Share

Bab 14. Mampir

Setelah menebus obat dan menukar baju rumah sakit dengan baju mereka sendiri yang sudah dikeringkan, mereka akhirnya berjalan beriringan keluar dari rumah sakit. Bima menghela napas lega. “Akhirnya selesai juga,” gumamnya sambil melihat layar ponsel. Dengan cekatan, dia memesan taksi online. “Aku anterin kamu pulang dulu, ya,” katanya tanpa basa-basi.

Nasya yang sedang asyik memerhatikan orang lalu-lalang di luar rumah sakit, langsung menoleh. “Hah? Kamu yang sakit, Bima. Jangan malah repot anterin aku pulang.”

Bima tersenyum tipis. “Gapapa, kan rumah kamu searah sama arahku.”

Nasya menyipitkan mata, skeptis. “Aku ini gak apa-apa sendiri. Lagian kamu itu butuh istirahat.”

Bima mengangkat bahu santai. “Tapi gak masalah juga kan kalau aku antar kamu?”

Nasya ngotot. “Gak perlu, beneran. Aku bisa pulang sendiri.”

Bima menatap Nasya sebentar, lalu tersenyum nakal. “Rumah kamu deket lokasi proyek, kan? Soalnya tadi aku lihat kamu belanja di deket situ.”

Mata Nasya melebar. “Emang iya. Kenap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status