Esok harinya, giliran Aying dan Lee yang akan pergi ke dunia luar untuk melawan pasukan iblis.Lingling dan Limdong kembali berlatih. Begitu juga dengan Yizi dan Yuzong. Ternyata, walaupun mereka berlatih metode latihan yang sama, namun pelatihan yang mereka dapatkan berbeda-beda. Buktinya saja, Limdong dan Lingling harus ada adegan berhubungan badan jika ingin menyempurnakan penggabungan kekuatan. Sedangkan Lee dan Aying, mereka tidak ada cara seperti itu."Apa kalian siap?" tanya Samchong."Siap, Guru!" jawab Lee dan Aying serempak."Aku sudah mendapatkan lokasinya," ujar Roh Penjaga bagian timur."Baiklah, serahkan padaku," sahut Roh Penjaga bagian barat.Tring...!Beberapa detik kemudian Lee dan Aying berhasil dibawa ke dunia luar oleh Roh Penjaga bagian barat."Apakah di sini tempatnya?" tanya Lee."Benar. Lihatlah ke arah sana. Ada desa kecil di sana. Dan desa itu nampaknya sudah dikuasai oleh pasukan iblis. Kalian harus cepat membereskannya sebelum seluruh warga di desa itu semu
Lee menambah kecepatannya dan kemudian langsung maju tepat berada di belakang Iblis yang akan mengayunkan senjatanya kepada Gadis itu.Slash!Untungnya, Lee lah yang mengayunkan pedangnya ke leher Iblis itu terlebih dahulu. Telat beberapa detik saja bisa dipastikan Gadis itu akan mati!"Kau sudah aman," ucap Lee. Kemudian Lee berjongkok di hadapan Gadis itu.Gadis itu pun membuka kedua matanya ketika mendengar suara manusia."Te-terima kasih, Tuan. Terima kasih!" ucap Gadis itu. Air matanya berlinang. Ia sudah merasa sangat ketakutan."Sudah tugasku untuk menolong kalian. Oh iya, namaku Lee," ucap Lee yang sambil mengulurkan tangannya."A-aku..., namaku Mia," jawab Gadis itu. Mia pun menyambut uluran tangan Lee dan berdiri."Baiklah Mia, apakah ada warga desa lainnya yang selamat?" tanya Lee.Mia hanya menggelengkan kepalanya dengan pelan."Jadi begitu. Maafkan kami karena datang terlambat," ucap Lee. Lee kemudian membungkukkan badannya."E-anu..., tidak, ini bukan salahmu Tuan Lee. I-
Lingling memegang wajah Limdong dan menatapnya sambil tersenyum. Limdong pun seperti terhipnotis. Jantungnya berdebar kencang. Tubuh Limdong pun tak mampu bergerak. Seperti ada sengatan listrik yang menyengat sekujur tubuhnya."Limdong..., perasaan yang kau miliki itu sama. Aku juga merasakan hal yang sama denganmu. Kalau begitu, aku memutuskan kita akan melakukannya!" ucap Lingling."Ta-tapi..., Lingling. A-aku , ak-""Sest...!" Lingling menekan bibir Limdong dengan jari telunjuknya."Tidak Lingling. Sebenarnya..., aku..., sekarang...," ucap Limdong."Kau mau melakukannya sekarang? Kalau begitu...," jawab Lingling. Wajahnya semakin memerah."Iya Lingling. Aku lapar! Jadi aku mau makan sekarang." ucap Limdong.Wajah merah Lingling yang semula merah karena malu, kini berubah menjadi merah karena marah!"Limdong...!" Lingling teriak ke atas langit.Limdong menutup kedua telinganya karena teriakan Lingling itu sangat memekikkan telinga!***Pada malam harinya, setelah selesai makan malam
Esok harinya, mereka melakukan seperti yang sudah direncanakan.Limdong dan Lingling terlihat sangat bersemangat hari ini. Mereka juga sebenarnya sudah rindu dengan dunia di luar hutan terlarang. Dan yang membuat mereka bertambah semangat lagi adalah menumpas prajurit pasukan iblis. Dendam mereka terhadap pasukan iblis sangatlah mendalam!Sedangkan Mia, ia sudah bersiap dan menunggu Samchong untuk menjalani latihan bela diri. Samchong akan melihat apakah Mia memiliki bakat atau tidak. Jadi, Samchong akan melatih dasar-dasarnya saja terlebih dahulu. Dan Samchong sebenarnya berharap kalau Mia memiliki bakat dalam bela diri. Karena semakin banyak murid yang kuat, akan lebih baik. Tujuan Samchong adalah mengalahkan Raja Iblis."Baiklah Mia. Mulai hari ini kau akan aku ajarkan ilmu bela diri. Tapi ingat, jika kau merasa tidak sanggup lagi, jangan memaksakan diri. Lakukan saja sesuai kemampuanmu. Karena efeknya akan menjadi buruk jika diri kita memaksakan dalam bela diri," ucap Samchong."Ba
Akhirnya Limdong langsung maju dan menyerang kedua Iblis yang memimpin pasukan iblis ituSlash...!Tring, tring, tring...!Tapi ternyata dua Iblis itu lumayan kuat. Mereka berhasil menangkis tebasan pedang milik Limdong menggunakan senjata gadai mereka."Roar...! Ternyata ada yang belum mati! Kau datang menghantarkan nyawa ya? Hahaha...!" ujar salah satu Iblis itu."Hehehe..., oh iya, sebelum kita lanjutkan, bolehkah aku bertanya sesuatu? Apakah kalian memiliki batu kekuatan?" tanya Limdong.Kedua Iblis itu kemudian saling pandang dan tertawa."Hahahaha...! Kenapa? Apa kau akan langsung menyerah kalau tahu kami memiliki batu kekuatan? Hahaha...! Memang benar, kami memiliki batu kekuatan. Jadi, menyerah saja. Atau..., kau mau menjadi bawahan kami? Hem?" jawab Iblis itu."Wah...! Bagus! Kalau begitu, aku akan mendapatkan kekuatan tambahan, hehe," ucap Limdong.Siuw...!Bugh!Bugh!Bugh!Tanpa ragu Limdong memukul kedua lawannya itu. Kedua Iblis itu sempat mundur beberapa langkah saat men
Limdong akhirnya mulai bosan dan akan mengakhiri pertarungannya dengan kedua Iblis ini."Sudah cukup main-mainnya. Aku akan membantu Lingling memberantas anak buah kalian," ucap Limdong.Bugh!Bugh!Bugh!Limdong memukul bagian dada salah satu Iblis itu. Tubuh Iblis itu pun terpental puluhan meter dan langsung mengeluarkan darah segar dari mulutnya.Tidak berhenti dengan itu saja, Limdong kemudian bergerak dengan cepatnya dan mematahkan kaki Iblis itu.Krak!Krak!"Argh...!" teriak Iblis itu.Kemudian tubuh Limdong mulai berubah. Bola matanya menjadi berwarna merah terang. Limdong melompat ke udara dan membuka mulutnya. Limdong akhirnya menembakkan bola api merahnya ke arah tubuh salah satu Iblis itu yang sudah tidak berdaya lagi.Siuw...!Boom...!Terdengar suara ledakan cukup keras.Tubuh Iblis itu ternyata berlubang di bagian dadanya."Gawat!" gumam Limdong.Hampir saja Limdong melenyapkan tubuh Iblis itu tanpa sisa. Padahal Limdong ingin mengambil batu kekuatan milik Iblis itu. Unt
Tak butuh waktu lama bagi mereka untuk kembali.Kali ini, barang bawaan mereka terlihat lebih banyak dibandingkan dua hari kemarin.Ketika mereka kembali, Limdong dan Lingling tidak melihat keberadaan Samchong dan teman-temannya. Ternyata yang lainnya sedang berlatih. Hanya ada Yingar dan Roh Penjaga bagian timur saja di sana."Oh, kalian sudah kembali? Bagus juga. Eh..., banyak sekali barang-barang ini?" ucap Yingar."Yah..., hanya kebetulan saja lebih banyak. Tapi sayang, kami datang terlambat," jawab Limdong. Limdong menundukkan kepalanya.Melihat itu, Lingling mengerti perasaan Limdong.Lingling langsung memegang wajah Limdong yang tertunduk dan menegakkannya. Tatapan mereka kembali bertemu."Limdong..., sudahlah. Kita sudah berusaha. Lagi pula ini bukan salahmu. Jangan bersedih dan menyalahkan dirimu sendiri seperti ini," ucap Lingling. Lingling pun tersenyum."Tapi...," jawab Limdong.Kemudian keadaan di sana menjadi hening.Kedua mata Limdong masih menatap kedua mata Lingling. B
Akhirnya Yizi dan Yuzong mau menerima batu kekuatan yang diberikan oleh Limdong itu.Namun, ketika Yizi dan Yuzong memegang batu kekuatan itu masing-masing, tidak ada reaksi apapun juga.Yizi memperhatikan batu kekuatan tumbuhan yang ada di telapak tangannya. Begitu juga dengan Yuzong yang memandangi batu kekuatan api yang yang ada di telapak tangannya."Eh? Ada apa ini? Apa kalian juga tidak berjodoh dengan batu kekuatan ini?" tanya Limdong heran."Kalau begitu biar aku saja yang mencobanya!" ucap Lee yang terlihat bersemangat.Peletak!"Kau ini ya! Bukankah kau pernah mengatai Limdong serakah karena memiliki lebih dari satu batu kekuatan?" ucap Aying. Aying juga menjitak kepala Lee."Hehehe..., iya iya iya..., maafkan aku," jawab Lee meringis."Em..., coba Yizi, Yuzong, kalian tukar batunya," ucap Lingling.Yizi dan Yuzong mengangguk dan menukar batu kecil yang mereka pegang itu.Dan ternyata benar, dugaan Lingling tidak meleset. Ketika batu kekuatan itu berpindah tempat, barulah ada