Share

Bab 5. Sebuah hinaan

Penulis: LibraRahutia
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-20 11:11:44

Ratih terhuyung dan hampir saja tersungkur di atas lantai, jika saja Miko tidak cepat menangkapnya, namun ternyata nasib buruknya tidak sampai disitu, belum lagi hilang rasa kagetnya, tiba-tiba saja Ratih merasakan panas diarea pipinya karena tamparan seseorang.

Plaak ...

"Dasar wanita murahan, berani-beraninya kamu melakukan hal yang tidak senonoh di rumah saya, merayu Miko, hingga berbuat hal seperti ini, untung saja saya cepat melihatnya, coba kalau tidak, saya tidak tahu lagi apa yang akan terjadi," ucap Bu Mirna, dengan nafas naik turun karena amarahnya.

"Ibu, apa yang Ibu lakukan? Kenapa menampar wajah Ratih Bu," ucap Miko tidak terima dengan perlakuan Ibunya terhadap sang kekasih. Ya Bu Mirna lah yang dengan berani mendaratkan tangannya diatas wajah cantik Ratih, bahkan wajahnya terlihat ada gambar lima jari milik calon ibu mertuanya itu.

"Apa yang ibu lakukan kamu bilang? Tentu saja untuk memberi pelajaran pada perempuan murahan ini," ucap Bu Mirna sambil menunjuk ke arah Ratih. Jangan lupakan tatapan tajam Bu Mirna yang seolah ingin menyayat habis kulit mulus Ratih.

Sedangkan Ratih sendiri terlihat masih shock, dengan kejadian yang menimpanya.

Miko melihat kekasihnya yang terlihat memegangi pipinya sambil meringis, terasa panas dan juga kebas, sungguh Ratih tidak menyangka jika semua ini akan ia alami.

"Sayang, kamu tidak apa-apakan? Coba sini lihat wajah kamu," ucap Miko sambil memperhatikan wajah kekasihnya.

"Astaga, sampai memar seperti ini, Ibu benar-benar keterlaluan, Bu. Miko tidak menyangka kalau Ibu bisa berlaku sekejam ini sama calon istriku," ucap Miko marah.

"Miko, kamu kok jadi marah sama ibu sih?" protes Bu Mirna, tidak terima, wanita paruh baya itu merasa kesal, karena Miko lebih membela Ratih dan malah menegurnya.

"Jelas aku marah Bu, Ibu itu sudah menampar wajah Ratih, gadis yang aku cintai," jelas Miko, walaupun saat ini Miko sedang marah, namun sebisa mungkin lelaki itu masih mengontrol emosi dengan tidak meninggikan suaranya.

Walau bagai manapun, Bu Mirna adalah ibunya, wanita yang melahirkannya. Miko sangat patuh dan menghormati Bu Mirna, tidak pernah sekalipun lelaki itu berkata kasar pada Bu Mirna, apa lagi meninggikan suara di depan sang ibu. Seperti saat ini, walaupun Miko marah karena perlakuan ibunya, namun Miko, masih mencoba mengontrol emosinya. Ia tidak ingin menjadi anak yang durhaka, karena melawan sang ibu.

"Lagi pula kalau Ibu mau marah, bukan pada Ratih, salahkan saja Miko, karena Miko yang memulainya." jelas pemuda itu. Miko melangkah menuju laci nakas, lalu mengambil sebuah salep yang berbentuk odol.

Bu Mirna melirik Miko, yang terlihat sedang mengolesi wajah Ratih dengan salep, matanya menatap sinis ke arah gadis itu.

'Sialan wanita ini, karena dia, Miko jadi marah denganku, untung saja Erna sudah pulang karena ada urusan, coba kalau dia melihat semua ini tadi, bisa gawat. Huh, awas saja kamu Ratih, tidak akan aku biarkan kamu menikah dengan putraku Miko,' batin Bu Mirna.

***

"Ibu kenapa?" tanya Yati, saat melihat wajah kusut ibunya.

"Abangmu," jawab Bu Mirna.

"Abang? Maksudnya bang Miko?" tanya Yati memastikan.

"Iya, siapa lagi Abangmu kalau bukan Miko, asal kamu tahu, tadi ibu baru saja dibentak oleh Abangmu itu," adu Bu Mirna.

"Loh, kok bisa Bang Miko membentak Ibu, sih? Memangnya ada apa, Bu?" tanya Yati.

"Semua ini karena wanita sialan itu, Ratih." jawab Bu Mirna, wanita paruh baya itu mengepalkan tangannya, rasa benci semangkin tumbuh dihatinya untuk gadis itu.

"Bisa Ibu ceritakan padaku?" tanya Yati penasaran, bagai mana mungkin abangnya Miko bisa membentak ibu mereka, sementara Yati sangat tahu, jika abangnya itu sangat hormat, menyayangi ibu mereka.

"Bu Mirna pun lantas menceritakan semua, perihal yang dilakukan oleh Miko padanya, tentunya dengan dibumbui sedikit kebohongan didalamnya. Bu Mirna juga membuat seolah-olah Ratih lah yang bertanggung jawab dengan semua ini, Bu Mirna ingin kalau Yati juga membenci gadis itu dengan mengarang keburukannya.

"Benar seperti itu, Bu?" ucap Yati sedikit tidak percaya.

"Buat apa ibu membohongi kamu Nak, tidak ada untungnya. Ibu hanya kasihan saja pada Abangmu, jika sampai nantinya dia menikah dengan gadis itu, ibu takut Abangmu akan semangkin terpengaruh oleh keburukannya, atau mungkin dia akan mempengaruhi Miko dan mengusir kita dari rumah ini," ucap Bu Mirna.

"Kurang ajar sekali wanita itu, Yati kira dia wanita yang baik dan lembut, tidak sangka, ternyata calon istrinya Bang Miko seperti itu," ucap Yati geram.

" Maka dari itu Nak, jangan mudah terpengaruh dengan orang asing, apa lagi dengan wajah seperti Ratih," ucap Bu Mirna.

'Kamu tidak akan bisa hidup bahagia, jika masih ada aku sebagai ibunya Miko,' ucap hati Bu Mirna.

***

Jam sudah menunjukan pukul sepuluh malam, Ratih yang sejak tadi tidak dapat memejamkan mata, langsung bangkit dari dari tidurnya. Wanita itu turun dari tempat tidur.

"Sebaiknya aku keluar sebentar," molognya.

Ratih membuat pintu kamarnya, gadis itu melihat lampu di ruang tengah telah mati, namun masih ada lampu yang menyala disudut ruangan.

Prang ...

Ratih terkejut saat mendengar suara benda pecah, dan itu terdengar dari arah dapur. Dengan sedikit rasa takut, gadis itu melangkah menuju dapur, untuk melihat apakah ada orang di sana. Saat sudah berada di dapur, Ratih melihat ada seseorang yang sedang berjongkok di atas lantai, sepertinya orang tersebut sedang membereskan pecahan kaca yang baru saja jatuh di lantai.

"Siapa dia? Apa dia Mas Miko," gumam Ratih, saat melihat sosok pria, yang sedang berjongkok sambil membelakanginya, saat itu lampu dapur terlihat remang, karena memang tidak seluruhnya menyala.

"Siapa kamu?" ucap Ratih, membuat orang tersebut langsung menoleh ke arah sumber suara.

"Kamu ...

Bab terkait

  • Ibu Mertuaku Yang Kejam   Bab 6. Bu Mirna yang licik

    Ratih cukup terkejut saat melihat seorang lelaki dari masa lalunya, berada di rumah Miko, calon suaminya. Membuat berbagai pertanyaan langsung bersarang di kepalanya."Kamu ..." ucap Ratih, membuat lelaki tersebut langsung menoleh ke arah sumber suara."Ratih," gumam lelaki itu. Walaupun tidak begitu jelas, namun pria itu tahu pasti, sosok gadis yang ada di depannya adalah Ratih. Mantan kekasihnya dua tahun yang lalu."Sedang apa kamu di rumah ini?" tanya Ratih."Seharusnya aku yang bertanya, sedang apa kamu di sini?" tanya balik lelaki itu."Aku--,""Sayang, sedang apa kamu di dapur?" suara Miko tiba-tiba mengagetkan keduanya, lebih tepatnya Ratih, gadis itu langsung terlihat tegang. Seolah sedang tertangkap basah, padahal mereka sama sekali tidak melakukan apapun."Mas Miko," ucap Ratih sambil memaksakan senyum.Miko menekan tombol lampu, agar ruangan tersebut lebih terang. " Loh Andi, kamu sudah pulang ternyata," ucap Miko, saat melihat seorang lelaki yang ternyata bernama Andi."I

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-09
  • Ibu Mertuaku Yang Kejam   Bab 7. Keributan di dapur

    Pagi-pagi sekali, Ratih terpaksa berkutat di dapur. Sesekali gadis itu menutup mulutnya, karena menguap, bagai mana tidak, gadis yang berasal dari keluarga kaya itu, sudah terbiasa bangun siang, setidaknya paling pagi pukul 6 pagi. Namun hari ini, dirinya harus bangun lebih awal di rumah calon suaminya.Bu Mirna melirik ke arah Ratih, tampak seringai tipis yang menghiasi wajah tuanya."Aduk itu nasinya di majicom, biar merata," perintah Bu Mirna. Ratih yang saat itu sedang menggoreng ikan, langsung melangkah menuju meja yang ada di atas meja dapur, di samping lemari tempat menyimpan makanan."Uh, Ratih merasakan sedikit panas, bersamaan uap yang keluar, saat dirinya membuka tutup majicom tersebut. Gadis itu mengibaskan tangannya di atas ucap yang mengepul tersebut, lalu mengambil sendok nasi, dan mengaduknya. Setelah selesai, Ratih menutupnya, dan kembali dengan aktivitasnya semula.Sreeng ....Ratih memasukan ikan ke dalam minyak panas, dengan sedikit melemparnya, membuat minyak ters

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-11
  • Ibu Mertuaku Yang Kejam   Bab 8. Niat busuk calon ibu mertua

    Ratih mengamati wajah Miko, yang terlihat sedang serius saat mengobati luka di jari tangannya. Ratih tersenyum tipis, sungguh ia merasa sangat beruntung mendapatkan Miko, lelaki itu terlihat sangat menyayanginya. Walaupun keluarganya memperlakukannya dengan tidak baik, namun Ratih tidak begitu mempermasalahkannya, yang terpenting baginya adalah, dirinya selalu bisa bersama dengan Miko, sang kekasih hati."Lain kali kamu hati-hati," ucap Miko setelah selesai mengobati luka goresan ditangan calon istrinya tersebut."Iya Mas, lain kali aku akan lebih hati-hati lagi," jawab Ratih."Harus itu, lagian kamu tadi ngapain berada di dapur sih? Apa Ibu yang menyuruhmu? Kamu itu calon istriku, aku tidak mau kamu merasa terbebani dengan tinggal di sini, dan melakukan semua pekerjaan di rumah ini," ucap Miko, yang merasa keberatan jika kekasihnya itu ikut turun ke dapur, ada saatnya nanti, pikir Miko."Tidak apa-apa Mas, aku juga tidak ada kerjaan, tidak masalah jika aku ikut membantu Ibu di dapur,

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-13
  • Ibu Mertuaku Yang Kejam   Bab 9. Beberapa hari sebelum pernikahan

    Sudah tiga hari Ratih tinggal di rumah Miko, selama tiga hari pula Pak Restu sang ayah tidak pernah menghubunginya, walaupun Ratih marah dengan penolakan ayahnya pada pilihan hatinya, namun sebagai seorang anak, Ratih juga merasa rindu dengan sosok tersebut. Karena setelah kepergian sang ibu, hanya tinggal Pak Restu lah keluarganya. Walaupun Pak Restu tidak pernah ada untuknya disaat dia butuh sosok seorang ayah. Namun Ratih tetap menyayangi dan menghormati ayahnya.Pernah suatu hari Ratih meminta perhatian sang ayah, walaupun hanya untuk sekedar makan malam saja, ataupun teman untuk bercerita, sebenarnya Ratih merasa kesepian, semenjak kematian sang ibu, Pak Restu sudah jarang di rumah, setiap waktunya selalu ia habiskan diluar, pergi pagi, dan pulang dimalam hari, itupun disaat Ratih sudah tertidur pulas di kamarnya. Jadi, walaupun mereka tinggal satu rumah, namun sangat jarang bertemu.Namun setiap Ratih mengutarakan keinginannya, Pak Restu selalu menolak, dengan alasan banyak kerj

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Ibu Mertuaku Yang Kejam   Bab 10 . Pernikahan

    Setelah kepergian Miko dan Ratih, Bu Mirna dan Erna kembali bergosip. "Bu, bukankah pernikahan mereka tinggal beberapa hari lagi ya?" tanya Erna. "Ya, terus? Kenapa kamu tiba-tiba bertanya seperti itu?" "Loh, kok Bu Mirna terlihat santai sekali sih, atau sekarang Bu Mirna berubah pikiran, dan merestui hubungan mereka?" ucap Erna dengan sedikit kesal. "Loh, kok kamu jadi berpikiran seperti itu sih pada ibu Er? Dengar ya, walaupun mereka pada akhirnya sampai menikah, tetap ibu tidak akan biarkan wanita itu hidup bahagia dengan anak ibu," ucap Bu Mirna. "Jadi maksud Ibu, Bu Mirna akan membiarkan mereka menikah? Bukankah sebelumnya Ibu bilang, kalau Ibu berencana untuk menggagalkan pernikahan mereka ya?" tanya Erna bingung. "Awalnya Ibu juga berpikir seperti itu, tetapi jika dipikir-pikir, Miko tidak mungkin mau membatalkan pernikahannya dengan wanita itu, Ibu kenal bagai mana wataknya." ucap Bu Mirna sambil menarik nafas dalam, lalu menghembuskannya perlahan. "Tetapi Bu, aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-15
  • Ibu Mertuaku Yang Kejam   Bab 11 . Menuju malam pertama

    Bimo merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, rasa lelah sekali tubuhnya, membuat lelaki itu memejamkan mata barang sejenak untuk beberapa saat, sebelum akhirnya sebuah suara menginterupsinya untuk membuka mata yang baru sejenak terpejam. "Mas, mandi dulu. Memangnya kamu tidak risih apa?" ucap seorang wanita yang baru saja menutup pintu kamar. Lelaki itu menatap lawan bicaranya lekat tanpa menjawab, membuat wanita salah tingkah karena tatapan tersebut. "Ada apa? Kenapa menatapku seolah aku ini punya hutang sih?" tanya wanita tersebut yang sebenarnya hanya untuk menutupi rasa gugupnya. Bimo tidak menjawab, lelaki itu malah bangun dari tempat tidur, lalu segera mendekati wanita itu, membuat sang wanita semakin gugup. "Mas," panggilnya dengan suara lirih. Bimo mendekatinya, melangkah ke belakang gadis itu, dan memeluknya dari belakang, jangan lupakan jika wanita tersebut masih memakan pakaian pengantin. "Apa sayang?" jawabnya menggoda. "Geli Mas," ucapnya saat merasakan ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • Ibu Mertuaku Yang Kejam   Bab 12 . Malam pertama yang gagal

    Pasangan suami istri tersebut sudah siap untuk menunaikan ibadah malam pertama mereka, namun saat Bimo melepas sisa kain yang menempel di tubuh istrinya seketika tubuh lelaki itu langsung lemas, bahunya merosot saat melihat sesuatu di atas dala*man istrinya. "Kenapa Mas? Kok wajahnya gitu?" tanya Ratih penasaran, wanita yang nyaris toples itu langsung menundukkan pandangannya melihat apa yang membuat suaminya lemas seketika. "Hah? Ya ampun kok bisa sih?" Ratih sedikit terkejut saat melihat sedikit bercak merah di atas dalaman miliknya, wanita itu menatap suaminya sambil meringis tidak enak. "Kamu datang bulan Sayang?" tanya Bimo dengan wajah yang lesu. "Iya Mas, pantesan saja perutku sakit, maaf ya Mas?" Walaupun kecewa, namun Bimo tidak bisa berbuat apa-apa. "Ya sudah kalau begitu kita tidur saja, sambil berpelukan." ucap Bimo lalu menarik tangan istrinya agar mendekat, setelahnya mereka berbaring bersama. "Aku senang sekali, akhirnya kamu bisa menjadi milikku, terimakasi

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-19
  • Ibu Mertuaku Yang Kejam   Bab 13 . Perbuatan anarkis sang ibu mertua

    Bimo menyentuh lehernya, mencari sesuatu yang di tunjuk oleh Andi, namun pria itu tidak merasakan apapun, Bimo pun lantas menatap kearah Andi untuk meminta penjelasan. "Memangnya ada apa di leherku Ndi?" tanya Bimo penasaran. Andi tidak menjawab, namun lelaki itu mendekat untuk memastikan sesuatu, tiba-tiba lelaki itu menghela nafas, helaan yang terdengar lega, entah mengapa rasanya Andi tidak rela jika Ratih dan Bimo melakukan sesuatu yang mengarah ke hubungan yang lebih intim, padahal mereka berdua adalah suami istri, apa mungkin karena Andi masih ada perasaan kepada Ratih? Entahlah, hanya lelaki itu yang tahu. "Ada apa sih? Bikin penasaran orang saja," "Oh, tidak ada apa-apa kok, aku hanya salah melihat saja, tadinya ku pikir ada kotoran di lehermu," jawab Andi memberi alasan. "Aneh sekali, yasudah ayo sebaiknya kita antarkan barangnya, keburu nanti orangnya pergi ke sawah," "Iya, tunggu sebentar aku ambil barangnya dulu," jawab Andi sambil berlalu. Setelah mengambil

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21

Bab terbaru

  • Ibu Mertuaku Yang Kejam   Bab 17 . Ibu mertua yang penuh drama

    Bu Mirna menatap horor ke arah anak dan mantunya, bisa-bisanya pasangan itu menunjukan keintiman di depan ke dua orang tuanya, pikir wanita paruh baya itu. "Dasar menantu tidak tahu adab, bisa-bisanya dia membiarkan suaminya memeluk seperti itu di depan orang lain," gerutu Bu Mirna. Sedangkan Pak Jamal sendiri terlihat biasa saja, lelaki paruh baya itu memilih tak ambil pusing dengan pemandangan di depannya tersebut. Berbeda dengan istrinya yang seperti orang kebakaran jenggot. "Sudah Bu, biarkan saja. Toh pasti mereka tidak sadar jika ada kita di sini," jelas Pak Jamal. Bu Mirna menatap suaminya tajam. "Bapak ini bagai mana sih? Yang seperti ini tidak boleh di biarkan Pak, mereka itu seolah tidak tahu tempat. Dan dia, menantu Bapak itu, kenapa harus meladeni Bimo di luar kamarnya coba? Ibu sama sekali tidak mengerti dengan jalan pikiran wanita itu," geram Bu Mirna sambil terus menatap tajam anak dan menantunya yang terlihat semakin menjadi. Ratih yang merasa diperhatikan sontak

  • Ibu Mertuaku Yang Kejam   Bab 17 . Ibu mertua yang penuh drama

    Bu Mirna menatap horor ke arah anak dan mantunya, bisa-bisanya pasangan itu menunjukan keintiman di depan ke dua orang tuanya, pikir wanita paruh baya itu. "Dasar menantu tidak tahu adab, bisa-bisanya dia membiarkan suaminya memeluk seperti itu di depan orang lain," gerutu Bu Mirna. Sedangkan Pak Jamal sendiri terlihat biasa saja, lelaki paruh baya itu memilih tak ambil pusing dengan pemandangan di depannya tersebut. Berbeda dengan istrinya yang seperti orang kebakaran jenggot. "Sudah Bu, biarkan saja. Toh pasti mereka tidak sadar jika ada kita di sini," jelas Pak Jamal. Bu Mirna menatap suaminya tajam. "Bapak ini bagai mana sih? Yang seperti ini tidak boleh di biarkan Pak, mereka itu seolah tidak tahu tempat. Dan dia, menantu Bapak itu, kenapa harus meladeni Bimo di luar kamarnya coba? Ibu sama sekali tidak mengerti dengan jalan pikiran wanita itu," geram Bu Mirna sambil terus menatap tajam anak dan menantunya yang terlihat semakin menjadi. Ratih yang merasa diperhatikan sontak

  • Ibu Mertuaku Yang Kejam   Bab 16 . Keluhan ibu mertua

    Yati melihat suaminya yang seperti melamun, akhir-akhir ini wanita itu memang sering melihat suaminya melamun, entah apa yang dipikirkan lelaki itu, namun setiap dirinya bertanya, Andi selalu mengatakan jika tidak ada masalah yang berarti. "Bang Andi kenapa melamun sih? Bang Andi lagi memikirkan Mba Ratih ya?" tanya Yati. Wanita itu hanya iseng dan bercanda saja dengan pertanyaannya, namun siapa sangka jawaban lelaki tersebut membuat dirinya terpelongo. "Iya," jawab Andi tanpa sadar. "Hah? Maksud Bang Andi?" tanya Yati dengan perasaan aneh. Andi merutuki ucapannya barusan, bisa-bisanya dirinya keceplosan di depan sang istri. "Oh, itu maksudku, apa Mba Ratih punya obat untuk lukanya itu, kalau belum kita kan ada di kamar, nah coba kamu berikan obat luka itu padanya," jelas Andi mencoba biasa, padahal dalam hati dirinya merasa gugup. "Oh, begitu. Ya sudah kalau begitu biar aku tanya dulu pada mereka," jawab Yati yang langsung melangkah keluar dari dapur. Andi bernafas lega, se

  • Ibu Mertuaku Yang Kejam   Bab 15 . Kisah masa lalu

    Bu Mirna masih berperang dengan pikirannya sendiri, sedangkan Yati sudah pergi sejak tadi. Anak perempuannya tersebut merasa jika ibunya terlalu negatif thinking kepada Ratih kakak iparnya, sebab Yati merasa bantuan yang di tawarkan oleh suaminya itu hal yang wajar, mungkin orang lain akan berlaku hal yang sama jika ada di posisi Andi kala itu, namun ibunya malah berpikir jika Ratih yang sengaja mencari simpati suaminya, untungnya apa? pikir Yati. Sore harinya terlihat Bu Mirna sudah sibuk dengan aktivitasnya di dapur, seperti biasa, wanita paruh baya itu sedang menyiapkan bahan untuk makan malam keluarganya. "Bu, ada yang bisa aku bantu?" tawar Ratih yang ternyata sudah berada di belakang Bu Mirna. "Kamu ini bikin orang lain jantungan saja," gerutu Bu Mirna sambil mengelus dadanya karena kaget. "Maaf Bu, aku tidak bermaksud," "Halah, kamu itu sudah kebiasaan. Sudah sana cepat cuci beras, ingat jangan terlalu banyak airnya, nanti seperti bubur kalau kebanyakan air," peringat

  • Ibu Mertuaku Yang Kejam   Bab 14 . Overthinking

    Ratih menatap Andi, begitupun sebaliknya, beberapa detik pandangan keduanya sempat terkunci, hingga suara seseorang mengalihkan pandangan keduanya. "Bang Andi, ayo duduk sarapan dulu. Pasti kamu sudah lapar kan? Ini aku masakin ikan gurame kesukaanmu," ucap Yati. Andi hanya mengangguk sebagai jawaban, lalu merekapun segera duduk di kursi untuk sarapan pagi. "Tunggu sebentar ya, ibu mau panggil Bapak dulu di depan," ucap Bu Mirna sambil berlalu. Ratih mengambilkan nasi dan lauk pauk untuk suaminya, setelah selesai Ratih mengambil untuk dirinya sendiri, Andi sempat melirik apa yang di lakukan Ratih untuk suaminya. "Bang ini makanlah, sudah aku ambilkan," ucap Yati sambil meletakan makanan milik suaminya itu. "Terimakasih," jawab Andi. Saat ini Andi dan Ratih duduk saling berhadapan, sedangkan Ratih maupun Yati duduk di sisi pasangan mereka. "Sudah pada ngumpul?" terdengar suara Pak Jamal membuat anak dan menantunya menoleh. "Iya Pak, tinggal menunggu Bapak saja," jawab Yat

  • Ibu Mertuaku Yang Kejam   Bab 13 . Perbuatan anarkis sang ibu mertua

    Bimo menyentuh lehernya, mencari sesuatu yang di tunjuk oleh Andi, namun pria itu tidak merasakan apapun, Bimo pun lantas menatap kearah Andi untuk meminta penjelasan. "Memangnya ada apa di leherku Ndi?" tanya Bimo penasaran. Andi tidak menjawab, namun lelaki itu mendekat untuk memastikan sesuatu, tiba-tiba lelaki itu menghela nafas, helaan yang terdengar lega, entah mengapa rasanya Andi tidak rela jika Ratih dan Bimo melakukan sesuatu yang mengarah ke hubungan yang lebih intim, padahal mereka berdua adalah suami istri, apa mungkin karena Andi masih ada perasaan kepada Ratih? Entahlah, hanya lelaki itu yang tahu. "Ada apa sih? Bikin penasaran orang saja," "Oh, tidak ada apa-apa kok, aku hanya salah melihat saja, tadinya ku pikir ada kotoran di lehermu," jawab Andi memberi alasan. "Aneh sekali, yasudah ayo sebaiknya kita antarkan barangnya, keburu nanti orangnya pergi ke sawah," "Iya, tunggu sebentar aku ambil barangnya dulu," jawab Andi sambil berlalu. Setelah mengambil

  • Ibu Mertuaku Yang Kejam   Bab 12 . Malam pertama yang gagal

    Pasangan suami istri tersebut sudah siap untuk menunaikan ibadah malam pertama mereka, namun saat Bimo melepas sisa kain yang menempel di tubuh istrinya seketika tubuh lelaki itu langsung lemas, bahunya merosot saat melihat sesuatu di atas dala*man istrinya. "Kenapa Mas? Kok wajahnya gitu?" tanya Ratih penasaran, wanita yang nyaris toples itu langsung menundukkan pandangannya melihat apa yang membuat suaminya lemas seketika. "Hah? Ya ampun kok bisa sih?" Ratih sedikit terkejut saat melihat sedikit bercak merah di atas dalaman miliknya, wanita itu menatap suaminya sambil meringis tidak enak. "Kamu datang bulan Sayang?" tanya Bimo dengan wajah yang lesu. "Iya Mas, pantesan saja perutku sakit, maaf ya Mas?" Walaupun kecewa, namun Bimo tidak bisa berbuat apa-apa. "Ya sudah kalau begitu kita tidur saja, sambil berpelukan." ucap Bimo lalu menarik tangan istrinya agar mendekat, setelahnya mereka berbaring bersama. "Aku senang sekali, akhirnya kamu bisa menjadi milikku, terimakasi

  • Ibu Mertuaku Yang Kejam   Bab 11 . Menuju malam pertama

    Bimo merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, rasa lelah sekali tubuhnya, membuat lelaki itu memejamkan mata barang sejenak untuk beberapa saat, sebelum akhirnya sebuah suara menginterupsinya untuk membuka mata yang baru sejenak terpejam. "Mas, mandi dulu. Memangnya kamu tidak risih apa?" ucap seorang wanita yang baru saja menutup pintu kamar. Lelaki itu menatap lawan bicaranya lekat tanpa menjawab, membuat wanita salah tingkah karena tatapan tersebut. "Ada apa? Kenapa menatapku seolah aku ini punya hutang sih?" tanya wanita tersebut yang sebenarnya hanya untuk menutupi rasa gugupnya. Bimo tidak menjawab, lelaki itu malah bangun dari tempat tidur, lalu segera mendekati wanita itu, membuat sang wanita semakin gugup. "Mas," panggilnya dengan suara lirih. Bimo mendekatinya, melangkah ke belakang gadis itu, dan memeluknya dari belakang, jangan lupakan jika wanita tersebut masih memakan pakaian pengantin. "Apa sayang?" jawabnya menggoda. "Geli Mas," ucapnya saat merasakan ke

  • Ibu Mertuaku Yang Kejam   Bab 10 . Pernikahan

    Setelah kepergian Miko dan Ratih, Bu Mirna dan Erna kembali bergosip. "Bu, bukankah pernikahan mereka tinggal beberapa hari lagi ya?" tanya Erna. "Ya, terus? Kenapa kamu tiba-tiba bertanya seperti itu?" "Loh, kok Bu Mirna terlihat santai sekali sih, atau sekarang Bu Mirna berubah pikiran, dan merestui hubungan mereka?" ucap Erna dengan sedikit kesal. "Loh, kok kamu jadi berpikiran seperti itu sih pada ibu Er? Dengar ya, walaupun mereka pada akhirnya sampai menikah, tetap ibu tidak akan biarkan wanita itu hidup bahagia dengan anak ibu," ucap Bu Mirna. "Jadi maksud Ibu, Bu Mirna akan membiarkan mereka menikah? Bukankah sebelumnya Ibu bilang, kalau Ibu berencana untuk menggagalkan pernikahan mereka ya?" tanya Erna bingung. "Awalnya Ibu juga berpikir seperti itu, tetapi jika dipikir-pikir, Miko tidak mungkin mau membatalkan pernikahannya dengan wanita itu, Ibu kenal bagai mana wataknya." ucap Bu Mirna sambil menarik nafas dalam, lalu menghembuskannya perlahan. "Tetapi Bu, aku

DMCA.com Protection Status