Share

Bab. 32

Author: Rizkymutha14
last update Last Updated: 2024-11-02 23:15:55

Xiu Xianren melangkah maju dengan hati-hati, setiap langkahnya terasa seperti dentuman di tanah yang sunyi. Shen Jin mengikuti di belakangnya, mencoba menenangkan napasnya yang memburu. Angin malam yang dingin menyapu wajah mereka, membawa aroma tanah basah dan dedaunan yang membusuk. Suara gemerisik daun di sekitar mereka semakin memperkuat suasana tegang.

"Xiu, apa disana?" tanya Shen Jin dengan suara berbisik, hampir tidak terdengar di antara desiran angin.

Xiu Xianren berhenti sejenak, menajamkan pendengarannya.

"Ada sesuatu yang tidak beres di sini," jawabnya, matanya menyipit menatap kegelapan di depan mereka. "Kita harus waspada."

Tiba-tiba, dari balik semak-semak, gerakan pada semak itu semakin kencang. Shen Jin merasakan jantungnya berdegup semakin kencang. Ia bisa merasakan keringat dingin mengalir di pelipisnya. Xiu Xianren mengangkat tangannya, memberi isyarat agar Shen Jin tetap diam.

Ketika jarak mereka sudah sangat dekat, tiba-tiba dari balik semak-semak, seekor tupai
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    bab. 33

    Mendapat kabar tentang Shen Jin yang berada di kediaman Xiu Xianren, Kaisar Yuan bisa bernapas lega. Namun, ada perasaan yang mengganjal dalam hatinya mengenai tempat itu."Bagaimana Shen Jin bisa berada di tempat Guru Xiu?" gumamnya pelan. Tanpa menunggu lama, Kaisar Yuan beranjak dari duduknya dan pergi ke tempat itu. Hanya sekali melangkah, ia langsung menghilang dan muncul di depan kediaman Xiu Xianren.Kaisar Yuan mengedarkan pandangan ke sekeliling, kembali teringat saat ia pertama kali dibawa ke tempat itu. Aroma bunga melati yang lembut tercium di udara, membawa kenangan masa lalu yang masih segar di ingatannya. "Semuanya masih tampak sama dan tidak berubah," bisiknya, merasakan angin sepoi-sepoi yang menyentuh wajahnya. Kemudian, samar-samar terdengar suara seseorang yang sangat dikenalnya."Nah tuan, semuanya sudah selesai. Untuk menjaga luka ini agar tetap kering, sebaiknya jangan kena air terlebih dahulu. Aku juga sudah meresepkan obat untuk penyembuhan lukamu," celotehny

    Last Updated : 2024-11-07
  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    bab. 34

    Shen Jin dan Kaisar Bai Li Yuan meninggalkan kediaman Xiu Xianren. Mereka berjalan di tengah hutan yang memukau mata Shen Jin dengan keindahan alamnya. Pepohonan menjulang tinggi, dedaunan berbisik lembut dihembus angin, dan sinar matahari menembus celah-celah daun, menciptakan pola cahaya yang menari di tanah."Sungguh menakjubkan," gumam Shen Jin pelan, matanya tak lepas dari pemandangan sekitar. Keputusannya menolak tawaran Kaisar Yuan untuk teleportasi terbukti tepat. Jika tidak, ia pasti tidak akan bisa menikmati keindahan alam yang tidak ada di dunia manusia."Ini seperti dalam dunia dongeng," Shen Jin berdecak kagum. Langit berwarna merah muda berpadu dengan jingga dan ungu, menciptakan kanvas senja yang memukau. Binatang-binatang kecil berterbangan dengan sayap yang bersinar, sementara berbagai macam bunga dengan warna-warna cerah mendominasi pemandangan. Shen Jin berlari-lari kecil dengan wajah berseri-seri, merasakan kebahagiaan yang meluap.Kaisar Yuan yang melihat Shen Jin

    Last Updated : 2024-11-11
  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 35

    Kaisar Bai Li Yuan dan Shen Jin duduk di sebuah gazebo yang dikelilingi oleh hamparan bunga berwarna-warni. Aroma bunga yang semerbak memenuhi udara, menciptakan suasana yang tenang dan damai. Mereka memandang air terjun kembar yang mengalir deras dari dua tebing yang saling berhadapan, menciptakan suara gemuruh yang menenangkan."Indah sekali pemandangan ini," ujar Shen Jin dengan suara lembut, matanya terpaku pada air terjun yang memantulkan cahaya matahari pagi.Kaisar Bai Li Yuan mengangguk setuju. "Benar, tempat ini selalu membuatku merasa tenang," jawabnya, suaranya penuh kebijaksanaan. "Apa nama tempat ini?" tanya Shen Jin tanpa mengalihkan pandangan dari air terjun kembar yang mengalir deras, menciptakan suara gemuruh yang menenangkan. Udara di sekitar mereka terasa sejuk, dengan aroma segar dari dedaunan yang basah oleh percikan air."Bukit Huāyuán!" jawab Kaisar Yuan dengan suara lembut namun tegas, matanya memandang jauh ke arah cakrawala yang dipenuhi warna-warni senja."

    Last Updated : 2024-11-20
  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 36

    Di sebuah kamar dengan cahaya yang temaram, Shen Jin duduk termenung di atas tempat tidur seorang diri. Sebelah tangannya menumpu dagunya, sementara matanya menatap kosong ke arah jendela yang tertutup tirai tipis. Udara di dalam kamar terasa dingin, seolah-olah menyerap kehangatan dari tubuhnya."Apakah benar reinkarnasi itu ada? Bukankah itu hanya omongan belaka?" Shen Jin berbisik pada dirinya sendiri, suaranya hampir tenggelam dalam keheningan malam. "Tapi, jika diingat-ingat, wajah kaisar Yuan memang terlihat familiar. Ah, mungkin hanya perasaanku saja."Shen Jin menghela napas panjang, mencoba mengusir keraguan yang menghantui pikirannya. Bayangan wajah kaisar Yuan terus muncul dalam benaknya, mengusik ketenangan hatinya. Ia merasa ada sesuatu yang tidak bisa dijelaskan, sesuatu yang menghubungkan dirinya dengan kaisar tersebut.Shen Jin berdiri dari tempat tidurnya, melangkah pelan menuju jendela. Ia menarik tirai tipis itu, membiarkan cahaya bulan yang pucat masuk ke dalam kam

    Last Updated : 2024-11-23
  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 37

    Shen Jin berjalan perlahan di sebuah taman yang dipenuhi bunga-bunga berwarna-warni. Angin sepoi-sepoi meniup lembut, membawa aroma manis bunga yang sedang mekar, menyelimuti indera penciumannya dengan keharuman yang menenangkan. Di kejauhan, Shen Jin melihat seseorang yang tampak sangat familiar. Semakin dekat Shen Jin berjalan, semakin jelas sosok itu terlihat.Shen Jin memperhatikan orang yang berdiri membelakanginya itu dengan seksama. Saat ia hendak mengangkat suara untuk memanggil, tiba-tiba orang di depannya berbalik dan menatapnya dengan dingin. Seketika, Shen Jin terkejut saat melihat wajah orang yang berdiri di hadapannya, yang ternyata sama persis dengan dirinya. Namun, tanpa peringatan, orang yang mirip dengan Shen Jin itu menikam dadanya menggunakan jepit rambut yang sama, yang pernah diberikan oleh seseorang yang mirip dengan Kaisar Bai Li Yuan."TIDAAAKKK!" teriak Shen Jin, langsung terduduk dari tidurnya. Nafasnya tersengal-sengal, dan keringat dingin membasahi dahi s

    Last Updated : 2024-11-25
  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 38

    Di dalam istana, para pelayan sudah bangun sejak fajar untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi keluarga kerajaan. Matahari perlahan-lahan muncul di balik pegunungan, menyinari taman istana yang dipenuhi bunga-bunga berwarna-warni dan kolam-kolam ikan yang tenang. Suara burung berkicau menyambut datangnya hari baru, menambah semarak suasana pagi. Di ruang utama istana, Ayah dan ibu dari kaisar Yuan dan keluarganya menikmati sarapan yang terdiri dari berbagai hidangan lezat, seperti bubur nasi, sayuran segar, dan teh hangat. Sementara itu, para pejabat kerajaan mulai berdatangan untuk menghadiri pertemuan pagi dengan Kaisar, di mana mereka akan membahas berbagai urusan penting kerajaan. Sementara di dalam kamar, Shen Jik yang masih terlelap, mulai menggeliatkan tubuhnya. Lalu, perlahan matanya terbuka dan sedikit menyipit akibat silau cahaya matahari yang menerobos memalui celah jendela. "Sudah jam berapa ini?" gumam Shen Jin dengan nada khas bangun tidur. "Selamat pagi Yang Mul

    Last Updated : 2024-11-29
  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 39

    Di kamar yang terlihat megah, tercium aroma dupa yang menenangkan, wangi teh segar yang baru saja diseduh, serta harum bunga mawar yang mekar di taman, menambah kesan romantis. Cahaya matahari pagi yang lembut menyelinap melalui celah-celah jendela, menciptakan permainan bayangan yang indah di dinding.Dua sejoli masih terlelap di atas tempat tidur, akibat pertempuran panas semalam. Shen Jin mulai mengerjapkan mata saat merasakan silau cahaya matahari yang lancang masuk melalui celah jendela. Ia merentangkan tangan ke atas, meregangkan otot-otot yang terasa kaku. Saat hendak bangun, ia merasakan sebagian tubuhnya terasa berat, seperti ada beban yang menindihnya. Perlahan, ia melihat ke arah tubuh lainnya dan mendapati tangan yang melingkar di perutnya. Sudah tidak kaget lagi, siapa yang selalu bersikap posesif seperti itu, siapa lagi kalau bukan si kaisar bucin tingkat dewa.Shen Jin menggerakkan tubuhnya sangat pelan, dari posisi terlentang kini menjadi miring. Ia tersenyum, memandan

    Last Updated : 2024-12-04
  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 40

    Shen Jin masih duduk di paviliun, menikmati keindahan taman yang menyejukkan hati. Angin sepoi-sepoi berhembus lembut, membawa aroma bunga yang sedang mekar. Daun-daun bergoyang perlahan, menciptakan irama alam yang menenangkan. Tanpa ia sadari, seseorang dari jarak yang cukup jauh tengah memperhatikan dirinya, seraya tersenyum tipis. Merasakan ada yang memperhatikannya, Shen Jin mengedarkan pandangan ke sekeliling. Matanya menyapu setiap sudut taman, mencari sumber perasaan aneh itu. Namun, saat Shen Jin menengok ke sana kemari, ia tidak menemukan siapapun. Hanya bayangan pepohonan dan semak-semak yang bergerak pelan diterpa angin."Apa mungkin perasaanku saja," gumam Shen Jin pelan, suaranya hampir tenggelam dalam gemerisik dedaunan.Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar mendekat, memecah keheningan sore itu. Shen Jin menoleh cepat, dan di hadapannya berdiri seorang pria dengan senyum ramah. Pria itu mengenakan pakaian sederhana, namun ada sesuatu dalam tatapannya yang membuat Sh

    Last Updated : 2024-12-04

Latest chapter

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 106

    Setelah dentingan senjata tak lagi terdengar, keheningan yang mencekam. Xiu Juan dan Rouyue, yang sebelumnya bersembunyi di dalam kereta, saling bertukar pandang penuh keraguan sebelum akhirnya memberanikan diri keluar. Dengan langkah hati-hati, mereka melangkah menghampiri Jin Yu yang berdiri tegap di depan kereta kuda, masih di atas kudanya yang menginjak-injak tanah dengan resah."Tuan, apakah semuanya baik-baik saja?" tanya Xiu Juan dengan nada lembut, hampir seperti bisikan yang menguap ke dalam malam. Angin dingin menyapu helaian rambutnya, menambah dramatis suasana.Tanpa banyak kata, Jin Yu melompat turun dari kudanya dengan gerakan yang begitu cepat dan penuh percaya diri. Ia kini berdiri tegap di hadapan Xiu Juan, tatapannya setajam pisau."Semuanya sudah terkendali. Kalian tidak perlu merasa takut lagi," ujarnya dengan nada yang dingin namun tegas, seperti lapisan baja yang menyembunyikan sesuatu di dalamnya. Kalimatnya tegas, tetapi menyimpan kesan tak terbantahkan bahwa

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 105

    Pagi hari tiba membawa cahaya keemasan yang memancar dari ufuk timur. Udara segar dan dingin menyentuh kulit. Suara burung-burung berkicau di taman istana, mengiringi langkah kaki yang melangkah keluar dari aula utama. Aroma teh hijau panas dan roti kukus manis memenuhi udara, membuat perut keroncongan. Cahaya matahari yang lembut memancar melalui celah jendela menerangi ruangan yang masih sunyi. Di luar, suara air yang mengalir dari kolam istana dan suara lonceng yang berbunyi di menara kota menambahkan kesan alami pada pagi hari yang cerah. Pohon-pohon bambu yang tinggi dan lurus berdiri di sekitar , membentuk sebuah pagar alami yang indah. Batu-batu granit yang berwarna abu-abu terhampar di jalan kota membentuk sebuah jalan yang luas dan megah. Di desa Daiyang, pangeran Jin yu dan yang lainnya tengah menikmati kudapan pagi yang di sediakan oleh penginapan tersebut. Jin yu tampak sedikit murung setelah kejadian malam itu, saat dia dan Xiu menikmati sinar bulan. Begitu pun denga

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 104

    Di kamar Xiu Juan dan Rouyue, setelah selesai membersihkan diri, keduanya tengah duduk menikmati makan malam sederhana yang disajikan oleh penginapan. Aroma sup ayam yang hangat dan nasi putih yang baru matang memenuhi udara, menciptakan suasana yang menenangkan.Setelah selesai makan, Rouyue yang sudah kelelahan memilih untuk pergi tidur. "Xiu Juan, aku sudah mengantuk. Aku mau pergi tidur dulu," ucap Rouyue seraya menguap panjang, matanya setengah tertutup."Baiklah. Kau pergi tidur saja dulu. Aku akan membersihkan ini semua," jawab Xiu Juan sambil tersenyum lembut. Rouyue mengangguk seraya melangkah ke arah tempat tidur, matras bambu yang empuk dan selimut sutra yang hangat menantinya.Sementara itu, Xiu Juan membereskan piring dan mangkuk kotor yang ada di atas meja. Dengan hati-hati, ia memindahkan piring dan mangkuk kotor itu ke luar kamarnya dan meletakkannya di atas meja kecil yang sudah tersedia di samping pintu kamarnya.Setelah selesai, ia tidak langsung masuk ke kamar mela

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 103

    Jarak tempuh antara kerajaan Bai Li Yuan memakan waktu kurang lebih satu minggu. Mereka baru menempuh perjalanan selama tiga hari dan telah sampai di kota Shangxi. Kota ini penuh dengan keramaian dan hiruk pikuk, jalan-jalannya dipenuhi oleh pedagang yang menawarkan dagangan mereka, dan aroma rempah-rempah yang kuat menyelimuti udara."Kita mencari penginapan di desa ini saja," ucap Shen Zhibai lembut. Jin Yu dan He Shen mengangguk, lalu mereka turun dari kuda saat melihat sebuah bangunan besar di depan mereka. Bangunan itu terbuat dari kayu jati yang kokoh, dengan lentera merah menggantung di pintunya, memberi kesan hangat dan mengundang.Jin Yu yang berdiri di samping kereta kuda, mengetuk jendelanya dengan pelan. Xiu Juan sedikit menyingkap tirai jendelanya, matanya yang tajam mengamati sekitar."Nona, malam ini kita istirahat di penginapan saja. Besok pagi kita akan melanjutkan perjalanan kembali," ucap Jin Yu dengan nada dingin namun terdengar lembut. Suaranya mengalun seperti an

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 102

    Xiu Juan dan Rouyue kini berada di depan istana kuning yang megah, kediaman kaisar Yuan dan permaisuri Shen Jin. Di bawah sinar matahari yang lembut, mereka berdiri di atas jalan setapak berbatu yang berkilauan dengan hiasan ukiran naga dan burung hong. Angin sepoi-sepoi membawa aroma bunga melati dari taman istana, menciptakan suasana yang tenang namun penuh dengan keagungan. Dengan hati yang berat, mereka berniat untuk berpamitan pulang ke kerajaan Dayue."Salam Yang Mulia Kaisar, Permaisuri, Pangeran. Saya ingin berpamitan pulang dan mengucapkan terima kasih karena sudah mengizinkan saya bermalam di sini," ucap Xiu Juan dengan sopan, suaranya lembut namun penuh ketulusan."Tidak perlu sungkan, Putri. Anggap saja seperti di rumahmu sendiri. Aku sangat senang bisa berbincang denganmu, aku merasa seperti sudah memiliki menantu," balas Shen Jin dengan nada riang, senyumnya begitu tulus hingga matanya berkerut.Jin Yu dan Xiu Juan menjadi saling menatap. Dalam tatapan mata mereka, ada p

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 101

    Setelah kejadian di malam pesta penyambutan Shen Jinyulong, kini penjagaan istana kekaisaran dijaga ketat, seolah-olah setiap sudutnya memiliki mata yang waspada. Portal yang menghubungkan antara dunia manusia dan siluman kembali ditutup, menghilangkan satu-satunya jalur komunikasi di antara mereka.Putri Ling Xian, yang masih berada di istana kerajaan Bai Li Yuan, terlihat gelisah. Ia mondar-mandir di kamarnya yang megah dengan hiasan sutra merah dan emas, sesekali melihat ke luar jendela dengan pemandangan taman kerajaan yang tenang, seperti sedang menunggu seseorang."Di mana Rouyue? Sejak semalam dia menghilang begitu saja," gumam Ling Xian dengan suara lembut, hampir seperti bisikan yang tertiup angin. Menit kemudian, samar-samar ia mendengar suara langkah kaki mendekat ke arah kamarnya. Ling Xian mengarahkan pandangan tajam ke arah pintu yang masih tertutup rapat, jantungnya berdetak kencang seperti genderang perang, sedangkan tangannya meremas baju sutra halusnya.Suara langkah

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab 100

    Pesta kembali berjalan lancar setelah ada sedikit insiden yang hampir mengacaukan acara tersebut. Para tamu sudah berkumpul di aula istana utama, ruangan megah yang dihiasi lampu kristal berkilauan dan lantai marmer yang memantulkan cahaya. Aroma bunga peony segar yang ditempatkan di setiap sudut ruangan menyebar ke seluruh aula, menciptakan suasana yang elegan dan mewah.Kaisar Yuan dan Shen Jin duduk di singgasananya yang tinggi dan berlapis emas, memperlihatkan kekuasaan dan kemegahan mereka. Mereka menyaksikan hiburan yang sedang berlangsung di hadapan mereka, di mana para penari dengan kostum tradisional dinasti Han bergerak lincah mengikuti irama musik yang dimainkan oleh orkestra istana. Hiburan malam itu mencakup pertunjukan opera Peking yang menggambarkan kisah-kisah legenda, tarian naga yang menggetarkan, serta akrobat udara yang memukau. Cahaya lentera merah yang berayun lembut dari langit-langit menambah atmosfer magis ke dalam ruangan.Putri Ling Xian, duduk di samping Pa

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 99

    "Pengawal!" serunya dengan suara menggelegar, seolah-olah setiap getaran nadanya mampu mengguncang dinding aula istana. "Bawa kedua wanita ini," perintah Pangeran Liu dengan sorot mata yang tajam seperti pedang. Wajahnya memerah, menampakkan amarah yang tak dapat ia sembunyikan, melihat sikap istrinya dan putrinya yang telah memancing perhatian seluruh tamu.Para pengawal, dengan langkah yang mantap dan tanpa keraguan, segera membawa Yunqing dan Xiaonglue keluar dari kerumunan. Kedua wanita itu berusaha menahan emosi mereka, tetapi ketegangan yang tergambar di wajah mereka jelas terbaca oleh siapa pun yang melihat.Setelah memastikan kedua wanita itu disingkirkan dari pandangan, Pangeran Liu melangkah maju. Sepatu kulitnya mengeluarkan bunyi langkah yang tegas di atas lantai batu marmer, menciptakan keheningan sekejap di antara para tamu. Dia berhenti di hadapan Kaisar Yuan dan Shen Jin, lalu membungkuk dalam-dalam dengan penuh hormat."Yang Mulia Kaisar, Yang Mulia Permaisuri," katan

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 98

    Kaisar Yuan melangkah dengan anggun ke arah Shen Jin dan berdiri di sampingnya. Putri Liu Yuqing, yang berdiri tak jauh, membelalakkan mata ketika melihat kedekatan yang begitu jelas antara Kaisar Yuan dan Shen Jinyulong. Namun, meskipun rasa penasaran menggelitiknya, dia masih belum mampu memahami sepenuhnya hubungan yang begitu erat antara keduanya.Xiaonglue, dengan usaha keras, membantu putrinya untuk berdiri. Meskipun dia berada di hadapan Kaisar Yuan, sikap keras kepala dan ketidaksopanan masih terlihat jelas di wajahnya. "Yi Xiuying," teriak Xiaonglue dengan nada garang yang memecah keheningan, "jika bukan karena kau menggantikan posisiku untuk menikahi pria kejam ini, hidupmu mungkin tidak akan seberuntung ini."Shen Jin menatap Xiaonglue dengan mata yang penuh kebencian dan penghinaan. Kedalaman amarah yang tersembunyi di balik tatapannya seolah membakar jiwa Xiaonglue. Dia merasakan ketegangan di udara saat tatapan tajam Shen Jin menembus dirinya, membuatnya merasa seolah d

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status