dekat. Seperti ada perasaan tersengat dalam hati masing-masing, ketika mereka saling berpapasan. Jasmine, untuk sesaat jantungnya berdegup kencang seperti tak biasa. Nafasnya seoleh terbawa angin. Pun dengan Kemal merasakan hal yang sama. Netra indahnya terkunci untuk melihat pada kaca mobil sedan hitam Maserati itu. Entah ada dorongan apa, ia tetap melihatnya, walau sudah melintas. Kemal pun sampai memutar badannya untuk melihat Jasmine lebih lama.Ya Allah.. perasaan apa ini.Jasmine memegang dadanya yang masih berdegub kencang. Kemal kembali menghadap ke depan da
Semburat jingga di langit Surabaya sore itu terlihat sangat cantik. Dari jendela besar di kamar Zico yang ada di lantai dua puluh sembilan, Jasmine bisa dengan jelas melihat pemandangan kota dan laut Suramadu. Sedikit mendung tapi matahari masih bersinar.Cuaca masih bagus, Zico ingin berenang ditemani Amir, asisten Daddy-nya. Belakangan mereka sudah akrab. Amir senang dengan anak-anak, jadi ketika Zico minta berenang, Amir tak berpikir dua kali untuk mengiyakan.“Berapa lama kau ada di Indonesia?” Wanita itu sedang merapikan barang-barang Zico di kamarnya. Sementara di kamar itu, Jasmine tidak sendiri, dia bersama Zacky. Pria yang sejak siang sibuk mendesain ulang kamar Zico menghentikan kegiatannya. Ia lantas memandang Jasmine tak suka.“Kenapa tanya begitu? Kamu mau aku cepat-cepat pergi?”Melihat reaksi Zacky, Jasmine meringis. “Bukan begitu, Zack. Aku kan hanya tanya, memang nggak boleh? Maksudku, Tuan Muda ini memang tidak dicari sama kantor di Itali?”“Oh tenang, semua bisa di
Jam empat sore Hansen mulai membuka matanya. Terbangun dari tidur indahnya sepanjang hari. Pria itu merasa linglung, sedikit pusing dan tentu saja, pegal-pegal. Betapa tidak, seharian tidur meringkuk di sofa empuk.Hansen menggerakkan otot badannya yang kaku. Lehernya pun digerak gerakkan hingga terdengar bunyi 'kretek-kretek'."Loh kok aku di sini?" ucapnya tak sadar dengan apa yang terjadi.“Eh ko Hansen udah bangun. Enak tidurnya, ko?" Hansen meringis merasa tersindir. Beruntung Kemal sedang tidak ada di ruangannya. Dia sedang asyik memata-matai Jasmine. Heru meminta Hansen, resepsionis dan security di lantai direksi untuk berkumpul. Pria itu melakukan briefing dadakan.“Mulai sekarang, siapapun, perempuan manapun yang ngaku-ngaku saudara, pacar, tunangannya Bos Kemal, DILARANG naik apalagi sampai masuk menemui Bos. Gak usah minta persetujuan segala, kelamaan. Langsung BLOCK aja dari kalian. Paham?!" Heru memberi arahan serius. "Paham, Cak!" Mereka menjawab bersamaan. "Beri al
Walau Kemal sedang tidak mood menerima tamu, tapi dia berbaik hati memberikan waktunya untuk mendengar celoteh centil teman lamanya itu. Viza membawakan Kemal hadiah berupa jam tangan mahal. Tentu itu hanya alasan agar dia bisa bertemu Kemal. "Orang kantor di Jakarta bilang kamu di Surabaya. Katanya kamu lagi urus Mega proyek di sini. Jadi, ku susul deh." Viza konsisten menampilkan senyum terbaiknya. "Terima asih Viza, tapi seharusnya kamu tidak perlu repot. Aku sedang tidak berulang tahun." Kemal malas menerima hadiah itu, dia bisa beli sendiri. Koleksinya pun sudah banyak, tapi untuk menghormati teman, akhirnya terpaksa diterima juga. Saat akan mecoba jam tersebut, tiba-tiba Viza berpindah duduk ke sisi kanan hand rest di single sofa yang Kemal duduki. Sontak saja Kemal kaget. "Apa yang kau lakukan, Viza?" Pria itu tidak sempat menghindar. Wanita itu tersenyum, senyum yang tidak Kemal sukai. "Aku hanya membantumu memakainya" Dengan gerakan gemulai cenderung menggoda,
Interocom Hansen—sekretaris Kemal—berbunyi. Resepsionis bilang ada tamu untuk bos mereka. "Siapa, Mbak?" "Saudaranya Mister Kemal," jawab resepsionis setengah yakin, karena dia mendapat tatapan tajam mengintimidasi dari tamu tersebut. Tanpa meminta pertimbangan Heru, Hansen langsung membolehkan tamu tersebut masuk ke area vvip. Padahal Hansen tidak tau apa yang akan menunggunya di depan. Hansen pikir, kalau tamu itu sudah bisa naik ke lantai direksi, tentu dia sudah lolos screening dari security bawah. Sementara security bawah yang baru tiga bulan kerja itu, merasa harus cari aman. Kalau saudara bosnya datang lalu ditolak, bisa-bisa dia dipecat seperti ucapan tamu itu. Heru datang ke meja kerja Hansen, memberi dokumen dan beberapa ordner arsip. “Siapa yang datang?” Tanya Heru sambil mengunyah permen. Asisten pribadi Kemal itu sempat mendengar sedikit percakapan Hansen. “Saudaranya Big Boss ..." Hansen dengan santai melanjutkan kegiatan mengetiknya. "Oh ..." Heru menyad
Jasmine masuk ke lobby bersamaan dengan mobil Kemal yang baru memasuki area gedung. Pria itu bisa melihat Jasmine di antara banyaknya karyawan yang datang berbarengan. Walau hanya tampak dari belakang, tapi Kemal bisa mengenalinya dari bentuk tubuh dan cara wanita itu berjalan. Lagi-lagi degupan aneh itu dirasakan oleh keduanya. Seolah hati mereka kini terhubung kembali setelah sekian lama terputus. Merasakan getaran dari kehadiran satu sama lain, meski dari jarak yang jauh. Masing-masing memegang dadanya, denyut yang menyesakkan itu terasa nyata sekali di telapak tangan. Kemal berusaha menahan gejolak dalam hatinya. Dia harus terlihat tetap tenang walau sebenarnya ingin melompat kegirangan. Akhirnya, langkah awal dari rencana besarnya berjalan juga. Melihat Jasmine berada di gedung yang sama dengannya saja sudah membuatnya bahagia. Langkah selanjutnya, adalah membuat Jasmine selalu berada di sekitar Kemal. Pria itu akan menarik Jasmine untuk satu lantai dengannya, dan membua
Setelah ribut-ribut kemarin, Zacky dan Jasmine kembali pada mode normal. Dua orang dewasa itu menyadari mereka tak bisa lagi mengutamakan egonya. Mereka kini adalah tim yang sama untuk membesarkan Zico. Zacky tetap bersikeras bahwa dia memiliki kewajiban atas anak itu karena merasa memiliki ikatan emosiaonal, dan Jasmine tak dapat menolaknya. Zacky memang mencintai Zico begitu besar.Lihatlah kini, bahkan mereka telah mendaftarkan Zico di sekolah swasta terbaik. Meski bukan sekolah internasional seperti yang diinginkan Zacky, tapi sekolah global itu mengikuti standard dan kurikulum Cambridge yang diakui oleh sekolah dan kampus di luar negeri.Tentu Zico bahagia, mendapat sekolah terbaik dan teman-teman baru. Anak itu sudah tidak sabar ingin segera masuk sekolah. Padahal sekolah baru akan dimulai seminggu lagi. Selama itu pula Zacky akan menemani Zico sementara Jasmine akan mulai bekerja esok hari. Zacky ingin menebus kebersamaan yang hilang bersama Zico. Akan banyak agenda menanti ke d
Semburat jingga di langit Surabaya sore itu terlihat sangat cantik. Dari jendela besar di kamar Zico yang ada di lantai dua puluh sembilan, Jasmine bisa dengan jelas melihat pemandangan kota dan laut Suramadu. Sedikit mendung tapi matahari masih bersinar.Cuaca masih bagus, Zico ingin berenang ditemani Amir, asisten Daddy-nya. Belakangan mereka sudah akrab. Amir senang dengan anak-anak, jadi ketika Zico minta berenang, Amir tak berpikir dua kali untuk mengiyakan.“Berapa lama kau ada di Indonesia?” Wanita itu sedang merapikan barang-barang Zico di kamarnya. Sementara di kamar itu, Jasmine tidak sendiri, dia bersama Zacky. Pria yang sejak siang sibuk mendesain ulang kamar Zico menghentikan kegiatannya. Ia lantas memandang Jasmine tak suka.“Kenapa tanya begitu? Kamu mau aku cepat-cepat pergi?”Melihat reaksi Zacky, Jasmine meringis. “Bukan begitu, Zack. Aku kan hanya tanya, memang nggak boleh? Maksudku, Tuan Muda ini memang tidak dicari sama kantor di Itali?”“Oh tenang, semua bisa di
“Jasmine..” lirih Kemal.Heru melambatkan laju mobil, hingga mobil itu melewatinya, Kemal hanya melihat dari kaca jendela yang tak diturunkan.Kemal dapat dengan jelas melihat wanita pujaannya, namun Jasmine tak dapat melihat siapa yang ada di dalam mobil sedan itu. Karena Kemal mengunakan mobil yang berbeda, hingga Jasmine tak mengenalinya. Jasmine pun menoleh kearah kaca mobil, mereka seolah saling pandang dalam jarak dekat. Seperti ada perasaan tersengat dalam hati masing-masing, ketika mereka saling berpapasan. Jasmine, untuk sesaat jantungnya berdegup kencang seperti tak biasa. Nafasnya seoleh terbawa angin. Pun dengan Kemal merasakan hal yang sama. Netra indahnya terkunci untuk melihat pada kaca mobil sedan hitam Maserati itu. Entah ada dorongan apa, ia tetap melihatnya, walau sudah melintas. Kemal pun sampai memutar badannya untuk melihat Jasmine lebih lama.Ya Allah.. perasaan apa ini.Jasmine memegang dadanya yang masih berdegub kencang. Kemal kembali menghadap ke depan da
Kemal masih uring-uringan karena cemburu melihat foto Jasmine yang tertawa lepas bersama seorang pria di kereta. Pria asing itu punya karakter kuat. Melihat gaya busananya dengan coat mahal, Kemal yakin dia seorang pengusaha juga.Saking cemburunya, Kemal sampai lupa dengan rasa penasarannya pada anak laki-laki yang ada di rumah Jasmine. Ketegangan Kemal sedikit mengendur lantaran Jiwa melaporkan bahwa tiga orang yang membuat masalah dengan Jasmine sudah datang ke rumahnya berlutut memohon ampun.Bahkan sesuai permintaannya, pengusaha kayu itu telah mentransfer uang ke rekening Jasmine, sebagai permohonan permintaan maaf. Menurut Kemal, Jasmine layak mendapatkannya, juga sebagai kompensasi berhenti kerja. Sudah dibilang, Kemal orang yang tidak mau rugi.[Kerja bagus, Jiwa.] Kemal mengirim pesan. Dia bernapas lega, sudah tidak ada lagi yang mengganggu Jasmine.Namun rasa lega itu hanya sementara, karena Jiwa juga melaporkan ada seorang pria lain di rumah Jasmine. Dia memasang badan mel
Setelah negosiasi yang alot, akhirnya dua orang dewasa itu menyerah. Hasilnya, Zacky harus menginap di sana, tidur bersama Zico. Sebab anak itu bersikeras Daddy-nya harus ada saat ia membuka mata nanti.Tak ingin mematahkan hati sang anak, dengan berat hati Jasmine akhirnya setuju. Dia sendiri bingung, entah sejak kapan Zico punya rencana begitu banyak yang telah sudah disusun di kepalanya. Bermain, lalu pamer Daddy pada teman-temannya. Anak itu ingin teman-temannya tahu kalau Daddy-nya orang bule yang tampan. Jangan lupa, Zico juga mau pamer mainan, tentu sembari memberikan hadiah-hadiah kecil pada teman-temannya. Siapa yang mengajarkan dia teknik soft flexing seperti itu?Awalnya Jasmine tidak setuju Zacky harus menginap, tapi Zico merengek dan mulai mengancam tidak mau tidur. Karena kalau dia tidur, Daddy-nya akan pergi. Bbaru kali ini Jasmine menghadapi Zico yang keras kepala.“Dia mulai pandai mengancam.” Zacky tertawa ketika menutup pintu kamar Zico. Anak itu sudah tertidur pulas