Share

ISTRI RAHASIA SANG MILYARDER
ISTRI RAHASIA SANG MILYARDER
Penulis: Wina johana

TERBONGKARNYA PERSELINGKUHAN

RAMA BERKHIANAT

Kiara menyentuh dadanya yang bergemuruh hebat saat suara desahan itu semakin terdengar jelas. Dengan perasaan yang berkecamuk, ia menguatkan diri dan mendorong pintu yang tidak tertutup rapat itu dengan sekuat tenaga.

BRAK!

“Rama, Bella!” Kiara menatap dua orang yang sekarang syok karena kehadirannya yang tiba-tiba. Air mata langsung mengalir deras membasahi wajah cantiknya saat melihat Rama dan Bella yang sudah sama-sama hampir tanpa busana.

“Ja-jadi ini yang kamu lakukan di belakangku, Rama?” Pertanyaan Kiara sontak saja menyadarkan Rama dari keterkejutannya.

“Ki-Kiara!” Rama tergagap, dengan cepat pria itu membenarkan celananya yang sudah melorot kemudian mendekati Kiara. “Aku bisa menjelaskan semuanya, tolong dengarkan aku.”

“Ini tidak seperti yang kamu pikirkan sayang.” Rama menyentuh tangan Kiara yang gemetar karena melihat kenyataan yang begitu menghancurkan hatinya.

Sementara Bella hanya bisa menatap Kiara kesal dan benci karena gagal bermesraan bersama Rama. Ia memakai kembali kemeja yang sudah terbuka tanpa peduli dengan Kiara yang sekarang merasa sangat hancur. Bella justru memberikan senyumnya, seakan menunjukkan jika ia adalah pemenangnya.

“Menjelaskan apa? Aku sudah melihat semuanya, jadi tidak ada lagi yang harus dijelaskan, Rama. Kamu dan Bella, kalian—“ Kiara menepis tangan Rama kemudian mengangkat tangannya yang gemetar sambil menggelengkan kepalanya.

Tangisnya semakin pecah saat menyadari jika pertunangan yang ia impikan kandas begitu saja, entah sejak kapan ia dipecundangi seperti ini oleh Rama dan Bella.

“Ini salah paham, oke!” Rama masih berusaha meyakikan Kiara.

Kiara menangis dan tersenyum di saat yang bersamaan. Ia tidak pernah menyangka jika Rama akan tega selingkuh, bahkan dengan Bella, saudara tiri Kiara.

“Aku tidak bodoh, Rama! Aku tidak bodoh.” Lirihnya pedih. Kiara menarik napas dalam dan menatap Rama dengan nanar.

“Sejak kapan?” tanya Kiara dengan bibir bergetar. “Jawab aku, jangan hanya diam seperti pecundang!”

Napas Kiara semakin memburu karena diamnya Rama, saat ia mengalihkan tatapannya pada Bella, Rama ikut menoleh ke belakang.

Karena tidak kunjung mendapat jawaban, Kiara menapar Rama dengan semua kekuatan yang ia miliki. Rama tidak bereaksi, ia diam dan pasrah. Tapi tidak dengan Bella.

“Apa yang kamu lakukan? Apa kamu sudah gila Kiara?” teriak Bella, kemudian memeriksa wajah Rama. Kilatan amarah jelas terlihat di mata Bella. “Kamu nggak apa-apa, Rama?”

“Diamlah, Bell.” Rama melepaskan tangan Bella dari wajahnya. “Ini masalahku dengan Kiara.”

Kiara bertepuk tangan. “Luar biasa! Kalian pantas mendapatkan penghargaan manusia paling munafik.”

Bella marah, ia benci mendengar Kiara menghinanya. Saat Bella berniat menampar Kiara, Rama menahannya.

“Dia keterlaluan, Rama. Aku tidak suka dengan caranya memanggil kita munafik. Di sini yang munafik itu kamu, Kiara! Sok jual mahal dan tidak mau disentuh oleh Rama. Jadi jangan menyalahkan Rama jika dia berpaling padaku yang bisa memuaskan dahaganya.”

“Rama itu pria normal!” teriak Bella.

“Bella, tolong diam. Jangan semakin memperburuk keadaan ini.” Rama mencengkram tangan Bella, membuat perempuan itu meringis kesakitan

“Apa benar yang Bella katakan, Rama? Apa karena aku memegang teguh prinsipku untuk menjaga kesucian sampai kita menikah yang jadi menyebab kamu selingkuh?” tanya Kiara, ia berharap jika pria itu menjawab tidak, namun lagi-lagi tidak ada jawaban pasti.

Kali ini Rama tidak bisa berkata-kata, selama ini memang Kiara tidak pernah ingin berbuat lebih. Hanya sebatas ciuman santai yang pernah mereka lakukan selama beberapa tahun menjalin kasih.

“Astaga!” Kiara mengusap wajahnya dengan kasar, kemudian memukul dadanya pelan.

“Kia, kita bisa bicara baik-baik. Aku dan Bella hanya bermain-main.” Rama berusaha untuk membujuk Kiara, dan memberikan kode agar Bella tidak beraksi.

Kiara menggeleng. “Tidak! Ini terlalu menyakitkan, Rama.”

“Tidak ada lagi yang perlu dibicarakan, semua sudah sangat jelas. Kita sudahi saja hubungan ini. Kita putus!” Bagai ada ribuan belati yang menikam jantungnya, membuat Kiara menekan dadanya lebih kuat.

Hatinya hancur berkeping-keping, kisah cintanya yang sudah berjalan beberapa tahun hingga ada di tahap serius akhirnya kandas begitu saja. Tidak pernah terbayangkan sedikitpun jika ia akan ada di posisi yang menyedihkan seperti ini.

“Tidak Kiara! Kita tidak bisa putus, kita akan bertunangan.” Rama tidak bisa melepaskan Kiara. Namun sayang gadis itu sama sekali tidak peduli dengan kata-kata yang keluar dari mulut Rama.

“Dan kamu!” Kiara menunjuk pada Bella dengan mata berkilat marah. “Silahan ambil dia! Sekarang aku tahu, ternyata anak dan ibu memiliki satu kesamaan yang tidak bisa dihilangkan. Kalian sama-sama menyukai barang bekas orang lain.”

“Kamu!” bentak Bella tidak kalah keras.

“Bella, diam! Lebih baik kamu pulang, aku harus bicara berdua dengan Kiara.” Secara tidak langsung Rama mengusir Bella.

“Kamu ngusir aku?” Bella menggeleng tidak percaya. “Harusnya dia yang pergi, Rama! Bukan aku!”

Melihat Rama dan Bella bertengkar, Kiara tersenyum getir dan memilih untuk pergi, bahkan tanpa mereka sadari dalam pertengkaran itu semua terbongkar. Berapa lama hubungan itu terjalin dan apa saja yang mereka lakukan. Kiara melangkai dengan gontai, tidak ada gunanya lagi ia ada di tempat yang membuat hatinya sakit hati.

Kiara melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi dan kembali ke hotel dimana ia menginap. Setibanya, Kiara langsung melampiaskan semua kemarahannya. Ia pulang tanpa mengabari siapapun dan berniat memberikan kejutan, namun ternyata malah ia yang mendapatkan kejutan yang menyakitkan.

“Rama berengsek! Bajingan!” Kiara menangis keras sambil memukul dadanya pelan. Rasa sakit yang luar biasa membuat ia merasa sesak.

“Aku membenci kalian!”

***

Malam semakin larut, namun Kiara tidak bisa melupakan rasa sakit atas penghianatan Rama bersama Bella. Pikirannya kacau, ia tidak bisa lagi berpikir dengan jernih hingga sekarang kakinya melangkah masuk ke dalam sebuah kelab malam.

“Berikan aku iceland.” Kiara duduk di tengah hingar bingar suara musik yang memekan telinga, namun hal itu sama sekali tidak mampu mengusir rasa sakit yang bercokol dalam dada.

“Anda yakin, Nona?” tanya bartender.

“Kenapa? Apa aku terlihat seperti orang miskin dan tidak akan mampu membayar minuman di tempat ini?” Kiara kembali marah kemudian mengeluarkan uang miliknya.

Bartender itu langsung memberikan apa yang Kiara minta, namun baru saja Kiara akan mengabiskan gelas ketiga, gadis itu sudah meracau sambil menangis.

Kiara bangkit dari duduknya dan berjalan sempoyongan. Alkohol benar-benar membuat ia tidak bisa mengontrol dirinya. Hingga tanpa sengaja ia menabrak seorang pria yang baru saja memasuki kelab tersebut.

“Rama, kamu bajingan!” tunjuk Kiara sambil tertawa, kemudian menangis.

“Bos, anda tidak apa-apa?” Asisten pribadi pria itu berniat menjauhkan Kiara, namun dengan satu gerakan tangan asistennya terdiam.

Pria itu menatap Kiara dengan lekat, dari cara berpakaian Kiara saja sudah terlihat jelas jika dia bukan salah satu dari wanita penghibur di kelab tersebut.

Wanita yang malang, pikirnya.

Namun sayangnya ulah Kiara yang meracau sambil menunjuk-nunjuk wajahnya membuat pria itu berdesir. Hasratnya bangkit hanya karena melihat wanita mabuk.

“Kau ingin tubuhku? Iya? Jawab aku, Rama!” Kiara terus saja bergelayut pada tangan Alex.

“Sentuh aku! Kita buktikan siapa yang bisa memuaskanmu, Rama.” Kiara menarik jas Alex. “Ayo! Sentuh aku sekarang.”

Alex menggeram pelan, hasrat lelaki dewasanya semakin dominan. Tanpa berpikir panjang Alex membawa Kiara, menggendongnya menuju lift dan menekan angka tiga, dimana di sana tersedia kamar khusus.

“Jangan salahkan aku jika kau kehilangan harga dirimu!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status