Akhirnya Yizi dan Yuzong mau menerima batu kekuatan yang diberikan oleh Limdong itu.Namun, ketika Yizi dan Yuzong memegang batu kekuatan itu masing-masing, tidak ada reaksi apapun juga.Yizi memperhatikan batu kekuatan tumbuhan yang ada di telapak tangannya. Begitu juga dengan Yuzong yang memandangi batu kekuatan api yang yang ada di telapak tangannya."Eh? Ada apa ini? Apa kalian juga tidak berjodoh dengan batu kekuatan ini?" tanya Limdong heran."Kalau begitu biar aku saja yang mencobanya!" ucap Lee yang terlihat bersemangat.Peletak!"Kau ini ya! Bukankah kau pernah mengatai Limdong serakah karena memiliki lebih dari satu batu kekuatan?" ucap Aying. Aying juga menjitak kepala Lee."Hehehe..., iya iya iya..., maafkan aku," jawab Lee meringis."Em..., coba Yizi, Yuzong, kalian tukar batunya," ucap Lingling.Yizi dan Yuzong mengangguk dan menukar batu kecil yang mereka pegang itu.Dan ternyata benar, dugaan Lingling tidak meleset. Ketika batu kekuatan itu berpindah tempat, barulah ada
Hari berikutnya adalah giliran Aying dan Lee yang akan pergi ke dunia luar.Sedangkan Yizi dan Yuzong sudah janjian semalam dengan Limdong untuk memberi arahan melatih kekuatan mereka menggunakan batu kekuatan.Dan untuk Lingling, ia pergi bersama Samchong untuk membantu melatih Mia.***"Aying, bagaimana dengan kekuatan batu kekuatan milikmu? Apakah kau sudah mencoba mempelajarinya?" tanya Lee."Kau tahu sendiri kan? Belum ada waktu luang. Kemarin malah aku lupa," jawab Aying."Kalau begitu, bagaimana kalau besok aku membantumu? Caranya mudah kok. Aku saja diajarkan oleh Limdong satu kali langsung mengerti. Untuk bisa menggunakan kekuatan dari batu itu, kau harus berlatih di dimensi lain. Kalau selesai, barulah kekuatan itu akan sempurna," ucap Lee."Baiklah kalau begitu. Aku juga penasaran akan sekuat apa kekuatan dari batu kekuatan ini," ucap Aying."Apa kalian sudah siap? Roh Penjaga bagian timur sudah menemukan lokasi keberadaan pasukan iblis yang lainnya," ucap Roh Penjaga bagian
Limdong memang yakin kalau bola-bola api merahnya tadi berhasil mengenai Jindong. Tapi Limdong juga yakin kalau Jindong bisa menahan semuanya.Beberapa detik kemudian, asap dan debu yang mengepul menghilang.Slash...!Bugh!Bugh!Bugh!Untungnya Limdong tidak lengah. Ia tidak mengendurkan pertahannya sedikitpun. Jindong menyerang balik Limdong. Padahal baru saja Jindong terkena serangan bola api merah milik Limdong.Brak...!Bugh!Bugh!Bugh!Bam...!Pukulan dari Jindong kuatnya tidak main-main. Limdong merasakan beratnya dari tiap pukulan yang Jindong lancarkan.Bugh!Bugh!Bugh!Jindong tidak berhenti dan terus menyerang Limdong bertubi-tubi.Boom!Limdong dan Jindong beradu tinju. Dan kali ini kekuatan yang mereka berdua kerahkan sangatlah kuat tiga kali lipat dari yang sebelumnya.Tubuh mereka berdua sama-sama mundur beberapa langkah. Efek ledakan dari tinju mereka berdua sangatlah di luar nalar. Kalau mereka bukan bertarung di dimensi lain, bisa dipastikan keadaan sekitar pertarun
Krak, krak, krak...!Kentring...!Terdengar kembali suara pecahan dari perisai pertahanan milik Limdong.Dan ternyata benar apa yang Limdong duga. Kekuatan sinar laser yang kedua ini kekuatannya bertambah kuat berkali lipat dari yang sebelumnya. Yang sebelumnya saja sudah mampu menghancurkan perisai pertahanan milik Limdong. Bagaimana dengan yang kedua ini?Laser itu masih ada dan menembus ke tubuh Limdong setelah perisai pertahanannya hancur berkeping-keping.Boom!Tapi Jindong merasakan sesuatu. Ternyata Limdong kembali menggunakan kemampuan dari batu kekuatan miliknya. Luka yang diterima Limdong dari sinar laser milik Jindong itu kembali dipindahkan ke tubuh Jindong.Namun, perisai pertahanan Jindong sangatlah kuat. Kemampuan dari batu kekuatan Limdong tidak dapat menembusnya."Jadi begitu? Kau menggabungkan dua teknik sekaligus. Hem..., sayangnya kau terlalu lemah!" ucap Jindong.Jindong tidak merasakan sakit apapun dari luka yang Limdong pindahkan dari tubuhnya.Kedua lutut Limdon
Aying dan Lee tidak menyadari adanya keanehan di sini."Kalau begini terus, mungkin kita akan benar-benar gagal, Lee!" ucap Aying."Jangan menyerah Aying! Aku yakin kita bisa!" jawab Lee.Slash...!Slash...!Slash...!Aying dan Lee masih terus melawan pasukan iblis yang tiada hentinya berdatangan.***Setelah satu jam kemudian, akhirnya Aying mulai memutar otaknya. Aying penasaran dari mana datangnya pasukan-pasukan iblis ini.Dan kebetulan, Aying lengah sesaat. Ada satu Iblis yang menusukkan tombaknya kepada Aying.Jleb!Aying melihat tubuhnya yang tertusuk oleh tombak itu. Awalnya Aying pasrah. Aying pikir ini adalah akhir dari hidupnya. Namun, beberapa detik kemudian Aying merasa aneh.'Kenapa tubuhku tidak terasa sakit?' gumam Aying. Aying memegang luka tusukan di bagian dadanya itu. Memang terlihat ada darah di dadanya."Aying...!" teriak Lee."Tenanglah Lee. Aku baik-baik saja. Sepertinya aku tahu sesuatu," ucap Aying.Lee langsung bergegas mendekati Aying karena melihat dada Ayi
"Lee! Ayo, cepatlah! Kenapa kau malah bengong di sana?" teriak Aying.Lee terduduk lemas. Lee menengok ke arah Aying. Ketika Aying melihat wajah Lee, ia tertawa terbahak-bahak."Hahahaha...! Hahahaha...! Lee..., hahahaha...! Ada apa dengan ekspresi wajahmu itu? Hahahaha...!" Aying tertawa terpingkal.Raut wajah Lee terlihat sangat suram. Kerena ia tidak berhasil menyerap batu kekuatan yang baru saja ia dapatkan."Kenapa bisa begini? Kenapa...!?" teriak Lee."Hahaha...! Sudahlah, berarti memang bukan jodohmu. Coba sini, aku yang menyerapnya," ujar Aying.Aying menggenggam batu itu. Namun tetap saja sama. Tidak ada reaksi."Nah kan, aku juga tidak berjodoh dengan batu kekuatan ini," ucap Aying."Huft, baiklah kalau begitu. Coba kita berikan pada yang lainnya saja nanti. Ayo kita beres-beres," ujar Lee.Lee dan Aying mengumpulkan barang-barang yang berharga. Dan masih banyak juga berbagai macam bahan makanan.Setelah semuanya selesai, Aying memberikan isyarat pada Roh Penjaga bagian barat
Yizi dan Yuzong sudah tiba di sebuah desa yang diserang oleh pasukan iblis. Kali ini, masih terlihat ada banyak warga desa yang melawan pasukan iblis. Walaupun desa ini sudah sangat kacau, ternyata masih ada lumayan banyak warga desa yang masih hidup."Ayo cepat Yuzong! Kita bantu mereka sebelum terlambat!" ucap Yizi."Kita berpencar," jawab Yuzong.Yizi secepat mungkin berlari ke salah satu bangunan di mana tepat di depannya ada dua orang pria yang menghalau pasukan iblis agar tidak masuk ke dalam gedung itu. Ternyata di dalam degung itu ada puluhan orang yang bersembunyi. Yizi juga melihat sudah banyak tubuh Iblis dan manusia yang tewas berhamburan di halaman depan bangunan itu.Siuw...!Slash!Slash!Slash!Yizi berhasil menebas leher Iblis yang tadi akan menusukkan tombaknya pada salah satu pria itu.Slash!Yizi langsung bergerak lagi dan membantu pria yang satunya lagi."Kalian berdua mundur saja. Serahkan ini padaku!" teriak Yizi."Te-terima kasih, Nona...," jawab salah satu pria
Yizi pun memeluk tubuh mungil Nana dan mencium kepalanya."Kakak jangan pergi. Nana takut! Nana takut sama Iblis, hiks, hiks, hiks...," ucap Nana. Nana menangis di pelukan Yizi."Tidak apa-apa Nana. Aku dan Kak Yuzong sudah membasmi semuanya kok. Nana tidak perlu takut lagi. Benarkan Yuzong?" ujar Yizi."Iya Nana, itu benar. Aku dan Kak Yizi juga nanti akan kembali lagi ke sini," jawab Yuzong."Tapi..., Nana tidak punya siapa-siapa lagi, hiks, hiks, hiks...," ucap Nana.Hati Yizi dan Yuzong langsung teriris dan sangat sedih ketika mendengar Nana mengatakan kalau ia tidak punya siapa-siapa lagi.Akhirnya Roh Penjaga bagian barat pun datang."E..., anu..., Roh Penjaga, apak-" ucap Yizi hendak bertanya."Bisa kok. Tenang saja, kalau ingin mengajaknya aku masih sanggup. Kali ini kita kan pulang tidak membawa barang bawaan?" jawab Roh Penjaga bagian barat. Nampaknya dia mengerti apa yang ada dalam pikiran Yizi dan Yuzong."Terima kasih!" ucap Yizi dan Yuzong bersamaan."Kalau begitu ayo pul