Share

IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO
IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO
Author: UmiLovi

Dua Ratus Juta, Segera!

"Dua ratus juta, Dokter?" Harsha mendelik tak percaya pada apa yang baru saja ia dengar.

"Benar. Kami baru akan melakukan operasi jika anda sudah menyiapkan uang itu."

Harsha mendapati seluruh tubuhnya semakin meremang. Dari mana ia akan mendapatkan uang sebanyak itu untuk biaya operasi ibunya? Pun jika tak segera dioperasi, nyawa ibunya pasti tak akan bisa bertahan lebih lama lagi.

"Baik, Dokter. Saya akan segera mencari uang untuk biaya ibu saya secepatnya." Harsha berjanji meskipun ia merasa ragu, dari mana ia akan mendapat uang sebanyak itu.

Harsha Luvena, gadis berusia 22 tahun yang saat ini sedang berjuang untuk kesembuhan ibunya itu, juga sedang bekerja keras menyelesaikan tesisnya agar bisa lulus tepat waktu. Selain kuliah, Harsha juga bekerja di Mansion keluarga Birnandi, menggantikan ibunya yang harus berhenti bekerja karena sakit keras dan harus segera dioperasi.

Karena masih ada waktu sekitar 2 jam sebelum nanti sore mulai bekerja, akhirnya Harsha berpamitan pada ibunya yang kondisinya semakin lemah.

Dengan mengendarai motor bututnya, Harsha hanya memiliki satu tempat yang ingin ia tuju. Papan nama besar bertuliskan Bank Zurish di atas sebuah gedung dua lantai, akhirnya membuat motor Harsha berhenti. Ia memarkir kendaraan kesayangannya tersebut dan bergegas masuk ke dalam gedung itu.

"Mohon maaf, kami tidak bisa meminjamkan uang dalam jumlah banyak tanpa adanya agunan."

Penjelasan dari Customer Service yang melayani Harsha, pada akhirnya membuat gadis itu menghela napas panjang karena kecewa.

"Jadi saya nggak bisa mengajukan pinjaman tanpa ada jaminan?" ulang Harsha masih belum yakin pada apa yang sudah dijelaskan.

Dan ketika CS tersebut mengangguk sembari tersenyum ramah, akhirnya Harsha hanya bisa pasrah. Ia bangkit dengan lunglai dan berjalan menuju tempat parkir dengan gontai. Harsha tak sadar, dikejauhan sepasang mata sedang memperhatikan dia dengan  penasaran, sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil mewah miliknya. 

Karena hari mulai sore, akhirnya Harsha melaju menuju Mansion Birnandi yang terletak di kawasan privat di pinggiran kota. Sepanjang jalan, otak Harsha berpikir keras, bagaimana dan di mana dia bisa mendapatkan uang dua ratus juta untuk biaya operasi ibunya? Karena meminjam ke bank ternyata harus memiliki agunan.

Tiba di Mansion Birnandi yang megah bak istana, Harsha lekas mengganti pakaiannya dengan seragam biru selayaknya pelayan lainnya. Sehari-hari, ia bertugas merawat bunga-bunga yang ditanam oleh sang majikan, Harsha menyiram dan menyiangi rumput liar yang tumbuh di sana. Nahas, karena pikirannya tengah kalut, alih-alih fokus pada pekerjaannya, Harsha malah teledor dan mencabut tanaman bunga kesayangan sang majikan.

"Apa kamu sudah gila!? Itu bunga langka!"

Teriakan yang kencang dari arah belakang membuat Harsha berjengit kaget dan sontak berbalik badan. Bela Zurishmo --nyonya besar di Mansion Birnandi, tengah melotot sambil berjalan cepat ke tempat Harsha mematung.

"M-maafkan saya, Nyonya! Saya tidak sengaja," sesal Harsha panik karena perbuatan bodohnya tertangkap basah oleh sang majikan.

Dengan wajah penuh amarah, Bela merampas tangkai bunga yang telah tercabut itu dan menatap Harsha dengan bengis.

"Kamu harus menggantinya! Ini bunga mahal!"

"T-tapi Nyonya..."

"Kamu sengaja ingin dipecat, huh?Memangnya apa yang kamu pikirkan? Beberapa hari ini kamu juga sering membolos bekerja! Apa kamu sudah tidak betah bekerja di sini?" bentak Bela dengan kesal.

"Tidak, nyonya! Jangan pecat saya. Saya janji ini yang terakhir. Saya akan lebih fokus mulai detik ini. Jangan pecat saya, saya masih harus memenuhi biaya operasi ibu saya!" pinta Harsha memohon sembari meluruhkan tubuhnya di tanah dan bersimpuh di hadapan Bela dan mulai terisak. "Saya mohon jangan pecat saya, Nyonya Bela."

"Operasi?" Bela tersenyum smirk sembari melipat kedua tangannya di dada dan memandang Harsha dengan tatapan meremehkan. "Jadi kamu datang ke Bank Zurish untuk membiayai operasi ibumu!?"

Dengan lemah, Harsha menganggukkan kepala tanpa berani menatap sang nyonya besar.

"Benar Nyonya, ibu saya sedang kritis," akunya sedih.

Jadi, gadis yang tadi ia lihat di Bank milik keluarganya itu benar Harsha. Sambil tersenyum kecut, Bela lantas melangkah anggun memutari tubuh Harsha sambil berkata, "apa kamu sangat membutuhkan uang itu?"

Sambil terisak di tanah, Harsha mengangguk berulang kali untuk menegaskan keseriusannya.

"Aku bisa membantumu kalo kamu mau."

Kalimat singkat yang baru saja diucapkan Bela dengan lantang, berhasil membuat tangis Harsha mereda. Ia memberanikan diri mendongah dan menatap sang majikan.

"Benarkah? Nyonya bersedia membantu saya?" ulang Harsha tak yakin pada pendengarannya.

Bisa saja ia salah dengar karena terlalu heboh menangis, atau bisa saja dia berhalusinasi, bukan?

Ketika akhirnya Bela Zurishmo menganggukkan kepalanya dan mengulurkan tangan pada sang pelayan, secara reflek Harsha meraih tangan lembut itu dengan gesit dan berdiri. Ia menatap Bela dengan sorot berbinar ceria dan senyuman yang mulai merekah.

"Aku akan membantumu dengan satu syarat, Harsha!" lontar Bela dengan tegas seraya tersenyum licik. "Jadilah ibu pengganti untukku, dan aku akan membiayai operasi ibumu!"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status