“Brengsek!” umpat Yue Er.
Sejak kembali dari Wuxia dan mengetahui kenyataan tentang identitas Gui Tian, Yue Er tidak bisa jika tidak memikirkannya.Perasaan dan pikirannya saat ini campur aduk. Rasanya ingin sekali ia pergi ke Diyu untuk membuktikan sendiri bahwa yang saat ini duduk di tahta raja Diyu adalah benar Bai Jia yang dia kenal.“Jika sampai kekacauan yang terjadi di dunia persilatan saat ini adalah perbuatannya, aku sungguh tidak akan memaafkannya.”Sementara semua orang di dunia persilatan sedang mencari bukti bahwa korban yang berjatuhan benar ulah mata-mata yang dikirim oleh Gui Tian, saat ini di Istana Diyu, Bai Jia baru saja membaca surat yang dikirim oleh Yuan Zi.“Apa kata ketua Pagoda Sembilan Naga, Raja?” tanya Wen Fei Yi kepada Bai Jia.Bai Jia menjawab, “Beliau ingin kita menarik semua mata-mata kita.”“Kenapa?”“Untuk membuktikan sesuatu.”“Apa itu, Raja?”Perkumpulan para pendekar kembali diadakan. Kali ini adalah untuk membahas mengenai kekacauan yang terjadi di Shengren, lebih tepatnya di wilayah barat di wilayah perguruan Lotus Putih.Semua orang tengah berdebat mengenai siapa yang patut disalahkan dalam hal ini, Hou Cun atau Gui Tian. Banyak dari pendekar yang hadir berasumsi bahwa semua kekacauan ini disebabkan oleh Hou Cun. Namun, tidak sedikit pula dari mereka yang menganggap bahwa Gui Tian juga ikut bertanggung jawab dalam hal ini, sehingga mereka sepakat bahwa Gui Tian sebagai raja Diyu lah yang paling pantas disalahkan dan dituntut untuk menyelesaikan semua ini.“Hem,”—Mo Cheng mengangguk-angguk sembari mengusap jenggotnya—“Yuan Zi, bagaimana menurutmu?”Fokus semua pendekar kini beralih pada Yuan Zi yang sejak tadi hanya diam. Hal ini sedikit banyak juga mengundang tanya di pikiran para pendekar yang hadir dalam forum tersebut.“Yuan Zi, apa kau memiliki ide lain atau saran dalam hal ini
Yue Er tentu saja bukan tandingan dari Bai Jia yang sekarang. Pertarungannya dengan Bai Jia saat ini terjadi ialah karena Bai Jia yang melayani harga dirinya.“Kurang ajar!” umpat Yue Er ketika tahu Bai Jia sengaja mengalah.“Aku tidak ingin melukaimu, Yue Er.”“Omong kosong! aku lebih baik mati hari ini dalam pertarungan ini daripada kau hina seperti ini.”Ucapan Yue Er membuat Bai Jia sejenak berpikir. Lalu ..., “Baik, kalau itu maumu, aku tidak akan sungkan lagi, Yue Er.”Akhirnya keduanya kembali bertarung. Namun, kali ini dengan Bai Jia tidak lagi mau mengalah. Yue Er mengeluarkan jurus seruling laba-laba pembunuhnya. Sedangkan Bai Jia, dia menggunakan jurus kaki seribu untuk melawan. Jaring laba-laba pembunuh yang bergerak cepat diimbangi oleh Bai Jia yang bergerak tak kalah lihai dalam menghindar. Sembari terus menghindar, Bai Jia juga sambil terus bergerak mendekati Yue Er, dan begitu jarak di ant
Hou Cun mengendalikan orang-orang untuk menyerang Bai Jia. Dia ingin melihat sampai mana Bai Jia bisa menahan diri untuk tidak membunuh mereka.“Kau seorang iblis, Gui Tian, bukan tempatnya iblis memiliki hati yang lunak, apalagi berhati suci sampai bisa menjadi pemilik Pedang Surga.”Bai Jia mendengar semua perkataan Hou Cun tersebut, akan tetapi dia memilih untuk mengabaikannya. Saat ini Bai Jia sedang fokus bertarung sambil berusaha mencari cara mengalahkan ilmu pengambilan jiwa milik Hou Cun.Bai Jia ingat, di dalam kitab iblis dikatakan bahwa ilmu pengalihan jiwa hanya dapat dihentikan oleh kekuatan yang lebih besar dari milik si pengendali. Dengan kata lain, jika Bai Jia ingin menghentikan Hou Cun, maka dia harus memiliki ilmu yang lebih besar dari ilmu yang digunakan Hou Cun saat ini.Hanya saja, Hou Cun yang bisa mengendalikan tubuh orang lain berarti bahwa dia sudah menjadi iblis dengan kekuatan tingkat tinggi. Bai Jia tidak mungk
“HAAA ...!”Kekuatan Iblis Bai Jia bangkit sepenuhnya. Amarah, dendam, dan hasrat mendalam untuk membunuh telah membangkitkan sisi iblis yang selama ini masih tertidur di dalam dirinya. “HA!”BOM!Bai Jia menyerang Hou Cun secara bertubi-tubi. Sementara Hou Cun, yang bisa ia lakukan saat ini hanyalah menghindari setiap serangan yang datang padanya. Hou Cun tahu kini kekuatannya tidak lebih besar dari Bai Jia, jadi akan percuma menyerang Bai Jia yang sekarang. Satu-satunya hal yang dapat Hou Cun lakukan untuk bisa mengalahkan Bai Jia ialah dengan menggunakan akal liciknya. Hou Cun kembali membangkitkan boneka-boneka iblisnya dan menjadikannya sebagai prajurit serta tameng untuk berlindung. Namun, dia lupa bahwa Bai Jia yang sekarang tidak akan lagi berbaik hati seperti sebelumnya. Bai Jia menebas habis siapapun yang menjadi penghalangnya. Dia sudah tidak peduli lagi pada kenyataan bahwa boneka-boneka Hou
Pasca kematian Hou Cun, dunia persilatan kembali berbenah. Para pendekar dari setiap perguruan mengadakan upacara pemakaman besar untuk menghormati para pendekar yang telah gugur. Tidak berbeda jauh, Diyu juga tengah mengadakan upaca penghormatan terakhir untuk para prajurit yang tewas dalam pertarungan antara Bai Jia dan Hou Cun sebelumnya.Tidak ada yang lebih baik, semuanya merasakan dampak buruk dari pertarungan tersebut. Namun, setidaknya sekarang semuanya telah berakhir. Bai Jia menjamin hal itu.~Dua hari setelahnya~ Bai Jia dan beberapa raja di dunia persilatan melakukan sebuah pertemuan tertutup di Wuxia. Bai Jia mendatangi Istana Wuxia tepat ketika tengah malam. Hal ini dilakukan untuk menghindari kekhawatiran dan ketegangan di kalangan para pendekar akibat kedatangannya.Angin dingin yang berhembus dan mematikan semua nyala obor di Istana Wuxia menjadi penanda kedatangan Bai Jia, Fei Yi, dan Dou Yin. Bulu kuduk para prajurit Istana Wuxia pun berdiri diterpa angin dingin t
“Raja!” Seseorang memanggil Bai Jia dari luar kamar. Namun, tidak ada balasan dari dalam sana.“Kenapa kau di sini?”—Fei Yi menghampiri orang tersebut.“Oh, Nona Fei Yi, Fang Xi memberi hormat!”“Hem!” sahut Fei Yi, “jawab pertanyaanku tadi! kenapa kau berdiri di depan kamar Raja?”“Bangsawan selatan ingin bertemu dengan raja, Nona, katanya ada hal penting yang ingin beliau sampaikan.”“Oh, begitu,” gumam Fei Yi, “ehm ... kalau begitu, ayo kita temui bangsawan selatan!” ajaknya pada Fang Xi.“Tapi, Nona ....”“Sudah, tidak apa, biar aku saja yang menemui beliau. Jangan ganggu Raja! Raja sudah cukup repot akhir-akhir ini, biarkan dia istirahat!”Fang Xi masih terdiam. Dia bingung apakah dia bisa seperti itu.“Kenapa kau masih diam saja? ayo!”Ajakan Fei Yi membuyarkan pikiran Fang Xi. Pada akhirnya dia tidak bisa menolak perintah putri keluarga Wen tersebut.
“Raja!” pangil Fei Yi.Lamunan Bai Jia buyar. “Ah, maaf!”“Raja baik-baik saja?” tanya Fei Yi berbisik.“Aku baik-baik saja, aku hanya sedang memikirkan sesuatu,” jawab Bai Jia yang juga ikut berbisik.“Raja, jika Raja mau, kita bisa menunda pertemuan ini.”“Tidak-tidak, aku tidak bisa berbuat demikian. Aku baik-baik saja, kita lanjutkan saja.”Bai Jia berusaha fokus pada pertemuan tersebut, di mana saat ini dia bersama para orang penting Diyu sedang membahas tentang persiapan menuju penutupan Diyu.Setelah kejadian semalam di hutan bambu, sebenarnya sekarang Bai Jia jadi sedikit ragu pada keputusannya. Dia ragu apakah tetap harus melakukan perjanjian dengan langit untuk memisahkan Diyu dari dunia luar. Pemisahan dunia mungkin akan menjauhkan dunia persilatan dari ancaman para keturunan iblis Diyu. Namun, dia khawatir jika nanti mungkin akan ada ancaman besar yang justru datang dari dunia persi
Fei Yi secara bergantian menatap Bai Jia yang masih duduk bersila dengan cahaya menguar dari tubuhnya dan langit di luar sana. “Masih belum ada tanda-tanda apapun, aku harap semuanya berjalan baik.”Sementara itu, Bai Jia yang saat ini berada di alam para Dewa tengah bertarung dengan beberapa dewa penjaga istana langit. “Iblis sepertimu tidak seharusnya berada di sini.”Bai Jia tidak peduli, jika ia tidak bisa bertemu dengan kaisar langit secara baik-baik maka ia akan memaksa sampai mereka bisa bertemu bagaimanapun caranya. Pertarungan itu akhirnya berlangsung cukup lama, sampai akhirnya ....“Hentikan!” Suara misterius terdengar oleh Bai Jia dan para dewa penjaga. Pertarungan mereka terhenti karena para dewa yang mematuhi perintah suara misterius tersebut.“Biarkan dia masuk!”Para dewa penjaga khawatir jika Bai Jia akan membuat kekacauan di istana langit seperti yang dulu pernah dilakukan leluhurnya. Namun, mereka tidak bisa membantah perintah itu, sehingga mau tidak mau mereka me