Share

20. Gara-Gara Zoono

last update Last Updated: 2024-12-16 16:06:39

“Assalamu’alaikum, Bik.”

“Waalaikumsalam, Tuan,” jawab Bik Darsih dengan tersenyum sopan.

Pak Bahrul pun berdiri di samping tuannya sembari memegang besi koper.

“Lisa sudah tidur?”

“Sepertinya belum, Tuan. Nyonya belum makan mal—“

“KYAAA ...!”

Suara teriakan yang cukup melengking membuat Atmaja, Bahrul, dan Bik Darsih kompak terkejut dan mendongak. Pasalnya suara terdengar dari arah lantai dua.

“Lisa?”

Dengan cepat Atmaja mengayun langkah menaiki anak tangga. Bik Darsih dan Bahrul pun menyusul, takut ada apa-apa.

“Lisa, tenang, Lis! Nanti Zoono terinjak!” ucap Deva yang mulai ikut panik.

“Tikus ini membuatku geli, Deva. Hus! Hus! Keluar!”

Lisa semakin panik karena hewan kecil itu juga bingung dan kuku kecilnya malah tersangkut di bordiran mukena yang Lisa kenakan. Deva mendekat dengan niatan ingin menenangkan ibu sambungnya itu. Namun, Khalisa yang semakin panik malah langsung melompat ke tubuh Deva.

Deva pun kaget mendapat serangan mendadak yang cukup menguntungkannya. Ia ter
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • ISTRI PAPAKU (MASIH) KEKASIHKU   21. Konsultasi

    “Semua sehat dan baik, Pak, Bu. Tak ada yang perlu dikhawatirkan,” ucap seorang dokter paruh baya.Khalisa menoleh ke samping di mana sang suami duduk bersebelahan dengannya. Senyum keduanya pun mengembang sempurna. Dengan sayang Atmaja makin mengeratkan genggaman tangannya di bawah meja. “Nanti saya resepkan vitamin paling bagus untuk dikonsumsi berdua, ya. Ibu masih sangat muda, dan suami masih sangat prima. Insya Allah kabar bahagia itu akan segera datang. Jangan lelah berdoa dan berikhtiar,” lanjut sang dokter sembari tersenyum hangat dan tangan kembali menuliskan sebuah resep. Melihat wajah penuh antusias istrinya, Atmaja juga tak sabar ingin segera membuat Khalisa hamil. Rasanya ia ingin memperpanjang masa libur dan menyerahkan urusan perusahaan pada Deva saja. Walau nantinya bukan ia yang akan mengandung, tetapi kualitas benihnya juga harus baik. Ia tak boleh stres dan harus sehat. Dalam perjalanan pulang, tak henti-h

    Last Updated : 2024-12-16
  • ISTRI PAPAKU (MASIH) KEKASIHKU   22. Jangan, Ya, Dek, Ya.

    “SHIT!”Deva langsung melempar ponselnya ke tembok setelah mendengarkan suara-suara horor di seberang sana hingga beberapa detik. Ponselnya langsung hancur saking kuatnya lemparan. Kalau dia tahu ayahnya sedang mantap-mantap, tentu Deva tak akan meneleponnya. “Va, aku langsung balik ke kant—”Dali yang baru keluar dari toilet ruangan Deva langsung tertegun dan menghentikan kalimatnya yang hendak pamit. Pandangannya langsung turun pada benda pintar milik sahabatnya yang kini sudah hancur. “Kamu kenapa, Va?” lanjutnya dan langsung menghampiri Deva. Sementara Deva kembali duduk di sofa dengan kepala menengadah dan mata terpejam. Sungguh, ia begitu sakit mendengar suara seksi dan merdu milik Lisa yang kini sudah menjadi milik papanya. “Va?”“Tolong panggilin asisten Papa, Dal. Suruh ke sini!” jawab Deva tanpa membuka mata.Tak tahu apa yang sudah terjadi, Dalion hanya mengangguk dan segera memanggil nomor Hafid. Tak berapa lama, pria yang baru dipanggil ayah itu datang. “Pak Deva man

    Last Updated : 2024-12-17
  • ISTRI PAPAKU (MASIH) KEKASIHKU   23. Hand Signal

    “Heh! Kamu jangan mempermalukan saya, ya! Itu om-om udah bayar mahal ke saya. Kamu juga udah saya kasih uang cukup banyak, kan? Kenapa malah mengecewakan, HAH?”Gadis jelita yang masih tampak ranum itu menunduk dengan air mata berjatuhan. Sungguh, ia tak mau Tuhan murka padanya. Namun, kenapa semesta begitu jahat? Air matanya terus berjatuhan mengingat sang ibu yang harus segera dioperasi. Biaya yang mahal membuat gadis lulusan SMA itu memilih jalan yang salah. “HEH! Enggak usah nangis!” hardik wanita paruh baya dengan lipstik merah menyala. Sementara teman sang gadis sedikit menyikut lengan temannya itu. Dengan sedikit kasar, wanita paruh baya meraih dagu si gadis agar tatapannya tak terus menunduk. “Lihat mata saya!”Dengan sedikit takut, si gadis menatap wanita yang akrab di panggil Mami tersebut. “Cepat kembali ke dalam dan puaskan tamu saya!”Si gadis hanya diam dengan perasaan

    Last Updated : 2024-12-17
  • ISTRI PAPAKU (MASIH) KEKASIHKU   24. Sang Mucik@ri

    Bukannya langsung menerima tawaran Deva, si botak yang masih sadar walau sudah mabuk itu tak mau melepas si gadis begitu saja. “Apa buktinya jika dia adikmu, hah? Bisa saja kau memang menginginkannya tapi tak mau antri. Makanya ngarang cerita.”“Tutup mulutmu, Pak Tua! Jangan pernah hina adikku!” balas Deva dengan tatapan tak suka. Entah kenapa ia mendadak begitu mendalami peran pura-puranya. “Kalau memang kau kakaknya, ke mana saja kau sampai tak tahu adikmu mau menjual diri demi biaya operasi ibunya? Atau jangan-jangan ... kau juga tak tahu jika ibu kalian sedang berjuang antara hidup dan mati? Kakak apa kau? Kakak gadungan? Hah?!”Deva sedikit kelabakan dengan pernyataan si botak. Ia bingung harus bagaimana. “Kak, Kakak ke mana saja selama ini? Sekar sama Ibu nungguin Kakak pulang.” Tiba-tiba saja si gadis bersuara. “Kakak kenapa enggak ngabarin kalau udah pulang dari Hongkong? Ibu sakit keras, Kak.”Deva menatap mata si gadis. Entah kenapa hatinya terenyuh ketika si gadis menye

    Last Updated : 2024-12-18
  • ISTRI PAPAKU (MASIH) KEKASIHKU   25. Menikah Tanpa Cinta

    Berkali-kali Hafid memanggil nomor Kadeva. Sejak subuh tadi nomor putra sang bos tak bisa dihubungi. Padahal pagi ini ada meeting direksi. Hafid sudah mengingatkannya kemarin, tetapi ia perlu kembali mengingatkan takut-takut bos magang itu lupa. “Duh ... ke mana ini Pak Deva? Jangan sampai dia enggak datang.” Hafid berbicara sendiri dengan terus berusaha menghubungi Deva. Namun, lewat panggilan seluler pun hanya suara operator yang menyapa. Nomor yang dituju sedang tidak dapat dihubungi. Saat Hafid masih bingung, tiba-tiba suara karyawan lirih menyebut nama bos besar dengan ucapan selamat pagi. “Selamat pagi, Pak Maja.”“Pagi.”“Pagi, Pak Maja.”“Pagi.”Hafid berdiri dari tempat duduknya dan melihat Atmaja berjalan hendak menuju ruangannya. Hafid pun tersenyum lebar dan segera menghampiri sang bos. “Selamat pagi, Pak Maja,” sapa Hafid semringah. “Pagi, F

    Last Updated : 2024-12-18
  • ISTRI PAPAKU (MASIH) KEKASIHKU   26. Di Apartemen

    Setelah mampir makan dan rehat sebentar, Deva pun melanjutkan perjalanan agar segera sampai. Ia sampai harus memesan kopi asli di sebuah kafe agar tak terlalu mengantuk. Dari ujung mata Deva melihat Sekar yang diam. Ia pun menoleh. Ternyata gadis ayu berkulit kuning langsat itu terlelap. Mungkin Sekar lelah menangis sejak semalam. Deva tersenyum tipis dan lanjut fokus dengan setir. Ia tak mengerti kenapa harus menolong Sekar hingga kini gadis kecil itu sudah sah menjadi istrinya. Apa? Istri? Sekali lagi Deva menoleh dan memerhatikan Sekar dengan sesekali fokus pada jalan. “Enggak nyangka aku udah merid,” gumamnya pelan. “Gimana komentar Papa kalau tahu aku sudah menikah? Sama bocah pula.” Namanya Rahajeng Sekar Arum. Deva baru tahu beberapa menit sebelum ijab kabul ia ikrarkan. Benar-benar definisi gadis desa yang polos. Namun, gadis di sebelahnya itu terlihat cukup pintar. Ia sudah lulus SMA di antara anak-anak lain yang hanya lulusan SMP di desa tersebut. Tiba-tiba wajah Lisa te

    Last Updated : 2024-12-19
  • ISTRI PAPAKU (MASIH) KEKASIHKU   27. Si Gadis Desa

    “Bik, Den Deva enggak pulang lagi?” tanya Wati. “Ngapain kamu tanya-tanya Aden? Nanti Kang Didin cemburu, lho.”Lili terkekeh. Wati dan Kang Didin benar-benar terlibat cinta lokasi sesama pekerja di mansion milik tuannya. “Ih, si Bibik ngapain jadi bawa-bawa Kang Didin segala?”“Ya lagian kamu tumben-tumbenan nanyain si Aden? Terserah dialah mau pulang apa enggak. Si Aden punya apartemen. Vila punya tuan juga ada di beberapa tempat.”“Iya juga, sih,” sahut Wati akhirnya. “Itu menu di meja udah siap?”“Udah, Bik. Tinggal nunggu Nyonya sama Tuan turun buat makan malam.” Lili menimpali. Tak berapa lama Lisa dan Atmaja turun dengan tangan Lisa yang menggandeng lengan suaminya. Atmaja makin terlihat muda dan segar. Aura bahagia dan harta yang unlimited membuatnya semakin bersahaja di usianya yang tak lagi muda. Bik Darsih mendekat ke meja makan dan mempersilakan majikannya untuk menikmati menu yang tersaji. “Bik, coba kamu hubungi Deva,” ujar Atmaja mula-mula. “Ada apa, Tuan?”“Engg

    Last Updated : 2024-12-20
  • ISTRI PAPAKU (MASIH) KEKASIHKU   28. Bakti Sekar

    “Va, cuci muka dulu, gih! Mandi sekalian. Lu ngigo keknya.”Dalion tak langsung percaya begitu saja dengan pernyataan sahabat yang sudah ia anggap seperti saudaranya itu. Bagaimana mungkin hanya dalam waktu dua puluh empat jam Deva sudah menikahi? Sama gadis kecil pula. Sudah seperti kisah dalam novel online saja. Begitu batin Dali. Sementara Deva hanya terkekeh mendengar kalimat Dali. “Sekar, kamu kembali ke kamar, ya,” suruh Deva pada si gadis. Sekali lagi Dali melongo. Perlakuan Deva pada gadis bernama Sekar itu benar-benar lembut. Dalion bahkan tak pernah tahu bagaimana teman baiknya itu memperlakukan perempuan. Deva tak pernah terlihat punya kekasih walau setelah bercerita ternyata cukup plot twist. Kekasihnya ternyata ibu sambungnya sendiri. Sekar hanya mengangguk dan menuruti semua perkataan Deva. Sepeninggal Sekar dari sofa ruang utama, Dali pun duduk dengan wajah penuh pertanyaan. “Va. Kamu hutang banyak cerita sama aku,” ucap Dali. “Oke. Aku akan bayar lunas itu hutang

    Last Updated : 2024-12-21

Latest chapter

  • ISTRI PAPAKU (MASIH) KEKASIHKU   49. Putusan Hakim

    Setelah beberapa hari berlalu, pagi itu, akhirnya Khalisa berdiri di depan pintu ruang sidang dengan napas yang tertahan di tenggorokan. Gedung pengadilan yang seharusnya menjadi tempat mencari keadilan, malah terasa seperti arena pertempuran baginya. Khalisa tahu, proses ini tidak akan mudah. Tatang dan Suryo telah membuatnya kehilangan sosok ibu, dan trauma itu menancap dalam. Namun, di saat yang sama, tekadnya untuk mendapatkan keadilan mengalahkan ketakutan Lisa. “Sayang?”Khalisa menoleh. Atmaja tersenyum dengan tangan yang tak henti menggenggam jemari istrinya sejak turun dari mobil. “Kamu pasti bisa, Sayang.” Suara lembutnya memberikan ketenangan bagi Khalisa. “Mas akan selalu di sampingmu.”Khalisa mengangguk pelan. “Iya, Mas. Bismillah,” jawabnya dengan suara pelan, tapi penuh keyakinan.Sidang pun berjalan dengan cukup tegang. Tatang dan Suryo duduk di kursi terdakwa, wajah mereka terlihat tanpa ekspresi. Namun, Khalisa merasakan tatapan dingin keduanya yang cukup menusuk,

  • ISTRI PAPAKU (MASIH) KEKASIHKU   48. Mengungkapkan Rasa

    “Dali, kamu jangan bercanda, Nak.” Bu Maya berucap dengan nada sedikit tegas. “Kamu enggak amnesia, kan?”Dalion terdiam sejenak dengan mulut masih mengunyah, lalu ia mengangkat kedua bahunya. “Tapi ... kamu ingat sama kami, Nak. Sama keluargamu. Mama, Papa, Mbak Donna, bahkan Mikayla.”“Kalian semua keluargaku, kan? Apa alasanku melupakan kalian? Bukankah kedekatan kita sudah terjalin sejak puluhan tahun silam? Bukan hanya sebulan dua bulan,” jawab Dali realistis. Kanina terdiam, sementara Tiara menangkap sesuatu yang berubah dari dalam diri teman baiknya. Beberapa hari ini Kanina memang menyesali semua kebodohannya hingga menyebabkan Dalion celaka. Bahkan saat niatnya dekat dengan Dali demi Deva, Kanina malah sering curhat dengan Tiara soal perhatian Dali kepadanya. Tiara segera mengelus lengan Kanina, mencoba menguatkan. “Euh ... Tante Maya, Nina izin ke toilet bentar, ya.”Tanpa menunggu respons dari ibu Dalion, Kanina langsung melangkah cepat untuk keluar dari ruangan, bukan

  • ISTRI PAPAKU (MASIH) KEKASIHKU   47. Apa Sudah Terlambat?

    “Lisa ... apa kamu sudah siap memberikan kesaksian atas kasus yang sudah Deva laporkan?”Khalisa terdiam, belum tahu harus menjawab apa. Di satu sisi, ia tak mau membuat Deva dan orang-orang yang sudah sejauh ini membantunya terus-terusan menunggu. Namun, di sisi lain hatinya benar-benar sakit jika harus bertemu dan melihat kembali wajah dua pelaku yang sudah membuat sang ibu pergi untuk selama-lamanya. Khalisa sadar sepenuhnya jika kematian seseorang itu memang pasti, tetapi ... hal yang menjadi penyebab ajal sang ibu sampai masih sangat membekas di hati Khalisa. Iya, penjahat memang harus dihukum sesuai undang-undang yang berlaku. Namun, respons tubuh Khalisa benar-benar tak selaras dengan keinginannya yang sangat ingin memenjarakan dua bedebah itu. Apa mungkin traumanya sudah terbubuhi oleh kondisi tubuhnya yang tengah hamil? “A-apa aku bisa, Mas? Apa aku bisa memberikan kesaksian dengan bicara lancar tanpa tersendat-sendat?”Atmaja menatap sayu pada istrinya. Ia segera menggengg

  • ISTRI PAPAKU (MASIH) KEKASIHKU   46. Antara Dunia dan Kematian

    Sudah lima hari sejak kecelakaan itu terjadi, waktu seolah berhenti di rumah sakit. Setelah sempat diperiksa polisi karena kecelakaan tunggal yang dialami bersama Dalion, Kanina lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah sakit untuk memantau kondisi Dali. Walau matanya tak sesembab kemarin-kemarin, tetapi waktu tidur Kanina sering terganggu karena tak nyenyak. Ia sering tiba-tiba terkejut dari tidur hingga menangis setelahnya. Kecemasan terus menghantui. Kanina merasa seperti berada di dalam mimpi buruk yang tak kunjung berakhir. Setiap detik yang berlalu, setiap monitor yang berbunyi dari dalam ruang perawatan Dalion, membuat jantungnya serasa diremas-remas.Dali masih koma, dan rasa bersalah itu terus menghantui Kanina. Membuatnya merasa seolah semua ini tidak akan pernah berakhir. Kecelakaan itu menghancurkan segalanya, bukan hanya kehidupan Dali, tetapi juga hidupnya. “Sudah, Sayang. Semua akan baik-baik saja,” ucap Lexie, ayahnya yang baru datang dari luar negeri dua hari yan

  • ISTRI PAPAKU (MASIH) KEKASIHKU   45. Pertanda dari Mimpi

    Seorang gadis kecil terbangun dengan napas tersengal-sengal. Keringat dingin membasahi dahinya. Tangannya pun bergetar ketika mencoba meraih segelas air di atas meja samping tempat tidurnya. Namun, tubuh kecil itu tak mampu menenangkan rasa takut yang menguasainya. Mimpi buruk itu masih tergambar jelas dalam pikiran Mikayla. Sosok pria muda yang akrab ia panggil papa, adik kandung mamanya yang selalu tampil ceria, digandeng oleh seorang wanita berwajah pucat. Wanita itu tersenyum, tetapi bukan senyum yang menghangatkan hati. Itu adalah senyum yang membuat bulu kuduk Mikayla meremang.“Ma ... Mama!” Kayla berteriak, suaranya pecah di waktu dini hari. Donna—ibu Kayla—langsung bergegas masuk ke kamar sang anak, wajahnya pun dipenuhi kekhawatiran ketika melihat putrinya terduduk dengan wajah berkeringat.“Ada apa, Sayang?” tanya Donna lembut sembari duduk di tepi tempat tidur dan menarik tubuh kecil Kayla ke dalam pelukannya. “Kamu mimpi buruk?”Kayla mengangguk, tubuhnya masih gemetar.

  • ISTRI PAPAKU (MASIH) KEKASIHKU   44. Berujung Kekacauan

    Kanina melangkah cepat keluar dari apartemen milik Deva. Sedari tadi ia mati-matian menahan jantungnya yang berdebar kencang, tetapi bukan karena kebahagiaan atau kegugupan biasa, melainkan campuran rasa cemburu, marah, dan kecewa yang tak bisa ia kendalikan. Pikirannya campur aduk setelah membuktikan sendiri ucapan dari Dali, bahwa Deva dan Sekar telah menikah. Mereka tinggal satu atap. Selama ini, meski tak pernah secara terang-terangan, Kanina berharap ada kesempatan baginya dengan Deva. Namun, harapannya kini hancur. Tanpa pamit, ia pun pergi meninggalkan apartemen. Ponselnya yang berdering menjadi alasan tepat untuknya pergi. Panggilan itu memang benar adanya, tetapi Kanina memilih tak menjawab dan segera pergi agar hatinya tak semakin hancur melihat Deva dan Sekar. “Va! Nina enggak ada!” seru Dali setelah mengecek lorong lantai unit Deva berada. Deva dan Sekar beradu pandang. “Pulang duluan apa gimana?” tanya Deva. “Aku juga enggak tahu, Va.”Dali mengusap wajahnya dengan p

  • ISTRI PAPAKU (MASIH) KEKASIHKU   43. Kejujuran Deva

    Khalisa sudah diperbolehkan pulang. Namun, ia tetap harus istirahat cukup sesuai anjuran dokter. Selain kandungannya yang cukup lemah, ia juga dilarang stres. Walau banyak orang beranggapan menjadi istri Atmaja Gandhi bak tertimbun gunung emas, tetapi semua tak seindah yang terlihat. Rahasia soal Khalisa yang pernah menjalin kasih dengan putra sang suami akhirnya diketahui oleh teman dekat Atmaja, yakni Vikram dan Melki. Pun dengan pekerjanya di mansion yang saat itu menyaksikan pertengkaran antara Atmaja dan Kadeva. Dan semenjak itulah Deva sudah tak mau lagi pulang ke rumah orang tuanya. “Sekar, maaf, ya. Janji Mas buat daftarin kamu kuliah kayaknya belum bisa terealisasi cepat. Banyak yang harus Mas urus,” ucap Deva ketika ia duduk santai di balkon bersama istri kecilnya. Menatap keindahan kota metropolitan di malam yang pekat. “Enggak pa-pa, Mas. Aku ngerti, kok.”Deva tersenyum dan mulai menarik Sekar ke dalam dekapannya. Mereka berbaring santai di sofa malas dengan posisi set

  • ISTRI PAPAKU (MASIH) KEKASIHKU   42. Air Mata Atmaja

    “Jangan kira aku enggak tahu apa yang udah terjadi, Dali.”“Maksudnya?”“Tante Maya pengen kamu dekat sama Nina, kan?”Dali terdiam sejenak. “Sok tape lu!”“Mungkin kamu yang belum tahu kalau ibumu udah minta tolong sama aku buat dukung hubunganmu sama Nina.”“Apa?!”“Kamu kaget apa enggak denger, Dal?”“Kapan Mama hubungi kamu?”“Aku lupa tepatnya kapan. Tapi, kayaknya sebelum kalian makan malam di mall dan kita sempet ketemu di sana pas aku belanja sama Sekar.”Dalion terdiam. Ini seperti sedang main kucing-kucingan namanya. Atmaja pernah bercerita pada Dali kalau ia ingin menjodohkan Kadeva dengan Kanina. Ternyata mama dari Dalion sendiri malah meminta dukungan Deva agar teman baiknya itu dekat dengan Kanina. Muter-muter terus ini, mah. “Mungkin kamu bisa bohongi orang lain, Dali. Tapi enggak sama aku,” lanjut Deva. “Ayolah, Bro. Buka hati kamu. Jangan terus-terusan ngerasa bersalah sama kepergian Mutia.”Dalion terdiam sesaat. Menyelami pikiran dan perasaannya yang seperti tak ak

  • ISTRI PAPAKU (MASIH) KEKASIHKU   41. Dua Sahabat

    Sudah tiga hari semenjak perdebatan bersama papanya di ruang perawatan Lisa, Deva tak mau menghubungi Atmaja selain urusan pekerjaan. Sebagai anak satu-satunya, Deva tahu dan paham apa yang diinginkan sang papa. Setiap orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk buah hatinya. Namun, dari semua perlakuan Atmaja yang dingin tapi tetap peduli, Deva cukup sanksi dengan kemarahan papanya kala itu. “Apa Papa benar-benar tak merestui pernikahanku dengan Sekar?” bisiknya pelan pada diri sendiri. Deva mulai dilema. Walau awalnya ia pun hanya ingin membantu Sekar, tetapi perlahan cinta itu pun mulai datang. Terlebih saat puncak pertengkaran Deva dengan papanya terjadi, ia cukup stres sampai akhirnya Sekar menawarkan diri bak charging energi. Sekar telah menyerahkan diri layaknya seorang istri yang tak menolak saat dig@uli. Deva pun makin merasa terikat kala gadis itu sudah tak gadis karena ulahnya. Ya, tentu bukan ulah kenakalan anak muda yang dulu pernah Deva lakukan dengan Khalisa. T

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status