Share

bab. 31

Author: Rizkymutha14
last update Last Updated: 2024-10-13 08:02:52

"Tuan, jangan seperti ini," ucap Shen Jin seraya memegang pundak pria yang baru saja ditolongnya itu. Pria itu pun bangun perlahan, matanya masih terlihat bingung dan lelah.

"Tuan, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa orang itu menyerangmu?" tanya Shen Jin dengan nada penasaran. Ia masih belum bisa memahami pertarungan yang baru saja terjadi di depan matanya.

Xiu Xianren tidak langsung menjawab. Ia hanya menatap Shen Jin sejenak sebelum mengajaknya ke sebuah gazebo yang terlihat unik, dengan ukiran-ukiran indah di setiap sudutnya.

"Permaisuri, sebaiknya kita duduk dulu di sana," ajaknya dengan suara lembut namun tegas. Shen Jin segera memapah Xiu. Awalnya, Xiu menolak karena menurutnya tidaklah pantas jika seorang permaisuri menggandeng tangan pria asing. Namun, karena Shen Jin yang memiliki sifat keras kepala, apalagi statusnya sebagai seorang dokter terampil di zaman modern, bersentuhan seperti itu baginya sudah dianggap biasa.

"Siapa orang tadi?" tanya Shen Jin kembali setelah merek
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 32

    Xiu Xianren melangkah maju dengan hati-hati, setiap langkahnya terasa seperti dentuman di tanah yang sunyi. Shen Jin mengikuti di belakangnya, mencoba menenangkan napasnya yang memburu. Angin malam yang dingin menyapu wajah mereka, membawa aroma tanah basah dan dedaunan yang membusuk. Suara gemerisik daun di sekitar mereka semakin memperkuat suasana tegang."Xiu, apa disana?" tanya Shen Jin dengan suara berbisik, hampir tidak terdengar di antara desiran angin.Xiu Xianren berhenti sejenak, menajamkan pendengarannya. "Ada sesuatu yang tidak beres di sini," jawabnya, matanya menyipit menatap kegelapan di depan mereka. "Kita harus waspada."Tiba-tiba, dari balik semak-semak, gerakan pada semak itu semakin kencang. Shen Jin merasakan jantungnya berdegup semakin kencang. Ia bisa merasakan keringat dingin mengalir di pelipisnya. Xiu Xianren mengangkat tangannya, memberi isyarat agar Shen Jin tetap diam.Ketika jarak mereka sudah sangat dekat, tiba-tiba dari balik semak-semak, seekor tupai

    Last Updated : 2024-11-02
  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    bab. 33

    Mendapat kabar tentang Shen Jin yang berada di kediaman Xiu Xianren, Kaisar Yuan bisa bernapas lega. Namun, ada perasaan yang mengganjal dalam hatinya mengenai tempat itu."Bagaimana Shen Jin bisa berada di tempat Guru Xiu?" gumamnya pelan. Tanpa menunggu lama, Kaisar Yuan beranjak dari duduknya dan pergi ke tempat itu. Hanya sekali melangkah, ia langsung menghilang dan muncul di depan kediaman Xiu Xianren.Kaisar Yuan mengedarkan pandangan ke sekeliling, kembali teringat saat ia pertama kali dibawa ke tempat itu. Aroma bunga melati yang lembut tercium di udara, membawa kenangan masa lalu yang masih segar di ingatannya. "Semuanya masih tampak sama dan tidak berubah," bisiknya, merasakan angin sepoi-sepoi yang menyentuh wajahnya. Kemudian, samar-samar terdengar suara seseorang yang sangat dikenalnya."Nah tuan, semuanya sudah selesai. Untuk menjaga luka ini agar tetap kering, sebaiknya jangan kena air terlebih dahulu. Aku juga sudah meresepkan obat untuk penyembuhan lukamu," celotehny

    Last Updated : 2024-11-07
  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    bab. 34

    Shen Jin dan Kaisar Bai Li Yuan meninggalkan kediaman Xiu Xianren. Mereka berjalan di tengah hutan yang memukau mata Shen Jin dengan keindahan alamnya. Pepohonan menjulang tinggi, dedaunan berbisik lembut dihembus angin, dan sinar matahari menembus celah-celah daun, menciptakan pola cahaya yang menari di tanah."Sungguh menakjubkan," gumam Shen Jin pelan, matanya tak lepas dari pemandangan sekitar. Keputusannya menolak tawaran Kaisar Yuan untuk teleportasi terbukti tepat. Jika tidak, ia pasti tidak akan bisa menikmati keindahan alam yang tidak ada di dunia manusia."Ini seperti dalam dunia dongeng," Shen Jin berdecak kagum. Langit berwarna merah muda berpadu dengan jingga dan ungu, menciptakan kanvas senja yang memukau. Binatang-binatang kecil berterbangan dengan sayap yang bersinar, sementara berbagai macam bunga dengan warna-warna cerah mendominasi pemandangan. Shen Jin berlari-lari kecil dengan wajah berseri-seri, merasakan kebahagiaan yang meluap.Kaisar Yuan yang melihat Shen Jin

    Last Updated : 2024-11-11
  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 35

    Kaisar Bai Li Yuan dan Shen Jin duduk di sebuah gazebo yang dikelilingi oleh hamparan bunga berwarna-warni. Aroma bunga yang semerbak memenuhi udara, menciptakan suasana yang tenang dan damai. Mereka memandang air terjun kembar yang mengalir deras dari dua tebing yang saling berhadapan, menciptakan suara gemuruh yang menenangkan."Indah sekali pemandangan ini," ujar Shen Jin dengan suara lembut, matanya terpaku pada air terjun yang memantulkan cahaya matahari pagi.Kaisar Bai Li Yuan mengangguk setuju. "Benar, tempat ini selalu membuatku merasa tenang," jawabnya, suaranya penuh kebijaksanaan. "Apa nama tempat ini?" tanya Shen Jin tanpa mengalihkan pandangan dari air terjun kembar yang mengalir deras, menciptakan suara gemuruh yang menenangkan. Udara di sekitar mereka terasa sejuk, dengan aroma segar dari dedaunan yang basah oleh percikan air."Bukit Huāyuán!" jawab Kaisar Yuan dengan suara lembut namun tegas, matanya memandang jauh ke arah cakrawala yang dipenuhi warna-warni senja."

    Last Updated : 2024-11-20
  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 36

    Di sebuah kamar dengan cahaya yang temaram, Shen Jin duduk termenung di atas tempat tidur seorang diri. Sebelah tangannya menumpu dagunya, sementara matanya menatap kosong ke arah jendela yang tertutup tirai tipis. Udara di dalam kamar terasa dingin, seolah-olah menyerap kehangatan dari tubuhnya."Apakah benar reinkarnasi itu ada? Bukankah itu hanya omongan belaka?" Shen Jin berbisik pada dirinya sendiri, suaranya hampir tenggelam dalam keheningan malam. "Tapi, jika diingat-ingat, wajah kaisar Yuan memang terlihat familiar. Ah, mungkin hanya perasaanku saja."Shen Jin menghela napas panjang, mencoba mengusir keraguan yang menghantui pikirannya. Bayangan wajah kaisar Yuan terus muncul dalam benaknya, mengusik ketenangan hatinya. Ia merasa ada sesuatu yang tidak bisa dijelaskan, sesuatu yang menghubungkan dirinya dengan kaisar tersebut.Shen Jin berdiri dari tempat tidurnya, melangkah pelan menuju jendela. Ia menarik tirai tipis itu, membiarkan cahaya bulan yang pucat masuk ke dalam kam

    Last Updated : 2024-11-23
  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 37

    Shen Jin berjalan perlahan di sebuah taman yang dipenuhi bunga-bunga berwarna-warni. Angin sepoi-sepoi meniup lembut, membawa aroma manis bunga yang sedang mekar, menyelimuti indera penciumannya dengan keharuman yang menenangkan. Di kejauhan, Shen Jin melihat seseorang yang tampak sangat familiar. Semakin dekat Shen Jin berjalan, semakin jelas sosok itu terlihat.Shen Jin memperhatikan orang yang berdiri membelakanginya itu dengan seksama. Saat ia hendak mengangkat suara untuk memanggil, tiba-tiba orang di depannya berbalik dan menatapnya dengan dingin. Seketika, Shen Jin terkejut saat melihat wajah orang yang berdiri di hadapannya, yang ternyata sama persis dengan dirinya. Namun, tanpa peringatan, orang yang mirip dengan Shen Jin itu menikam dadanya menggunakan jepit rambut yang sama, yang pernah diberikan oleh seseorang yang mirip dengan Kaisar Bai Li Yuan."TIDAAAKKK!" teriak Shen Jin, langsung terduduk dari tidurnya. Nafasnya tersengal-sengal, dan keringat dingin membasahi dahi s

    Last Updated : 2024-11-25
  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 38

    Di dalam istana, para pelayan sudah bangun sejak fajar untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi keluarga kerajaan. Matahari perlahan-lahan muncul di balik pegunungan, menyinari taman istana yang dipenuhi bunga-bunga berwarna-warni dan kolam-kolam ikan yang tenang. Suara burung berkicau menyambut datangnya hari baru, menambah semarak suasana pagi. Di ruang utama istana, Ayah dan ibu dari kaisar Yuan dan keluarganya menikmati sarapan yang terdiri dari berbagai hidangan lezat, seperti bubur nasi, sayuran segar, dan teh hangat. Sementara itu, para pejabat kerajaan mulai berdatangan untuk menghadiri pertemuan pagi dengan Kaisar, di mana mereka akan membahas berbagai urusan penting kerajaan. Sementara di dalam kamar, Shen Jik yang masih terlelap, mulai menggeliatkan tubuhnya. Lalu, perlahan matanya terbuka dan sedikit menyipit akibat silau cahaya matahari yang menerobos memalui celah jendela. "Sudah jam berapa ini?" gumam Shen Jin dengan nada khas bangun tidur. "Selamat pagi Yang Mul

    Last Updated : 2024-11-29
  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 39

    Di kamar yang terlihat megah, tercium aroma dupa yang menenangkan, wangi teh segar yang baru saja diseduh, serta harum bunga mawar yang mekar di taman, menambah kesan romantis. Cahaya matahari pagi yang lembut menyelinap melalui celah-celah jendela, menciptakan permainan bayangan yang indah di dinding.Dua sejoli masih terlelap di atas tempat tidur, akibat pertempuran panas semalam. Shen Jin mulai mengerjapkan mata saat merasakan silau cahaya matahari yang lancang masuk melalui celah jendela. Ia merentangkan tangan ke atas, meregangkan otot-otot yang terasa kaku. Saat hendak bangun, ia merasakan sebagian tubuhnya terasa berat, seperti ada beban yang menindihnya. Perlahan, ia melihat ke arah tubuh lainnya dan mendapati tangan yang melingkar di perutnya. Sudah tidak kaget lagi, siapa yang selalu bersikap posesif seperti itu, siapa lagi kalau bukan si kaisar bucin tingkat dewa.Shen Jin menggerakkan tubuhnya sangat pelan, dari posisi terlentang kini menjadi miring. Ia tersenyum, memandan

    Last Updated : 2024-12-04

Latest chapter

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 69

    Di paviliun barat yang sunyi, diterangi hanya cahaya remang lampu minyak, Xiu Xianren berdiri tegak. Angin malam berbisik lembut di antara dedaunan bambu, membawanya aroma tanah basah dan bunga melati. Matanya, sehitam batu obsidian, tertuju pada langit malam. Ribuan bintang berkelap-kelip, seperti berlian yang tersebar di atas kain beludru hitam pekat. Bulan purnama, bulat sempurna, memancarkan cahaya keperakan yang menyelimuti halaman dengan aura mistis. Keheningan malam hanya diiringi oleh suara jangkrik yang bercicit nyaring.Tak lama kemudian, langkah kaki terdengar mendekat. Zhang Wei, teman seperguruannya yang tampan dengan senyum ramah, muncul dari balik bayangan. Ia berjalan dengan tenang, jubah sutra biru tua berkibar lembut mengikuti langkahnya. Ia berdiri di samping Xiu Xianren, pandangannya turut tertuju pada langit yang dihiasi bintang-bintang. Keduanya terdiam sejenak, menikmati keindahan alam malam itu.Kemudian, Zhang Wei berseru, suaranya bercampur kekaguman

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 68

    Shen Jin terus saja mengoceh seraya menggerakkan kedua tangan ke atas ke bawah, seolah-olah mencoba menjelaskan sesuatu yang sangat penting. Pergerakannya semakin terbatas karena perutnya yang semakin membesar, menciptakan bayangan bulat yang bergerak mengikuti gerakan tubuhnya."Aku sungguh tidak mengerti, di saat aku sedang hamil besar seperti ini, Yua'er malah tidak ada di sampingku. Padahal kan aku butuh perhatiannya," celoteh Shen Jin dengan nada yang terdengar kesal. Suaranya menggaung pelan di ruangan yang sepi, menciptakan suasana hening yang aneh. Tiba-tiba, Shen Jin menghentikan gerakkannya, detik kemudian ia mengernyitkan dahi karena merasa hening dengan suasana sekelilingnya. "Yueyin, kenapa kau diam saja?" ucap Shen Jin, mencoba memecah kesunyian yang tiba-tiba itu. Saat hendak membalikkan badan, tiba-tiba seseorang sudah memakaikan mantel hangat ke tubuhnya. Shen Jin sedikit terkejut dan menolehkan kepalanya dengan cepat. Matanya membelalak, tidak percaya dengan apa ya

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 67

    Mendengar situasi yang semakin mengkhawatirkan. Setelah menenangkan Shen Jin hingga membuatnya tertidur, kaisar Yuan beranjak dari kamarnya menuju ruang pribadi. Mendengar situasi yang semakin mengkhawatirkan, Kaisar Yuan merasakan kecemasan yang merayap di sudut-sudut pikirannya. Malam itu, setelah menenangkan Shen Jin hingga membuatnya tertidur lelap, ia beranjak dari sisi tempat tidur. Langkah-langkahnya yang mantap menggema di koridor istana yang sunyi, menuju ruang pribadinya yang terletak di sayap timur.Saat tiba di depan pintu yang besar dan berornamen rumit, Kaisar Yuan berhenti sejenak. Di hadapannya berdiri Liu Jun, seorang pengawal setia dengan tatapan mata yang tajam namun setia. "Liu Jun," kata Kaisar Yuan, suaranya tenang tapi penuh kewibawaan, "Aku akan melakukan meditasi. Aku percayakan padamu untuk menjaga kakak ipar mu."Liu Jun membungkuk dalam tanda hormat. "Baik, Yang Mulia," jawabnya tegas, tanpa sedikit pun keraguan.Setelah itu, Kaisar Yuan kembali melangkah

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 66

    Malam pelan-pelan menyerah pada kehadiran fajar. Langit biru tua perlahan berubah menjadi ungu muda, kemudian merona merah keemasan. Bintang-bintang berpaling, menyerahkan tempatnya pada cahaya pagi.Udara dingin malam berubah hangat, membawa aroma embun dan bunga-bunga yang mulai mekar. Suara burung-burung bernyanyi, mengiringi detak jantung pagi.Bayangan malam menghilang, digantikan oleh sinar matahari yang lembut. Dunia terbangun dari tidurnya, menyambut hari baru dengan penuh harapan dan semangat.Cahaya pagi memancarkan kehangatan di setiap sudut, mengusir sisa kegelapan. Awan-awan tipis berwarna merah jambu dan emas, seperti lukisan alam yang indah.Suara alam semakin hidup: burung-burung berkicau, air terjun mengalir, dan daun-daun bergoyang. Semua menyambut pagi dengan kesegaran dan kebahagiaan.Langit biru cerah, matahari muncul, membawa harapan dan energi baru. Dunia terasa segar, dan hari ini menjanjikan keindahan dan keajaiban.Di pagi yang masih sangat buta, entah sejak

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 65

    Di tengah-tengah hutan yang gelap dan berkabut, dalam dunia manusia, terdapat sebuah bangunan kecil yang terbuat dari kayu, hampir tersembunyi oleh bayang-bayang pepohonan yang tinggi. Bai Xiu Xue berdiri di sana, pandangannya tertuju ke arah depan. Senyum iblisnya terpancar, menambah kegelapan suasana, saat dia menerima kabar dari siluman burung tentang hilangnya buah anggur keabadian."Yang Mulia, para sekte tengah berencana untuk mencari keberadaan buah anggur keabadian," kata siluman burung, suaranya rendah dan penuh rasa hormat, sembari membungkukkan badannya.Bai Xiu Xue mendengarkan dengan seksama, matanya yang tajam menyorotkan kilauan kegembiraan. "Bagus," gumamnya pelan namun penuh arti, "biarkan mereka mencari. Namun, pastikan mereka tidak menemukannya sebelum kita." Siluman burung mengangguk dengan tegas. "Kami sudah mengerahkan mata-mata ke berbagai wilayah, Yang Mulia. Mereka akan melaporkan setiap pergerakan sekte."Bai Xiu Xue menatap ke dalam kegelapan hutan, pikiran

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 64

    Masing-masing pemimpin sekte terkejut ketika mendengar pemimpin sekte langit mengungkapkan bahwa anggur keabadian telah hilang. Ruangan yang biasanya penuh dengan suara desiran angin kini dipenuhi keheningan tegang, seolah waktu berhenti."Bagaimana bisa anggur itu hilang?" Pemimpin sekte Phoenix mengerutkan keningnya, matanya menyipit tajam, berusaha memahami situasi yang rumit ini. "Sepertinya orang ini memiliki tingkat kultivasi yang sangat tinggi," tambahnya, suaranya rendah tetapi penuh keyakinan.Kabar mengejutkan ini akhirnya sampai di telinga Bai Xiu Xue. Bayangan pikirannya dipenuhi dengan berbagai skenario buruk, dan setelah kejadian penculikan terhadap Shen Jin, Bai Xiu Xue sekarang bersembunyi di tempat yang hampir tidak mungkin dideteksi oleh Bai Li Yuan. Setiap suara angin yang menerpa dedaunan di tempat persembunyiannya, terasa seperti bisikan ancaman yang mengingatkan akan bahaya yang selalu mengintai.Sementara di kerajaan Bai Li Yuan, Shen Jin tengah menikmati buah a

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 63

    Pagi itu, sinar matahari perlahan menyelinap melalui celah-celah tirai, membangunkan dunia dengan lembut. Suara burung berkicau di luar jendela, seolah-olah menyambut hari baru dengan penuh semangat. Di dalam kamar, Shen Jin terbangun dari tidurnya, matanya perlahan membuka, menyesuaikan diri dengan cahaya pagi yang hangat.Dia menarik nafas dalam-dalam, merasakan udara segar yang masuk melalui jendela yang sedikit terbuka. Aroma embun pagi dan bunga-bunga yang mekar memenuhi ruangan, memberikan rasa tenang dan damai. Ketika ia hendak bangun, ia merasakan sedikit berat di bagian perut. Matanya langsung turun melihat ke bagian perut, dan ternyata sebuah tangan melingkar disana. Shen jin , dengan gerakan lambat, dia menyingkirkan tangan kaisar Yuan yang melingkar di perutnya, lalu bangkit dari tempat tidur. Langkah pertamanya menuju jendela, dia membuka jendela sepenuhnya, membiarkan cahaya matahari membanjiri kamar. Pemandangan taman yang hijau dan bunga-bunga yang berwarna-warni

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    bab. 62

    Kaisar Yuan beranjak dari kamarnya, diikuti oleh Pangeran Liu Jun. Langkah mereka terdengar mantap di sepanjang koridor istana yang megah, dinding-dindingnya dihiasi dengan lukisan-lukisan indah dan lampu-lampu berkilauan. Sementara itu, Kaisar dan Permaisuri Agung tengah menunggu di aula utama dengan perasaan yang gelisah, wajah mereka menunjukkan kekhawatiran yang mendalam.Beberapa menit kemudian, Kaisar Yuan dan Pangeran Liu Jun tiba di aula. Suasana tegang terasa di udara, seolah-olah setiap orang menahan napas menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya."Kau sudah datang?" ucap Permaisuri Agung seraya menghampiri Kaisar Yuan. Suaranya lembut namun penuh dengan kekhawatiran. "Kita duduk dulu," sambungnya, mengisyaratkan mereka untuk duduk di kursi-kursi yang telah disiapkan.Setelah mereka duduk berkumpul, Permaisuri Agung pun mulai menginterogasi Kaisar Yuan tentang kejadian aneh yang tengah melanda Kerajaan Bai Li Yuan. "Yua'er, Apa benar Shen Jin telah memakan buah pemberian

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 61

    Kaisar Yuan dan Shen Jin melangkah keluar dari aula istana utama, diikuti oleh Yueyin dan Pangeran Liu Jun. Angin malam yang sejuk menyapu wajah mereka, membawa aroma bunga melati yang mekar di taman istana. Langkah mereka terdengar lembut di atas lantai marmer yang dingin, menciptakan irama yang tenang di tengah keheningan malam.Sesampainya di kediaman Shen Jin, Kaisar Yuan segera berpamitan. "Shen Jin, aku akan pergi keluar sebentar. Istirahatlah dulu," ucapnya dengan lembut, suaranya seperti bisikan angin yang menenangkan. Shen Jin, yang duduk di atas tempat tidur dengan bantal sutra berwarna merah muda, mengangguk tegas sambil tersenyum lebar. Senyumnya memancarkan kehangatan yang membuat ruangan terasa lebih hidup.Kaisar Yuan kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Yueyin yang berdiri tidak jauh dari mereka. "Yueyin, jaga Permaisuri dengan baik," ucapnya dengan nada tegas namun penuh perhatian. Yueyin mengangguk paham, matanya menunjukkan kesungguhan dan kesetiaan.Dengan la

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status