"Aku pastikan, itu tidak akan terjadi sayang. Maaf, jika tadi aku terlalu cemburu. Aku sangat mencintaimu. Dulu, aku selalu membayankan bagaiman jika aku bertemu dengamu saat aku melihat kamu live di salah satu aplikasi itu," aku Doni.Mya mengusap lembut rambut suaminya. "Aku tahu Mas, maka dari itu aku menerima kamu menjadi suamiku. Karena aku tahu, cintamu untukku begitu besar," ucapnya.Doni mencium kening istrinya. Kedua mata mereka pun beradu. Hingga lama kelamaan pun semakin mendekat dan terjadilah proses bercocok tanam diantara mereka.Sejak kejadian itu, semarah apapun Doni, lelaki itu tidak pernah membuang atau membanting barang-barang Mya. Dia sudah bisa meredam amarahnya. Kehidupan rumah tangga Doni dan Mya penuh dengan kebahagiaan. Mereka saling mengerti satu sama lain. Doni juga sering membantu Mya saat wanita itu sedang live. Begitu juga sebaliknya. Wanita cantik itu juga sering membantu Doni menyelesaikan tugas kantornya.Lima bulan kemudian."Mya, apa kamu masih belu
“Istri Tuan ini subur, tidak ada masalah dalam rahimnya. Bahkan, sekarang hingga beberapa hari ke depan adalah masa suburnya,” terang dokter itu.“Tapi, kenapa tadi dokter kok sepertinya ragu gitu?” kata Doni yang bingung dengan ekspresi wanita itu.“Tidak, saya hanya memastikan sesuatu saja tadi,” jawabnya asal.“Baiklah, kalau begitu, sekarang, kita periksa suaminya ya. Kalau memang kalian berdua tidak ada masalah, pasti nanti juga hamil,” kata dokter itu.Kini, giliran Doni yang diperiksa. Pertama, Doni harus mengeluarkan amunisinya, untuk analisis sp3rm4. Meski agak sulit, untungnya Doni bisa melakukannya.Dan serentetan tes lainnya yang masih harus dijalani oleh Doni. Mya dengan sabar mengusap punggung sang suami karena lelaki itu sedari tadi mengeluh karena banyaknya tes yang dijalaninya.“Sabar Mas, kalau memang nanti tidak ada masalah, kita akan program hamil di Australia. Mya ingin punya anak kembar,” ucap wanita itu dengan mata berbinar.“Kamu serius, ingin punya anak kembar
Mya mengepalkan tangannya. Amarah di dalam dadanya pun membuncah. Ingin rasanya dia menghancurkan wajah wanita yang ada di foto itu. "Yang namanya lelaki, dimana-mana sama! Manisnya hanya di awal saja." geramnya."Pak, ke hotel XY. Ngebut Pak!" titah Mya.Lelaki paruh baya itu pun melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh menuju ke hotel XY. Namun sayang, saat Mya sudah sampai, sang suami sudah tidak berada di restoran."Mbak, kamar Pak Doni nomor berapa?" tanya Mya pada recepsionis hotel."Mohon maaf Bu. Demi kenyamanan tamu, kami dilarang memberitahu nomor kamar pelanggan.," ucap wanita itu sambil mengatupkan tangannya di dada.Tak kehabisan akal, Mya pun menghubungi sang suami. Beruntung, Doni mau mengangkatnya. "Kamu dimana?" tanya Mya to the point.Doni mengernyitkan dahinya saat Mya memanggilnya kamu. "Apa dia marah gara-gara aku tidak pulang semalam? Aku harus menjelaskannya nanti," batin Doni."Aku lagi di kantor sayang. Ada apa? Kangen, hhmm?" jawab Doni dengan nada menggoda.
'"Ke cafe X Pak," ucap Mya saat membuka pintu taksi online yang baru saja menurunkan penumpangnya"Maaf Nyonya. Anda harus memesan dulu melalui aplikasi," ucap sopir itu halus."Kamu butuh uang berapa? Aku akan beri 3x lipat penghasilanmu hari ini,' tantang Mya.Karena memang membutuhkan uang, lelaki itu pun menyanggupinya. Dia segera membawa pergi wanita yang sedang menangis tersedu itu.Mya ingat Devano, dia harus membawa pergi Devano sebelum lelaki itu berbuat macam-macam pada putranya. Wanita itu pun menghubungi Sumi, baby sitter putranya."Kamu bawa Devano ke hotel X sekarang, aku tunggu di sana! Ingat, jangan pernah mengatakan pada siapapun kamu akan pergi kemana!" titah Mya pada Sumi.Mendengar nada Mya yang sepertinya sedang marah, membuat wanita itu pun segera mengemasi barangnya kemudian memesan taksi online. Kebetulan, rumah sedang sepi. Jadi dia bisa pergi tanpa arus memikirkan jawaban orang yang akan bertanya padanya."Mau kemana kamu?" tanya security yang melihat Sumi, b
"Mya ... ingin pergi Om!" lirihnya.“Tunggu, maksud kamu apa? Om hanya ingin menanyakan nasib anak yang ada di kandunganmu jika kalian bercerai,” ulang Om Johan.“Ya, mungkn, sama seperti Devano. Mereka pasti berpikir Devano dan adiknya anak haram, karena lahir dari single mother,” jawab Mya.“Tidakkah kamu ingin memperjuangkan cinta kalian?” tanya Om JOhan.Mya meraba daanya. “Hati Mya sakit Om, dikatai pelacur oleh Doni. Sejahat-jahatnya Richard, lelaki itu tidak pernah meneriaki Mya, apalagi menghina Mya sebagai pelacur,” keluh wanita itu sambil mengusap air mata yang ada di pipinya.Johan pun akhirnya mengalah. Mungkin, dia akan mengajak bicara Doni dari hati ke hati. Dia tidak tega kalau Mya harus menjanda untuk kedua kalinya.Setelah berbicara oanjang lebar dengan Om Joni, Mya pun pergi meninggalkan kantor itu. Wanita itu sudah memutuskan untuk pergi meninggalkan negara ini.Terlalu banyak kenangan pahit yang dia rasakan di sini.”Selamat Tinggal semua ….”Keesokannya, Johan menda
“Dasar! Anak bodoh! Katanya pintar, tapi kok akalnya nggak dipakai,” gerutu Mama Sila setelah mendengar hasil penyeleidikan anak buahnya.Mama Sila memang menyuruh detektif untuk menyelidiki masalah yang saat ini ihadap oleh menantunya. Dan dia mendukung sepenuhnya keputusan apa yang diambil oleh Mya. Biarlah, itu menjadi pelajaran buat Doni.Tujuh bulan telah berlalu. Kehidupan Doni semakin kacau saja. Hampir setiap malam dia tidak bisa tidur karena merindukan istrinya. Padahal, dia bisa datang menemui sang istri. Toh, dia sudah tahu dimana Mya dan putranya tinggal. Namun, ego dan juga harga diri mengalahkan segalanya.Kandungan Mya sudah berusia 8 bulan. Dokter mengatakan kalau bayi yang dikandung Mya saat ini kembar. Mama Sila sangat bahagia mendengarnya. Dia yakin, kalau bayi yang dikandung Mya adalah cucunya. Karena Papa Doni itu kembar. Jadi, ada kemungkinan kalau keturunan kembar itu menurun pada Mya.“Sayang, sebulan lagi, kamu akan melahirkan. Apa kamu tidak memiliki keingina
"Begini, hasil tes Anda kemarin itu ... aduh gimana ya saya ngejelasinnya," ucap dokter itu sedikit kebingungan.Doni sudah memasang ekspresi garang dan dingin. "Dokter, kalau Anda tidak segera bicara, saya akan pergi! Ada yang harus saya kerjakan daripada menunggu orang yang tidak jelas seperti Anda," kesal Doni.Dokter itu mencekal tangan Doni yang hendak beranjak pergi. "Tolong, dengarkan saya sebentar saja. Setelah ini, Anda boleh pergi," pinta dokter itu.Doni akhirnya duduk kembali. "Katakan!" tegasnya.Dokter itu menghela nafas panjang. "Sebelumnya saya mohon maaf sebesar-besarnya. Kami salah, hasil test kesuburan Anda kemarin tertukar dengan salah satu pasien yang juga bernama Doni. Dan Anda, dinyatakan subur 100%."DuarUcapan dokter itu bagaikan petir di siang bolong. Dia telah menghina dan memukul istrinya hanya karena hasil lab yang salah. Doni mengepalkan tangannya. Andai dokter yang dihadapannya ini bukan wanita, dia pasti sudah memukulinya. Karena kesalahannya, dia haru
d"Mmpphhh." Doni langsung menyerang bibir Mya sebelum wanita itu meneruskan kalimatnya.Mya pun mendorong tubuh lelaki yang masih berstatus suaminya itu. "Lepas Doni!" geramnya."Tidak sayang, jangan katakan itu lagi. Kamu wanita baik-baik. Aku yang jahat, aku yang salah. Maafkan aku sayang! Kumohon, aku salah, aku berdosa telah menuduhmu yang bukan-bukan. Aku baru tahu kejadian yang sebenarnya kemarin." Belum sempat Doni meneruskan kalimatnya, Mya sudah menyelanya. "Jadi, kalau hal itu benar, kamu tetap menuduhku sebagai wanita murahan bukan? Seorang pelacur?" "Bukan seperti itu sayang! Kemarin, aku hanya khilaf. Please, maafkan aku ya. Putra dan putri kita butuh seorang ayah," alasan klise yang digunakan Doni nyatanya tak membuat Mya berubah pikiran."Kamu sudah melihat anak kamu bukan?" tanyanya.Lelaki itu mengangguk."Pergi! Dan jangan pernah kembali! Segera urus perceraian kita. Aku masih sanggup meski harus menghidupi 5 orang anak seorang diri," tekan Mya.Melihat sang istri