Share

Bab 2 Dipaksa Menikah

Penulis: Rose_roshella
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-31 17:50:28

Aku dipaksa Menikah

Aku benar-benar takut dan frustasi, ketika lelaki yang menatapku penuh intimidasi, mengatakan bahwa dirinya adalah calon suamiku, takdir apakah yang menimpaku saat ini?.

Aku tidak mau dan tidak sudi menikah dengan lelaki itu, tatapannya sangat mesum kepadaku. Lelaki yang tak aku kenal itu, lantas terus mendekati diriku.

"Bicara apa kau? Kau bukan calon suamiku, Arsen adalah calon suamiku, dia kekasihku saat ini," teriakku meralat ucapannya, kepadaku.

Lelaki itu lantas berusaha untuk menyentuh pipiku, segera aku tepiskan tangannya. Ku palingkan wajahku, ketika dia hendak mendekatkan bibirnya kearahku.

Lelaki itu tersenyum seringai kearahku, sungguh aku tak tau apa yang dia pikirkannya tentang diriku.

"Kenapa kamu sangat galak, cantik?" tanya lelaki itu seraya menggodaku.

Aku berusaha untuk menghindari dirinya yang semakin lama semakin datang mendekati kearahku.

"Jangan mendekatiku!" sergahku, ketika dirinya terus saja mendekat ke arahku.

"Kenapa? Besok kita akan menikah sayang, seluruh tubuhmu akan menjadi milikku," terangnya seraya mengedipkan sebelah matanya.

Sungguh aku sangat jijik kepada dirinya, mana mungkin aku mau menikah dengannya, apalagi menyerahkan tubuhku kepadanya.

"Aku tidak mau menikah denganmu!" tegasku, menatap kesal kearahnya.

"Kenapa?" tanya lelaki itu seraya menatap wajahku dengan tatapan menggodaku.

"Karena aku sudah memiliki kekasih, kau tak berhak mengatur hidupku, aku tidak mengenalimu dan kau jangan pernah memaksaku untuk menikah denganmu," tegasku, dengan menatap nyalang kearahnya.

Lelaki yang biasa dipanggil Tuan Zu, terlihat tertawa, ketika dirinya mendengarkan ucapanku.

"Hahahahaha...memangnya kau siapa? Kau hanya kutu kecil bagiku, kau adalah gadis tawanan dari orang tuamu."

Deg

Deg

Deg

Jantungku seketika berdegub dengan kencangnya, sungguh apa yang dikatakan olehnya, membuatku langsung Shock seketika.

Orang tuaku mana mungkin melakukan itu kepadaku, selama ini mereka sangat mencintaiku.

"Tidak, kamu pasti bohong!" ucapku dengan nada penuh emosi.

"Siapa yang berbohong? Orang tuamu sendiri yang membuat kesalahan kepadaku, dia melarikan diri dan meninggalkanmu di rumah sendiri," jawabnya menatap seringai ke arahku.

Deg

Sungguh aku tak bisa berkata apa-apa lagi, ketika lelaki itu menuduh orang tuaku berbuat sekeji itu kepadaku, sedangkan orang tuaku mengatakan kepadaku, kalau saat ini mereka sedang dalam tugas luar kota, itulah sebabnya orang tuaku meninggalkanku sendiri dirumah, hingga terjadilah penculikan yang menimpaku saat ini.

Seketika air mataku sudah mengalir membasahi pipiku, sungguh pilu nasibku saat ini.

"Kau tidak usah menangis, kau akan aku buat bahagia, asal kau menjadi istriku yang penurut."

"Tidak, aku tidak mau menikah denganmu, lepaskan aku!" tolakku dengan nada menjerit dan berusaha untuk menjauhkan tubuhnya dari tubuhku.

"Tak ada yang bisa menolakku, aku akan tetap menjadikanmu istri ke empatku."

Mendengar ucapan Tuan Zu, membuat hatiku langsung hancur seketika, tanpa basa basi lagi, tubuhku langsung ditariknya.

Aku terkejut dengan apa yang dia lakukan kepadaku. Tak lama setelah itu, Tuan Zu menarik tengkuk leherku, saat itupun dirinya memaksaku berciuman dengannya.

Aku meronta-ronta, kupukul-pukul dadanya beberapa kali, namun dia tetap tak mau melepaskan ciumannya dari bibirku.

Air mataku kembali jatuh membasahi pipiku, hingga akhirnya Tuan Zu melepaskan pagutannya, ketika nafasku mulai tersengal-sengal.

Saat itu, dia mendorongku ke belakang, Tuan Zu langsung mengusap bibirnya yang basah dengan ibu jarinya.

Aku yang masih Shock, hanya terdiam terpaku menatap dirinya saja, tak lama kemudian kurasakan bibirku yang sudah basah karena bekas ciumannya, akupun segera menghapus bekas ciumannya dengan menggunakan tanganku.

Berkali-kali aku mencoba untuk menghapus bekas ciumannya, namun masih kurasakan bibirnya masih membekas dibibirku.

Tuan Zu, menatapku dengan tersenyum menyeringai, aku melihat dirinya berdiri di depanku dengan menatap penuh ke arahku.

"Kenapa kamu menghapus bekas ciumanku?" tanyanya dengan menatap tajam kearahku.

"Cih aku tidak sudi bibirmu membekas di bibirku," cibirku dengan terus menghapus bekas ciumannya.

"Kau akan menerima ciumanku setiap hari nantinya, bersiaplah, kau akan ikut denganku sekarang!" ucapnya seraya mendekat ke arahku.

"Tidak, aku tidak mau!" tolakku, seraya memundurkan langkah kakiku.

Merasa dirinya aku tolak mentah-mentah, tiba-tiba Tuan Zu langsung menarik tanganku. Dengan cepat akupun digendong dengan cara dipanggul keluar dari kamar ini.

Aku meronta-ronta saat itu, namun dia dengan santainya terus memanggul tubuhku menuju ke arah mobilnya.

Saat itulah, tubuhku langsung didorong masuk kedalam mobilnya. Setelah itu, Tuan Zu langsung masuk ke dalam mobilnya.

Dia duduk bersebelahan denganku, lalu tangannya langsung memeluk tubuhku, kutepiskan tangannya, namun tak sedikitpun tangannya bergeser dari pundakku.

"Jalankan mobilnya!" titahnya seraya terus menatap wajahku.

"Baik, Tuan," Jawab sopir dengan menutup kaca pembatasnya.

Aku melihat kaca pembatas antara kursi penumpang dengan kursi pengemudi, sudah menutup sendiri, ketika sopir tersebut memencet sebuah tombol yang ada disetir kemudinya.

Saat itulah, Tuan Zu kembali menciumku dengan penuh intimidasi. Kedua tanganku yang kecil, dicengkram dengan satu tangannya, hingga aku tak bisa melepaskan diri darinya, tubuhku dihimpit dengan tubuhnya yang besar saat itu.

Aku menangis sejadi-jadinya, ketika dia berlalu tak senon*h kepada ku, kedua buah dadaku diremasnya beberapa kali.

Saat aku sudah kehilangan tenagaku, saat itu pula dirinya melepaskan bibirnya dari bibirku. Nafasku mulai tersengal-sengal, dadaku sudah naik turun dan kurasakan tubuhnya yang tadi sedang menindihku, langsung bangkit dari tubuhku.

Tuan Zu lalu menarik tubuhku, kemudian didudukkanlah tubuhku di atas pangkuannya, dia menatap wajahku, lalu menghapus air mataku.

"Jangan menangis Ana, aku tak mau wajah cantikmu akan hilang, karena tangisanmu itu."

Aku hanya terdiam dan tak menanggapi ucapannya, aku terus memalingkan wajahku ke arah lain.

Tak selang beberapa menit kemudian, aku merasakan mobil yang aku tumpangi saat ini, sudah terparkir di depan istanahnya.

Kulihat banyak para pengawalnya di rumahnya.

Aku benar-benar bingung dan penasaran dengan sosok lelaki yang saat ini berada dihadapanku. Siapakah dirinya? Kenapa dia seperti orang yang sangat berpengaruh saat ini.

Ketika Tuan Zu keluar, dia menyambut diriku dengan memberikan uluran tangannya ke arahku, aku hanya menatap wajahnya kesal, lalu kemudian aku keluar tanpa menyambut uluran tangan darinya.

Aku lalu berdiri tepat disisinya, tanpa basa-basi lagi, tanganku dilingkarkan ke arah lengannya, lalu akupun diajak masuk olehnya.

Saat aku dan Tuan Zu, memasuki Isatanahnya, tiba-tiba aku melihat 3 orang wanita kini sudah datang menyambutnya, lalu sekilas melirikku dengan tatapan sinis.

Aku belum tau siapa mereka, namun ketika aku melihat dari gelagat ketiga wanita tersebut, aku yakin mereka adalah istri dari Tuan Zu.

"Tuan Zu, apa kamu capek?" tanya wanita yang berambut ikal.

"Tuan Zu, siapa gadis itu?" tanya wanita yang berambut lurus.

"Tuan Zu, silahkan duduk, biar aku pijit," tawar wanita berambut pendek.

Tuan Zu, tak menghiraukan mereka semua, tampak dirinya menatap wajahku terus, hingga aku terlihat sangat gugup.

"Kalian, Perkenalkan ini adalah Ana, calon madu kalian. Kami akan menikah dengannya esok pagi, jadi jangan pernah kalian membully atau berbuat kasar kepadanya," ucap Tuan Zu, menatap nyalang kearah ketiga istrinya.

Tak ada satupun dari mereka yang berani membantah Tuan Zu, terlihat mereka sedang menatapku penuh.

Sungguh akupun tak mau menikah dengan pria yang sudah beristri, seperti Tuan Zu.

Tanpa basa basi lagi, akupun segera dibawa masuk ke dalam kamarnya. Aku menolak dan meronta, namun kembali tatapannya mengintimidasiku.

"Kau tidur bersamaku atau kau tidur dengan para pengawalku?" ancamnya dengan mata dan tubuhnya mengintimidasiku.

Gleg...

Seketika akupun menelan ludahku sendiri, aku terpaksa menurutinya untuk masuk ke dalam kamarnya.

"Kita tidur seranjang dan aku tidak akan berbuat macam-macam kepadamu."

Mendengar ucapannya itu, sontak membuatku langsung membolakan kedua mataku kearahnya.

"Apa Tuan bilang? Aku tidak sudi tidur denganmu." tolakku mentah-mentah.

Tuan Zu hanya mengulum senyumannya ke arahku, lalu dengan cepat tubuhku didorongnya ke belakang.

Aku sontak terkejut, ketika tubuhku langsung tersungkur diatas kasur, saat itulah dengan mudahnya dia langsung menarikku diatas ranjangnya, lalu memeluk tubuhku dari arah samping.

"Tidurlah, aku tak akan berbuat macam-macam kepadamu."

"Lepaskan aku!" aku memberontak berusaha melepaskan tubuhku dari pelukannya.

"Sekali lagi kau memberontak, akan aku telanjangi tubuhmu dan kutiduri dirimu."

Gleg..

Seketika akupun langsung terdiam dan tidak berani mengatakan apapun kepada dirinya.

"Bagus, itu lebih baik Ana, istirahatlah, karena besok adalah hari pernikahan kita.

Deg...

Jantungku mulai tak menentu, sungguh aku benar-benar tidak mau menikah dengan lelaki seperti dirinya.

"Arsen, tolonglah aku, aku sedang diculik saat ini, dan dia mau memaksaku menikah dengannya esok pagi." gumamku dalam hati.

****

Esok paginya, akupun segera dipaksa untuk memakai gaun pengantin putih yang sudah disiapkan oleh Tuan Zu, untuk pernikahan kami. Namun aku tetap menolak, aku tidak mau memakai gaun pengantin itu.

Aku menangis sejadi-jadinya saat itu, hingga akhirnya Tuan Zu datang ke kamar dan melihatku masih belum mengenakan gaun pengantinku.

Seluruh pelayan diminta keluar, setelah mereka keluar, kulihat Tuan Zu langsung menutup pintunya.

Dia menatap nyalang kearahku, tak lama setelah itu, diapun mendekat kearahku. Aku langsung memundurkan langkah kakiku ke belakang.

Tuan Zu terus melangkah maju ke arahku, matanya sudah menatap nyalang ke arahku. Tak lama setelah itu, aku rasakan tubuhku sudah mentok di tembok.

Tuan Zu lalu mengunci tubuhku dengan kedua tangannya dijulurkan di depanku.

"Kenapa kamu belum memakai gaun pengantinmu?" tanyanya dengan tatapan penuh intimidasi.

"Aku tidak mau menikah denganmu." jawabku dengan nada menolak.

Tuan Zu lantas tersenyum kearahku, lalu tak lama kemudian.

Sreeek...sreeeek..

Pakaianku langsung disobeknya, dia merobek-robek pakaianku, tidak hanya itu, Tuan Zu langsung melucuti pakaianku, hingga terlihatlah tubuhku yang hanya memakai pakaian dalam saja.

Tuan Zu tampak marah kepadaku, lalu dirinya mulai mengambil gaun pengantin itu dan dipakaikannya kepadaku.

"Sudah aku bilang, tidak ada satu orangpun yang bisa menolakku kali ini."

"Dengar Ana, kau jangan pernah bersikap lemah dan melawan dihadapanku, aku bisa lebih kejam kepadamu, kau pikir siapa dirimu? Kau hanya sekedar barang gadai, yang dititipkan orang tuamu kepadaku."

Aku hanya menangis saat itu, dia terus menghinaku dan mengancamku.

Sungguh aku tak bisa berkata apa-apa lagi, Tuan Zu tampak murka kepadaku, sungguh aku ketakutan saat itu, ketika dia mengarahkan sebuah pistol ke arah kepalaku.

"Dengar baik-baik, jika kau tidak mau menikah denganku nanti, kau akan tau akibatnya nanti, jadi jangan berbuat macam-macam kepadaku Ana," ancamnya seraya menodongkan pistol itu ke arahku.

.

.

Saat semuanya sudah siap, aku pun segera dibawa kesebuah Gereja, disana aku akhirnya akan mengucapkan janji suci didepan Pendeta yang akan menikahkanku nanti.

Tak selang beberapa lama kemudian, aku pun diantar seorang pengiring menuju ke tempat Tuan Zu yang ada di depan.

Pengiring itu terus saja menatap wajahku, ketika dia mengantarkanku ke arah altar untuk melakukan prosesi janji suci. dia adalah istri pertama Tuan Zu.

Ketika tubuhku sudah berdiri disamping Tuan Zu, samar-samar kulihat wajahnya terlihat menatapku penuh intimidasi.

Segera aku hilangkan rasa kegugupanku dengan terus menatap wajah Pendeta yang ada di depanku saat ini.

Saat itulah, pendeta tersebut langsung membacakan janji suci pernikahan kami.

Tuan zu mengucapkan janji sucinya terlebih dahulu, setelah selesai, akupun menjawab janji suciku kepada Tuan Zu.

Ketika semuanya sudah selesai kami mengucapkan janji suci tersebut, Pendetapun langsung membuka penutup kepalaku, lalu dihadapan semua orang, dia mencium bibirku dengan mesra.

Selesai acara pernikahan kami, akupun dibawa kesebuah tempat, dimana aku sendiri tidak tau alamatnya.

Tuan Zu lalu menggendongku dan menurunkan tubuhku, di atas ranjang pengantin yang sudah dihias sebelumnya.

Aku hanya terdiam, ku geser tubuhku ke belakang, kulihat Tuan Zu sudah melepaskan semua pakaiannya, hingga menyisakan boxer yang menempel di tubuhnya.

Dia langsung menarik tubuhku dan merobek gaun pengantinku.

Dengan tatapan penuh mengintimidasiku, Tuan Zu memerintahkan diriku untuk melayani dirinya, aku menolaknya mentah-mentah.

"Kita sudah menikah, tak bisakah kau memberikan malam pertama kita dengan cara spesial?"

"Aku tidak mau! menikah denganmu sudah membuatku cukup menderita. Tolong lepaskan aku!" tolakku seraya dengan menangkupkan kedua tanganku.

Tuan Zu menatap geram kearahku, tanpa basa basi lagi, pakaian dalam yang menempel ditubuhku, tiba-tiba dilucuti semua olehnya.

"Aku akan melakukan malam pertamaku denganmu sekarang, suka atau tidak, aku akan melakukannya kepadamu sekarang."

Deg..

Jantungku sudah berdetak tak karuan, ketika Tuan Zu dengan kasarnya merenggut kesucianku saat itu, dia menyusuri setiap lekuk tubuhku dan terus mengintimidasiku.

Aku yang melawan dirinya hanya sia-sia saja, tenagaku tak sebanding dengan tenaganya.

Dia lalu dengan kasar menerobos lembah surgawiku, hingga aku tak kuat menahan rasa sakitku, ketika dirinya merenggut keperawananku dengan cara paksa dan kasar.

"Sakiiiit...hiks..hiks..."

Bersambung

Bab terkait

  • ISTRI KE-4 KESAYANGAN TUAN MAFIA   Bab 3 Fitnah Dari Ketiga Istri Tuan Zu

    Sakit hatiku, ketika lelaki yang kini menjadi suamiku, merenggut kesucianku dengan paksa, berkali-kali aku meminta dan memohon untuk tidak melakukannya, namun apa dayaku jika lelaki itu akhirnya dengan cepat menggagahi tubuhku."S-sakit, tolong jangan lakukan lagi," aku merintih kesakitan, ketika Tuan Zu kembali lagi meminta haknya."Tahan Ana, ini tidak akan sesakit yang pertama, layani aku malam ini hingga aku puas menikmati tubuhmu," jawabnya lalu kembali menyusuri tubuhku dan kembali menerobos liang kenikmatanku.Akupun pasrah, melawanpun percuma, aku hanya akan kehilangan tenagaku nanti.Tuan Zu, seperti seorang yang kelaparan saat menikmati tubuhku, entah berapa kali dia menggempur tubuhku yang sudah sangat lemas dan sudah gemetaran karena melayani dirinya saat ini.Tuan Zu tak memberiku ampun malam itu, aku bagaikan sebuah mesin robot yang terus-terusan dia pakai untuk melampiaskan hasratnya kepadaku, tanpa boleh merasa lelah sedikitpun.Akhirnya akupun jatuh limbung diatas ran

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-31
  • ISTRI KE-4 KESAYANGAN TUAN MAFIA   Bab 4 Tuan Zu Mulai Terhasut

    Mendengar suara bariton yang cukup mereka kenali suaranya, Lim langsung menoleh ke belakang, betapa terkejutnya ketika Tuan Zu menatapnya penuh kemarahan."Tuan Zu, ini tidak seperti yang kau pikirkan," ucap Kim yang saat itu terlihat sudah pucat pasi, ketika dia dituduh Tuan Zu berselingkuh dengan istrinya."Apa maksud dari semua ini, Kim? Kenapa kau merangkul istriku?" Tuan Zu berkata dengan rasa penuh kebencian.Aneisha yang saat itu masih Shock, langsung berdiri dan menatap wajah suaminya, yang saat ini menatap wajahnya dengan tatapan penuh kemarahan."Tuan, istri anda tadi disiram dengan menggunakan keran air, oleh ketiga istri Tuan Zu," Kim tampak berusaha untuk menjelaskan semuanya kepada Tuan Zu, tentang apa yang dilakukan ketiga istrinya kepada Aneisha saat itu.Mendengar Kim yang saat itu tengah mengadukan perbuatan mereka kepada Tuan Zu, ketiga istri Tuan Zu, terlihat sangat gugup dan cemas saat itu.Merekapun akhirnya dengan cepat menepis apa yang diucapkan oleh pengawal Tu

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-31
  • ISTRI KE-4 KESAYANGAN TUAN MAFIA   Bab 5 Dipaksa Menari Oleh Tuan Zu

    Tuan Zu, lalu menarik tubuh Aneisha yang sudah lemah tersebut, kesalah pahaman yang terjadi, membuat Tuan Zu gelap mata dan tak mau mencari tau kebenarannya saat itu.Aneisha lalu menangkupkan kedua tangannya kearah dadanya, ketika Tuan Zu tak menghentika siksaannya.Kreeeeek....Pakaian Aneisha lalu dirobek menjad dua bagian, tampak kulit mulus yang membungkus daging Aneisha, lalu ditatapnya tanda merah bekas kepemilikannya sendiri. Namun Tuan Zu, merasa itu adalah bekas tanda kepemilikan Kim, pengawalnya."Bahkan lelaki itu sudah memberikan tanda merah ditubuhmu, cih.. Kau sungguh wanita murahan Ana, tubuhmu bahkan gampang disentuh oleh pria lain," hina Tuan Zu, dengan menarik dagu Aneisha ke arahnya.Aneisha menangis, sungguh kejam Tuan Zu menuduhnya sebagai wanita murahan, yang gampang disentuh orang lain."Kau terlalu mudah terhasut Tuan Zu, tak bisakah kau menyelidiki terlebih dahulu apa yang terjadi? Kenapa kau begitu mudah menuduhku dan pengawalmu melakukan sesuatu yang tak pe

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-31
  • ISTRI KE-4 KESAYANGAN TUAN MAFIA   Bab 6 Menyiksa Aneisha kembali

    Lelaki itu adalah Tuan Xavier, seorang mafia yang terkenal dingin. Namun begitu lembut memperlakukan seorang wanita yang disukai olehnya.Tuan Zu tampakknya sangat kesal, ketika mendengar Tuan Xavier berkata itu dengannya.kedua manik matanya menunjukkan bara api kemarahan. Tuan Zuan lalu menarik tangan Aneisha ke arahnya.Ia mencengkram pergelangan tangannya dengan kasar, hingga pergelangan tangannya terlihat memerah."Aw sakit Tuan Zu, tolong berhenti menyakiti diriku," pekik Aneisha dengan berusaha untuk melepaskan pergelangan tangannya.Tuan Zu tak hiraukan tangisan Aneisha yang memekik kesakitan tersebut.Tuan Xavier begitu iba dengan wanita cantik yang ada di depannya, ingin dia menolong wanita tersebut. Namun Tuan Zu tak memberikan kesempatan kepada dirinya untuk menolong istrinya.Tuan Zu lalu memerintahkan pengawalnya untuk membawa Tuan Xavier pergi dari istanah miliknya."Sudah larut malam, pesta dihentikan. Sebaiknya kau pulang sekarang Xavier," usir Tuan Zu dengan mempersi

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-20
  • ISTRI KE-4 KESAYANGAN TUAN MAFIA   Bab 7 Siksaan kedua Tuan Zu

    Tuan Zu tampak marah, ketika melihat Xavier masih berada di halaman rumahnya.Saat Tuan Zu mengusir dirinya, ia tak lantas pulang ke rumahnya, ia dengan santainya duduk di halaman rumahnya.Para pengawalnya tak bisa berbuat apa-apa, karena Tuan Xavier mengancam mereka, ia akan membatalkan semua kontrak kerja sama dengan Tuan Zu yang bernilai triliunan, jika mereka saat ini mengusir dirinya."Kenapa kalian masih membiarkannya berada di sini?" tanya Tuan Zu kepada salah seorang pengawal yang ada di sana."Maaf Tuan, saat itu kami tidak berani mengusirnya," jawab seorang pengawal dengan tertunduk takut."Kenapa kalian tidak berani mengusirnya? Katakan kepadaku, apa dia sedang mengancam kalian?" tanya Tuan Zu dengan menatap wajah pengawalnya dengan wajah geram."Maaf Tuan Zu, Tuan Xavier memang mengancam kami, jika kami berani mengusirnya, Tuan Xavier akan membatalkan kontrak kerja sama dengan Perusahaan Zuan Chan State Group yang bernilai triliunan," jawabnya dengan nada ketakutan.Tuan

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-20
  • ISTRI KE-4 KESAYANGAN TUAN MAFIA   Bab 8 menerima hukuman

    Aneisha terkulai lemas, ketika Tuan Zuan telah habis-habisan menggempur dirinya. Sakit tubuh dan hatinya, diperlakukan seperti itu oleh Tuan Zuan."Tubuhmu menjadi canduku Ana, aku selalu menginginkanmu," ucapnya dengan mencium bibir Aneisha.Setelah Tuan Zu selesai menikmati tubuhnya, segera dia menggendong tubuh Aneisha dan membersihkan tubuhnya di kamar mandi bersama."Aku akan memandikanmu, kau cukup diam dan tak perlu melakukan apa-apa, aku suka dengan pelayananmu semalam penuh," kata Tuan Zu dengan mendudukkan Aneisha di dalam bathup kamar mandinya.Tuan Zuan mengambil gagang showernya, lalu kemudian ia menyiramkannya ke tubuh Aneisha, perlahan-lahan tubuh polos itu ia berikan sabun cair dan ia gosok-gosok tubuh Aneisha dengan kedua tangannya.Aneisha hanya terdiam dan menahan rasa gelinya, ketika tangan jahil Tuan Zu mulai meraba dan memainkan bagian sensitifnya."Tuan Zu..," panggil Aneisha dengan suara lirihnya."Ada apa Ana?" tanya Tuan Zu, sambil menggosok tubuh Aneisha den

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-21
  • ISTRI KE-4 KESAYANGAN TUAN MAFIA   Bab 9 Kecemburuan Ke-3 Istri Tuan Zu

    Aneisha cukup terkejut dengan suara panggilan pengawal Tuan Zu secara tiba-tiba, niatnya dia ingin menelpon kekasihnya. Namun akhirnya niatannya dia urungkan, setelah pengawal sudah menunggu dirinya di depan pintu ruangannya.Tak ingin pengawal itu curiga kepada dirinya. Segera dia membukakan pintu kamar tersebut dengan cepat.Ceklek.Saat dirinya keluar, ia terkejut ketika melihat dua pengawal sudah berdiri di hadapannya. "Nyonya Zu sudah selesai?" tanya seorang pengawal kepada Aneisha."Sudah," jawab Aneisha singkat."Biklah Nyonya, mari kami antar ke meja makan, Tuan dan Nyonya Zu sudah menunggu di meja makan," tutur pengawal tersebut dengan tersenyum.Aneisha lalu mengangguk dan segera pergi meninggalkan kamarnya, ia kemudian berjalan ke arah meja makan, dengan ditemani kedua pengawal Tuan Zu, yang sejak tadi mengekori dirinya hingga kini berada tepat di meja makan, dimana Tuan Zu dan ketiga istrinya telah menunggunya.Tuan Zuan berdiri dan menghampiri Aneisha, ia lalu meraih tan

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-21
  • ISTRI KE-4 KESAYANGAN TUAN MAFIA   Bab 10

    Tuan Zuan Tampak curiga, ketika istrinya terlihat seperti ketakutan, ketika dirinya hendak pergi dari rumahnya.Melihat Aneisha yang sepertinya memiliki firasat akan dikerjai oleh Lilian, segera Lilian menghampiri dirinya dan berlaku manis di depan Tuan Zu."Ada apa Adik ke-4? Jangan manja seperti itu, Tuan Zu saat ini tengah sibuk, lebih baik kau ikut kami melihat-lihat taman yang ada di istanah ini," ajak Lilian dengan nada sopan.Tuan Zuan menatap wajah Lilian sejenak, ia tak mendapati wajahnya kini tengah gugup karena berbohong, iapun setuju dengan apa yang dikatakan oleh Lilian saat ini."Lilian benar sayang, kau dan ketiga kakakmu, baiknya jalan-jalan di taman. Aku janji tidak akan meninggalkanmu lama-lama, aku akan segera kembali," jawabnya dengan mengacak pucuk rambut kepala Aneisha.Aneisha semakin cemas, ketika istri pertama Tuan Zu, akhirnya berhasil membuat Tuan Zu percaya dengan tipu dayanya "Tapi Tuan Zu, tak bisakah aku ikut saja denganmu?" ucap Aneisha dengan wajah ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-21

Bab terbaru

  • ISTRI KE-4 KESAYANGAN TUAN MAFIA   Bab 157 Tamat

    Beberapa menit kemudian, Tuan Zu langsung terbangun dan bergegas melepaskan pakaian dan juga rompi anti peluru yang sudah dipakai sebelumnya. Ia dengan cepat membuang rompi anti peluru itu di sisi kanannya.Sekilas dia tampak shock tatkala jantungnya terhenti beberapa saat ketika peluru itu mengenai dadanya, beruntung saat itu dia memakai rompi anti peluru.Ia bergegas berdiri dan terkejut ketika melihat ayahnya kini sudah terbaring terkapar di sana. Tuan Zuan lalu marah kepada anak buahnya karena sedah melukai ayah kandungnya.Mereka tampak hanya terdiam saja. Tuan Zuan mendekat ke arahnya lalu dengan cepat memangku kepala ayahnya yang kini sudah terlihat mulai memucat."Panggilkan ambulance!" Teriak Tuan Zu.Anak buah Tuan Zu dengan cepat menelpon ambulance untuk segera datang ke TKP."Ayah, maafkan anak buahku, bertahanlah Ayah," ucap Tuan Zu seraya memegangi telapak tangan Tuan Chan yang semakin dingin."Maafkan aku, Nak. Aku sudah membuat kesalahan terbesar, aku bahkan membuat pu

  • ISTRI KE-4 KESAYANGAN TUAN MAFIA   BAB 156 Menuju Tamat

    Waktu berjalan begitu cepat, Tuan Zu akhirnya sudah bisa pulang, meskipun begitu kondisinya masih sangat lemah.Selama dia dirawat di rumah sakit, perhatian Aneisha semakin dia rasakan, ia lebih dekat dengan Aneisha dan perlahan-lahan Aneisha akhirnya mau menerima kehadiran dirinya. Sungguh ini adalah suatu kebahagiaan tersendiri."Kebahagiaan semakin dekat, Ana. Namun, aku harus menyelesaikan semuanya agar tak ada seseorang yang berniat untuk menyakiti dirimu." Tuan Zuan berkata dengan nada penuh kelembutan."Kau akan melakukan apa? Aku sangat mengkhawatirkan dirimu, Tuan," ucap Aneisha dengan wajah cemasnya."Aku baru mendapatkan sebuah kabar berita buruk dari anak buahku. Mereka sudah mendapatkan siapa dalang penyerangan atas dirimu," jawab Tuan Zu dengan mengeratkan kedua rahangnya dengan keras."Apa? Anak buahmu sudah tau siapa yang menjadi otak penyerangan di rumahku waktu itu?" "Iya, awalnya aku sangat terkejut mendengar anak buahku mengatakan nama itu. Namun, saat mereka membe

  • ISTRI KE-4 KESAYANGAN TUAN MAFIA   Bab 155 Menuju Tamat

    Beberapa waktu kemudian, akhirnya dokter berhasil mengeluarkan peluru yang bersarang di tubuh Tuan Zu, meskipun saat itu dilakukan tindakan operasi terlebih dahulu.Hati Aneisha mulai meluluh, tentu saja ini karena pengorbanan yang dilakukan oleh Tuan Zu kepada dirinya.Sementara itu, anak buah Tuan Zu bergerak untuk mencari tau siapa dalang dari semua itu. Ketika Aneisha mencurigai Xavier sebagai dalang semua ini, dengan cepat anak buah Tuan Zu akhirnya menyidiki tentang keterlibatan Tuan Xavier pada penyerangan malam itu. Namun, hasilnya nihil, Xavier ternyata tak terbukti dalam penyerangan ini. "Tuan Zuan, syukurlah saat ini kau baik-baik saja," tutur Aneisha ketika Tuan Zuan kini mulai tersadar.Tuan Zuan langsung tersenyum, dia tidak ingin jika Aneisha terlalu khawatir dengan dirinya."Aku baik-baik saja, kau tidak usah khawatir," balas Tuan Zu dengan tersenyum."Terima kasih karena kau sudah menolongku, aku tidak tau lagi jika kau tidak ada di sana untuk menolongku," ucap Aneish

  • ISTRI KE-4 KESAYANGAN TUAN MAFIA   Bab 154

    Malam pun tiba, Tuan Zu yang kala itu tidak berada di rumah Aneisha membuat sang pelaku segera memulai aksinya, tanpa dia sadari bahwa sebenarnya Tuan Zu masih berada di sekitar rumah Aneisha untuk mengawasi keadaan sekita di sana.Saat malam sudah semakin larut, tiba-tiba Tuan Zu dikejutkan dengan langkah kaki seseorang yang saat itu terlihat sedang mengendap-endap masuk melewati pekarangan belakang rumah Aneisha.Kala itu, pengawal Tuan Zu yang sedang mengawasi di sisi pekarangan rumah Aneisha melihat seseorang yang mencurigakan masuk ke dalam rumahnya."Tetap awasi dari segala sisi rumahnya, aku akan segera masuk ke sana." Setelah Tuan Zu memberikan perintah kepada pengawalnya, segera Tuan Zu menuju ke dalam rumah Aneisha.Mengejutkan, ketika dia di dalam rumah Aneisha dia tidak menemukan seseorang di sana."Sialan, kemana perginya orang itu?" gumam Tuan Zu berdecak kesal.Tak ingin dirinya kecolongan, segera dia mencari orang itu di segala penjuru ruangan yang ada di dalam rumah

  • ISTRI KE-4 KESAYANGAN TUAN MAFIA   Bab 153

    Tuan Zuan dan Aneisha terkejut ketika mendengar suara Zhian Lee tiba-tiba terdengar diantara pembicaraan mereka berdua.Keduanya tampak saling melempar pandangannya. Tuan Zuan mendekat ke arah anak kecil yang saat ini sedang menunggu jawaban kedua orang dewasa yang ada di depannya penuh harap.Tuan Zuan lalu berjongkok dan mensejajarkan tubuhnya dengan Zhian Lee yang saat ini sedang menatap dirinya penuh bahagia."Apa paman adalah ayahku? Kau ayahku?" Zhian Lee bertanya penuh dengan wajah penuh harap."Apa kau mau jika aku menjadi ayahmu?" tanya Tuan Zu kepada Zhian Lee.Zhian Lee menganggukkan kepalanya, wajahnya menggambarkan kebahagiaan ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Tuan Zu."Iya, aku sangat bahagia andai kau menjadi ayahku. Ayah Xavier sudah meninggalkan mommy dan aku, aku tidak lagi memiliki seorang ayah seperti teman-temanku, hiks," Zhian Lee berceloteh tentang kesedihan yang dia rasakan.Tuan Zuan terkejut mendengar celotehan putranya, nampak kesedihan yang dirasakan

  • ISTRI KE-4 KESAYANGAN TUAN MAFIA   Bab 152

    Bulan berganti bulan, tak terasa kini perut Aneisha mulai membesar seiring dengan usia bulannya.Zhian tampak bahagia ketika mengetahui jika dia akan memiliki seorang adik tanpa mengerti situasi yang dihadapi oleh Mommynya."Mommy, kapan adikku akan keluar?" Tanya Zhian menatap wajah Aneisha dengan wajah gembira."Kurang empat bulan lagi, adikmu akan lahir, sayangilah dia," jawab Aneisha dengan tersenyum ke arahnya.Zhian Lee menganggukkan kepalanya. Dia mencium perut Aneisha dengan penuh kasih sayang."Aku akan memberitahukan kepada paman, jika aku akan memiliki seorang adik, tapi kapan aku bisa bertemu dengan paman Zu lagi?" batin Zhian Lee dalam hati.Setelah mereka mengobrol bersama, Zhian berpamitan kepada Aneisha untuk jalan-jalan ke area taman rumahnya.Zhian tampak murung dan selalu menatap pagar rumahnya, ia berharap saat ini Zuan akan datang menemui dirinya. Sudah hampir empat bulan Zhian Lee tak melihat batang hidungnya, bahkan Zuan tidak pernah menelepon dirinya lewat Aneis

  • ISTRI KE-4 KESAYANGAN TUAN MAFIA   Bab 151

    Waktu cepat berlalu, setelah putranya sudah mulai membaik, Aneisha segera berpamitan kembali."Maaf, aku harus pulang. Terima kasih karena kau Sudah menolong putraku," pamit Aneisha."Kau tidak perlu berterima kasih kepadaku, ini semua kewajibanku sebagai seorang ayah. Ana, tak bisakah kau tinggal bersama denganku lagi? Kita akan bangun rumah tangga kita dari awal lagi," bujuk Tuan Zu menatap wajah Aneisha penuh harap.Aneisha memalingkan wajahnya, entah mengapa dirinya saat ini tak belum bisa melihat ketulusan Tuan Zu kepada dirinya."Tidak, aku tidak bisa tinggal di sini bersamamu, aku sudah menikah dengan Xavier," tolak Aneisha dengan tegas.Tuan Zu lalu menarik tangannya dan mendekatkan tubuhnya dengan tubuhnya hingga mengikis jarak diantara mereka."Tapi kau tidak mencintai Xavier, kau hanya mencintaiku, Ana," tutur Zuan menatap penuh wajah Aneisha."Apa maksudmu? Dari mana kau berpikir seperti itu? Dia lebih baik dirimu, Zuan," balas Aneisha menatap sinis wajah Tuan Zu.Tuan Zu

  • ISTRI KE-4 KESAYANGAN TUAN MAFIA   Bab 150

    Jantung Tuan Zu langsung mencelos ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Zhian Lee.Wajahnya mulai gugup dan entah dia harus menjawab apa saat ini.Ketika dia sedang asyik mengobrol dengan putranya, tiba-tiba Tuan Zu dikejutkan dengan suara teriakan Aneisha yang saat itu tengah memanggil Zhian Lee.Saat ia melihat Zhian Lee bersama dengan Tuan Zu, dengan cepat Aneisha menarik putranya ke belakang."Jangan dekati putraku!" Ucap Aneisha dengan nada marah.Tuan Zu hanya menatap nyalang wajah Aneisha. Namun, tatapannya ini tidak bisa mengintimidasi Aneisha."Ana, maafkan aku, kami hanya mengobrol sebentar tadi," ucap Tuan Zu dengan nada rendah.Zhian Lee yang tak terima mamanya memarahi Zuan, dia pun melayangkan protes kepada Aneisha."Mommy, kenapa Mommy memarahi Paman? Paman tidak jahat, Mommy yang jahat," celoteh Zhian Lee lalu segera pergi.Bagaikan ditusuk pisau berkali-kali, Aneisha tampak sedih ketika sang putra kini sedang marah kepada dirinya, segera dia berlari mencari putrany

  • ISTRI KE-4 KESAYANGAN TUAN MAFIA   Bab 149

    Baru sekian lama, akhirnya Xavier mengakui perasaannya. Di mulai cemburu kepada Aneisha.Sejak saat itu, Aneisha menghindari Tuan Zu ketika ada pertemuan.***Waktu belalu begitu cepat, sudah sebulan ini Aneisha mencari tau keberadaan Naima. Namun, kabar memilukan yang dia dapatkan. Naima telah meninggal dunia karena ditusuk oleh beberapa orang saat dia pulang ke rumahnya.Sedangkan Lim, tak ada kabarnya setelah dia diasingkan Tuan Zu ke kota lain. Desas-desusnya dia kini menjadi seorang gembel.Arsen, yang kini memiliki kekasih besar bernama Evelyn yang tak lain adalah adik dari Xavier. Hubungan mereka akhirnya merenggang ketika Arsen mengetahui hubungan Evelyn dengan kakak tirinya saat itu. Arsen marah dan memutuskan Evelyn ketika memergoki Evelyn menghubungi Tuan Zu.Sementara itu, Tuan Zu yang akhirnya mengetahui jika Lilian dibalik kepergian Aneisha dan mengkambing hitamkan banyak orang, membuat Tuan Zu sangat marah dan akhirnya memutuskan untuk menceraikan dirinya."Tak ku sangk

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status