Beranda / Romansa / Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris / Bab 27. Kedatangan Asher Melegakan Aleena

Share

Bab 27. Kedatangan Asher Melegakan Aleena

Penulis: Te Anastasia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-19 15:45:18

Keesokan harinya, Aleena dan Marsha benar-benar pergi ke rumah sakit. Seperti yang Marsha katakan kemarin, wanita itu ingin memeriksakan kondisi Aleena lagi.

Saat diperiksa, Aleena tak henti-hentinya berdoa semoga tidak terjadi hal buruk pada dirinya.

"Bagaimana, dok? Apa ada hal buruk yang terjadi dengan saya?" tanya Aleena setelah diperiksa.

Dokter perempuan itu menggeleng. "Tidak, Nyonya. Semuanya sehat dan baik-baik saja. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan," jawabnya.

Marsha yang berdiri di belakang dokter pun memicingkan matanya pada Aleena.

"Jadi ... apakah adik saya bisa segera hamil, dok?" tanya Marsha menyahut.

Dokter mengangguk. "Tentu saja bisa, rahim Nyonya Aleena juga bagus dan subur," ujarnya. "Melihat hasil pemeriksaannya, tidak ada yang dikhawatirkan. Pasti dalam waktu dekat, Nyonya Aleena bisa segera hamil."

Mendengar penjelasan dari dokter barusan, entah kenapa Aleena merasa lega. Aleena berharap, dalam waktu dekat ini Tuhan benar-benar mempercayainya dengan m
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Indria Rahmawati
bagus ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 28. Membohongi Hati

    Berada satu mobil dengan Asher membuat Aleena berdebar-debar. Apalagi ia masuk ke dalam mobil tanpa komando karena ingin melarikan diri dari Carl. Asher menoleh pada Aleena yang tampak diam dengan wajah tegang. Batinnya terkekeh, untuk kesekian kalinya Asher melihat tingkah konyol Aleena. "Kenapa kau malah masuk ke dalam mobilku? Bukannya lelakimu itu berniat mengajakmu pergi?" tanya Asher memecah keheningan. Aleena menggigit bibir bawahnya mendengar pertanyaan Asher. "Sa-saya—""Apa kau sedang berusaha agar aku tidak berasumsi buruk padamu?" sela Asher dengan cepat. “Padahal aku berhenti tadi hanya ingin menjawab sebuah telepon, tapi rupanya malah ada seseorang yang menumpang sembarangan.” Aleena menggeleng cepat, wajahnya mendadak terasa panas. "Tidak Tuan, sa-saya memang ingin pulang dengan Tuan." Asher mendengus mendengar jawaban Aleena. Meski sebenarnya, ia tidak merasa keberatan untuk pulang bersama gadis itu.Asher melirik Aleena yang memeluk buku-bukunya dengan sangat era

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 29. Diundang Untuk Diabaikan

    'Nona, Nyonya Marsha berpesan pada saya untuk menyampaikan pada Nona, kalau malam ini beliau mengundang Nona untuk acara makan malam bersama di luar. Nona wajib datang.' Aleena mengembuskan napasnya panjang sambil mencengkeram gagang payung hitam yang ia bawa.Ia berjalan menembus hujan untuk datang ke sebuah restoran mewah tempat di mana Marsha mengundangnya untuk makan malam. "Meskipun firasatku terasa buruk, tetapi aku harus masuk ke dalam tempat itu," gumam Aleena, ia menatap rumah makan megah di depan sana. Gadis itu menutup payungnya yang basah dan menaruhnya di luar. Aleena berjalan memasuki restoran. Ia melihat ada Marsha dan Asher yang sudah sampai di sana lebih dulu. Aleena mendekati mereka dan menundukkan kepalanya. "Selamat malam, Nyonya, Tuan. Ma-maaf, saya datang terlambat," ucapnya. Marsha hanya tersenyum tipis. "Tidak masalah. Memang di luar sedang hujan, kan?" jawabnya. "Silakan duduk, Aleena." Perlahan, Aleena menarik satu kursi dan duduk berhadapan dengan Ashe

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 30. Diam-diam Asher Mengkhawatirkan Aleena

    Sesampainya di rumah setelah acara makan malam, Asher dibuat tidak tenang karena meninggalkan Aleena sendiri di restoran tadi. Apalagi, malam ini turun sangat deras dan angin yang berhembus cukup kencang. Pikiran Asher berlarian ke mana-mana, mungkin ia mengakui kali ini ia mencemaskan Aleena. "Ke mana gadis itu?" gumam Asher, panik sendiri. "Sudah pukul sebelas malam dan dia belum kembali!" Laki-laki itu melihat Bibi Julien yang mondar-mandir di teras menunggu kepulangan Aleena. Asher berdecak kesal, ia terus berperang dengan pikirannya sendiri. "Sial!" umpat Asher putus asa.Tak lama kemudian, Asher terkejut melihat seorang gadis dengan balutan mantel hangat merah muda berjalan masuk ke dalam pekarangan rumahnya, sekujur tubuhnya basah kuyup kehujanan. Asher tercenung di tempat. Di luar dugaannya, gadis itu benar-benar kembali dalam keadaan basah kuyup dan berjalan kaki. 'Aleena Pandora ... kau sudah banyak mengejutkanku dengan tingkahmu!' batin Asher masih terus memperhatika

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 31. Aku Mengkhawatirkanmu

    Dokter Reigen datang ke paviliun depan untuk memeriksa kondisi Aleena yang kini tengah demam tinggi. Bibi Julien yang berjalan di belakang, mengajak Dokter Reigen masuk ke dalam kamar Aleena untuk segera memeriksa dan memberikan obat pada nonanya. Dengan sopan, Bibi Julien mendekati Aleena dan mengusap lengannya perlahan-lahan. "Nona Aleena, ada Dokter Reigen di sini. Nona akan diperiksa sebentar," ujar Bibi Julien membangunkannya. Gadis itu membuka kedua matanya yang terasa berat. "Iya, Bi, kepalaku sangat pusing." Dokter pun mendekati Aleena. "Permisi, Nona," ucapnya dengan sopan. Aleena mengerjapkan kedua matanya saat dokter mulai memeriksanya dengan hati-hati. "Demamnya memang sangat tinggi, jadi tidak kaget kalau merasa sangat pusing. Tapi Nona jangan khawatir, saya akan resepkan obatnya," ujar dokter itu, ia kembali melirik Aleena yang juga tampak flu. "Apa Nona baru-baru ini kehujanan?" "Iya dok, semalam saya kehujanan," jawab gadis itu dengan suaranya yang serak. "Ya,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 32. Jangan Salahkan Asher Perhatian Pada Aleena

    Hari telah berubah gelap, Asher baru saja kembali dari kantor. Laki-laki itu berjalan masuk ke dalam rumah sembari menyampirkan tuxedo navy miliknya di lengan kirinya. Begitu Asher masuk ke dalam rumah, suasana yang pertama kali menyambutnya adalah kesunyian. Hanya ada satu pelayan di sana. "Apa istriku belum pulang?" tanya Asher pada wanita setengah baya yang kini menyuguhkan secangkir teh padanya. "Sore tadi Nyonya sudah pulang, Tuan. Tapi tidak lama, Nyonya pergi lagi," jawab wanita itu menundukkan kepalanya. Asher berdecak seketika, laki-laki itu sudah menduga kalau Marsha memang tidak betah di rumah. Meskipun seharian penuh istrinya berada di kantor, namun malam harinya Marsha masih jarang di rumah. Selain ada acara arisan sosialita dengan teman-temannya, pasti ada urusan lainnya yang tidak Asher ketahui. "Apa perlu saya siapkan makan malam untuk Tuan?" tawar pelayan itu. "Tidak. Aku tidak lapar," jawabnya. Laki-laki itu beranjak dari duduknya saat itu juga. Asher berjala

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 33. Pertengkaran Marsha dan Asher

    Seharian Marsha menunggu suaminya kembali dari kantor. Wanita itu menahan kekesalan yang mendalam pada Asher sejak pagi tadi. Sore hari saat Asher akhirnya pulang, Marsha langsung mendekatinya yang baru saja duduk di sofa dengan wajah lelah. "Selamat sore, Sayang," sapa Asher mentapnya sambil tersenyum manis. "Hm," jawab Marsha bergumam pelan, tampak tidak tertarik sedikit pun. "Ada yang ingin aku tanyakan padamu."Kening Asher sedikit mengerut. "Katakan, ada apa?" Marsha menarik napasnya panjang dan maju satu langkah menatap kesal suaminya. "Apa kau yang memanggil dokter ke sini untuk memeriksa Aleena?" tanya Marsha dengan nada menuntut. "Katakan dengan jujur, apa kau sekarang benar-benar yang mulai perhatian dengan gadis itu?" Wajah Asher yang mulanya tenang, kini terlihat sedikit demi sedikit mulai mengeruh karena ucapan istrinya.Laki-laki itu berdecak, lalu membuang muka dan memijit pangkal hidungnya dengan perasaan kesal. Lelah di tubuhnya masih belum berkurang sedikit pun

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 34. Jangan Menangis Lagi, Aleena

    Hingga larut malam, Marsha belum juga kembali. Wanita itu mengirimkan pesan pada Asher untuk tidak mencarinya, karena Marsha ingin menenangkan diri. Sebelum Marsha meninggalkan rumah, Asher sempat melihat sosok Aleena yang entah sejak kapan berdiri di depan rumahnya saat ia ribut dengan Marsha.Asher memutuskan untuk datang paviliun menemui Aleena. Gadis cantik dengan balutan gaun tidur putih panjang itu, duduk di sebuah sofa yang berada di lantai dua paviliun. Aleena duduk melamun dan sedih. "Aleena," panggil Asher dengan suara dingin. Mendengar namanya dipanggil, Aleena menoleh cepat dan terkejut melihat kedatangan Asher secara tiba-tiba di malam-malam seperti ini. "Tu-Tuan Asher…."Aleena langsung beranjak dari duduknya dan mengusap air matanya cepat. Asher melangkah mendekati Aleena, menatap wajah kecilnya yang tampak sembab dan sedih. Sorot matanya terlihat antara ragu dan was-was hingga terasa jelas perasaan takut Aleena hanya dengan memandangnya. "Tidak perlu memasang eks

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 35. Sosok Istri yang Selama ini Asher Idamkan

    Malam ini, lagi-lagi Asher tidak mendapati istrinya di rumah. Untuk kesekian kalinya ia pulang ke rumah dalam keadaan sepi dan tidak ada sambutan apapun. Setelah pertengkaran kemarin, Asher mencoba membujuk istrinya. Ia berupaya memperbaiki hubungannya. Namun, ternyata Marsha masih tidak bisa mengerti perasaannya."Mau sampai kapan kita akan terus seperti ini, Marsha?" dengus Asher, ia menyergah napasnya panjang. Asher beranjak dari duduknya saat itu juga. Rumahnya terasa sepi dan membosankan, hingga ia memutuskan untuk datang ke paviliun menemui Aleena. Sesampainya di tempat itu, Asher mengetuk pintu paviliun karena pintu itu terkunci dari dalam. "Tunggu sebentar!” Suara Aleena terdengar dari dalam. Asher merasakan desiran aneh di hatinya saat mendengar suara gadis itu. Tak lama, pintu paviliun terbuka lebar menyambutnya. Aleena menatapnya terkejut. Wajahnya terlihat begitu segar dan cantik, apalagi gadis itu memakai dress panjang berwarna kuning cerah yang kontras dengan kuli

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24

Bab terbaru

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 344. S2. Sikap Theo yang Posesif

    Tepat pukul setengah sepuluh, cafe pun tutup. Arabelle merasa lebih tenang setelah Theo dan teman-temannya pulang. Semua cemilan dan minuman di cafe pun habis malam ini, hal ini membuat Arabelle dan Erica sangat bersyukur. "Arabelle..." Erica memanggil Arabelle yang tengah menutup tirai cafe. "Iya, Kak?" "Kemarilah," panggil Erica melambaikan tangannya. Arabelle mendekati bosnya tersebut. Erica mengulurkan tangannya dan memberikan beberapa lembar uang pada Arabelle. Menatap lembaran uang itu, Arabelle menatap bosnya dengan tatakan gugup. "Kak Erica..." "Ambil, ini upah untukmu. Kakak membayarmu harian, ya," ujarnya. Arabelle menerima uang itu. "Iya, Kak. Terima kasih banyak," ucap Arabelle dengan wajah senang. "Sama-sama. Besok pulang sekolah ke sini lagi, tapi jangan lupa terus belajar ya. Jaga kesehatanmu juga, Arabelle. Sampai di rumah, kau harus cepat berisitirahat, oke?!" Erica mengusap pucuk kepala Arabelle. "Iya, Kak Erica." Gadis cantik itu memeluk uang yang Erica b

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 343. S2. Pekerjaan Baru Arabelle dan Kejahilan Theo

    Arabelle mendapatkan pekerjaan di sebuah cafe kecil yang berada di dekat taman kota, tak jauh dari sungai besar di kota Murniche. Di cafe itu sedang mencari karyawan, dan yang paling Arabelle sukai ia tidak harus bekerja dengan banyak orang. Melainkan hanya dengan pemiliknya saja. Dengan begini, Arabelle bisa menabung uangnya sendiri untuk sekolah menengah atas besok. "Arabelle, tolong ini beberapa bunga hiasnya ditata di depan, ya," ujar Erica—pemilik cafe itu. Ia yang kini menyerahkan beberapa pot bunga hias pada Arabelle. "Iya, Kak," jawab Arabelle. "Hmm ... ngomong-ngomong, kalau kau bekerja, apa Mama dan Papamu tidak mencarimu?" tanya Erica memperhatikan Arabelle yang tengah menata beberapa bunga di depan pintu kaca. Arabelle tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Ara hanya punya Ayah saja, Kak," jawabnya. "Lalu, Mamamu?" "Ara tidak punya Mama. Dulu waktu Ara berusia empat setengah tahun, Ayah mengadopsi Ara di panti asuhan," jelas anak itu. Wajah Erica menunjukkan sedi

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 342. S2. Arabelle dan Segala Masalah Hidupnya

    Di tempat lain, seorang gadis cantik dengan balutan seragam menengah pertama yang dibalut jaket tebal, tengah duduk di bangku sekolahnya. Saat di jam istirahat, Arabelle tidak pernah menjajakan uangnya untuk makan siang. Ia benar-benar berhemat.Arabelle, gadis itu melipat kedua tangannya di atas meja dan diam menatap ke arah jendela kelasnya di mana daun-daun berwarna kuning, cokelat, merah, mulai berguguran saat dihembus oleh angin. "Arabelle, kau tidak istirahat dan membeli makanan siang? Nanti perutmu sakit lagi," ujar Vivian, teman sebangkunya. Arabelle menggelengkan kepalanya. "Tidak, Vian. Aku tidak lapar." "Jangan bohong. Kemarin perutmu sampai sakit kan, kau tidak makan siang, lalu pulang sekolah kau masih mencari pekerjaan." Vivian menumpuk bukunya di atas meja dan menatap wajah Arabelle dalam-dalam. "Arabelle, Ayahmu 'kan kaya raya, bekerja di keluarga kaya, kenapa kau masih bingung mencari pekerjaan? Hidupmu bukannya sudah enak, ya?" Mendengar apa yang sahabatnya kata

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 341. S2. Para Remaja dan Segala Onarnya

    Setelah mengantarkan Leo ke sekolahnya, Theo pun bergegas melajukan motornya untuk ke sekolah Arabelle. Ia sudah membuat janji dengan Arabelle sejak pagi tadi di depan gerbang sekolah menengah pertama tempat Arabelle menuntut ilmu. Motor sport berwarna hitam itu berhenti di depan gerbang sekolah Arabelle. Theo membuka helm yang ia pakai dan melihat Arabelle berlari kecil ke arahnya. "Theo, kenapa sampai jam segini?" tanya Arabelle mendekati Theo. "Heem. Aku baru saja mengantarkan Leo ke sekolahnya. Papa akan ke rumah sakit pagi ini, jadi Leo berangkat denganku," jawab Theo menjelaskan, sembari mengusap wajahnya. Arabelle, gadis cantik berambut panjang sepunggung itu menatap sendu pada Theo. "Adik Lea sakit lagi, ya?" tanyanya dengan nada sedih. Theo tersenyum, ia mengulurkan tangannya mengusap pipi Arabelle dan menggelengkan kepalanya. "Tidak. Tapi ... aku sedih kalau melihat Lea terus menangis. Belum lagi Leo sangat nakal, dan ... huh! Aku pusing menjelaskannya!" seru Theo men

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 340. Anak-anakku yang Sudah Tumbuh Besar

    Beberapa Tahun Kemudian..."Leo, kembalikan ponsel Kakak! Kembalikan atau adukan ke Mama!" Suara teriakan keras menggema di dalam kediaman Asher pagi ini. Hal-hal seperti ini sudah terjadi setiap selama bertahun-tahun lamanya. Seorang pemuda tampan berambut cokelat tua, berkulit putih bersih tampak rapi dengan almamater jas sekolah menengah atas berwarna merah marun, menggendong punggung tas hitamnya dan berdiri berkacak pinggang di antara sofa di ruang tamu menatap salah satu adik kembarnya yang membawa ponselnya. "Kembalikan, tidak?!" seru Theo, menyahut sofa dan siam melemparkan ke arah adiknya. Leo cemberut menatap sang Kakak. "Leo kan sudah bilang kalau Leo mau pinjam, Kakak!" pekik anak itu. "Halah, tidak ada ceritanya pinjam sampai batre habis nol persen!" pekik Theo menyahut ponselnya di tangan sang adik. "Kau ini masih bocah! Jangan asik game saja! Lama-lama kau nakal-nakal Kakak akan minta pada Papa untuk potong yang sakumu!" Theo dengan gemas memukulkan tepian ponselny

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 339. Bersama Sampai Dewasa Nanti

    Theo berlari meninggalkan rumah. Kesempatan baginya melihat gerbang dibuka, hingga anak laki-laki dengan kemarahan di hatinya itu pun kabur dari rumah. Sedangkan sang Papa, Asher mencari-cari di sekitar rumah sari taman belakang tempat Theo biasanya bermain hingga ke paviliun-paviliun. "Ke mana Theo?" gerutu Asher bingung, ia menoleh ke kanan dan ke kiri di depan teras rumahnya. "Tuan Asher!" pekik seorang wanita di depan gerbang rumah Asher. Asher pun menoleh, wanita setengah baya itu tetangga sebelah. Segera Asher melangkah ke depan. "Nyonya Whitney, ada apa?" tanya Asher dengan ekspresi cemas. "Saya melihat Theodore berlari ke arah jalan besar sambil menangis. Saya bujuk ajak pulang tapi dia tidak mau, katanya mau ke rumah Kakek, saya sudah bujuk berkali-kali tapi tidak mau. Makanya saya buru-buru ke sini." Asher yang mendengar itu pun langsung terkejut bukan main. "Ya ampun, Theo..." Asher menyugar rambut hitamnya seketika. Ia kembali menatap wanita di depannya. "Terima

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 338. Papa dan Anak Memang Sama Saja!

    Musim dingin menandakan hari libur panjang telah tiba. Pagi ini Theo terlihat sedih saat Jordan membawa Arabelle pulang bersamanya ke rumah kedua orang tuanya. Theo tidak memiliki teman lagi, mereka akan bertemu di sekolah dan mungkin saat Jordan membawa Arabelle kemari. "Kenapa diam saja, Sayang?" tanya Aleena pada sang putra. Anak itu mengangkat wajahnya dan menatap sang Mama."Huhh ... Theo galau, Mama," jawabnya dengan enteng. Aleena mengerutkan keningnya. "Galau?" cicitnya sambil terkekeh. "Wahh ... kira-kira siapa yang membuat anak Mama menjadi galau seperti ini, hm?" Alih-alih menjawab, anak itu justru menyangga dagu dan diam mengerjapkan matanya. Aleena diam mengusap-usap pucuk kepala Theo. Kalau sudah galau seperti ini, pasti akan sulit bagi Aleena membujuk apapun yang Theo mau. "Sayang, Mama boleh minta tolong?" ujar Alrena. Ekor mata Theo meliriknya. "Minta tolong apa, Ma?" Barulah Aleena tersenyum. "Tolong jaga adik kembar, ya, Mama akan ke belakang membuat susu

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 337. Dua Anak Kecil yang Terlihat Lucu

    Hari sudah berubah gelap, Aleena mencari Theo di dalam rumah, namun ia tidak menemukan putranya tersebut. Setelah beberapa hari ia pulang dari rumah sakit, Aleena jarang sekali melihat Theo ada di rumah. "Ke mana Theo? Ini sudah jam sembilan malam, apa dia masih di paviliun?" gumam Aleena membuka gorden rumahnya di ruang tamu. Dari arah ruang kerja, Asher keluar dan laki-laki itu melihat istrinya yang tengah berdiri di depan gorden dan menatap ke arah luar dengan pandangan mencari-cari. "Sayang, sedang apa?" tanya Asher mendekatinya. "Mencari Theo. Apa dia ikut dengan Jordan?" tanya Aleena. Asher mengangguk. "Dia ada di paviliun dengan Jordan dan Arabelle. Mereka sedang belajar bersama, aku tadi dari sana," jawab Asher. "Oh, syukurlah kalau begitu. Aku pikir dia ada di mana," ujar Aleena berjalan ke arah sofa. Wanita itu menoleh pada Asher yang kini duduk di sampingnya dan mereka menatap ke arah kamar si kembar di lantai satu yang terbuka. "Leo dan Lea sudah tidur, Sayang?" t

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 336. Bersama Sampai Mereka Besar Nanti

    Keesokan harinya, Aleena sudah diperbolehkan pulang oleh dokter, juga anak kembarnya. Kepulangan Aleena disambut dengan sangat baik oleh Theo, Jordan, dan seorang anak perempuan yang bersama Theo. Tampak Aleena dan Asher sedikit terkejut melihat anak perempuan mungil berwajah cantik dan lucu berada di sana dengan pakaian yang rapi dan bagus. "Mama, Theo kangen," seru Theo mendekati Aleena dan memeluk sang Mama yang kini berdiri di samping Asher. Sedangkan bayi kembarnya sudah dibawa masuk oleh seorang pengasuh yang disewa oleh Asher dan Aleena, yaitu pengasuh Theo saat kecil dulu. Aleena tersenyum hangat melihat putranya yang begitu antusias. "Mama juga kangen sekali dengan Theo," ujar Aleena tersenyum manis mengelus pucuk kepala Theo. "Hmmm ... nanti malam bobo sama Mama dan adik, ya, Sayang..." "Iya, Mama. Siap!" Theo terlihat sangat berseri-seri bahagia. Asher yang bersama mereka, ia pun ikut tersenyum sambil merangkul pundak istrinya. "Theo tidak boleh nakal, ya, Sayang.

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status