Kenyataan membuktikan bahwa Tommy memang orang yang pendendam. Tommy mulai membalas perbuatan Yolanda. Hari ini, Yolanda jalan-jalan ke mal. Baju yang dibelinya minggu lalu sudah dipakai dan dia mengincar beberapa baju model baru."Aku mau semua baju ini," ucap Yolanda. Dia meletakkan 2 potong baju di atas meja kasir dan berujar, "Catat dulu tagihannya."Saat Yolanda berniat untuk istirahat di samping, staf toko memanggil Yolanda, "Nona Yolanda, tunggu sebentar."Yolanda yang agak kesal berbalik dan bertanya, "Ada apa?"Staf toko tahu sifat Yolanda, tetapi dia memberanikan diri untuk menjawab, "Nona Yolanda, kami nggak bisa mencatat tagihan lagi."Yolanda menghampiri meja kasir dan berseru, "Apa?"Staf toko mengulangi ucapannya lagi.Yolanda yang marah memelototi staf itu sembari membentak, "Apa kamu nggak kenal aku? Aku sering belanja di toko kalian, apa kamu nggak tahu? Kalian nggak mau aku datang ke toko ini, ya?"Staf toko agak ketakutan saat berbicara, "Nona Yolanda, bukan kami ya
Juanita teringat saat dia mengandung Jingga dulu, dia sangat kesusahan dan tidak ada seorang pun yang bisa diandalkannya. Namun, sekarang Tommy sangat protektif kepada Juanita. Setiap tindakan Tommy membuat Juanita tersentuh. Rasanya sungguh bahagia disayangi oleh seseorang.Sekarang, Tommy sudah membuat rencana. Juanita sedang hamil, jadi situasinya pun berbeda. Tommy ingin segera mengadakan resepsi pernikahan, keesokan harinya Tommy langsung menyuruh bawahannya untuk mempersiapkan urusan pernikahan. Tommy ingin mengadakan pernikahan yang paling mewah di dunia untuk Juanita.Entah bagaimana caranya orang tua Tommy mengetahui hal ini. Soraya langsung mendatangi rumah Tommy setelah mendengar kabar ini."Ma, kenapa kamu tiba-tiba datang?" tanya Tommy. Dia agak terkejut melihat kedatangan Soraya.Soraya memandang Tommy dengan sinis seraya bertanya balik, "Kenapa? Kamu nggak menyambut kedatanganku?"Tommy melanjutkan pekerjaannya sembari menjawab, "Mana mungkin aku nggak menyambutmu?" Dia
Setelah mendengar ucapan Tanya dengan serius, raut wajah Lisa berubah drastis. Lisa tampak ketakutan saat berucap, "Kamu ... kamu mau ... anak dalam kandungan itu. Tapi ... Pak Tommy begitu hebat. Kalau ketahuan, aku pasti mati!"Tanya melirik Lisa sekilas, dia tidak peduli dengan ketakutan Lisa. Tanya berkata dengan tegas, "Aku nggak menyuruhmu untuk melakukannya secara terang-terangan. Kalau nggak mau ketahuan, tentu saja kamu harus memutar otakmu."Lisa tertegun sejenak, lalu bertanya, "Memutar otak? Maksud Nona Tanya ...."Tanya tertawa dan menjelaskan, “Gampang sekali, kamu bisa mengambinghitamkan orang lain atau ... buat seolah-olah semua itu terjadi secara nggak sengaja. Dengan begitu, Tommy pasti nggak akan mencurigaimu. Dia hanya akan menganggap Juanita terlalu sial.”Lisa mengatupkan bibirnya, dia tetap terlihat ragu-ragu. Lisa tidak yakin dirinya bisa menjalankan rencana ini dengan lancar. Lagi pula, Juanita adalah orang baik, apa dia harus melakukan hal ini?Ekspresi Tanya
Asisten Juanita menjamin, "Jangan khawatir. Serahkan saja padaku. Aku pasti akan menanganinya dengan baik.""Oke. Aku percaya dengan kemampuanmu," ucap Juanita sambil mengangguk.Meskipun perekrutan asisten tidak dilakukan oleh Juanita, dia sangat memahami kemampuan asistennya karena telah bekerja bersamanya begitu lama. Kemampuan para staf di kantornya memang tidak dapat diremehkan, terutama mereka yang mampu menjadi asisten."Oke. Aku pamit dulu." Usai berkata demikian, asistennya langsung pergi.Tak lama kemudian, Lisa membuka pintu dan berjalan masuk. Juanita mengangguk ke arahnya, lalu menyapa sambil tersenyum, "Bi Lisa."Lisa juga mengangguk dengan penuh hormat sebelum berkata, "Bu, ini adalah sup sarang burung walet yang khusus kubuat untuk menutrisi tubuhmu."Belakangan ini, Juanita telah muak mengonsumsi suplemen. Namun, mengingat anak di dalam perutnya yang membutuhkan nutrisi, dia terpaksa mengulurkan tangan dan mengambil mangkuk itu dari Lisa. Setelah itu, Juanita langsung
Juanita menggeleng tanpa bermaksud untuk berhenti, lalu dia menjelaskan, "Nggak bisa. Aku nggak tenang kalau orang lain yang menyiapkan barang Jingga. Lebih aman kalau aku yang melakukannya. Apalagi, ini bukan pertama kalinya aku hamil. Aku tahu batasan, jadi kamu nggak usah khawatir."Pada kehamilan pertama, Juanita melakukan segalanya sendiri tanpa bantuan siapa pun, baik mencuci pakaian ataupun memasak. Saat ini, dia sudah memiliki pengalaman.Mendengar perkataan ini, Tommy makin tidak tega melihatnya. Dia bergegas maju untuk merangkul pinggang Juanita sembari mengingatkan, "Kalau begitu, kamu harus lebih hati-hati. Jangan sampai terlalu lelah, apalagi membiarkan anak di perutmu kelelahan."Juanita menjawab sambil tersenyum, "Iya."Sementara itu, Jingga yang melihat tindakan orang tuanya tiba-tiba bergegas maju dan merebut pakaian di tangan Juanita. Ketika menyadari pakaian di tangannya tiba-tiba menghilang, Juanita pun menatap putranya dengan heran.Tidak disangka, Jingga malah ber
Pertandingan tim masih berlanjut dan situasinya masih sangat sengit sekarang. Di bawah panggung, banyak penggemar yang bersorak. Mereka hendak memberikan dukungan dan semangat untuk kedua tim.Saat melihat adegan ini, Juanita merasa sangat tegang, seolah-olah kembali ke saat pertama kali Jingga ikut dalam turnamen. Kala itu, dia tidak tahu banyak tentang kemampuan bermain game putranya. Juanita hanya tahu bahwa Jingga cukup berbakat, tetapi tidak menyangka bahwa dia akan makin unggul di bidang ini.Saat ini, seseorang mulai berbisik, "Menurutku, Team AY tidak lagi memiliki keunggulan yang begitu besar."Orang lain yang setuju pun buru-buru berkata, "Iya. Sepertinya, meskipun tim lawan nggak begitu terkenal, tapi mereka cukup hebat."Dari sekian banyak penonton, banyak di antara mereka adalah penggemar yang datang khusus untuk mendukung Team AY. Begitu mendengar komentar seperti itu, kebanyakan dari mereka mulai merasa kesal.Pada saat ini, situasi di atas panggung tiba-tiba mengalami p
Pada akhirnya, pelatih Team AY hanya dapat membawa anggota timnya pergi dengan kesal. Melihat kepergian mereka, suasana hati Juanita terasa agak rumit. Dia hanya berharap bahwa pelatih itu tidak melampiaskan emosinya pada mereka lagi setelah pulang nanti. Terlepas dari segalanya, pertandingan hari ini sudah berakhir dan Jingga berhasil memenangkan pertandingan awal."Jingga, kamu jago banget hari ini," puji Juanita. Kemudian, dia langsung menekan kedua pipi putranya dan menciumnya dengan penuh semangat. Di hadapan begitu banyak orang, wajah Jingga merah tersipu karena diperlakukan seperti itu oleh ibunya.Sementara itu, pelatih dari tim Jingga, Hasan, berkata sambil tersenyum, "Jingga, kamu tampil sangat baik hari ini."Jingga menggaruk kepalanya, lalu berkata dengan tidak enak, "Hari ini, semuanya sangat hebat. Kalau bukan karena usaha bersama, kita nggak akan mungkin bisa mengalahkan Team AY."Mendengar ini, Hasan pun mencubit pipi Jingga sambil berkata, "Kenapa kamu tiba-tiba menjad
Terkadang, anak-anak harus bersikap lebih santai supaya sifatnya tidak terlalu kaku. "Baiklah," balas Hasan. Begitu Juanita bersuara, Hasan tentu saja tidak berani mengatakan apa-apa lagi. Dia bukan takut pada Juanita, melainkan takut pada ayah dari anak itu. Hasan memesan set makanan yang sesuai dengan selera mereka. Setelah itu, dia menuju ke tempat duduk yang dipilih oleh anak-anak. Lantaran makanannya masih belum dihidangkan, anak-anak pun hanya minum air sembari membicarakan peristiwa yang terjadi pada pertandingan hari ini. Juanita tidak ikut membahasnya karena dia tidak paham dengan pertandingan tersebut. Ketika memikirkan kejadian di perjalanan barusan, Juanita memanfaatkan kesempatan ini untuk memberi tahu Tommy. "Kalian tunggu di sini, aku mau keluar untuk menelepon," ucap Juanita sambil pergi mengambil ponselnya. Di sisi lain, Tommy langsung menjawab panggilan dari Juanita. "Apa kamu terus menatap ponselmu? Kamu cepat sekali menjawabnya," sahut Juanita yang terkejut ka
Setelah Tommy selesai bicara, Juanita yang merasa bersalah menunduk. Hati Tommy melunak saat melihat sikap Juanita, tetapi Tommy harus menegaskan beberapa hal kepada Juanita. Bagaimanapun, Tommy tidak ingin mengalami hal yang menakutkan seperti ini lagi.Tommy berujar, "Juanita, waktu itu aku benar-benar nggak menyangka kamu berani bersembunyi dariku. Apa kamu tahu aku takut sekali nggak bisa menemukanmu?"Juanita yang merasa bersalah sama sekali tidak berbicara. Tommy tertawa dan melanjutkan ucapannya, "Setelah menemukanmu, aku masih merasa kesal kepadamu karena kamu nggak percaya aku bisa menyelesaikan masalah ini, kamu bahkan berniat meninggalkanku. Jadi, sekalipun aku tahu keberadaanmu, aku juga sengaja nggak mencarimu. Aku mau kamu tahu apa yang kurasakan supaya kelak kamu nggak berani meninggalkanku lagi."Kelak Juanita tidak akan meninggalkan Tommy lagi. Juanita yang merasa sedih memeluk Tommy dengan erat. Dia tahu kali ini dirinya telah membuat Tommy ketakutan. Setelah melihat
Keluarga Saloza masih merasa kesal setelah meninggalkan lokasi pernikahan. Kenapa pernikahannya bisa berakhir seperti ini? Jelas-jelas, semuanya berjalan dengan lancar dan Tanya hampir menjadi menantu Keluarga Ador. Namun, pengantin wanitanya malah menjadi orang lain dalam sekejap.Di luar lokasi pernikahan, ekspresi Tommy tampak lembut. Apalagi, dia sedang menggendong Juanita yang memakai gaun pengantin. Juanita memukul punggung Tommy sembari berkata, "Turunkan aku dulu."Tommy menuruti perkataan Juanita, sepertinya dia khawatir Juanita merasa tidak nyaman karena sedang hamil. Juanita bertanya, "Apa kita akan pergi sekarang? Bagaimana dengan keluargamu dan Keluarga Saloza?" Juanita khawatir masalah ini akan memengaruhi Tommy.Tommy malah mengalihkan topik pembicaraan, "Apa tadi kamu terkejut?"Juanita mengatupkan bibirnya dan tidak menanggapi ucapan Tommy. Sewaktu menyadari keberadaannya, jantung Juanita berdegup kencang. Namun ... kapan Tommy mulai merencanakan semua ini?Tommy melir
Pernikahan menjadi kacau sehingga tidak bisa dilanjutkan lagi. Para tamu mulai heboh karena tidak menyangka pernikahan bisa berakhir seperti ini. Kejadian hari ini telah mempermalukan kedua keluarga, jadi pengurus rumah segera bertindak dan menyuruh para pengawal untuk mengantar semua tamu keluar. Dengan demikian, kedua keluarga bisa menyelesaikan masalah hari ini.Akhirnya, hanya tersisa anggota dari kedua keluarga di lokasi pernikahan. Juanita yang tidak tahu harus berbuat apa merasa sangat panik. Hanya saja, Juanita tahu sekarang dia tidak boleh pergi. Dia harus menemani Tommy untuk menghadapi semua permasalahan, apalagi sekarang Tommy berada di sisinya.Keberadaan Tommy sudah cukup memberi Juanita rasa aman. Jadi, Juanita hanya panik sesaat, lalu dia berusaha menenangkan dirinya.Aula yang awalnya dipenuhi orang-orang seketika menjadi sunyi setelah para tamu lainnya pergi. Anggota Keluarga Saloza tidak menyangka Tommy akan bertindak seperti ini dan mempermalukan mereka. Semua anggo
Tommy tersenyum ketika mendengar jawaban Juanita. Tommy tahu Juanita pasti bersedia menikahinya. Tommy dan Juanita telah mengalami banyak rintangan, sekarang akhirnya mereka bisa menikah. Tommy tidak mungkin melepaskan kesempatan yang begitu bagus.Semua tamu merasa sangat senang melihat pasangan mempelai yang berdiri di atas panggung, kecuali Ruben. Dia terus mengamati Juanita dan merasa ada yang tidak beres, terutama saat Juanita bersuara. Ruben pernah bertemu dengan Tanya. Meskipun mereka jarang berhubungan, Ruben bisa mengenali suara Tanya.Tadi, suara wanita itu memang sangat mirip dengan Tanya, tetapi Ruben merasa wanita itu bukan Tanya. Sebenarnya, Ruben ingin mengekspos mereka. Hanya saja, Ruben tidak terlalu yakin sehingga tidak berani bertindak gegabah. Kemudian, pendeta berucap, "Selanjutnya, saatnya sepasang mempelai bertukar cincin."Juanita gemetaran begitu mendengar suara pendeta. Hanya tinggal selangkah lagi, Juanita akan menjadi istri Tommy secara sah dan anaknya bisa
Di dalam aula, Tommy berdiri di depan pendeta sembari menunggu pengantinnya dengan sabar. Di bawah tatapan serius orang-orang, pintu akhirnya dibuka, lalu disusul oleh sosok cantik yang berjalan masuk. Wajah wanita itu ditutup oleh kerudung, jadi mereka tidak bisa melihat parasnya. Sementara itu, gaun yang pas badan membuat si pengantin tampak sangat menawan."Wow, pengantinnya cantik sekali!""Benar, mereka memang serasi!"Para tamu mulai memuji sembari bertepuk tangan. Pada saat yang sama, banyak kelopak bunga yang berjatuhan.Ketika mendengar suara-suara itu, Juanita sungguh terkejut. Dia tidak menduga hasilnya akan menjadi seperti ini.Tangan Juanita terkepal erat. Dia tidak bisa menahan perasaan gugup ini. Sebuah pemikiran yang tidak pernah ada bahkan tiba-tiba muncul dalam benaknya, yaitu melarikan diri dari tempat ini.Orang yang berjalan di samping Juanita merasakan keanehan ini. Dia pun berbisik, "Demi masa depan anakmu, kamu harus terus berjalan."Juanita merasa dirinya sedan
Beberapa saat kemudian, mobil akhirnya tiba di suatu tempat. Juanita pun dibawa turun oleh kedua pengawal itu.Juanita tidak berteriak-teriak lagi sekarang. Dia berusaha untuk tenang meskipun merasa sangat takut. Kini, banyak adegan penculikan dan pemerkosaan yang terlintas di benaknya.Entah sudah berapa kali Juanita hampir mengalami peristiwa seperti itu. Makin dipikirkan, dia merasa makin getir.Namun, yang menyambutnya bukanlah suara galak pria. Juanita seperti dibawa ke suatu tempat, lalu mendengar suara beberapa orang wanita."Bawa dia masuk," perintah seorang wanita dengan tegas. Kemudian, Juanita pun dibawa masuk oleh kedua wanita.Setelah melewati tirai, kedua wanita itu mengulurkan tangan dan membantu Juanita melepaskan baju. Juanita sontak panik. Dia berteriak, "Apa yang kalian lakukan? Aku bisa menuntut kalian kalau macam-macam!"Kedua wanita itu tidak berbicara, melainkan terus membantu Juanita melepaskan pakaiannya. Mana mungkin Juanita membiarkannya begitu saja, dia pun
Meskipun berpikir demikian, para wanita muda itu tidak memiliki latar belakang seperti Tanya. Jadi, mereka tidak bisa menjadi istri dari pria terhebat di Kota Andara. Mereka hanya bisa menjadi saksi dari pernikahan ini. Bagaimanapun, ini sudah merupakan suatu kehormatan bagi mereka.Saat ini, Tanya yang berada di kamar rias menggigit bibirnya karena tidak bisa mengontrol perasaannya. Kalau bukan karena harus menjaga citranya yang lemah lembut, dia pasti sudah melompat dan berlari kegirangan, lalu memberi tahu semua orang di dunia ini bahwa dirinya akan menjadi istri Tommy.Ruben dan Yolanda juga berada di kamar rias. Ketika melihat wajah cantik Tanya, Yolanda pun memuji, "Cantik sekali, kamu sudah pasti pengantin tercantik di dunia ini."Tanya pun menunduk sembari tersenyum manis. Melihat ini, Ruben segera memuji, "Siapa yang tidak jatuh cinta melihat kecantikan Nona Besar Keluarga Saloza?"Tanya menjadi besar kepala karena terus dipuji. Wanita mana yang tidak senang saat dipuji oleh p
Mendengar ini, terlihat keraguan pada ekspresi Harfi. Dia memang mengkhawatirkan Juanita, tetapi pekerjaannya sangat banyak belakangan ini. Memang agak repot baginya kalau harus datang ke rumah sakit setiap hari."Tapi, Kak ...." Harfi menggaruk kepalanya, tidak langsung menyetujui perkataan Juanita.Juanita tentu tahu bahwa Harfi agak sibuk belakangan ini. Itu sebabnya, dia menasihati, "Kamu sangat sibuk akhir-akhir ini. Aku benar-benar nggak enak hati kalau kamu terus datang.""Baiklah, untuk sementara waktu ini, aku nggak akan datang setiap hari. Tapi, kalau ada masalah, kamu harus menghubungiku," ujar Harfi sambil menatap Juanita dengan serius.Harfi khawatir Juanita tidak ingin dirinya cemas sehingga menutupi semuanya darinya. Mendengar ini, Juanita segera mengangguk dan mengiakan....."Telepon saja aku kalau ada masalah. Aku sudah menyewa perawat untukmu. Kamu cukup beristirahat dengan baik. Nah, kubelikan makanan karena takut kamu nggak cocok dengan makanan rumah sakit," ucap Y
"Ya, ya, aku bersumpah. Kalau aku memberi tahu Tommy, aku akan menjadi impoten. Sudah puas?" tanya Yosef sembari menatap Juanita.Kalau tidak sedang kesakitan, Juanita pasti akan merasa lucu mendengarnya. Namun, di situasi seperti ini, dia benar-benar tidak bisa tertawa. Juanita hanya menggigit bibirnya sambil berkata dengan serius, "Terima kasih."Yosef merasa agak malu melihat Juanita yang mengucapkan terima kasih dengan begitu tulus. Benar-benar bodoh, Tommy jelas-jelas sudah tahu semuanya. Dia tidak perlu menutupi apa pun dari pria ini.Yosef merasa lega melihat Juanita yang sudah lebih tenang. Namun, begitu teringat pada sumpahnya barusan, dia seketika merasa sangat getir. Entah dosa apa yang telah diperbuatnya sampai terlibat hal seperti ini.Sesudah melakukan pemeriksaan, Yosef pun menghela napas lega. Kondisi Juanita tidak separah yang dibayangkannya. Bagaimanapun, Tommy terdengar sangat panik saat meneleponnya barusan. Juanita baik-baik saja.Juanita yang berbaring di ranjang