Home / Pernikahan / Ibu Mertuaku Yang Kejam / Bab 2. Tatapan penuh intimidasi

Share

Bab 2. Tatapan penuh intimidasi

Author: LibraRahutia
last update Last Updated: 2023-12-20 11:11:17

"Oh, jadi kamu orangnya, wanita yang sudah membuat anak saja tergila-gila, dan meminta agar saya, segera menikahkannya denganmu," ucap wanita paruh baya tersebut, dan dia adalah ibu dari Miko, kekasih yang dicintainya.

"Ratih, beliau ini adalah Ibuku," ucap Miko, memperkenalkan ibunya.

Ratih langsung bangkit dari duduknya, dan langsung meraih tangan wanita paruh baya itu, bermaksud ingin menciumnya. Namun bukannya mengulurkan tangan, wanita itu malah dengan sengaja melipat tangannya di atas dada, sambil terus melempar pandangan sinis ke arah Ratih.

Ratih kembali menarik tangannya, jangan lupakan senyum yang masih menghiasi wajah lembutnya, walaupun tidak mendapatkan respon yang baik, dari ibu kekasihnya, namun Ratih sama sekali tidak mempermasalahkannya.

"Bagai mana Bu, Miko tidak salah pilihkan? Ratih ini cantik, dan pintar Bu, dan yang lebih penting, Miko sangat mencintainya. Miko harap Ibu segera memberikan restu kepada kami Bu, karena Miko sudah tidak sabar ingin segera menikahi Ratih," ucap Miko, sambil tersenyum ke arah kekasihnya. Membuat Ratih langsung tersipu mendapatkan tatapan penuh cinta dari Miko.

'Huh, cantik doang buat apa? Bagusan juga Erni ke mana-mana, entah apa kelebihan gadis ini, hingga Miko lebih memilihnya dari pada Erni yang sudah jelas asal-usulnya,' batin Mirna, yang tidak lain adalah ibunya Miko.

"Bu, bagai mana menurut Ibu? Cantik kan Ratih?" tanya Miko lagi, yang seketika membuyarkan lamunan Mirna.

"Kalau hanya cantik luar buat apa Nak, jika nantinya cuma bisa duduk santai di rumah," ucap Mirna dengan nada lembut, namun penuh dengan sindiran.

Ratih hanya tersenyum, tidak ingin menanggapi ucapan dari ibu kekasihnya itu.

Sedangkan Bu Mirna yang merasa diabaikan terlihat kesal.

"Kalau boleh tahu, kamu itu kenapa bisa suka sama putra, saya?Apa karena Miko kaya?" ucap Bu Mirna. Memang nada bicara Bu Mirna sangatlah lembut, namun terdengar pedas.

"Bu, kenapa bertanya seperti itu? Ratih ini tidak memandang status sosial, dia memilihku, karena dia sangat mencintaiku Bu, dan seperti yang Miko bilang tadi sama Ibu, kalau kami berdua akan menikah," ucap Miko dengan yakin.

"Loh, tapi ibu belum memberikan restu untuk itu Nak," ucap Bu Mirna.

"Bu, maafkan Miko, setuju atau tidak, Miko dan Ratih akan tetap menikah. Miko sangat mencintainya, apa lagi Ratih rela meninggalkan keluarganya demi Miko, jadi tolong Bu, kali ini penuhi permintaanku, bukankah selama ini Miko selalu menurut dengan apa yang Ibu katakan? Jadi tolong untuk sekali ini saja, ibu restui kami," ucap Miko penuh harap.

Setelah cukup lama hening, akhirnya Bu Mirna angkat bicara. " Baiklah, kalau memang keputusanmu sudah bulat untuk menikahi wanita ini, ibu tidak akan menghalanginya. Tapi ingat, sedikit saja dia membuat kesalahan, maka ibu harus ikut campur," ucap Bu Mirna dengan nada datar.

"Iya Bu, itu sama sekali tidak masalah, yang penting Ibu mau merestui kamu," jawab Miko cepat. Sedangkan Ratih hanya diam, sebenarnya gadis itu sama sekali tidak setuju, jika ada yang ikut campur dalam kehidupan rumah tangganya nanti, sekalipun itu mertuanya sendiri. Namun Ratih juga tidak bisa menyuarakan isi hatinya itu, biarlah nanti waktu yang akan menjawabnya.

"Tunggu, tadi kamu bilang Ratih meninggalkan keluarganya demi ingin menikah denganmu, apa itu artinya keluarga gadis ini, tidak menyukaimu?" tanya Bu Mirna.

Mendapat pertanyaan itu, sepasang kekasih tersebut saling melirik, Ratih menganggukan kepalanya ke arah Miko, seperti memberikan wewenang untuk menjawab.

"Iya Bu, Ayahnya Ratih tidak setuju kalau Miko menikah dengan putrinya, mungkin karena Miko baru tamat kuliah saat ini, Pak Restu belum tahu, jika keluarga kita punya usaha. Mungkin karena itulah beliau kurang setuju, mungkin semua orang tua juga akan melakukan hal yang sama Bu, takut anak mereka tidak makan kalau pasangannya belum memiliki pekerjaan yang tetap," jelas Miko panjang lebar. Ada sedikit rasa kesal dihatinya, saat mengingat hinaan yang dilontarkan oleh ayah dari wanita yang dicintainya.

"Sombong sekali orang tuamu, bilang pada calon besanku itu, walaupun tidak bekerja sekalipun, saya sebagai ibunya, masih bisa menafkahi anak dan keturunannya nanti," ucap Bu Mirna sambil melirik tajam ke arah Ratih.

"Maafkan papa saya Bu, sebenarnya beliau tidak--,"

"Sudahlah Ratih, Ibu itu benar. Setelah menikah nanti, hidupmu akan terjamin, dan kamu tidak akan kelaparan hidup bersamaku," ucap Miko cepat, memotong kalimat Ratih.

'Maaf Ratih, aku tidak ingin kamu membahas tentang orang tuamu di sini, sejujurnya aku masih sakit hati dengan semua makiannya,' batin Miko.

***

Saat ini Miko dan Ratih sudah berada di dalam sebuah kamar, rencananya minggu depan mereka akan melangsungkan acara pernikahan, awalnya Bu Mirna keberatan, karena menurutnya terlalu cepat, namun karena Miko terus memohon akhirnya Bu Mirna pasrah.

"Mas, sepertinya Ibu kamu tidak menyukaiku," ucap Ratih sendu.

"Sayang kenapa kamu bisa berpikiran seperti itu tentang Ibu? Ibu sangat baik, dan sangat menyayangiku, aku yakin dia juga akan bersikap demikian denganmu. Sudahlah, kamu jangan berpikiran buruk tentang Ibu, walaupun terlihat tidak perduli, tapi yakinlah, Ibu itu orangnya sangat menyayang," ucap Miko. "Sebaiknya kamu istirahat, aku ada keperluan sebentar, nanti aku balik lagi," ucap Miko. Setelah mengatakan itu, pemuda tersebut langsung melangkah keluar dari kamar yang nantinya akan ditempati Ratin untuk beberapa hari ke depan.

Setelah kepergian Miko, Ratih langsung menghela nafas panjang. "Aku merasa Bu Mirna memang tidak menyukaiku, saat bicara pun beliau selalu menatapku dengan sinis, tapi demi Mas Miko, aku akan berjuang, lagi pula aku juga sudah kabur dari Papa, pasti sekarang beliau marah besar padaku, atau mungkin sedang mengutukku sebagai anak durhaka, maafkan aku Pa, karena sudah pergi tanpa ijin Papa," gumam Ratih dengan nada lirih. Ada gurat kesedihan di mata gadis itu, saat mengatakannya.

***

"Miko, kamu mau ke mana Nak?" tanya Bu Mirna.

"Miko mau kerumah kang Surya, mau menyampaikan niat Miko, yang ingin segera menikah," jawab pemuda itu, terlihat raut wajah bahagia saat ia mengatakan hal tersebut.

"Nak, apa kamu benar-benar yakin ingin menikahi gadis itu? Ibu rasa, Erna jauh lebih baik dari wanita itu, lagi pula ibu sudah kenal keluarganya, sedangkan Ratih, ibu sama sekali tidak tahu asal-usulnya," ucap Bu Mirna, yang masih berusaha mempengaruhi putranya.

Sejak awal, Bu Mirna memang ingin menjodohkan Miko dengan anak dari seorang Lurah yang ada di kampungnya, namun sayang itu semua harus pupus, karena kehadiran Ratih, yang menurut Bu Mirna jika gadis itu hanya ingin memanfaatkan putranya saja.

Sedangkan di dalam kamar, Ratih terkejut saat tiba-tiba pintu kamarnya dibuka dengan paksa.

Related chapters

  • Ibu Mertuaku Yang Kejam   Bab 3. Wanita pilihan ibu

    Ratih terkejut bukan main saat pintu kamarnya dibuka oleh seseorang, gadis itu mengusap dadanya beberapa kali, untuk menenangkan diri."Maaf, Mba siapa ya? Kenapa tiba-tiba masuk? " tanya Ratih.Terlihat seorang wanita muda yang lumayan cantik, sedang berdiri di depannya, dengan tatapan menyelidik, Ratih sedikit risih, karena wanita itu terus menelisik penampilannya sejak tadi."Jadi kamu calon istri, Bang Miko?" tanya balik gadis itu."I-iya, memangnya kamu siapanya Mas Miko?" tanya Ratih lagi."Aku adalah adiknya Bang Miko," ucap gadis itu."Oh, jadi kamu yang bernama Yati, adiknya Mas Miko ya, senang melihatmu, maaf ya, kalau tadi Mba kurang sopan sama kamu, habisnya Mba kaget saat kamu tiba-tiba buka pintunya," ucap Ratih. Padahal yang seharusnya minta maaf itu adalah Yati, sebab gadis itu yang membuka pintu tanpa mengetuk lebih dahulu."Tidak masalah, sebenarnya Ibu itu sudah memiliki seorang gadis yang ingin dijodohkan dengan bang Miko," ucap Yati santai. Gadis itu masih berdiri

    Last Updated : 2023-12-20
  • Ibu Mertuaku Yang Kejam   Bab 4. Konspirasi

    Bu Mirna melangkah mendekati ketiga wanita yang berbeda usia tersebut. Wanita paruh baya itu tersenyum ke arah wanita yang bernama Erna."Tumben kamu ke sini, ada perlu apa?" tanya Bu Mirna lembut. Berbeda sekali saat ia berbicara dengan Ratih, kata-katanya selalu kasar, dan terkesan sinis."Kebetulan tadi aku ke pasar, lalu membeli kue ini buat Ibu," ucapnya sambil menyerahkan satu kotak kue pada Bu Mirna."Wah, kamu baik sekali Nak, beruntung sekali Miko jik mendapatkan seorang istri seperti kamu," puji Bu Mirna."Ibu bisa saja, ini juga beli Bu, bukan buatan sendiri," jawab Erna tersenyum malu." Ya tidak masalah Sayang, kalau pun beli, toh yang penting itu kan niatnya, jaman sekarang sangat susah mencari istri yang pengertian dengan ibu mertuanya," ucap Bu Mirna, lalu melirik sinis ke arah Ratih, dan itu disadari oleh Erna."Yati bilang, katanya Ibu sedang masak ya, apakah boleh aku bantu?" tanya Erna, sepertinya wanita itu berniat sedikit lama berada di sana."Tentu saja, nanti j

    Last Updated : 2023-12-20
  • Ibu Mertuaku Yang Kejam   Bab 5. Sebuah hinaan

    Ratih terhuyung dan hampir saja tersungkur di atas lantai, jika saja Miko tidak cepat menangkapnya, namun ternyata nasib buruknya tidak sampai disitu, belum lagi hilang rasa kagetnya, tiba-tiba saja Ratih merasakan panas diarea pipinya karena tamparan seseorang.Plaak ..."Dasar wanita murahan, berani-beraninya kamu melakukan hal yang tidak senonoh di rumah saya, merayu Miko, hingga berbuat hal seperti ini, untung saja saya cepat melihatnya, coba kalau tidak, saya tidak tahu lagi apa yang akan terjadi," ucap Bu Mirna, dengan nafas naik turun karena amarahnya."Ibu, apa yang Ibu lakukan? Kenapa menampar wajah Ratih Bu," ucap Miko tidak terima dengan perlakuan Ibunya terhadap sang kekasih. Ya Bu Mirna lah yang dengan berani mendaratkan tangannya diatas wajah cantik Ratih, bahkan wajahnya terlihat ada gambar lima jari milik calon ibu mertuanya itu."Apa yang ibu lakukan kamu bilang? Tentu saja untuk memberi pelajaran pada perempuan murahan ini," ucap Bu Mirna sambil menunjuk ke arah Rati

    Last Updated : 2023-12-20
  • Ibu Mertuaku Yang Kejam   Bab 6. Bu Mirna yang licik

    Ratih cukup terkejut saat melihat seorang lelaki dari masa lalunya, berada di rumah Miko, calon suaminya. Membuat berbagai pertanyaan langsung bersarang di kepalanya."Kamu ..." ucap Ratih, membuat lelaki tersebut langsung menoleh ke arah sumber suara."Ratih," gumam lelaki itu. Walaupun tidak begitu jelas, namun pria itu tahu pasti, sosok gadis yang ada di depannya adalah Ratih. Mantan kekasihnya dua tahun yang lalu."Sedang apa kamu di rumah ini?" tanya Ratih."Seharusnya aku yang bertanya, sedang apa kamu di sini?" tanya balik lelaki itu."Aku--,""Sayang, sedang apa kamu di dapur?" suara Miko tiba-tiba mengagetkan keduanya, lebih tepatnya Ratih, gadis itu langsung terlihat tegang. Seolah sedang tertangkap basah, padahal mereka sama sekali tidak melakukan apapun."Mas Miko," ucap Ratih sambil memaksakan senyum.Miko menekan tombol lampu, agar ruangan tersebut lebih terang. " Loh Andi, kamu sudah pulang ternyata," ucap Miko, saat melihat seorang lelaki yang ternyata bernama Andi."I

    Last Updated : 2024-01-09
  • Ibu Mertuaku Yang Kejam   Bab 7. Keributan di dapur

    Pagi-pagi sekali, Ratih terpaksa berkutat di dapur. Sesekali gadis itu menutup mulutnya, karena menguap, bagai mana tidak, gadis yang berasal dari keluarga kaya itu, sudah terbiasa bangun siang, setidaknya paling pagi pukul 6 pagi. Namun hari ini, dirinya harus bangun lebih awal di rumah calon suaminya.Bu Mirna melirik ke arah Ratih, tampak seringai tipis yang menghiasi wajah tuanya."Aduk itu nasinya di majicom, biar merata," perintah Bu Mirna. Ratih yang saat itu sedang menggoreng ikan, langsung melangkah menuju meja yang ada di atas meja dapur, di samping lemari tempat menyimpan makanan."Uh, Ratih merasakan sedikit panas, bersamaan uap yang keluar, saat dirinya membuka tutup majicom tersebut. Gadis itu mengibaskan tangannya di atas ucap yang mengepul tersebut, lalu mengambil sendok nasi, dan mengaduknya. Setelah selesai, Ratih menutupnya, dan kembali dengan aktivitasnya semula.Sreeng ....Ratih memasukan ikan ke dalam minyak panas, dengan sedikit melemparnya, membuat minyak ters

    Last Updated : 2024-01-11
  • Ibu Mertuaku Yang Kejam   Bab 8. Niat busuk calon ibu mertua

    Ratih mengamati wajah Miko, yang terlihat sedang serius saat mengobati luka di jari tangannya. Ratih tersenyum tipis, sungguh ia merasa sangat beruntung mendapatkan Miko, lelaki itu terlihat sangat menyayanginya. Walaupun keluarganya memperlakukannya dengan tidak baik, namun Ratih tidak begitu mempermasalahkannya, yang terpenting baginya adalah, dirinya selalu bisa bersama dengan Miko, sang kekasih hati."Lain kali kamu hati-hati," ucap Miko setelah selesai mengobati luka goresan ditangan calon istrinya tersebut."Iya Mas, lain kali aku akan lebih hati-hati lagi," jawab Ratih."Harus itu, lagian kamu tadi ngapain berada di dapur sih? Apa Ibu yang menyuruhmu? Kamu itu calon istriku, aku tidak mau kamu merasa terbebani dengan tinggal di sini, dan melakukan semua pekerjaan di rumah ini," ucap Miko, yang merasa keberatan jika kekasihnya itu ikut turun ke dapur, ada saatnya nanti, pikir Miko."Tidak apa-apa Mas, aku juga tidak ada kerjaan, tidak masalah jika aku ikut membantu Ibu di dapur,

    Last Updated : 2024-01-13
  • Ibu Mertuaku Yang Kejam   Bab 9. Beberapa hari sebelum pernikahan

    Sudah tiga hari Ratih tinggal di rumah Miko, selama tiga hari pula Pak Restu sang ayah tidak pernah menghubunginya, walaupun Ratih marah dengan penolakan ayahnya pada pilihan hatinya, namun sebagai seorang anak, Ratih juga merasa rindu dengan sosok tersebut. Karena setelah kepergian sang ibu, hanya tinggal Pak Restu lah keluarganya. Walaupun Pak Restu tidak pernah ada untuknya disaat dia butuh sosok seorang ayah. Namun Ratih tetap menyayangi dan menghormati ayahnya.Pernah suatu hari Ratih meminta perhatian sang ayah, walaupun hanya untuk sekedar makan malam saja, ataupun teman untuk bercerita, sebenarnya Ratih merasa kesepian, semenjak kematian sang ibu, Pak Restu sudah jarang di rumah, setiap waktunya selalu ia habiskan diluar, pergi pagi, dan pulang dimalam hari, itupun disaat Ratih sudah tertidur pulas di kamarnya. Jadi, walaupun mereka tinggal satu rumah, namun sangat jarang bertemu.Namun setiap Ratih mengutarakan keinginannya, Pak Restu selalu menolak, dengan alasan banyak kerj

    Last Updated : 2024-02-21
  • Ibu Mertuaku Yang Kejam   Bab 10 . Pernikahan

    Setelah kepergian Miko dan Ratih, Bu Mirna dan Erna kembali bergosip. "Bu, bukankah pernikahan mereka tinggal beberapa hari lagi ya?" tanya Erna. "Ya, terus? Kenapa kamu tiba-tiba bertanya seperti itu?" "Loh, kok Bu Mirna terlihat santai sekali sih, atau sekarang Bu Mirna berubah pikiran, dan merestui hubungan mereka?" ucap Erna dengan sedikit kesal. "Loh, kok kamu jadi berpikiran seperti itu sih pada ibu Er? Dengar ya, walaupun mereka pada akhirnya sampai menikah, tetap ibu tidak akan biarkan wanita itu hidup bahagia dengan anak ibu," ucap Bu Mirna. "Jadi maksud Ibu, Bu Mirna akan membiarkan mereka menikah? Bukankah sebelumnya Ibu bilang, kalau Ibu berencana untuk menggagalkan pernikahan mereka ya?" tanya Erna bingung. "Awalnya Ibu juga berpikir seperti itu, tetapi jika dipikir-pikir, Miko tidak mungkin mau membatalkan pernikahannya dengan wanita itu, Ibu kenal bagai mana wataknya." ucap Bu Mirna sambil menarik nafas dalam, lalu menghembuskannya perlahan. "Tetapi Bu, aku

    Last Updated : 2024-07-15

Latest chapter

  • Ibu Mertuaku Yang Kejam   Bab 17 . Ibu mertua yang penuh drama

    Bu Mirna menatap horor ke arah anak dan mantunya, bisa-bisanya pasangan itu menunjukan keintiman di depan ke dua orang tuanya, pikir wanita paruh baya itu. "Dasar menantu tidak tahu adab, bisa-bisanya dia membiarkan suaminya memeluk seperti itu di depan orang lain," gerutu Bu Mirna. Sedangkan Pak Jamal sendiri terlihat biasa saja, lelaki paruh baya itu memilih tak ambil pusing dengan pemandangan di depannya tersebut. Berbeda dengan istrinya yang seperti orang kebakaran jenggot. "Sudah Bu, biarkan saja. Toh pasti mereka tidak sadar jika ada kita di sini," jelas Pak Jamal. Bu Mirna menatap suaminya tajam. "Bapak ini bagai mana sih? Yang seperti ini tidak boleh di biarkan Pak, mereka itu seolah tidak tahu tempat. Dan dia, menantu Bapak itu, kenapa harus meladeni Bimo di luar kamarnya coba? Ibu sama sekali tidak mengerti dengan jalan pikiran wanita itu," geram Bu Mirna sambil terus menatap tajam anak dan menantunya yang terlihat semakin menjadi. Ratih yang merasa diperhatikan sontak

  • Ibu Mertuaku Yang Kejam   Bab 17 . Ibu mertua yang penuh drama

    Bu Mirna menatap horor ke arah anak dan mantunya, bisa-bisanya pasangan itu menunjukan keintiman di depan ke dua orang tuanya, pikir wanita paruh baya itu. "Dasar menantu tidak tahu adab, bisa-bisanya dia membiarkan suaminya memeluk seperti itu di depan orang lain," gerutu Bu Mirna. Sedangkan Pak Jamal sendiri terlihat biasa saja, lelaki paruh baya itu memilih tak ambil pusing dengan pemandangan di depannya tersebut. Berbeda dengan istrinya yang seperti orang kebakaran jenggot. "Sudah Bu, biarkan saja. Toh pasti mereka tidak sadar jika ada kita di sini," jelas Pak Jamal. Bu Mirna menatap suaminya tajam. "Bapak ini bagai mana sih? Yang seperti ini tidak boleh di biarkan Pak, mereka itu seolah tidak tahu tempat. Dan dia, menantu Bapak itu, kenapa harus meladeni Bimo di luar kamarnya coba? Ibu sama sekali tidak mengerti dengan jalan pikiran wanita itu," geram Bu Mirna sambil terus menatap tajam anak dan menantunya yang terlihat semakin menjadi. Ratih yang merasa diperhatikan sontak

  • Ibu Mertuaku Yang Kejam   Bab 16 . Keluhan ibu mertua

    Yati melihat suaminya yang seperti melamun, akhir-akhir ini wanita itu memang sering melihat suaminya melamun, entah apa yang dipikirkan lelaki itu, namun setiap dirinya bertanya, Andi selalu mengatakan jika tidak ada masalah yang berarti. "Bang Andi kenapa melamun sih? Bang Andi lagi memikirkan Mba Ratih ya?" tanya Yati. Wanita itu hanya iseng dan bercanda saja dengan pertanyaannya, namun siapa sangka jawaban lelaki tersebut membuat dirinya terpelongo. "Iya," jawab Andi tanpa sadar. "Hah? Maksud Bang Andi?" tanya Yati dengan perasaan aneh. Andi merutuki ucapannya barusan, bisa-bisanya dirinya keceplosan di depan sang istri. "Oh, itu maksudku, apa Mba Ratih punya obat untuk lukanya itu, kalau belum kita kan ada di kamar, nah coba kamu berikan obat luka itu padanya," jelas Andi mencoba biasa, padahal dalam hati dirinya merasa gugup. "Oh, begitu. Ya sudah kalau begitu biar aku tanya dulu pada mereka," jawab Yati yang langsung melangkah keluar dari dapur. Andi bernafas lega, se

  • Ibu Mertuaku Yang Kejam   Bab 15 . Kisah masa lalu

    Bu Mirna masih berperang dengan pikirannya sendiri, sedangkan Yati sudah pergi sejak tadi. Anak perempuannya tersebut merasa jika ibunya terlalu negatif thinking kepada Ratih kakak iparnya, sebab Yati merasa bantuan yang di tawarkan oleh suaminya itu hal yang wajar, mungkin orang lain akan berlaku hal yang sama jika ada di posisi Andi kala itu, namun ibunya malah berpikir jika Ratih yang sengaja mencari simpati suaminya, untungnya apa? pikir Yati. Sore harinya terlihat Bu Mirna sudah sibuk dengan aktivitasnya di dapur, seperti biasa, wanita paruh baya itu sedang menyiapkan bahan untuk makan malam keluarganya. "Bu, ada yang bisa aku bantu?" tawar Ratih yang ternyata sudah berada di belakang Bu Mirna. "Kamu ini bikin orang lain jantungan saja," gerutu Bu Mirna sambil mengelus dadanya karena kaget. "Maaf Bu, aku tidak bermaksud," "Halah, kamu itu sudah kebiasaan. Sudah sana cepat cuci beras, ingat jangan terlalu banyak airnya, nanti seperti bubur kalau kebanyakan air," peringat

  • Ibu Mertuaku Yang Kejam   Bab 14 . Overthinking

    Ratih menatap Andi, begitupun sebaliknya, beberapa detik pandangan keduanya sempat terkunci, hingga suara seseorang mengalihkan pandangan keduanya. "Bang Andi, ayo duduk sarapan dulu. Pasti kamu sudah lapar kan? Ini aku masakin ikan gurame kesukaanmu," ucap Yati. Andi hanya mengangguk sebagai jawaban, lalu merekapun segera duduk di kursi untuk sarapan pagi. "Tunggu sebentar ya, ibu mau panggil Bapak dulu di depan," ucap Bu Mirna sambil berlalu. Ratih mengambilkan nasi dan lauk pauk untuk suaminya, setelah selesai Ratih mengambil untuk dirinya sendiri, Andi sempat melirik apa yang di lakukan Ratih untuk suaminya. "Bang ini makanlah, sudah aku ambilkan," ucap Yati sambil meletakan makanan milik suaminya itu. "Terimakasih," jawab Andi. Saat ini Andi dan Ratih duduk saling berhadapan, sedangkan Ratih maupun Yati duduk di sisi pasangan mereka. "Sudah pada ngumpul?" terdengar suara Pak Jamal membuat anak dan menantunya menoleh. "Iya Pak, tinggal menunggu Bapak saja," jawab Yat

  • Ibu Mertuaku Yang Kejam   Bab 13 . Perbuatan anarkis sang ibu mertua

    Bimo menyentuh lehernya, mencari sesuatu yang di tunjuk oleh Andi, namun pria itu tidak merasakan apapun, Bimo pun lantas menatap kearah Andi untuk meminta penjelasan. "Memangnya ada apa di leherku Ndi?" tanya Bimo penasaran. Andi tidak menjawab, namun lelaki itu mendekat untuk memastikan sesuatu, tiba-tiba lelaki itu menghela nafas, helaan yang terdengar lega, entah mengapa rasanya Andi tidak rela jika Ratih dan Bimo melakukan sesuatu yang mengarah ke hubungan yang lebih intim, padahal mereka berdua adalah suami istri, apa mungkin karena Andi masih ada perasaan kepada Ratih? Entahlah, hanya lelaki itu yang tahu. "Ada apa sih? Bikin penasaran orang saja," "Oh, tidak ada apa-apa kok, aku hanya salah melihat saja, tadinya ku pikir ada kotoran di lehermu," jawab Andi memberi alasan. "Aneh sekali, yasudah ayo sebaiknya kita antarkan barangnya, keburu nanti orangnya pergi ke sawah," "Iya, tunggu sebentar aku ambil barangnya dulu," jawab Andi sambil berlalu. Setelah mengambil

  • Ibu Mertuaku Yang Kejam   Bab 12 . Malam pertama yang gagal

    Pasangan suami istri tersebut sudah siap untuk menunaikan ibadah malam pertama mereka, namun saat Bimo melepas sisa kain yang menempel di tubuh istrinya seketika tubuh lelaki itu langsung lemas, bahunya merosot saat melihat sesuatu di atas dala*man istrinya. "Kenapa Mas? Kok wajahnya gitu?" tanya Ratih penasaran, wanita yang nyaris toples itu langsung menundukkan pandangannya melihat apa yang membuat suaminya lemas seketika. "Hah? Ya ampun kok bisa sih?" Ratih sedikit terkejut saat melihat sedikit bercak merah di atas dalaman miliknya, wanita itu menatap suaminya sambil meringis tidak enak. "Kamu datang bulan Sayang?" tanya Bimo dengan wajah yang lesu. "Iya Mas, pantesan saja perutku sakit, maaf ya Mas?" Walaupun kecewa, namun Bimo tidak bisa berbuat apa-apa. "Ya sudah kalau begitu kita tidur saja, sambil berpelukan." ucap Bimo lalu menarik tangan istrinya agar mendekat, setelahnya mereka berbaring bersama. "Aku senang sekali, akhirnya kamu bisa menjadi milikku, terimakasi

  • Ibu Mertuaku Yang Kejam   Bab 11 . Menuju malam pertama

    Bimo merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, rasa lelah sekali tubuhnya, membuat lelaki itu memejamkan mata barang sejenak untuk beberapa saat, sebelum akhirnya sebuah suara menginterupsinya untuk membuka mata yang baru sejenak terpejam. "Mas, mandi dulu. Memangnya kamu tidak risih apa?" ucap seorang wanita yang baru saja menutup pintu kamar. Lelaki itu menatap lawan bicaranya lekat tanpa menjawab, membuat wanita salah tingkah karena tatapan tersebut. "Ada apa? Kenapa menatapku seolah aku ini punya hutang sih?" tanya wanita tersebut yang sebenarnya hanya untuk menutupi rasa gugupnya. Bimo tidak menjawab, lelaki itu malah bangun dari tempat tidur, lalu segera mendekati wanita itu, membuat sang wanita semakin gugup. "Mas," panggilnya dengan suara lirih. Bimo mendekatinya, melangkah ke belakang gadis itu, dan memeluknya dari belakang, jangan lupakan jika wanita tersebut masih memakan pakaian pengantin. "Apa sayang?" jawabnya menggoda. "Geli Mas," ucapnya saat merasakan ke

  • Ibu Mertuaku Yang Kejam   Bab 10 . Pernikahan

    Setelah kepergian Miko dan Ratih, Bu Mirna dan Erna kembali bergosip. "Bu, bukankah pernikahan mereka tinggal beberapa hari lagi ya?" tanya Erna. "Ya, terus? Kenapa kamu tiba-tiba bertanya seperti itu?" "Loh, kok Bu Mirna terlihat santai sekali sih, atau sekarang Bu Mirna berubah pikiran, dan merestui hubungan mereka?" ucap Erna dengan sedikit kesal. "Loh, kok kamu jadi berpikiran seperti itu sih pada ibu Er? Dengar ya, walaupun mereka pada akhirnya sampai menikah, tetap ibu tidak akan biarkan wanita itu hidup bahagia dengan anak ibu," ucap Bu Mirna. "Jadi maksud Ibu, Bu Mirna akan membiarkan mereka menikah? Bukankah sebelumnya Ibu bilang, kalau Ibu berencana untuk menggagalkan pernikahan mereka ya?" tanya Erna bingung. "Awalnya Ibu juga berpikir seperti itu, tetapi jika dipikir-pikir, Miko tidak mungkin mau membatalkan pernikahannya dengan wanita itu, Ibu kenal bagai mana wataknya." ucap Bu Mirna sambil menarik nafas dalam, lalu menghembuskannya perlahan. "Tetapi Bu, aku

DMCA.com Protection Status