Home / Romansa / ISTRI KE-4 KESAYANGAN TUAN MAFIA / Bab 4 Tuan Zu Mulai Terhasut

Share

Bab 4 Tuan Zu Mulai Terhasut

Author: Rose_roshella
last update Last Updated: 2023-03-31 17:53:47

Mendengar suara bariton yang cukup mereka kenali suaranya, Lim langsung menoleh ke belakang, betapa terkejutnya ketika Tuan Zu menatapnya penuh kemarahan.

"Tuan Zu, ini tidak seperti yang kau pikirkan," ucap Kim yang saat itu terlihat sudah pucat pasi, ketika dia dituduh Tuan Zu berselingkuh dengan istrinya.

"Apa maksud dari semua ini, Kim? Kenapa kau merangkul istriku?" Tuan Zu berkata dengan rasa penuh kebencian.

Aneisha yang saat itu masih Shock, langsung berdiri dan menatap wajah suaminya, yang saat ini menatap wajahnya dengan tatapan penuh kemarahan.

"Tuan, istri anda tadi disiram dengan menggunakan keran air, oleh ketiga istri Tuan Zu," Kim tampak berusaha untuk menjelaskan semuanya kepada Tuan Zu, tentang apa yang dilakukan ketiga istrinya kepada Aneisha saat itu.

Mendengar Kim yang saat itu tengah mengadukan perbuatan mereka kepada Tuan Zu, ketiga istri Tuan Zu, terlihat sangat gugup dan cemas saat itu.

Merekapun akhirnya dengan cepat menepis apa yang diucapkan oleh pengawal Tuan Zu tersebut.

"Apa? Kau bahkan menuduh kami melakukan perbuatan itu, kepada adik ke-empat?" Lilian berusaha untuk menepis ucapan Kim.

"Tidak Nyonya, saya tidak menuduh kalian semua, apa yang aku lihat tadi adalah benar, kalian beramai-ramai menyiksa Nyonya kecil," seloroh Kim menatap satu persatu istri Tuan Zu.

Mendengar hal itu, Tuan Zu langsung menatap ketiga istrinya saat itu, terlihat wajahnya tengah menatap ketiga istrinya penuh intimidasi, tak satu orangpun yang berani menatap matanya dalam-dalam.

"Katakan dengan jujur, apa yang dikatakan pengawal Lim itu benar?" tanya Tuan Zu dengan tatapan penuh intimidasi.

Ketiganya saling melempar pandang, tak ada yang berani bicara, Lilian yang sejatinya Istri tertua dan memiliki sedikit kekuasaan, nyatanya hanya bisa menunggu istri-istri Tuan Zu yang lain, untuk mengatakan kebohongannya saat itu kepada Tuan Zu, agar dirinya tak dilibatkan dalam renacan yang dibuatnya tadi.

Tuan Zu menatap ketiga istrinya yang hanya terpaku terdiam tak mengatakan apapun, atau setidaknya mengelak tentang apa yang dikatakan oleh pengawalnya, membuat Tuan Zu semakin curiga.

"Apa yang dikatakan Kim benar atau tidak? JAWAB!" Tuan Zu bertanya kembali kepada ketiga istrinya dengan menaikkan tiga oktav nada bicaranya, diakhir kalimatnya.

"Ada CCTV Tuan, Tuan bisa cek melalui CCTV," sahut Kim dengan menundukkan kepalanya.

Tuan Zu, lalu menatap Kim sebentar, lalu tak lama kemudian, Tuan Zu bergantian menatap wajah ketiga istrinya.

Terlihat wajah Lilian, Jenny dan juga Cellyn tampak gugup dan mendadak pucat pasi.

Tuan Zu menatap satu persatu wajah ketiga istrinya, lalu ditatapnya wajah Aneisha yang saat itu, hanya terdiam menahan sakit tubuhnya.

Tuan Zu lalu menghampiri Aneisha, lalu ditatapnya wajah cantiknya yang sudah terlihat memucat, Tuan Zu menaikkan dagu Aneisha keatas, lalu dilihatnya wajah Aneisha lebih dekat lagi.

Satu persatu tubuh Aneisha dicek oleh Tuan Zu saat itu. Ada bekas luka dilehernya, lalu Tuan Zu mengecek pergelangan tangan Aneisha, terlihat ada bekas darah yang keluar dari pergelangan tangannya, tentu saja Tuan Zu meyakini jika darah yang kelyar dari pergelangan tangan Aneisha, akibat cengkraman seseorang.

Tuan Zu menutup matanya dengan kasar, lalu ditariknya tubuh Aneisha lebih dekat dengannya.

Aneisha lalu dipapah oleh Tuan Zu, mendekati ketiga Istrinya. Dengan tatapan penuh intimidasi, Tuan Zu lalu meminta ketiga istrinya untuk mengakui semua perbuatannya kepada istrinya saat itu.

"Kalian bertiga, aku kasih pilihan, aku buka CCTV atau kalian mengakui semuanya, satu kesempatan dan tak ada dua kali kesempatan," Tuan Zu berkata dengan wajah mulai geram.

Ketiga istri Tuan Zu, langsung berlutut dihadapan Tuan Zu, dengan wajah memelas belas kasihan dari Tuan Zu.

"Mafkan kami Tuan, maafkan kami," Lilian, cellyn dan Jenny, tampak memohon ampun kepada Tuan Zu, dengan menangkupkan kedua tangannya di depan dadanya.

Melihat ketiga istrinya yang sudah mengakui perbuatannya, Tuan Zu, tak lantas memberikan maaf kepada mereka bertiga, mereka harus melewati hukuman dari Tuan Zu terlebih dahulu.

"Mengapa kalian melakukan ini kepada adik ke-empat kalian? Dia istriku dan itu artinya madu kalian juga, kenapa kalian harus berbuat jahat padanya?" Tuan Zu bertanya sambil mencium bibir Aneisha di depan ketiga istrinya.

Ketiga wanita itu, nampaknya sangat kesal, ketika melihat Tuan Zu, memperlakukan Aneisha seperti itu dihadapan mereka bertiga, mereka iri, cemburu dan tak terima perlakuan yang tidak adil bagi mereka.

"Kau Lilian, kenapa kau berlaku kasar kepada madumu? Apa dia berbuat kesalahan?" tanya Tuan Zu, menatap wajah istrinya saat itu.

"Tuan Zu, saya sebagai istri tertuamu, sangat tidak rela jika harus membagi cinta Tuan Zu dengan ketiga maduku, bahkan Tuan Zu lebih menyayangi istri barumu dibandingkan kami," protes Lilian dengan nada sedikit emosi.

Tuan Zu lantas tersenyum simpul melirik wajah Lilian yang saat itu, menatapnya dengan tatapan penuh kekecewaan.

Bukan salah Tuan Zu untuk berlaku seperti ini, nyatanya Lilian adalah Istri sewaan yang tak ingin berceriai dengan Tuan Zu, ketika sang Kakek memberikan sebuah wasiat kepada Tuan Zu, bahwa Harta kekayaan sang kakek, tidak akan berpindah tangan kepadanya, jika Tuan Zu tak memiliki istri saat itu.

"Kenapa kau tidak bersyukur, jika sampai saat ini kau tidak aku ceraikan? Kau jangan banyak permintaan Lilian, karena kau bukanlah istri pilihanku," jawab Tuan Zu menatap nyalang kearah Lilian.

Lilian langsung terdiam seketika, ketika Tuan Zu, mengatakan hal tersebut kepada dirinya di depan para istri Tuan Zu yang lain.

Ketika Lilian sudah tak banyak bicara lagi, kembali Tuan Zu menatap kedua istrinya yang lain, yang saat ini menunggu jawaban dari mereka.

"Kau cellyn alasanmu apa melakukan itu kepada istri ke-empatku? Apa kau juga sama memiliki sifat iri dan cemburu berlebih, seperti yang dimiliki kakak tertuamu?" tanya Tuan Zu menatap penuh ke arahnya.

"Tidak Tuan, saya dan Jenny hanya mengikuti rencana kakak pertama," jawab Cellyn dengan cepat.

Mendengar jawaban dari Cellyn, sontak itu membuat Lilian semakin marah kepada mereka berdua, tampak Lilian berusaha untuk mengelak apa yang dikatakan oleh Cellyn kepada Tuan Zu saat itu.

"Tidak Tuan, itu tidak benar, mereka mengatakan kebohongan kepadamu," Lilian berusaha untuk mencari pembenaran dirinya sendiri.

"Tidak Tuan Zu, apa yang dikatakan Kak Lilian itu bohong, saya dan kak Cellyn hanya mengikuti tencana Kakak pertama," sahut Jenny dengan menatap ke arah Lilian yang sudah sangat kesal.

Melihat ketiga istrinya saling membela diri masing-masing, Tuan Zu memutuskan untuk memberikan sebuah hukuman untuk mereka semuanya.

"Sudahlah, kalian tidak usah banyak berkilah, sekarang kerjakan hukuman dariku, kalian bersihkan seluruh isi rumah ini, tanpa bantuan pelayan, karena aku akan mengawasi kalian dari jauh," perintah Tuan Zu, lalu segera membawa Aneisha masuk ke dalam kamarnya.

Tuan Zu lalu mengganti pakaian Aneisha dengan pakaian yang baru, setelah itu, Tuan Zu mengobati luka Aneisha dan memberikannya obat.

"Minumlah dan istirahatlah," Tuan Zu lalu membaringkan Aneisha di atas ranjangnya, lalu menyelimuti dirinya.

Ketika Tuan Zu bangkit, tiba-tiba tangannya langsung dicegal oleh Aneisha.

Tuan Zu lalu menoleh ke belakang, terlihat Aneisha sedang menatap kearahnya, seperti tak ingin Tuan Zu meninggalkan dirinya.

Tuan Zu lalu berjongkok dan menatap wajah Aneisha.

"Jangan tinggalkan aku sendiri," lirih Aneisha dengan nada memohon.

"Tidak akan ada yang berani menyakitimu lagi," jawab Tuan Zu mencium kening Aneisha.

"Mereka jahat kepadaku," adu Aneisha.

"Jangan terlalu dipikirkan, mereka tak akan berani menyakitimu lagi, aku akan segera kembali menemanimu," pamit Tuan Zu lalu mencium bibir Aneisha.

Aneisha hanya bisa pasrah, entah apa yang akan terjadi dengannya, setelah Tuan Zu kembali keluar dari dari rumah ini.

Tuan Zu keluar dari kamar Aneisha, menuju ke dalam ruang kerjanya, lalu dengan cepat mengambil sebuah map dokumen yang tertinggal dimeja kerjanya.

Setelah mengambil dokumennya yang tertinggal, Tuan Zu lalu bergegas keluar menuju ke arah parkiran dan langsung masuk ke dalam mobilnya.

Disaat itulah, Lilian yang sudah sejak tadi mengawasi gerak gerik Tuan Zu, langsung berniat untuk melancarkan rencananya kembali.

"Kali ini kau akan menerima hukuman Kim, dan kau gadis kecil, kau akan segera tersingkir dari rumah ini," monolog Lilian dengan tersenyum smirk.

***

Tepat pukul 7 malam, Tuan Zu sudah pasti dalam perjalanan pulang, saat itulah Lilian terlihat sedang merencanakan sesuatu untuk Kim.

Setelah menyelesaikan hukuman dari Tuan Zu, Lilian terlihat sudah matang menjalankan rencananya.

Saat ini, dia memerintahkan pengawal yang lain, untuk memberikan minuman air mineral kepada Kim, yang saat itu terlihat sedang berjaga di luar ruangan Aneisha.

"Berikan ini kepada Kim!" titah Lilian kepada salah seorang pengawal Tuan Zu.

"Baik Nyonya," Jawab pengawal tersebut.

Tak lama kemudian, Pengawal tersebut memberikan minuman itu kepada Kim.

Lilian menatap Kim dengan tersenyum smirk, ketika Kim tanpa curiga meminum minumannya, yang saat itu diberikan kepada sesama teman pengawalnya.

Kim menenggak minuman tersebut hingga tandas.

Tak selang beberapa lama kemudian, tiba-tiba Kim merasakan ada yang aneh dengan tubuhnya saat itu.

"Kenapa tubuhku tiba-tiba panas, kenapa aku..uhsss....aah," Kim tiba-tiba mendesah

dengan wajah yang sudah tak karuan saat itu.

Lilian langsung tersenyum lebar ketika obat perangs*ng yang dicampurkan kedalam minuman tersebut bereaksi, kini tinggal menunggu Kim masuk ke dalam perangkapnya saat itu.

Lilian sudah menyiapkan bagian untuk Aneisha saat itu.

Tak selang beberapa lama kemudian, Pelayan datang untuk memberikan makanan kepada Aneisha, saat itulah Lilian menyuruhnya untuk menaruh kecoa ke dalam kasur Aneisha.

"Kau taruh ini di atas kasurnya, jangan sampai ada yang menaruh curiga kepadamu, apa kamu mengerti?" ucap Lilian kepada pelayan tersebut.

"Baik Nyonya," jawabnya lalu segera bergegas menuju ke kamar Aneisha.

Beberapa menit kemudian, pelayan tersebut akhirnya masuk ke dalam kamar Aneisha.

"Tunggu permainanku sebentar lagi," ucap Lilian dalam hati.

Tak selang beberapa lama kemudian pelayan tersebut keluar. Lalu tak selang beberapa menit kemudian, terdengar suara teriakan Aneisha dari dalam kamarnya.

Saat itulah, Kim langsung masuk kedalan kamar Aneisha, dan mencari tau apa yang sedang terjadi.

"Ada apa Nyonya Ana?" tanya Kim sembari menahan hasratnya

"Ada kecoa di sana," tunjuk Aneisha ke arah kasurnya.

Kim lalu mencari-cari kecoa yang ada di sana, namun tidak ada satu kecoapun berada di sana, hingga akhirnya Kim, secara tak sengaja melihat kecoa tersebut berada di dada Aneisha.

"Aaaaaaaagh... Kecoa!" pekik Aneisha dengan menutup matanya.

Kim tampak menahan hasratnya, ketika tangan Kim secara reflek menempelkan tangannya tepat didada milik Aneisha, dan berhasil menangkap kecoa tersebut.

"Maaf Nyona, saya tidak sengaja," ucap Kim dengan menunduk.

Saat itu, tiba-tiba terlihat keanehan pada wajah Kim setelah menyentuh tubuh Aneisha, keringat dingin membasahi tubuhnya dan ditambah lagi, tubuhnya sudah panas dingin menahan hasratnya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Aneisha.

Kim menatap wajah Aneisha yang terlihat sangat cantik saat itu.

Dengan suara paraunya, Kim mencoba menormalkan pikirannya, namun entah kenapa, dirinya tak bisa berpikir dengan jernih waktu itu.

"Tolong aku Nyonya, sepertinya ada yang mengerjai diriku," ucap Kim lalu mendekatkan tubuhnya ke arah tubuh Aneisha.

Aneisha tampak terkejut dan juga bingung dengan apa yang dikatakan oleh Kim saat ini.

"Apa maksud ucapanmu Kim?" tanya Aneisha dengan memundurkan langkah kakinya.

Aku sepertinya diberi obat perangsang Nyonya, tolong aku," ucap kim dengan suara paraunya.

Aneisha langsung terkejut dan berusaha untuk menghindari Kim, namun sepertinya Kim tak bisa mengendalikan hasratnya lagi, diapun mengejar Aneisha hingga tubuh mungilnya berhasil dia tangkap saat itu.

Kim kemudian mendorong tubuh Aneisha di atas ranjangnya, saat itulah Kim melepaskan pakaian atasnya, karena sudah tidak bisa menahan panas ditubuhnya.

Kim lalu naik di atas ranjangnya dan langsung naik di atas tubuh Aneisha.

Aneisha berusaha menahan tubuh Kim yang saat itu hendak mencium bibir Aneisha. Namun usaha yang sia-sia baginya saat itu, karena tenaga Kim jauh lebih besar tenaganya dari pada tenaganya sendiri.

Kim yang sudah semakin tak bisa menahan obat perangsang tersebut, lalu dengan kasarnya menarik pakaian Aneisha, hingga beberapa kancingnya saat itu sudah mulai terlepas.

Sementara itu, Tuan Zu yang sudah pulang, tampak tergesa-gesa menuju ke kamar Aneisha.

Terlihat wajah rindunya ingin bertemu dengan istri barunya saat itu.

Saat dia mulai berada di depan pintu kamarnya, tiba-tiba samar-samar dia mendengar suara desahan lelaki dari dalam kamarnya, segera Tuan Zu membuka pintu kamarnya dengan kasarnya, hingga akhirnya dirinya secara tak sengaja melihat istrinya berada dibawa kungkungan pengawalnya.

Dengan penuh kemarahan, Tuan Zu lalu menarik tubuh lelaki tersebut lalu menghajarnya dengan brutal.

Aneisha yang masih Shock dan terkejut saat itu, langsung berusaha menghentikan Tuan Zu untuk memukuli tubuh Kim yang sudah babak belur dihajar olehnya.

"Hentikan jangan pukuli dia lagi!" seru Aneisha.

Mendengar seruan Aneisha, Tuan Zu langsung menghentikan pukulannya dan kini menatap nyalang ke arah istrinya.

"Dasar wanita murahan," Tuan Zu murka ketika mengatakan hal itu kepadanya.

Bersambung

Related chapters

  • ISTRI KE-4 KESAYANGAN TUAN MAFIA   Bab 5 Dipaksa Menari Oleh Tuan Zu

    Tuan Zu, lalu menarik tubuh Aneisha yang sudah lemah tersebut, kesalah pahaman yang terjadi, membuat Tuan Zu gelap mata dan tak mau mencari tau kebenarannya saat itu.Aneisha lalu menangkupkan kedua tangannya kearah dadanya, ketika Tuan Zu tak menghentika siksaannya.Kreeeeek....Pakaian Aneisha lalu dirobek menjad dua bagian, tampak kulit mulus yang membungkus daging Aneisha, lalu ditatapnya tanda merah bekas kepemilikannya sendiri. Namun Tuan Zu, merasa itu adalah bekas tanda kepemilikan Kim, pengawalnya."Bahkan lelaki itu sudah memberikan tanda merah ditubuhmu, cih.. Kau sungguh wanita murahan Ana, tubuhmu bahkan gampang disentuh oleh pria lain," hina Tuan Zu, dengan menarik dagu Aneisha ke arahnya.Aneisha menangis, sungguh kejam Tuan Zu menuduhnya sebagai wanita murahan, yang gampang disentuh orang lain."Kau terlalu mudah terhasut Tuan Zu, tak bisakah kau menyelidiki terlebih dahulu apa yang terjadi? Kenapa kau begitu mudah menuduhku dan pengawalmu melakukan sesuatu yang tak pe

    Last Updated : 2023-03-31
  • ISTRI KE-4 KESAYANGAN TUAN MAFIA   Bab 6 Menyiksa Aneisha kembali

    Lelaki itu adalah Tuan Xavier, seorang mafia yang terkenal dingin. Namun begitu lembut memperlakukan seorang wanita yang disukai olehnya.Tuan Zu tampakknya sangat kesal, ketika mendengar Tuan Xavier berkata itu dengannya.kedua manik matanya menunjukkan bara api kemarahan. Tuan Zuan lalu menarik tangan Aneisha ke arahnya.Ia mencengkram pergelangan tangannya dengan kasar, hingga pergelangan tangannya terlihat memerah."Aw sakit Tuan Zu, tolong berhenti menyakiti diriku," pekik Aneisha dengan berusaha untuk melepaskan pergelangan tangannya.Tuan Zu tak hiraukan tangisan Aneisha yang memekik kesakitan tersebut.Tuan Xavier begitu iba dengan wanita cantik yang ada di depannya, ingin dia menolong wanita tersebut. Namun Tuan Zu tak memberikan kesempatan kepada dirinya untuk menolong istrinya.Tuan Zu lalu memerintahkan pengawalnya untuk membawa Tuan Xavier pergi dari istanah miliknya."Sudah larut malam, pesta dihentikan. Sebaiknya kau pulang sekarang Xavier," usir Tuan Zu dengan mempersi

    Last Updated : 2023-05-20
  • ISTRI KE-4 KESAYANGAN TUAN MAFIA   Bab 7 Siksaan kedua Tuan Zu

    Tuan Zu tampak marah, ketika melihat Xavier masih berada di halaman rumahnya.Saat Tuan Zu mengusir dirinya, ia tak lantas pulang ke rumahnya, ia dengan santainya duduk di halaman rumahnya.Para pengawalnya tak bisa berbuat apa-apa, karena Tuan Xavier mengancam mereka, ia akan membatalkan semua kontrak kerja sama dengan Tuan Zu yang bernilai triliunan, jika mereka saat ini mengusir dirinya."Kenapa kalian masih membiarkannya berada di sini?" tanya Tuan Zu kepada salah seorang pengawal yang ada di sana."Maaf Tuan, saat itu kami tidak berani mengusirnya," jawab seorang pengawal dengan tertunduk takut."Kenapa kalian tidak berani mengusirnya? Katakan kepadaku, apa dia sedang mengancam kalian?" tanya Tuan Zu dengan menatap wajah pengawalnya dengan wajah geram."Maaf Tuan Zu, Tuan Xavier memang mengancam kami, jika kami berani mengusirnya, Tuan Xavier akan membatalkan kontrak kerja sama dengan Perusahaan Zuan Chan State Group yang bernilai triliunan," jawabnya dengan nada ketakutan.Tuan

    Last Updated : 2023-05-20
  • ISTRI KE-4 KESAYANGAN TUAN MAFIA   Bab 8 menerima hukuman

    Aneisha terkulai lemas, ketika Tuan Zuan telah habis-habisan menggempur dirinya. Sakit tubuh dan hatinya, diperlakukan seperti itu oleh Tuan Zuan."Tubuhmu menjadi canduku Ana, aku selalu menginginkanmu," ucapnya dengan mencium bibir Aneisha.Setelah Tuan Zu selesai menikmati tubuhnya, segera dia menggendong tubuh Aneisha dan membersihkan tubuhnya di kamar mandi bersama."Aku akan memandikanmu, kau cukup diam dan tak perlu melakukan apa-apa, aku suka dengan pelayananmu semalam penuh," kata Tuan Zu dengan mendudukkan Aneisha di dalam bathup kamar mandinya.Tuan Zuan mengambil gagang showernya, lalu kemudian ia menyiramkannya ke tubuh Aneisha, perlahan-lahan tubuh polos itu ia berikan sabun cair dan ia gosok-gosok tubuh Aneisha dengan kedua tangannya.Aneisha hanya terdiam dan menahan rasa gelinya, ketika tangan jahil Tuan Zu mulai meraba dan memainkan bagian sensitifnya."Tuan Zu..," panggil Aneisha dengan suara lirihnya."Ada apa Ana?" tanya Tuan Zu, sambil menggosok tubuh Aneisha den

    Last Updated : 2023-05-21
  • ISTRI KE-4 KESAYANGAN TUAN MAFIA   Bab 9 Kecemburuan Ke-3 Istri Tuan Zu

    Aneisha cukup terkejut dengan suara panggilan pengawal Tuan Zu secara tiba-tiba, niatnya dia ingin menelpon kekasihnya. Namun akhirnya niatannya dia urungkan, setelah pengawal sudah menunggu dirinya di depan pintu ruangannya.Tak ingin pengawal itu curiga kepada dirinya. Segera dia membukakan pintu kamar tersebut dengan cepat.Ceklek.Saat dirinya keluar, ia terkejut ketika melihat dua pengawal sudah berdiri di hadapannya. "Nyonya Zu sudah selesai?" tanya seorang pengawal kepada Aneisha."Sudah," jawab Aneisha singkat."Biklah Nyonya, mari kami antar ke meja makan, Tuan dan Nyonya Zu sudah menunggu di meja makan," tutur pengawal tersebut dengan tersenyum.Aneisha lalu mengangguk dan segera pergi meninggalkan kamarnya, ia kemudian berjalan ke arah meja makan, dengan ditemani kedua pengawal Tuan Zu, yang sejak tadi mengekori dirinya hingga kini berada tepat di meja makan, dimana Tuan Zu dan ketiga istrinya telah menunggunya.Tuan Zuan berdiri dan menghampiri Aneisha, ia lalu meraih tan

    Last Updated : 2023-05-21
  • ISTRI KE-4 KESAYANGAN TUAN MAFIA   Bab 10

    Tuan Zuan Tampak curiga, ketika istrinya terlihat seperti ketakutan, ketika dirinya hendak pergi dari rumahnya.Melihat Aneisha yang sepertinya memiliki firasat akan dikerjai oleh Lilian, segera Lilian menghampiri dirinya dan berlaku manis di depan Tuan Zu."Ada apa Adik ke-4? Jangan manja seperti itu, Tuan Zu saat ini tengah sibuk, lebih baik kau ikut kami melihat-lihat taman yang ada di istanah ini," ajak Lilian dengan nada sopan.Tuan Zuan menatap wajah Lilian sejenak, ia tak mendapati wajahnya kini tengah gugup karena berbohong, iapun setuju dengan apa yang dikatakan oleh Lilian saat ini."Lilian benar sayang, kau dan ketiga kakakmu, baiknya jalan-jalan di taman. Aku janji tidak akan meninggalkanmu lama-lama, aku akan segera kembali," jawabnya dengan mengacak pucuk rambut kepala Aneisha.Aneisha semakin cemas, ketika istri pertama Tuan Zu, akhirnya berhasil membuat Tuan Zu percaya dengan tipu dayanya "Tapi Tuan Zu, tak bisakah aku ikut saja denganmu?" ucap Aneisha dengan wajah ke

    Last Updated : 2023-05-21
  • ISTRI KE-4 KESAYANGAN TUAN MAFIA   Bab 11 Bertemu Arsen

    Aku terkejut, ketika seorang lelaki memanggilku kala itu, suara itu tak asing bagiku. Seketika akaupun membalikkan tubuhku dan menoleh ke arah samping.Saat itu aku tak yakin bahwa lelaki itu adalah lelaki yang aku kenal, dia berjalan ke arahku, tersenyum manis ke arahku. Saat itu, aku tidak yakin bahwa dirinya adalah Arsen kekasihku. Semakin lama semakin dia mendekatiku, barulah aku yakin, bahwa itu adalah Arsen kekasihku."Aneisha, apakah ini benar-benar kau?" tanya Arsen kepadamu dengan wajah tak percaya.Deg..Jantungku langsung mencelos, ketika mendengar suara itu adalah suara Arsen."Arsen, apa benar ini dirimu?" tanyaku dengan wajah penuh haru.Arsen tersenyum dan mengangguk kepadaku, ia kemudian merentangkan kedua tangannya, berharap aku memeluk dirinya saat itu.Sungguh, saat itu aku ingin memeluk dirinya. Namun entah mengapa, kakiku tiba-tiba tak bisa aku gerakkan.Air mataku benar-benar mengalir dengan deras, ada rasa rindu dan senang, campur aduk menjadi satu, ketika aku

    Last Updated : 2023-05-22
  • ISTRI KE-4 KESAYANGAN TUAN MAFIA   Bab 12 Video Kiriman Istri Pertama

    Tuan Zuan menatapku dengan santai, ia terlihat memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya.Ia hanya menatapku dan ingin melihat sikapku saat itu.Arsen tampak bingung, ketika melihat diriku terus menghindari dirinya saat ini. Aku tepiskan tangannya ketika dia hendak menyentuhku, karena saat itu, Tuan Zu tampak sedang menatap diriku penuh arti.Perlahan-lahan aku menghindari dirinya saat ini, hingga akhirnya Arsenpun kesal dan kini langsung menangkup wajahku dengan kedua tangannya. "Kau kenapa An? Apa yang terjadi denganmu? Kenapa kau ketakutan? Kemarilah, aku akan mengenalkanmu dengan kakakku," ucap Arsen tersenyum kepadaku.Aku menggelengkan kepalaku seketika, kutatap wajah Tuan Zu kini mulai menatap wajahku dengan tatapan penuh seringai, aku takut dan gugup saat itu."Tidak Arsen, tolong lepaskan aku," tolakku lalu melepaskan tangannya dari tanganku.Arsen terkejut melihat perubahan sikapku saat itu."Siapa wanita ini, Arsen?" tanya Tuan Zu dengan melirik wajahku."Di

    Last Updated : 2023-05-22

Latest chapter

  • ISTRI KE-4 KESAYANGAN TUAN MAFIA   Bab 157 Tamat

    Beberapa menit kemudian, Tuan Zu langsung terbangun dan bergegas melepaskan pakaian dan juga rompi anti peluru yang sudah dipakai sebelumnya. Ia dengan cepat membuang rompi anti peluru itu di sisi kanannya.Sekilas dia tampak shock tatkala jantungnya terhenti beberapa saat ketika peluru itu mengenai dadanya, beruntung saat itu dia memakai rompi anti peluru.Ia bergegas berdiri dan terkejut ketika melihat ayahnya kini sudah terbaring terkapar di sana. Tuan Zuan lalu marah kepada anak buahnya karena sedah melukai ayah kandungnya.Mereka tampak hanya terdiam saja. Tuan Zuan mendekat ke arahnya lalu dengan cepat memangku kepala ayahnya yang kini sudah terlihat mulai memucat."Panggilkan ambulance!" Teriak Tuan Zu.Anak buah Tuan Zu dengan cepat menelpon ambulance untuk segera datang ke TKP."Ayah, maafkan anak buahku, bertahanlah Ayah," ucap Tuan Zu seraya memegangi telapak tangan Tuan Chan yang semakin dingin."Maafkan aku, Nak. Aku sudah membuat kesalahan terbesar, aku bahkan membuat pu

  • ISTRI KE-4 KESAYANGAN TUAN MAFIA   BAB 156 Menuju Tamat

    Waktu berjalan begitu cepat, Tuan Zu akhirnya sudah bisa pulang, meskipun begitu kondisinya masih sangat lemah.Selama dia dirawat di rumah sakit, perhatian Aneisha semakin dia rasakan, ia lebih dekat dengan Aneisha dan perlahan-lahan Aneisha akhirnya mau menerima kehadiran dirinya. Sungguh ini adalah suatu kebahagiaan tersendiri."Kebahagiaan semakin dekat, Ana. Namun, aku harus menyelesaikan semuanya agar tak ada seseorang yang berniat untuk menyakiti dirimu." Tuan Zuan berkata dengan nada penuh kelembutan."Kau akan melakukan apa? Aku sangat mengkhawatirkan dirimu, Tuan," ucap Aneisha dengan wajah cemasnya."Aku baru mendapatkan sebuah kabar berita buruk dari anak buahku. Mereka sudah mendapatkan siapa dalang penyerangan atas dirimu," jawab Tuan Zu dengan mengeratkan kedua rahangnya dengan keras."Apa? Anak buahmu sudah tau siapa yang menjadi otak penyerangan di rumahku waktu itu?" "Iya, awalnya aku sangat terkejut mendengar anak buahku mengatakan nama itu. Namun, saat mereka membe

  • ISTRI KE-4 KESAYANGAN TUAN MAFIA   Bab 155 Menuju Tamat

    Beberapa waktu kemudian, akhirnya dokter berhasil mengeluarkan peluru yang bersarang di tubuh Tuan Zu, meskipun saat itu dilakukan tindakan operasi terlebih dahulu.Hati Aneisha mulai meluluh, tentu saja ini karena pengorbanan yang dilakukan oleh Tuan Zu kepada dirinya.Sementara itu, anak buah Tuan Zu bergerak untuk mencari tau siapa dalang dari semua itu. Ketika Aneisha mencurigai Xavier sebagai dalang semua ini, dengan cepat anak buah Tuan Zu akhirnya menyidiki tentang keterlibatan Tuan Xavier pada penyerangan malam itu. Namun, hasilnya nihil, Xavier ternyata tak terbukti dalam penyerangan ini. "Tuan Zuan, syukurlah saat ini kau baik-baik saja," tutur Aneisha ketika Tuan Zuan kini mulai tersadar.Tuan Zuan langsung tersenyum, dia tidak ingin jika Aneisha terlalu khawatir dengan dirinya."Aku baik-baik saja, kau tidak usah khawatir," balas Tuan Zu dengan tersenyum."Terima kasih karena kau sudah menolongku, aku tidak tau lagi jika kau tidak ada di sana untuk menolongku," ucap Aneish

  • ISTRI KE-4 KESAYANGAN TUAN MAFIA   Bab 154

    Malam pun tiba, Tuan Zu yang kala itu tidak berada di rumah Aneisha membuat sang pelaku segera memulai aksinya, tanpa dia sadari bahwa sebenarnya Tuan Zu masih berada di sekitar rumah Aneisha untuk mengawasi keadaan sekita di sana.Saat malam sudah semakin larut, tiba-tiba Tuan Zu dikejutkan dengan langkah kaki seseorang yang saat itu terlihat sedang mengendap-endap masuk melewati pekarangan belakang rumah Aneisha.Kala itu, pengawal Tuan Zu yang sedang mengawasi di sisi pekarangan rumah Aneisha melihat seseorang yang mencurigakan masuk ke dalam rumahnya."Tetap awasi dari segala sisi rumahnya, aku akan segera masuk ke sana." Setelah Tuan Zu memberikan perintah kepada pengawalnya, segera Tuan Zu menuju ke dalam rumah Aneisha.Mengejutkan, ketika dia di dalam rumah Aneisha dia tidak menemukan seseorang di sana."Sialan, kemana perginya orang itu?" gumam Tuan Zu berdecak kesal.Tak ingin dirinya kecolongan, segera dia mencari orang itu di segala penjuru ruangan yang ada di dalam rumah

  • ISTRI KE-4 KESAYANGAN TUAN MAFIA   Bab 153

    Tuan Zuan dan Aneisha terkejut ketika mendengar suara Zhian Lee tiba-tiba terdengar diantara pembicaraan mereka berdua.Keduanya tampak saling melempar pandangannya. Tuan Zuan mendekat ke arah anak kecil yang saat ini sedang menunggu jawaban kedua orang dewasa yang ada di depannya penuh harap.Tuan Zuan lalu berjongkok dan mensejajarkan tubuhnya dengan Zhian Lee yang saat ini sedang menatap dirinya penuh bahagia."Apa paman adalah ayahku? Kau ayahku?" Zhian Lee bertanya penuh dengan wajah penuh harap."Apa kau mau jika aku menjadi ayahmu?" tanya Tuan Zu kepada Zhian Lee.Zhian Lee menganggukkan kepalanya, wajahnya menggambarkan kebahagiaan ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Tuan Zu."Iya, aku sangat bahagia andai kau menjadi ayahku. Ayah Xavier sudah meninggalkan mommy dan aku, aku tidak lagi memiliki seorang ayah seperti teman-temanku, hiks," Zhian Lee berceloteh tentang kesedihan yang dia rasakan.Tuan Zuan terkejut mendengar celotehan putranya, nampak kesedihan yang dirasakan

  • ISTRI KE-4 KESAYANGAN TUAN MAFIA   Bab 152

    Bulan berganti bulan, tak terasa kini perut Aneisha mulai membesar seiring dengan usia bulannya.Zhian tampak bahagia ketika mengetahui jika dia akan memiliki seorang adik tanpa mengerti situasi yang dihadapi oleh Mommynya."Mommy, kapan adikku akan keluar?" Tanya Zhian menatap wajah Aneisha dengan wajah gembira."Kurang empat bulan lagi, adikmu akan lahir, sayangilah dia," jawab Aneisha dengan tersenyum ke arahnya.Zhian Lee menganggukkan kepalanya. Dia mencium perut Aneisha dengan penuh kasih sayang."Aku akan memberitahukan kepada paman, jika aku akan memiliki seorang adik, tapi kapan aku bisa bertemu dengan paman Zu lagi?" batin Zhian Lee dalam hati.Setelah mereka mengobrol bersama, Zhian berpamitan kepada Aneisha untuk jalan-jalan ke area taman rumahnya.Zhian tampak murung dan selalu menatap pagar rumahnya, ia berharap saat ini Zuan akan datang menemui dirinya. Sudah hampir empat bulan Zhian Lee tak melihat batang hidungnya, bahkan Zuan tidak pernah menelepon dirinya lewat Aneis

  • ISTRI KE-4 KESAYANGAN TUAN MAFIA   Bab 151

    Waktu cepat berlalu, setelah putranya sudah mulai membaik, Aneisha segera berpamitan kembali."Maaf, aku harus pulang. Terima kasih karena kau Sudah menolong putraku," pamit Aneisha."Kau tidak perlu berterima kasih kepadaku, ini semua kewajibanku sebagai seorang ayah. Ana, tak bisakah kau tinggal bersama denganku lagi? Kita akan bangun rumah tangga kita dari awal lagi," bujuk Tuan Zu menatap wajah Aneisha penuh harap.Aneisha memalingkan wajahnya, entah mengapa dirinya saat ini tak belum bisa melihat ketulusan Tuan Zu kepada dirinya."Tidak, aku tidak bisa tinggal di sini bersamamu, aku sudah menikah dengan Xavier," tolak Aneisha dengan tegas.Tuan Zu lalu menarik tangannya dan mendekatkan tubuhnya dengan tubuhnya hingga mengikis jarak diantara mereka."Tapi kau tidak mencintai Xavier, kau hanya mencintaiku, Ana," tutur Zuan menatap penuh wajah Aneisha."Apa maksudmu? Dari mana kau berpikir seperti itu? Dia lebih baik dirimu, Zuan," balas Aneisha menatap sinis wajah Tuan Zu.Tuan Zu

  • ISTRI KE-4 KESAYANGAN TUAN MAFIA   Bab 150

    Jantung Tuan Zu langsung mencelos ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Zhian Lee.Wajahnya mulai gugup dan entah dia harus menjawab apa saat ini.Ketika dia sedang asyik mengobrol dengan putranya, tiba-tiba Tuan Zu dikejutkan dengan suara teriakan Aneisha yang saat itu tengah memanggil Zhian Lee.Saat ia melihat Zhian Lee bersama dengan Tuan Zu, dengan cepat Aneisha menarik putranya ke belakang."Jangan dekati putraku!" Ucap Aneisha dengan nada marah.Tuan Zu hanya menatap nyalang wajah Aneisha. Namun, tatapannya ini tidak bisa mengintimidasi Aneisha."Ana, maafkan aku, kami hanya mengobrol sebentar tadi," ucap Tuan Zu dengan nada rendah.Zhian Lee yang tak terima mamanya memarahi Zuan, dia pun melayangkan protes kepada Aneisha."Mommy, kenapa Mommy memarahi Paman? Paman tidak jahat, Mommy yang jahat," celoteh Zhian Lee lalu segera pergi.Bagaikan ditusuk pisau berkali-kali, Aneisha tampak sedih ketika sang putra kini sedang marah kepada dirinya, segera dia berlari mencari putrany

  • ISTRI KE-4 KESAYANGAN TUAN MAFIA   Bab 149

    Baru sekian lama, akhirnya Xavier mengakui perasaannya. Di mulai cemburu kepada Aneisha.Sejak saat itu, Aneisha menghindari Tuan Zu ketika ada pertemuan.***Waktu belalu begitu cepat, sudah sebulan ini Aneisha mencari tau keberadaan Naima. Namun, kabar memilukan yang dia dapatkan. Naima telah meninggal dunia karena ditusuk oleh beberapa orang saat dia pulang ke rumahnya.Sedangkan Lim, tak ada kabarnya setelah dia diasingkan Tuan Zu ke kota lain. Desas-desusnya dia kini menjadi seorang gembel.Arsen, yang kini memiliki kekasih besar bernama Evelyn yang tak lain adalah adik dari Xavier. Hubungan mereka akhirnya merenggang ketika Arsen mengetahui hubungan Evelyn dengan kakak tirinya saat itu. Arsen marah dan memutuskan Evelyn ketika memergoki Evelyn menghubungi Tuan Zu.Sementara itu, Tuan Zu yang akhirnya mengetahui jika Lilian dibalik kepergian Aneisha dan mengkambing hitamkan banyak orang, membuat Tuan Zu sangat marah dan akhirnya memutuskan untuk menceraikan dirinya."Tak ku sangk

DMCA.com Protection Status