Home / Romansa / Ibu Sang Pewaris / Bab 7 Panggilan Kerja

Share

Bab 7 Panggilan Kerja

Author: Jewellrytion
last update Last Updated: 2023-01-19 16:41:37

Hari itu Jasmine bertemu dengan seorang wanita, tetangga baru yang katanya baru pindah ke kompleks tersebut. Entah bagaimana awalnya, wanita itu memberi info tentang lowongan kerja di PT Total Karya Indonusa. Bahkan dia memberikan tautan langsung untuk melamar.

Matanya berbinar begitu mendengar dan melihat langsung info lowongan kerja tersebut. Jasmine yang memang mencari kerja, merasa info lowongan ini adalah jawaban dari Tuhan atas kegundahan dan doa-doanya.

Kebetulan sekali, posisi yang ditawarkan juga bagus. Aku punya pengalaman di bidang itu sebelumnya. Apa ku kirim saja lamaran ini ya?

Dengan segera, Jasmine menyiapkan persyaratan dan langsung mengirimnya melalui surel.

“Ini sebuah kebetulan kan, Mbak Murni. Disaat aku sedang butuh kerjaan, eh ada orang yang kasih info lowongan.” Jasmine bicara dengan pengasuh anaknya, Mbak Murni.

Tentu bukan sebuah kebetulan, wanita tadi adalah orang suruhan Jiwa untuk mendekati jasmine dan membawa pesan lowongan itu. Sebab hingga mendekati sore, masih belum ada tanda-tanda Jasmine mengirim lamaran kerja. Terpaksa, Jiwa menggunbakan cara itu agar Jasmine langsung terinformasi.

Haaah tau gitu dari awal aja pake cara ini. Jiwa akhirnya bernapas lega, satu step telah diselesaikan.

“Mujur benar nasib Ibu. Semoga segera dapat panggilan, Bu. Terus keterima di sana. Itu kantornya bagus banget!” Wanita itu diperlihatkan bangunan yang akan menjadi kantor majikannya nanti.

Mbak Murni tak henti memberikan doa untuk Jasmine. Dia sudah lama ikut ibu satu anak itu, baginya, Jasmine sudah seperti keluarga. Jasmine yang memberinya kehidupan baru setelah dia terpuruk menjadi korban kdrt sang suami. Selama proses cerainya Mbak Murni mendapat bantuan dari Jasmine. Setelah itu Mbak Murni bekerja dan ikut tinggal bersama Jasmine, mengasuh Zico yang masih kecil.

Tak menunggu lama, Jasmine langsung mendapat panggilan tes kerja esok hari. Wanita itu diminta untuk mempersiapkan diri agar tes berjalan dengan baik.

“Baik Bu, saya akan hadir tepat waktu. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan.” Jasmine menutup panggilan telepon dari HRD. Matanya berbinar, kebahagiaan pun membuncah.

“Mbak, aku dapat panggilan kerja!” Dengan girang, Jasmine mencari pengasuh putranya sambil berteriak.

“Wah, selamat, Bu! Udah saya bilang, nasib Ibu mujur.” Mbak Murni tak kalah antusias.

“Tapi aneh nggak si, Mbak. Perasaan kok cepet banget prosesnya ya? Biasanya kan kita nunggu lama baru dapat panggilan tes. Lah ini kok, sat set, aku dipanggil.” Rupanya Jasmine merasa aneh. Dia masih tak percaya dengan proses yang begitu lancar ini.

“Itu namanya mereka emang lagu butuh banget karyawan bu. Mungkin posisi itu harus cepat terisi.” Mbak Murni mematahkan kecurigaan Jasmine.

“Iya juga ya, MBak. Siapa tau emang kantor itu lagiu butuh cepat karyawan baru.” Jasmine akhirnya mengenyahkan kecurigaannya.

Sementara Kemal, bahagia karena rencananya berjalan lancar. Semua memang harus berjalan sesuai keinginannya, tidak boleh ada yang menggalkan niatnya. Maklum, Kemal sudah bucin akut.

***

Jarak dari Malang ke Surabaya yang lumayan jauh, membuat Jasmine sempat berpikir ulang. Tapi demi Zico, apapun rintangannya akan ia lalui. Malang Surabaya hanya berjarak dua jam jika menggunakan kereta. Maka dari itu, Jasmine memilih kereta untuk moda transportasi. Walaupun jadwal tesnya pukul 10 pagi, tapi Jasmine memilih tiba lebih awal di sana daripada harus terlambat. Jasmine menggunakan kereta Arjuno Ekspres Executive pukul 05:53.

“Mama berangkat ya, Nak. Doakan Mama tesnya berhasil.” Jasmine mengusap lembut kepala Zico kemudian mencium pipinya.

Zico tanpa henti mengucapkan doa dan permohonanannya. “Aku pasti doakan Mama. Semoga Mama dapat kerjaan baru yang gajinya lebih besar, jadi kita bisa makan enak terus, jalan-jalan terus, Mama bisa belikan aku mainan terbaru, dan …”

“Aamiin … Iya sayang, terima kasih doanya ya. Mama harus berangkat takut ketinggalan kereta.” Jasmine memotong ucapan anaknya yang lebih banyak minta makan enak dan mainan baru itu. Biar masih kecil, Zico sudah mengerti, jika ibunya punya gaji besar, artinya banyak uang. Dia bisa minta apapun yang dia inginkan.

“Mbak, Murni, titip Zico ya! Zico, baik-baik sama Mbak Murni ya. Jangan nakal, ini hari pertama masuk sekolah kan? Semangat sayang!”

Setelah saling memberi semangat, akhirnya Jasmine berangkat menuju stasiun. Sepanjang perjalanan, Ibu satu anak itu mengkhawatirkan satu hal, semoga identitasnya tidak terbongkar. Statsunya sebagai ibu beranak satu namun masih tertulis lajang di KTPnya. Jasmine pun tak berniat mengnubah itu dalam CV-nya. Biarlah itu menjadi rahasianya. Dia hanya akan bekerja dengan tekun dan mendapatkan gaji bulanan untuk bertahan hidup. Masalah Zico, biar nanti dia pikirkan lagi, yang terpenting Jasmine mendapat pekerjaan untuk menopang hidup mereka.

 Pengumuman tentang keberangkatan kereta pun terdengar. Jasmine bergegas menuju peron yang telah disebutkan, dan memasuki gerbong kereta. Wanita itu sengaja memilih kereta executive karena selain ingin lebih nyaman, ia juga ingin menjaga mood-nya tetap baik sampai tiba di kantor itu. Ini adalah interview pertamanya setelah sekian lama tidak memasuki dunia perkantoran lagi.

Selama di kereta, entah mengapa Jasmine teringat Kemal. Pertemuan tak sengaja mereja masih membekas. Bagaimana suaranya yang bergetar memohon maaf dan matanya yang memelas membuat dirinya terusik. Marah, tentu saja ada. Tapi dia biasa apa? Jasmine lebih teringat ekspresi Zico yang mirip dengannya.

Tanpa terasa bulir bening keluar dari pelupuk mata indahnya. Kemal masih tetap menorehkan luka, bahkan setelah tujuh tahun tak bertemu, getara itubbegitu kuat menguasai dirinya. Namun, terganggu oleh pesan-pesan usil yang masuk ke ponselnya.

+852? Bukannya ini nomor dari Hongkong? Siapa? Orang iseng kali ya. Jasmine tak menanggapi pesan usil tersebut.

[ Hai Melati! Masih ingat aku? Jangan bilang kau sudah lupa denganku, Jasmine tea!]

[Kau baik-baik saja? Kau sedang apa? Rasanya lama sekali kita tak bertemu. Kau merindukanku tidak?]

[Jasmine, kalau baca pesanku cepat balas. Jangan Cuma dilihat aja! Open and read my mssg!]

Begitulah isi pesan usil yang memang hanya dilihat Jasmine dari notifikasi pada layar ponselnya. Jasmine tersenyum, ibu satu anak itu langsung teringat wajah seseorang.

Kalau isi pesannya cerewet begini, sudah pasti dia orangnya. Orang yang memang sudah lama tak berjumpa. Zacky Ardinto Meirzano. Sosok hangat dengan mata teduh. Pria periang yang menjadi penyelamat dirinya dan Zico kala itu.  

Hanya dia yang berani memanggil Jasmine tea, kalau sudah kesal dengannya.

Jasmine kemudian menggulir pesan, membacanya, dan mengetuk foto profile untuk memastikan dugaannya. Foto itu hanya sebuah silut seorang pria yang sedang melihat kea rah pemandangan perbukitan. Dari Nampak belakang saja Jasmine sudah bisa mengenali pria itu. Benar, dia adalah Zacky, teman baiknya.

Keduanya saling berbalas pesan. Pesan rindu yang dibalut keusilan hingga Jasmine tertawa sendiri di kereta.

[By the way, gimana kabar anakku? Sudah sebesar apa dia sekarang?] Membaca pesan Zacky yang menanyakan Zico, matanya langsung memanas. Andai dia bisa menceritakan kejadian itu pada Zacky. Tapi waktunya tidak tepat.

[Zico, baik. Dia semakin pintar.] Jawab Jasmine singkat.

[Great, seperti Daddy-nya ya?!]

Ya, dia seperti papanya. Tentu dijawab hanya dalam hati. Jasmine tak menjawab pertanyaan Zacky.

Karena tak dapat menahan rindu, akhirnay Zacky menghubingi Jasmine dengan saluran telepon. Hanya bertukar pesan rasanya kurang puas, kalau belum mendengar suara lembut Jasmine.

Pria itu akhirnya menemani perjalanan Jasmine ke Surabaya. Jasmine juga cerita kalau dia ada tes kerja dan meminta doa dari pria itu.

“Jasmine, andai kau mau menerima tawaranku. Kau tidak perlu seperti ini. Kenapa harus ke Surabaya segala? Jauh-jauh ke sana hanya untuk tes. Belum tentu kamu keterima.” Pria campuan Sumatera-Itali itu mulai mengeluarkan unek-uneknya.  

“Bukannya ngedoaian malah kasih ceramah. Sudahlah Zack, kamu muncul-muncul tambah cerewet ya! Aku baik-baik saja, beneran. Terima kasih untuk tawaranmu, tapi kamu pasti tau jawabanku apa.”

Zacky hanya menghela napas. Pria itu sangat peduli, dia tak ingin Jasmine kesulitan. Tapi wanita itu berkeras ingin hidup mandiri tanpa bantuan darinya.

“Jangan pura-pura kuat. Aku tau kamu pasti mau nangis habis kututup telponnya.”

“Sok tau!” Jasmine mendengus sebal, meski apa yang diucapkan Zacky benar. Dia menahan tangis sekarang.

“Ya Tuhan, andai aku bisa bersama kalian saat ini. Kalian pasti tidak akkan kesusahan. You know I really care ‘bout you Jasmine. Kau bisa mengandalkanku.”

“Iya baweeeel. Udah ah, sebentar lagi aku sampai di Stasiun Gubeng, nih. Bye, Zack. See you when I see you!

Tak ingin terlalu lama membicarakan hal berat, Jasmine memutus sambungan telepon. Bukannya tadi dia mau menjaga mood-nya agar tetap baik, kenapa sekarang malah berantakan?

Related chapters

  • Ibu Sang Pewaris   Bab 8. Dua Pria

    Bab 8. Dua PriaKemal yang merupakan Chief Executive Officer (CEO) dari Ozdemir Group untuk Region Asia Pasific, melakukan rapat koordinasi dengan jajaran direksi untuk rencananya berkantor sementara di Surabaya. Kewenangannya tidak berubah, beberapa pekerjaannya akan dibantu oleh Chief Operating Officer (COO) atau direktur operasional. Lihat bagaimana Kemal mengatur semua dengan apik.Kemal tetap menyelesaikan setumpuk berkas yang harus diteliti dan ditanda tangani. Pria itu paham betul tanggung jawabnya sangat besar. Karena segaris tanda tangannya pada dokumen yang dipegang itu, sangat berharga dan punya potensi hokum yang tinggi. Jadi dia tetap bekonsentrasi menyelesaikan semua sebelum bertolak ke Surabaya.Kebetulan sang CEO itu akan bertemu dengan pejabat provinsi untuk mega proyek pemerintah di sana. Sungguh alam pun merestui rencananya.“Bos, pesawat sudah mendapat izin terbang sore ini.” Heru melapor pada bosnya.Rasa gugup langsung melingkupinya sekarang. Seperti anak remaja y

    Last Updated : 2023-01-19
  • Ibu Sang Pewaris   Bab 9. Hati Yang Masih Tertaut

    Kesibukkan di bandara Juanda sore itu terasa berbeda. Ada dua pesawat jet pribadi yang landing disaat bersamaan. Kemal dan Zacky tiba di Surabaya, hanya berselisih beberapa menit.Zacky menempuh jarak 3 jam 40 menit dengan penerbangan langsung Hongkong-Surabaya, sedangkan Kemal hanya memerlukan waktu tak sampai satu jam.Keduanya tersenyum penuh arti dengan harapan yang sama, berjumpa dengan wanita pujaannya, Jasmine. Terutama Zacky, pria itu sudah mebawakan Zico banyak mainan. Dia sangat merindukan bocah kecil tampan itu.Pesawat keduanya berhenti pada jarak yang tak begitu jauh. Mobil sedan hitam mentereng sudah menunggu, menjemput sang Tuan, mengantarkan mereka ke tujuan.Kemal turun dengan percaya diri. Pesona pria 185cm itu begitu kuat. Hingga tak sedikit pramugari jet Pribadi yang bermimpi untuk bisa terbang, melayani Tuan Muda keluarga Ozdemir itu. Tapi sayang, Kemal tak pernah tertarik terlibat dengan wanita manapun.Tak kalah dengan Kemal, pesona bos maskapai itu juga menarik

    Last Updated : 2023-01-19
  • Ibu Sang Pewaris   Bab 10 Pembalasan

    “Jasmine naik ojek ke stasiun …” Kemal berujar lirih.Pria itu tersenyum pahit. Melihat bagaimana Jasmine naik motor dalam keadaan gerimis. Kondisi yang sangat kontras dengannya. Selama ini ia bebas pergi dengan kendaraan mewah dengan semua fasilitas nomer wahid. Dia juga bisa terbang ke mana saja dengan private jet-nya. Sedangkan Jasmine?Mungkin Jasmine harus berjuang dulu untuk mendapatkan sesuatu. Hatinya mencelos, sakit melihat kenyataan yang jomplang itu. Rasa bersalah semakin menggerogotinya.Seakan refleks, Kemal ingin mengikuti Jasmine.“Eh, Bos mau kemana? Kok saya ditinggal? Bos?!” Heru yang melihat Kemal berlari menuju valet boy, spontan ikut berlari.Kemal meminta kunci mobil, pria itu ingin mengendarakan sendiri mobilnya. Sementara Heru terus mengikuti langkah bosnya.“Bos, tunggu! Saya nggak bisa diginiin, Bos.” Suara Heru yang sedikit berteriak membuat beberapa orang menoleh ke arah mereka. Aneh.“Minggir kamu. Bikin malu aja!” sentak Kemal sambil membuka pintu kemudi.

    Last Updated : 2023-01-28
  • Ibu Sang Pewaris   Bab 11. Kedatangannya

    Jasmine tiba di stasiun dengan tergesa, ia takut ketinggalan kereta. Ini adalah kereta executive terakhir yang berangkat ke Malang. Karena hujan, beberapa titik jalan di Surabaya macet, beruntung kereta tersebut belum berangkat, masih ada waktu dua puluh menit lagi.Dengan napas lega, akhirnya Jasmine bisa duduk tenang di samping jendela. Satu kursi di sampingnya kosong, sepertinya wanita itu akan menikmati perjalanan pulangnya.Ia memakai earphone menikmati musik yang membuatnya rilkes. Jasmine senyam senyum sendiri, mengingat kalau sekarang bukan pengangguran lagi. Ibu satu anak itu jadi teringat doa Zico dan Mbak Murni, doa mereka langsung dikabulkan Tuhan, dan mungkin bulan depan ia harus membelikan Zico mainan baru sesuai janjinya.Sesuai perjanjian tadi, Jasmine akan mulai bekerja dua hari lagi. Dia meminta waktu untuk mencari tempat tinggal dan sehari lagi untuk pindahan. Rencananya beosk Jasmine akan mengajak Zico ke Surabaya untuk mencari rumah kontrakan, tempat mereka tingga

    Last Updated : 2023-01-28
  • Ibu Sang Pewaris   Bab 12. Mereka Mengemis Maaf

    “Nanti aku cerita.”Jasmine masih menimbang apakah harus cerita tentang dibalik alasan kenapa dia memilih pindah ke Surabaya. Jasmine memang pernah bicara ingin tinggal saja di Malang, terasa lebih tenang. Tapi kenyataannya tidak senyaman yang dibayangkan. Jika Zacky tahu masalah yang menimpanya, ia yakin seratus persen, pria itu akan murka dan mengacak-ngacak travel agen itu.Tapi yang Jasmine tidak tahu adalah, Kemal lebih dulu mengetahuinya dan jelas dia murka. Dia bahkan bukan hanya mengacak-ngacak travel agen itu, tapi juga mengobrak-abrik hidup semua pelaku yang terlibat. Jika Jasmine tahu yang sebenarnya, wanita itu pasti akan syok.“Minumlah.” Zacky membuka air mineral botol yang ada padanya dan memberikannya pada Jasmine.“Terima kasih, Zack.” Jasmine lantas menerima air mineral itu dan meminumnya. Hal kecil yang biasa Zacky lakukan untuknya kadang membuat Jasmine tak dapat lepas darinya. Zacky tipe pria act of service, dia full memberi perhatian pad Jasmine dan Zico.Tiba di

    Last Updated : 2023-01-29
  • Ibu Sang Pewaris   Bab 13. Daddy?

    “Kenapa kamu nggak cerita?” Zacky menuntut penjelasan.“Gimana mau cerita, kamu aja jauh di Itali sana?!”“Aku lagi di Hongkong kemarin, Jasmine. Dekat ke Indonesia.”“Ya mana aku tau! Masa cuma masalah kayak gini aja, harus ngadu ke kamu?”Jasmine berbalik, namun langkahnya terhenti karena Zacky menarik lengannya. Zacky tersinggung asmine tak menganggapnya.“Cuma masalah kayak gini, kamu bilang? Jasmine, mereka kriminal! Kalau saja tadi aku tahu masalahnya itu, mereka nggak akan kulepasin! Enak aja pulang masih utuh, setidaknya bikin mereka ke ICU dulu.” Ucapan Zacky membuat Jasmine meringis, membayangkan mereka bertiga masuk ICU.Dua orang dewasa itu masih berdebat di depan rumah, pria itu menahan Jasmine tak ingin Zico sampai mendengar perdebatan mereka di hari pertemuan ini.“Jadi … siapa yang membuat mereka sukarela minta maaf?” desis Zacky sambil berpikir.“Aku juga nggak tahu, Zack. Mungkin mereka memang ingin minta maaf.”“Tidak mungkin begitu saja. Pasti ada yang telah mengint

    Last Updated : 2023-01-30
  • Ibu Sang Pewaris   Bab 14 Mengandalkannya

    Setelah negosiasi yang alot, akhirnya dua orang dewasa itu menyerah. Hasilnya, Zacky harus menginap di sana, tidur bersama Zico. Sebab anak itu bersikeras Daddy-nya harus ada saat ia membuka mata nanti.Tak ingin mematahkan hati sang anak, dengan berat hati Jasmine akhirnya setuju. Dia sendiri bingung, entah sejak kapan Zico punya rencana begitu banyak yang telah sudah disusun di kepalanya. Bermain, lalu pamer Daddy pada teman-temannya. Anak itu ingin teman-temannya tahu kalau Daddy-nya orang bule yang tampan. Jangan lupa, Zico juga mau pamer mainan, tentu sembari memberikan hadiah-hadiah kecil pada teman-temannya. Siapa yang mengajarkan dia teknik soft flexing seperti itu?Awalnya Jasmine tidak setuju Zacky harus menginap, tapi Zico merengek dan mulai mengancam tidak mau tidur. Karena kalau dia tidur, Daddy-nya akan pergi. Bbaru kali ini Jasmine menghadapi Zico yang keras kepala.“Dia mulai pandai mengancam.” Zacky tertawa ketika menutup pintu kamar Zico. Anak itu sudah tertidur pulas

    Last Updated : 2023-02-02
  • Ibu Sang Pewaris   Bab 15. Akibat Cemburu

    Kemal masih uring-uringan karena cemburu melihat foto Jasmine yang tertawa lepas bersama seorang pria di kereta. Pria asing itu punya karakter kuat. Melihat gaya busananya dengan coat mahal, Kemal yakin dia seorang pengusaha juga.Saking cemburunya, Kemal sampai lupa dengan rasa penasarannya pada anak laki-laki yang ada di rumah Jasmine. Ketegangan Kemal sedikit mengendur lantaran Jiwa melaporkan bahwa tiga orang yang membuat masalah dengan Jasmine sudah datang ke rumahnya berlutut memohon ampun.Bahkan sesuai permintaannya, pengusaha kayu itu telah mentransfer uang ke rekening Jasmine, sebagai permohonan permintaan maaf. Menurut Kemal, Jasmine layak mendapatkannya, juga sebagai kompensasi berhenti kerja. Sudah dibilang, Kemal orang yang tidak mau rugi.[Kerja bagus, Jiwa.] Kemal mengirim pesan. Dia bernapas lega, sudah tidak ada lagi yang mengganggu Jasmine.Namun rasa lega itu hanya sementara, karena Jiwa juga melaporkan ada seorang pria lain di rumah Jasmine. Dia memasang badan mel

    Last Updated : 2023-02-04

Latest chapter

  • Ibu Sang Pewaris   Bab 22. Ibu Sang Pewaris

    Jam empat sore Hansen mulai membuka matanya. Terbangun dari tidur indahnya sepanjang hari. Pria itu merasa linglung, sedikit pusing dan tentu saja, pegal-pegal. Betapa tidak, seharian tidur meringkuk di sofa empuk.Hansen menggerakkan otot badannya yang kaku. Lehernya pun digerak gerakkan hingga terdengar bunyi 'kretek-kretek'."Loh kok aku di sini?" ucapnya tak sadar dengan apa yang terjadi.“Eh ko Hansen udah bangun. Enak tidurnya, ko?" Hansen meringis merasa tersindir. Beruntung Kemal sedang tidak ada di ruangannya. Dia sedang asyik memata-matai Jasmine. Heru meminta Hansen, resepsionis dan security di lantai direksi untuk berkumpul. Pria itu melakukan briefing dadakan.“Mulai sekarang, siapapun, perempuan manapun yang ngaku-ngaku saudara, pacar, tunangannya Bos Kemal, DILARANG naik apalagi sampai masuk menemui Bos. Gak usah minta persetujuan segala, kelamaan. Langsung BLOCK aja dari kalian. Paham?!" Heru memberi arahan serius. "Paham, Cak!" Mereka menjawab bersamaan. "Beri al

  • Ibu Sang Pewaris   Bab 21. Tamu Tak Diundang 2

    Walau Kemal sedang tidak mood menerima tamu, tapi dia berbaik hati memberikan waktunya untuk mendengar celoteh centil teman lamanya itu. Viza membawakan Kemal hadiah berupa jam tangan mahal. Tentu itu hanya alasan agar dia bisa bertemu Kemal. "Orang kantor di Jakarta bilang kamu di Surabaya. Katanya kamu lagi urus Mega proyek di sini. Jadi, ku susul deh." Viza konsisten menampilkan senyum terbaiknya. "Terima asih Viza, tapi seharusnya kamu tidak perlu repot. Aku sedang tidak berulang tahun." Kemal malas menerima hadiah itu, dia bisa beli sendiri. Koleksinya pun sudah banyak, tapi untuk menghormati teman, akhirnya terpaksa diterima juga. Saat akan mecoba jam tersebut, tiba-tiba Viza berpindah duduk ke sisi kanan hand rest di single sofa yang Kemal duduki. Sontak saja Kemal kaget. "Apa yang kau lakukan, Viza?" Pria itu tidak sempat menghindar. Wanita itu tersenyum, senyum yang tidak Kemal sukai. "Aku hanya membantumu memakainya" Dengan gerakan gemulai cenderung menggoda,

  • Ibu Sang Pewaris   Bab 20. Tamu Tak Diundang

    Interocom Hansen—sekretaris Kemal—berbunyi. Resepsionis bilang ada tamu untuk bos mereka. "Siapa, Mbak?" "Saudaranya Mister Kemal," jawab resepsionis setengah yakin, karena dia mendapat tatapan tajam mengintimidasi dari tamu tersebut. Tanpa meminta pertimbangan Heru, Hansen langsung membolehkan tamu tersebut masuk ke area vvip. Padahal Hansen tidak tau apa yang akan menunggunya di depan. Hansen pikir, kalau tamu itu sudah bisa naik ke lantai direksi, tentu dia sudah lolos screening dari security bawah. Sementara security bawah yang baru tiga bulan kerja itu, merasa harus cari aman. Kalau saudara bosnya datang lalu ditolak, bisa-bisa dia dipecat seperti ucapan tamu itu. Heru datang ke meja kerja Hansen, memberi dokumen dan beberapa ordner arsip. “Siapa yang datang?” Tanya Heru sambil mengunyah permen. Asisten pribadi Kemal itu sempat mendengar sedikit percakapan Hansen. “Saudaranya Big Boss ..." Hansen dengan santai melanjutkan kegiatan mengetiknya. "Oh ..." Heru menyad

  • Ibu Sang Pewaris   Bab 19 Jadi Trending Hot Topic

    Jasmine masuk ke lobby bersamaan dengan mobil Kemal yang baru memasuki area gedung. Pria itu bisa melihat Jasmine di antara banyaknya karyawan yang datang berbarengan. Walau hanya tampak dari belakang, tapi Kemal bisa mengenalinya dari bentuk tubuh dan cara wanita itu berjalan. Lagi-lagi degupan aneh itu dirasakan oleh keduanya. Seolah hati mereka kini terhubung kembali setelah sekian lama terputus. Merasakan getaran dari kehadiran satu sama lain, meski dari jarak yang jauh. Masing-masing memegang dadanya, denyut yang menyesakkan itu terasa nyata sekali di telapak tangan. Kemal berusaha menahan gejolak dalam hatinya. Dia harus terlihat tetap tenang walau sebenarnya ingin melompat kegirangan. Akhirnya, langkah awal dari rencana besarnya berjalan juga. Melihat Jasmine berada di gedung yang sama dengannya saja sudah membuatnya bahagia. Langkah selanjutnya, adalah membuat Jasmine selalu berada di sekitar Kemal. Pria itu akan menarik Jasmine untuk satu lantai dengannya, dan membua

  • Ibu Sang Pewaris   Bab 18. Work Day One

    Setelah ribut-ribut kemarin, Zacky dan Jasmine kembali pada mode normal. Dua orang dewasa itu menyadari mereka tak bisa lagi mengutamakan egonya. Mereka kini adalah tim yang sama untuk membesarkan Zico. Zacky tetap bersikeras bahwa dia memiliki kewajiban atas anak itu karena merasa memiliki ikatan emosiaonal, dan Jasmine tak dapat menolaknya. Zacky memang mencintai Zico begitu besar.Lihatlah kini, bahkan mereka telah mendaftarkan Zico di sekolah swasta terbaik. Meski bukan sekolah internasional seperti yang diinginkan Zacky, tapi sekolah global itu mengikuti standard dan kurikulum Cambridge yang diakui oleh sekolah dan kampus di luar negeri.Tentu Zico bahagia, mendapat sekolah terbaik dan teman-teman baru. Anak itu sudah tidak sabar ingin segera masuk sekolah. Padahal sekolah baru akan dimulai seminggu lagi. Selama itu pula Zacky akan menemani Zico sementara Jasmine akan mulai bekerja esok hari. Zacky ingin menebus kebersamaan yang hilang bersama Zico. Akan banyak agenda menanti ke d

  • Ibu Sang Pewaris   Bab 17 Emosi Zacky

    Semburat jingga di langit Surabaya sore itu terlihat sangat cantik. Dari jendela besar di kamar Zico yang ada di lantai dua puluh sembilan, Jasmine bisa dengan jelas melihat pemandangan kota dan laut Suramadu. Sedikit mendung tapi matahari masih bersinar.Cuaca masih bagus, Zico ingin berenang ditemani Amir, asisten Daddy-nya. Belakangan mereka sudah akrab. Amir senang dengan anak-anak, jadi ketika Zico minta berenang, Amir tak berpikir dua kali untuk mengiyakan.“Berapa lama kau ada di Indonesia?” Wanita itu sedang merapikan barang-barang Zico di kamarnya. Sementara di kamar itu, Jasmine tidak sendiri, dia bersama Zacky. Pria yang sejak siang sibuk mendesain ulang kamar Zico menghentikan kegiatannya. Ia lantas memandang Jasmine tak suka.“Kenapa tanya begitu? Kamu mau aku cepat-cepat pergi?”Melihat reaksi Zacky, Jasmine meringis. “Bukan begitu, Zack. Aku kan hanya tanya, memang nggak boleh? Maksudku, Tuan Muda ini memang tidak dicari sama kantor di Itali?”“Oh tenang, semua bisa di

  • Ibu Sang Pewaris   Bab 16. Rencana Pindah

    “Jasmine..” lirih Kemal.Heru melambatkan laju mobil, hingga mobil itu melewatinya, Kemal hanya melihat dari kaca jendela yang tak diturunkan.Kemal dapat dengan jelas melihat wanita pujaannya, namun Jasmine tak dapat melihat siapa yang ada di dalam mobil sedan itu. Karena Kemal mengunakan mobil yang berbeda, hingga Jasmine tak mengenalinya. Jasmine pun menoleh kearah kaca mobil, mereka seolah saling pandang dalam jarak dekat. Seperti ada perasaan tersengat dalam hati masing-masing, ketika mereka saling berpapasan. Jasmine, untuk sesaat jantungnya berdegup kencang seperti tak biasa. Nafasnya seoleh terbawa angin. Pun dengan Kemal merasakan hal yang sama. Netra indahnya terkunci untuk melihat pada kaca mobil sedan hitam Maserati itu. Entah ada dorongan apa, ia tetap melihatnya, walau sudah melintas. Kemal pun sampai memutar badannya untuk melihat Jasmine lebih lama.Ya Allah.. perasaan apa ini.Jasmine memegang dadanya yang masih berdegub kencang. Kemal kembali menghadap ke depan da

  • Ibu Sang Pewaris   Bab 15. Akibat Cemburu

    Kemal masih uring-uringan karena cemburu melihat foto Jasmine yang tertawa lepas bersama seorang pria di kereta. Pria asing itu punya karakter kuat. Melihat gaya busananya dengan coat mahal, Kemal yakin dia seorang pengusaha juga.Saking cemburunya, Kemal sampai lupa dengan rasa penasarannya pada anak laki-laki yang ada di rumah Jasmine. Ketegangan Kemal sedikit mengendur lantaran Jiwa melaporkan bahwa tiga orang yang membuat masalah dengan Jasmine sudah datang ke rumahnya berlutut memohon ampun.Bahkan sesuai permintaannya, pengusaha kayu itu telah mentransfer uang ke rekening Jasmine, sebagai permohonan permintaan maaf. Menurut Kemal, Jasmine layak mendapatkannya, juga sebagai kompensasi berhenti kerja. Sudah dibilang, Kemal orang yang tidak mau rugi.[Kerja bagus, Jiwa.] Kemal mengirim pesan. Dia bernapas lega, sudah tidak ada lagi yang mengganggu Jasmine.Namun rasa lega itu hanya sementara, karena Jiwa juga melaporkan ada seorang pria lain di rumah Jasmine. Dia memasang badan mel

  • Ibu Sang Pewaris   Bab 14 Mengandalkannya

    Setelah negosiasi yang alot, akhirnya dua orang dewasa itu menyerah. Hasilnya, Zacky harus menginap di sana, tidur bersama Zico. Sebab anak itu bersikeras Daddy-nya harus ada saat ia membuka mata nanti.Tak ingin mematahkan hati sang anak, dengan berat hati Jasmine akhirnya setuju. Dia sendiri bingung, entah sejak kapan Zico punya rencana begitu banyak yang telah sudah disusun di kepalanya. Bermain, lalu pamer Daddy pada teman-temannya. Anak itu ingin teman-temannya tahu kalau Daddy-nya orang bule yang tampan. Jangan lupa, Zico juga mau pamer mainan, tentu sembari memberikan hadiah-hadiah kecil pada teman-temannya. Siapa yang mengajarkan dia teknik soft flexing seperti itu?Awalnya Jasmine tidak setuju Zacky harus menginap, tapi Zico merengek dan mulai mengancam tidak mau tidur. Karena kalau dia tidur, Daddy-nya akan pergi. Bbaru kali ini Jasmine menghadapi Zico yang keras kepala.“Dia mulai pandai mengancam.” Zacky tertawa ketika menutup pintu kamar Zico. Anak itu sudah tertidur pulas

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status