“Saya mau mendaftarkan anak-anak saya,” ucap Samantha di kantor pendaftaran Sekolah Anak Panah. Dia mengulurkan cek itu sebagai pembayaran, bersamaan dengan formulir pendaftaran anak kembarnya ditambah hasil evaluasi online yang sudah diambil anak-anaknya jauh sebelum mereka pindah ke Kota Bekasi. Akademi menawarkan diskusi dan penilaian online, yang difasilitasi secara langsung oleh salah satu gurunya sebagai pilihan bagi siswa yang mendaftar dari kota lain. Inilah alasan utama Samantha memilih Sekolah Anak Panah.Dia memperhatikan bagaimana wanita yang bertanggung jawab terkejut dengan kertas di tangannya, dan wanita yang sama berdiri untuk menelepon beberapa meter dari konter tempat Samantha menunggu dengan sabar. Ketika wanita itu kembali, Samantha diberitahu, "Nona Wijaya, Anda dapat mengantar anak-anak itu ke gurunya. Mereka berdua ditempatkan di Kelas K1-Kebaikan. Seorang asisten guru akan segera bersama Anda untuk menemani Anda."“Saat Anda kembali, kepala sekolah ingin berbi
Di kantor CEO Perusahaan Berlian Waskito, Ethan Waskito terus mengetukkan jemarinya di mejanya, tidak bisa lanjut bekerja karena memikirkan hasil tes. Ethan memeriksa arlojinya dan menyimpulkan mungkin perlu setengah jam lagi untuk menyelesaikan tes tersebut. Namun yang mengejutkan, dia menerima telepon yang telah dia tunggu-tunggu, setengah jam lebih awal. Dia menyipitkan matanya, melihat nomor di ponselnya. Dia dengan tenang bersandar di kursinya sambil menjawab panggilan. Dia berkata, "Aku mau tahu hasilnya.""Pak Waskito, anak-anak tersebut lulus penilaian. Mereka sebenarnya sangat cerdas, layak menerima beasiswa yang Anda tawarkan," kata wanita di sambungan telepon. “Saya mengembalikan cek yang dia berikan sebagai pembayaran, persis seperti yang Anda perintahkan.”Ethan mengangguk setuju dan berkata, "Bagus. Bu Kurniawan, terima kasih telah melakukan tugas Anda. Kami akan terus mendukung akademi dengan cara apa pun yang kami bisa, tetapi untuk saat ini, program beasiswa sudah di
“Pak Waskito, Anda ada rapat mendadak,” ujar John Ginting setelah memasuki kantor CEO.Perkataan John membuat Ethan mengerutkan wajahnya, dan dia berkata, “Aku tidak menerima permintaan rapat mendadak. Kamu juga tahu soal ini, John …”“Pak, ini Bapak dan Ibu Koesnadi dari Pontianak. Mereka jauh-jauh dari ujung Indonesia.” John menganggukkan kepalanya sebelum menjelaskan.“Mereka kebetulan sedang berada di sini, sehabis mengunjungi kerabatnya di Bekasi, jadi mereka sekalian ke sini untuk mengunjungi Anda.”John melanjutkan perkataannya, “Itulah yang mereka katakan. Tapi kalau perkiraan saya, mereka mungkin tengah menilai apakah kota ini cocok untuk bisnis mereka atau tidak.”Wajah Ethan dikerutkan. Dia melihat ke jam dan melihat hanya tinggal setengah jam lagi menuju pukul dua siang dan dia menantikan pertemuannya dengan si koki.Sayangnya, Bapak dan Ibu Koesnadi adalah orang yang sangat penting yang harus dia temui.Mereka pemilik dari taman hiburan terkenal se-Asia, bahkan yang terbai
Dua puluh menit yang lalu. Seorang petugas kebersihan wanita tengah membersihkan karpet lantai delapan belas dengan penghisap debu. Dia menyadari seseorang mencolek punggungnya. Si petugas kebersihan itu menunda pekerjaannya saat melihat dua anak kecil nan menggemaskan itu. “Halo, bisakah kami ditunjukkan ke arah ruangan rapat utama?” Tanya Kyla dengan senyuman hangatnya yang biasa. “Um ...” Si petugas kebersihan itu terlihat kebingungan akan mengapa ada anak-anak di sini, tetapi mereka segera memberikan alasan. "Ayah kami ada di ruang rapat utama," tambah Kyla sebelum dia kembali tersenyum berseri. “Oh. Ke arah sana,” wanita itu menunjuk ke suatu arah dan berkata, "Ambil belok kanan saja, dan ruangan yang terletak di paling tengah adalah yang kalian cari.”"Terima kasih, Bu. Semoga harimu menyenangkan," ucap Kenzo sebelum menarik tangan Kyla. Saat keduanya berjalan melewati berbagai ruangan yang memisahkan bagian kantor, mereka bertemu dengan karyawan yang terkejut melihat ana
Asisten Ethan yang lain, Yoel, mengantar pasangan Koesnadi itu keluar dari ruang rapat dan ke lobi bangunan.Namun, CEO perusahaan yang hebat itu, ditinggalkan dengan dua anak kecil, yang mengklaim dia sebagai ‘Ayah’ mereka.Meskipun menjadikannya seorang Ayah secara tiba-tiba, dia harus berterima kasih kepada anak-anak tersebut atas perpisahan yang menyenangkan antara dia dan pasangan Koesnadi. Jadi dia menoleh ke arah gadis kecil yang masih berada di pelukannya dan berkata, “Terima kasih atas bantuannya. Untuk itu, kamu boleh meminta apa pun yang kamu inginkan.”Kyla dengan tangan kecilnya memeluk Ethan dan berkata, "Sama-sama, Ayah!" Dia meletakkan jari di dagunya sebelum bertanya, "Aku ingin donat isi krim!"“Ayah, aku beri tanda centang pada daftar di sini. Ini adalah ciri-ciri Ayah kami. Semua itu, ada di diri Ayah. Oleh karena itu, kami simpulkan, kamu adalah Ayah kami," ujar Kenzo tiba-tiba sambil menunjukkan tabletnya kepada Ethan. Rasa penasaran menghampirinya sehingga Ethan
“S-Saya rasa itu akan baik-baik saja." Dia tidak dapat menahan alisnya yang menyatu sebelum Samantha menjelaskan, “Maksud saya, hanya satu kali makan malam, ‘kan?”“Ya, hanya satu kali makan malam. Kenapa? Apakah kamu mengharapkan makan malam lagi?" Ethan bertanya sambil mengangkat dagunya ke arah Samantha. Dengan bibir ternganga, dia berpikir, ‘Bagaimana mungkin kata-kataku ditafsirkan seperti itu?’"Um. Tidak! Tentu saja tidak," kata Samantha dengan canggung. "Satu makan malam.""Bagus. Kalau begitu aku akan suruh sopirku mengantarmu dan anak-anak ke hotel," ujar Ethan. "Oh, tidak usah, tidak perlu," kata Samantha sambil mengangkat telapak tangannya mendengar tawarannya. "Harus. Kamu sekarang adalah istri rahasiaku," jawab Ethan. “Sejauh yang kami tahu, Bapak dan Ibu Koesnadi masih menunggu di luar, mengamati gedung itu.”Setelah menelepon asistennya dan memberikan instruksi, Ethan berkata, "Aku akan meminta John menghubungimu lagi ketika kita akan merencanakan makan malamnya.""B
“Pak Waskito, saya minta maaf, tetapi catatan Nona Wijaya tersegel!” Seru Aiden, si peretas yang dipekerjakan Ethan untuk menyelidiki Samantha."Apa maksudmu tersegel?" Tanya Ethan sambil mendekatkan telepon ke telinganya. Dia sedang bersandar di kursinya, benar-benar kecewa dengan laporan yang diberikan oleh Aiden. "Oh, saya punya rincian dasarnya dan itu seperti apa yang Anda pikirkan. Dia adalah putri Jenderal Wilson Wijaya," Aiden melaporkan. "Saya menemukan surat nikah antara Ibu Nona Wijaya, Sarah Claudia, dan milik Wilson Wijaya.""Dan tidak ada Wilson Wijaya lain yang tinggal di kota itu atau kota-kota tetangganya," tambah Aiden. "Mungkin saja sang jenderal ...""Jangan bilang mungkin, Aiden!" Ethan membalas, meninggikan suaranya. "Aku tidak ingin ketidakpastian!"“Masalahnya Pak, sebagian besar catatannya ditutupi dari dalam militer itu sendiri. Jadi, saya hanya bisa menyimpulkan Nona Wijaya ada hubungannya dengan militer. Lagipula, saya melihat beberapa foto lama dari bebera
"John, ayo kita menemui Nona Wijaya," ajak Ethan Waskito kepada asistennya. Dia keluar dari kantor CEO tanpa pemberitahuan, menyuruh John bersiap-siap untuk pergi. Hal itu mengakibatkan John Ginting panik. John memeriksa waktu dan berkata kembali, "Pak, ini masih jam empat empat puluh sore. Saya pikir Anda akan menemuinya jam enam?"Dengan mata menyipit ke arah asistennya, Ethan menjawab, "Kita tidak boleh membiarkan lalu lintas untuk memperlambat kita ... bukan? Aku tidak pernah terlambat untuk memenuhi janjiku.""Baik! Benar! Saya akan panggil supirnya, Pak," ucap John sambil panik mengambil barang-barangnya. “Apakah Edgar sudah mendapatkan apa yang diminta Kenzo?” Tanya Ethan sambil berjalan menuju lift. "Iya, Pak. Seharusnya dia membawanya ke dalam mobil," John meyakinkan. Hanya dalam hitungan menit, mereka berjalan ke lobi gedung dan keluar ke tempat mobil Maybach hitam milik Ethan sudah menunggu. Seperti biasa, Ethan tetap berada di belakang, dengan John duduk di sebelah pen
Saat mendengar nama Clayton Salim dan Annie, saudara tirinya, Samantha ragu untuk menghampiri ruangan mereka.Wajahnya memucat saat memikirkan akan bertemu dengan ibu serta saudara tirinya, apalagi ayahnya. Tapi, yang mendorongnya untuk tetap maju adalah manajer bagian makanan dan minuman yang meyakinkannya. Kalau kata beliau, “Ini akan jadi publikasi yang bagus bagi hotel, Koki Sam! Aku yakin bos akan menyukainya!”“Sepertinya kamu ragu, Koki Sam.” Dari pojokan dapur, terdengar Koki Maul yang tengah mengamati pergerakan Samantha. Dia tidak tahan untuk berkomentar saat mendengar keraguan di wajahnya.Samantha berdeham dan membalas, “Ah … Aku hanya tidak terbiasa berbicara di depan orang banyak, tapi sepertinya ini bagian dari pekerjaanku.”Dia lalu memaksakan senyumnya dan berkata, “Biarkan aku memberi arah tambahan pada para koki lalu aku akan ke sana.”“Akan kutemui kamu di ruang rapat dua karat, Koki Sam,” ujar si manajer sambil berjalan keluar dari dapur.Samantha tidak perlu waktu
Di dalam ruang rapat dua karat, seluruh tamu Clayton Salim serta Annie Wijaya tengah menikmati makanan di depan mereka. Dimulai dengan sepiring taco udang sebagai makanan pembuka, mereka sungguh takjub akan kombinasi menawan ini. Sebuah udang ditaruh di atasnya dengan dihias banyak guacamole di bawahnya dan taco itu berukuran kecil. Mereka merasa memakan tiga buah dari masing-masing piring mereka tidaklah cukup. Ketika salad disajikan, lebih banyak pujian lagi terdengar sebab mereka merasakan rasa baru dari hidangan sayuran itu. Di meja di mana pasangan tunangan itu terduduk, Annie Wijaya mengamatinya lalu berkata, “Aku tidak ingat salad ini akan digabung bersama semangka. Apakah aku salah?”Setelah menelan saladnya, Clayton menjawab, “Tidak. Bahkan sausnya terasa berbeda. Rasanya lebih creamy dan sedikit lebih manis. Sepertinya mereka memberi beberapa perubahan, tapi aku menyukainya.”“Ini bahkan kombinasi yang bagus pada makanan yang tadi,” ujar teman baik Keluarga Salim, ujar Be
Samantha baik-baik saja kalau Maul tidak membantunya di persiapan makan malam, tapi apa yang mengganggunya adalah dia memiliki pengikut di dapur, di antara para staf senior. Salah satu asisten koki bernama Deana, sepuluh koki pemegang bagian-bagian tertentu dan empat koki junior bergabung dengannya untuk mengetes kemampuan Samantha dalam mengelola dapur. Mereka berpendapat bahwa mereka yakin Maul-lah yang seharusnya jadi koki eksekutif dan bukan Samantha. Di dalam benak Samantha, dia berpikir, “Beraninya mereka! Mereka bahkan tidak takut bahwa aku istrinya Ethan.”“Yah, aku tidak begitu mengenalmu, tapi aku takut kehilangan pekerjaanku!” ujar salah satu koki bagian sayuran bernama Juli. “Aku akan membantumu.”“Aku juga membantumu! Aku memiliki dua anak!” ujar salah satu koki junior. “Sepertinya aku akan lembur,” ujar salah satu asisten koki bernama Anthony. Seharusnya dia tidak bekerja lagi sebab dia sudah bekerja sejak waktu sarapan, tapi karena keadaan, dia memutuskan untuk tingga
Di pagi Senin, Ethan menuruni tangga dengan mengernyitkan dahinya.Ketika dia melihat seorang pelayan yang membersihkan ruang tamu, dia bertanya, “Di mana istriku?”“Pak, Nyonya Waskito tengah memasak sarapan bagi anak-anak,” balas pelayan. Ethan segera bergegas ke dapur dengan masih mengernyitkan dahinya. Ketika dia melihat Samantha menyiapkan sarapan, dia mendekatinya dan mematikan kompor. “Ethan!” Saat Samantha berseru, Ethan membalikkannya agar dia menatapnya. Dia melingkari lengannya di sekitar pinggang kecilnya dan berkata, “Sam, aku bukan tipe pria yang menuntut.”Sembari menutup matanya, dia meletakkan dagunya di bahu Samantha sebelum menambahkan, “Aku ini sibuk, dan sekarang ini aku ingin bangun tidur dengan melihat wajahmu di setiap pagi.”Samantha tengah memegang spatula saat Ethan membalikkan tubuhnya. Tangannya masih terangkat dan badannya dipegangi secara erat oleh suaminya. Saat mendengar perkataan Ethan, pipinya memerah sambil mengerlingkan pandangannya akan reaksi
Setelah makan malam itu, Samantha mendapat undangan lagi dari Amanda. Kali ini, mereka berbicara di ruang perpustakaan. “Sam, aku sangat bahagia karena aku menyimpan seluruh kenanganku bersama Sarah selama bertahun-tahun ini,” terang Amanda. Dia tengah memegangi sebuah kotak kardus yang berisikan album dari foto-foto lama dan flash disk yang berisi kenangan dari Sarah Claudia Wijaya, ibunya Samantha. Amanda duduk di sebelah Samantha dan menjelaskan, “Ini ada beberapa foto serta video di flash disk. Ada beberapa acara lama di mana aku dan Sarah pergi ke sana bersama dan kebetulan sempat kurekam.”Dia meraih sebuah album foto dan membukanya. Seraya menunjuk pada foto pertama, dia berucap, “Ini saat tahun pertama kami berkuliah. Kami suka sekali memfoto area sekitar kampus, bahkan saat kami menghadiri pertandingan sepak bola. Kami selalu bersama! Rasanya seperti kami ini sepasang kembaran!”“Wah ... Dia cantik sekali dan begitu bersinar,” ujar Samantha saat melihat foto ibunya yang masi
Melihat dirinya di depan cermin meja riasnya, Samantha berbalik dan berkata, "Aku gugup."Dia menoleh ke Ethan dan bertanya, “Bagaimana penampilanku?”“Kamu terlihat seperti … istriku,” katanya sebelum menyeringai. "Pfft! Ethan, tolonglah," jawabnya sebelum mengamati gaun malamnya untuk malam itu. Samantha mengenakan gaun berdesain vintage dengan berenda dan bertali spageti berwarna hijau mint yang menjuntai hingga ke lutut. Bilah bahunya yang indah dan lehernya yang ramping terlihat jelas terpampang berkat desain lemari pakaiannya. Ethan dan Samantha, bersama Diana, ditambah anak-anak, akan berangkat ke rumah Keluarga Waskito, yang jaraknya hanya satu blok.Samantha kembali khawatir, karena dia akan bertemu Kakek dan Nenek Ethan untuk pertama kalinya. Sembari mngeluarkan kotak beludru dari sakunya, Ethan lalu mengalungkan kalung emas yang sederhana namun terlihat elegan di lehernya. Dia membungkuk dan mengecup sisi wajahnya dan berkata, "Kamu terlihat cantik dalam segala sisi. Ja
Tangan Samantha semakin menekan dada Ethan yang kokoh. Dengan pelan, dia tersentak saat dia melepaskan ikatan tali atasannya. Dia menutup matanya sambil menanggapi ciuman panasnya. Saat merasakan tangannya, perlahan turun dari leher ke dadanya, tubuhnya gemetar akan sensasi kenikmatan. Saat dia merasakan tangan pria itu merayap ke payudaranya yang telanjang, dia tersentak dan mendesah, "Astaga!"Dia tidak dapat membayangkan kepuasan yang baru saja dia rasakan. Tangannya terasa hangat di atasnya, dan dia membelainya dengan lembut, menggerakkan jari-jarinya di antaranya, sambil mencicipi mulutnya dengan penuh gairah. Samantha memperhatikan suaminya melepaskannya. Matanya tertutup sambil menatapnya hanya dengan hasrat. Ethan memberi Samantha ciuman lagi sebelum dia mengecup sudut mulutnya. Dia pindah ke rahangnya dan kemudian ke lehernya, mencium sambil dengan lembut menghisap kulitnya yang lembut dan manis."Aaahhh!" Desahan penuh gairah keluar dari mulut Samantha, bersamaan dengan
Bibir Samantha membulat, bersiul tanpa suara saat melihat Ethan keluar dari area lanai. Dia hanya mengenakan celana renang Calvin Klein dan memegang kemeja di tangannya. Matanya beralih ke sisi lain area kolam, berpikir, 'Sial. Apakah dia melakukan itu dengan sengaja?'Dia belum pernah melihat pria dengan pinggang sekecil itu seumur hidupnya. Itu sempurna untuk disentuh!Ethan bukanlah tipe pria berotot besar, tapi dia memiliki tubuh yang tegap. Dia membentuk perut yang cukup di perutnya untuk membuatnya tetap ramping dan tampak memukau. Dia memiliki cukup otot di bisep dan kakinya yang panjang. Sementara Samantha berusaha mengalihkan pandangannya, dia mencuri pandang satu atau dua kali sambil mendorong pelampung Kyla ke tengah kolam dewasa!"Bu! Aku takut!" Kyla berteriak dengan mata terpejam. "Jangan, ada pelampung di sekitarmu. Pegang erat-erat sayang," Samantha terkekeh sambil menyusul Kyla. "Aku datang!" Kenzo mengumumkan, menguatkan dirinya untuk melompat ke kolam. Dia mengen
Mengambil napas dalam-dalam, Samantha menguatkan dirinya, melihat bagaimana Ethan bergerak maju. Jelas sekali, mereka sedang berciuman panjang dan panas, seperti yang telah dia sinyalkan selama ini. Dia berbaring di tempat tidur besar, merasakan jantungnya berdebar kencang di tulang rusuknya. Samantha masih sangat kewalahan melihat dia berada dalam pelukan Ethan Waskito.Dia tampan, jelas seksi, dan pintar, dan dia adalah Ayah dari anak-anaknya. Pria yang sama ini sekarang adalah suaminya, dan dia menatap langsung ke matanya, dipenuhi dengan keinginan yang jelas, siap untuk memakannya. Tangannya yang besar namun lembut membelai pipinya dan menyapukan ibu jarinya ke bibir merah mudanya. Sentuhannya membuatnya gemetar, memberinya sensasi aneh yang familiar di perutnya. Selalu seperti ini pada Ethan. Dengan cara pria itu menyentuh atau menciumnya, dia sering kali mendapati dirinya berada dalam euforia yang tidak dapat dijelaskan, yang belum pernah dia alami sebelumnya. Matanya menja