Marcia terbangun dari tidurnya dan mendapati Killian di sisinya sedang duduk dan tertidur sambil menggenggam tangannya. Marcia langsung melepaskan tangannya perlahan. Ia tidak bisa berdekatan dengan Killian lagi sekarang.
Semuanya telah berubah dalam semalam.
‘Aku tidak bisa lagi didekatnya.’ Batin Marcia sambil menatap Killian yang tertidur dengan nanar.
Matanya berkaca-kaca dan setetes airmata membasahi pipinya yang pucat dan tirus.
Selama seminggu ini, Marcia berusaha menulikan telinganya. Ia berusaha memikirkan nasibnya. Masa depannya sudah hancur. Marcia merasa sangat bersalah kepada Keenan, tunangannya.
‘Keenan’ batin Marcia
Mengingat pria itu membuat Marcia semakin tergugu.
‘Aku sudah kotor. Sudah nggak pantas lagi untukmu Nan’ batin Marcia dengan pilu
‘Maafkan aku. Tidak bisa menjaga diriku’
***
Selama seminggu ini Marcia
“Jangan pergi Darl…Please” mohon Killian kepada Marcia sambil memegang kedua lengan Marcia menghadap padanya. Marcia bergeming. Hening “Please Darl” “Kita bisa bicarakan ini baik-baik kan?” Tetap hening. Marcia hanya diam tidak bergerak “Gimana dengan ayah dan ibu? Kamu tau mereka sangat menyayangimu kan? Mereka pasti sedih kalau kamu memilih tinggal di apartemen” bujuk Killian lagi. “Kalau ayah dan ibu pulang, aku akan bicara dengan mereka.” “Aku ingin menikahimu” lanjut Killian lagi. Mendengar kalimat terakhir Killian membuat Marcia langsung mendongakkan kepalanya dan menatap Killian tajam tanpa senyum. “Apa maksud Kakak?” “Menikah?” “Aku masih 20 tahun Kak. Masih belum siap berumah tangga, apalagi berkeluarga. Lagipula, aku sudah bertunangan dengan Keenan” tukas Marcia sambil menatap lurus dengan tegas pada Killian. “Nggak Darl, kita harus menikah. Bagaim
Siang itu, Shizuka diam-diam menghubungi Thomas selaku wali Marcia yang sekarang dan memberitahukan keadaan Marcia dan apa yang telah di alaminya. Membuat Thomas yang masih berada di Oslo hampir terkena serangan jantung di tempatnya. Akhirnya Thomas dan Ellena memutuskan untuk memperpendek masa liburan mereka dan langsung kembali ke Jakarta pagi itu juga waktu Oslo. *** BUUUKKKKKK!!! BUUKKK!!! Sebuah hantaman bersarang dengan telak di rahang kiri Killian membuatnya terhuyung. Kemudian tanpa ampun sebuah hantaman bersarang lagi di rahang kanan Killian membuatnya terjatuh dan terduduk di sofa ruang kerja keluarga Tjahyadinata. “BRENGSEKK!!” Teriak Thomas dengan wajah memerah dan urat-urat yang sudah menonjol di pelipisnya. Lalu di hajarnya lagi Killian yang memang tidak melawan ayahnya. “Bangun bajingan!!” di tariknya kerah kemeja Killian membuat Killian terbangun dari sofa dan
“Kau..” “Cari siapa Pak?” lanjut orang itu lagi. “Orang yang tinggal di unit ini kemana Bu?” Mengabaikan pertanyaan dari wanita tersebut, Killian bertanya balik. “Oh, kalau Non Shizuka jam segini sedang di kantor, Pak. Kalau Non Marcia sedang ke kampus” Info Bu Nani yang ternyata asisten rumah tangga Shizuka. “Begitukah? Kapan Marcia kembali?” tanya Killian lagi “Maaf tapi bapak siapa ya?” Bu Nani ikutan bertanya balik pada Killian menatap curiga pria tampan di depannya ini. ‘Buat apa nyari para enengku coba. Untung ganteng gini kalo ‘gak udah tak teriakin sepay lu kebanyakan nanya huh’ batin Bu Nani sambil melirik Killian dari atas sampai bawah bolak balik lalu tiba-tiba memonyongkan bibirnya. Killian yang melihat Bu Nani tiba-tiba meliriknya curiga dan memonyongkan bibirnya langsung bergidik geli. Sadar kalau ia keliatan mencurigakan bagi si ibu di depannya ini. “Ah iya. Maaf saya lupa memperkenal
“Ada apa?” sapa seseorang di seberang sana dengan datar.“Aku melihat wanita yang kamu cari”Pria itu langsung berdiri dari duduknya. “Kamu dimana?” tanya pria itu lagi.“Hmm…gimana kalau kita bersenang-senang dulu malam ini” wanita di seberang sana berbicara di ponselnya sambil memandang Marcia dan Ellena yang sedang tertawa bersama sambil mengetukan jari telunjuk dan jari tengahnya bergantian di atas mejanya.“Amira! Kalau kamu ‘gak tau apa-apa lebih baik diam. Jangan bermain denganku!” ketus Keenan sambil meninggikan intonasi suaranya di seberang sana.“Aku punya beberapa informasi untukmu.” Masih dengan santai Amira mencoba bernego dengan Keenan. Siapa tau dia lagi mujur.Pasalnya kemarin nggak sengaja Amira mendengar Keenan marah di ruangannya di kantor. Begitu dia mengintip ke ruangan Keenan, pria yang di cintainya itu sedang mengelus waj
“Selamat untuk wisudamu” sambil menyerahkan buket bunga peony pink kepada Marcia. Membuat senyum gadis itu perlahan memudar dan tubuhnya membeku ditempatnya. “Keenan..” bisik gadis itu lirih. Marcia terdiam. Keenan yang melihat reaksi Marcia yang tidak seperti biasanya akan senang jika di kasih bunga peony jadi makin curiga. “Baby…ada apa denganmu hmm?” di raihnya pundak dan di usapnya anak rambut Marcia yang tertiup angin yang melintasi wajahnya. “Ahh ak-aku gakpapa Nan. Ehem.” Marcia berdeham untuk menetralkan suaranya yang bergetar. Padahal Marcia belum siap bertemu Keenan. “Terima kasih bunganya. Sangat cantik” bisik Marcia sambil mencium buket bunga di tangannya. “Om, Tante. Apa kabar?” sapa Keenan sopan sambil menyalami Thomas dan Ellena “Kami baik Nan” Thomas tersenyum menyalami Keenan “Bicaralah dengan Marcia. Kami akan tunggu di café itu” lanjut Thomas dan menunjuk sebuah café yang t
Ellena yang melihat Marcia berjalan ke arahnya sambil menangis segera keluar café dan langsung meraih Marcia ke dalam pelukannya. “Sayang…ayo” ajak Ellena sambil menuntun putrinya ke arah mobil mereka yang terparkir di depan. Thomas bergegas menyusul kedua wanita tersayangnya dan membukakan pintu mobil bagian belakang. Killian yang mengamati dari kejauhan hanya bisa melihat pemandangan itu dengan hati sesak karena melihat gadisnya menangis dalam pelukan ibunya. Ia tidak berani menampakkan diri di depan Marcia. Karena sejak Killian tau Marcia tinggal dengan Shizuka, Ia mengutus asistennya, Agung untuk mengawasi Marcia dari jauh. Dan di ketahui jika Marcia berkonsultasi dengan psikiater seminggu sekali sejak keluar dari rumah. Dan hal tersebut membuat Killian semakin merasa berdosa terhadap Marcia. Setidaknya sekarang Killian merasa sedikit lega karena Marcia tidak sendirian. Ada Thomas dan Ellena yang menemani dan juga Shizuka.
“Pak Keenan, nanti sore kita berangkat ke Surabaya bersama dua orang dari Tim Marketing. Untuk segala keperluan di sana dan akomodasi sudah di konfirmasi ke pihak hotel. Dan tadi pagi, pihak Auto Spectra juga sudah memberikan konfirmasi kehadiran. ” Keenan yang sedang memeriksa laporan penjualan di meja kerja di ruangannya langsung mendongak menatap asistennya dengan wajah datar. “Jadi, pihak Auto Spectra sudah setuju dengan nilai pembelian spare partnya? Tidak ada negosiasi harga lagikan?” tanya Keenan. Sambil menutup laporan yang telah selesai di periksanya dan memberikan laporan tersebut kepada asistennya. “Tidak ada Pak. Malam ini kita akan tanda tangan kontrak kerja sama dengan mereka di JW Club” “Gimana dengan Ten Accessories? Jadi order dengan kita?” tanya Keenan lagi “Besok rencananya Amira dan Bagus dari Tim Marketing akan follow up lagi kelanjutan meeting minggu lalu” “Ok. Kamu urus semuanya.” &nb
Begitu pintu tertutup rapat dengan kunci otomatis, Keenan langsung menghimpit tubuh Amira ke dinding yang terdapat di sebelah pintu membuat Amira yang masih berusaha melepaskan high heels nya kaget atas serangan Keenan yang tiba-tiba itu. Keenan yang sedang sangat bergairah akibat obat perangsang yang di berikan Amira langsung mencumbu bibir Amira dengan penuh nafsu, tubuhnya yang tinggi memeluk erat tubuh Amira membuat payudara Amira hampir menyembul keluar akibat himpitan dada bidang Keenan. “Ahhh Keenan..” desah Amira sambil tersenyum memejamkan matanya dan semakin memiringkan kepalanya memberikan Keenan akses tak terbatas saat pria itu mulai mencumbu rahangnya, perlahan turun ke lehernya, melepas tali spaghetti dress Amira lalu mulai mengecup bahunya yang telanjang membuat Amira semakin tersenyum lebar. Kaki kanan Amira mulai melingkar di pinggang Keenan, mini dressnya sudah terangkat naik hingga ke pinggang, dress bagian atasny
“Bagaimana keadaan ayah saya dokter”“Pak Angga mengalami koma” Keterangan dokter membuat Keenan bagai di hantam truk tronton.Dadanya berdebar nyeri mendengar ayahnya mengalami kecelakan dan koma seperti ini. Bagaimanapun buruknya sang ayah, Angga tetap seorang ayah yang penyayang untuk Keenan.Sejak kecil Angga berusaha membersamai tumbuh kembang Keenan kecil sampai masa dewasanya. Meskipun caranya terbilang ekstrim sampai menyakiti orang lain, Keenan tetap menyayangi ayahnya.Keenan sudah tidak bisa mendengarkan penjelasan dokter. Dia hanya bisa diam dan mengangguk kecil sebagai responnya untuk penjelasan dokter.Keenan menatap sang ayah yang sedang di tangani di ruang ICU. Sedikit mengusap sudut matanya dan berusaha tetap tenang.Tanpa di sadarinya ada Soraya yang tiba-tiba sudah berdiri di belakangnya dan mengusap pundaknya dari belakang “Bersabarl
Killian sampai rumah jam sepuluh malam. Rumah sudah sepi karena semua pelayan sudah masuk ke kamar masing-masing.Dengan perlahan Killian membuka pintu kamar dan mendapati Marcia yang tertidur sambil memeluk Kieran yang tidur di sampingnya.Kedua hartanya yang paling berharga. Killian sangat terharu melihat impiannya terwujud di depan matanya dan sedang terlelap dengan nyenyak saat ini.Berusaha tidak menimbulkan suara, Killian melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Dia harus mandi sampai bersih apalagi tadi darah si supir sempat muncrat ke bajunya.Selesai membersihkan diri, Killian berjalan ke walk in closetnya dan mengenakan piyamanya di sana kemudian berjalan ke tempat tidur dan mengecup pelan kening Marcia dan Kieran lalu merebahkan dirinya di samping sang istri.Killian lalu tidur dan melepas lelah sambil memeluk belahan jiwanya sampai pagi menyapa.&n
Supir itu terkesiap “Ja-jangan tolong!” Supir itu memohon dengan gemetar.Tapi Killian sudah kepalang murka. Dalam sekali tebas darah segar langsung mengucur di dada supir truck tersebut. Teriakan kesakitannya terdengar sangat menyakitkan memenuhi ruangan suram itu.“AAAAAKKKKKKHHH SAKITT!!!” Teriak supir itu.“Cih!” Kesal Killian membersihkan cipratan darah yang mengotori tangannya. Kemudian Killian tersenyum kejam menatap datar supir itu.Ketika tangannya akan menyayat tubuh di depannya lagi, supir tersebut langsung berteriak “Jangan saya mohon! Saya akan katakan semuanya tapi tolong ! Tolong” Teriak supir itu sambil menangis meratapi luka sayatan di dadanya yang cukup dalam itu.Mendengar perkataan supir itu Killian mendengus. Kemudian menghela napas dalam lalu menatap Agung di sampingnya.Agung yang mengerti kode dari Killian langsung menarik supir itu ag
Sejak mengetahui Marcia sedang kritis di rumah sakit dan mengetahui tentang kekejaman papanya, Keenan belum bertemu lagi dengan sang papa. Dia hanya kembali ke rumah sang mama dan di penghujung hari setelah pulang dari kantor, Keenan akan pulang ke apartemennya.Meskipun Amira selalu menelponnya yang tidak pernah di angkat oleh Keenan karena Keenan mengetahui Soraya, ibunya Amira juga ikut andil dalam mencelakai Marcia meskipun tidak secara langsung.Keenan sangat muak dengan ibu dan anak itu yang selalu membayangi hidupnya. Mereka berdua tidak ubahnya lintah yang terus menempel dan menghabiskan harta papanya.Tidak cukupkah mereka menghancurkan keluarganya, membuat papa dan mamamya bercerai dan membuatnya hidup tanpa kasih sayang yang utuh dari papanya. Meskipun Keenan tumbuh besar dalam pengasuhan kedua orangtuanya di tempat terpisah. Mengingat itu Keenan menjadi kesal.Alhasil yang Keenan lakukan
Pemandangan indah penuh bunga dan rumput musim semi menyapa Marcia yang tiba-tiba menginjakkan kakinya di padang indah itu.Sejauh mata memandang hanya ada hamparan rumput hijau dan bunga-bunga berbagai warna dengan aromanya yang harum. Marcia sangat menyukai bunga dan musim semi. Karena itulah dia sangat suka padang ini dalam sekali lihat.“Wah....Yuhuuuu...” Teriak Marcia dengan penuh semangat merentangkan kedua tangannya dan berlari berputar-putar menjelajahi padang bunga itu.“Cantik banget tempat ini”Kemudian Marcia menarik napas dalam sambil memejamkan mata dan menghembuskannya. Menikmati suasana sekitarnya yang sunyi dan udaranya yang segar dengan senyuman tidak henti menghiasi wajah cantiknya.“Aku ingin tunjukin tempat ini ke Kak Lian. Eh, tapi kok Kak Lian dari tadi ‘gak ada ya” Gumam Marcia baru sadar kalau sejak tadi dia sendirian.Kemudian Marci
Sepasang suami istri itu berlarian dengan panik di lorong rumah sakit. Keduanya mendapat kabar dari Agung kalau putra-putri mereka mendapat kecelakaan dan sekarang Marcia sedang di operasi untuk mengeluarkan bayinya.Thomas berjalan secepat mungkin ke arah ruang operasi dan menemukan Killian yang sedang tertunduk lesu.Kemeja dan celana panjangnya terdapat banyak noda darah.‘Apa Killian terluka?’ Batin Thomas cemas.“Lian!” Ellena sang ibu memanggil putranya dan segera memeluk sang putra saat di lihatnya putranya sedang tidak baik-baik saja.Killian langsung memeluk ibunya dan menangis tersedu di sana. Dia sudah tidak bisa menahan air matanya lagi. Segala resah, cemas, takut dan khawatir istri dan bayinya kenapa- kenapa campur aduk menjadi satu.Thomas yang melihat putranya sedang butuh dukungan langsung memeluk istri dan anaknya deng
“Marcia adalah putri dari wanita yang aku cintai sepenuh hati. Sejak dulu. Bahkan sampai saat ini” Angga berkata dengan lugas.Menatap Lucy langsung ke dalam matanya.Mendengar pengakuan Angga entah kenapa hati Lucy serasa tercubit. Bertahun-tahun bersama Angga rupanya tidak pernah membuat pria itu jatuh cinta padanya ternyata.Lucy kira selama ini Angga mencintainya karena itulah dia bercerai dengan istrinya, tidak pernah menikah lagi dan selalu mencarinya jika butuh untuk di puaskan. Ternyata kisahnya bukan seperti yang selama ini di pikirkannya.‘Brengsek!’ Maki Lucy dalam hati. Tatapan matanya menajam menatap Angga yang duduk di hadapannya. Tapi dia masih berusaha tenang.“Wanita yang kau cintai itu maksudnya Misato Kellgaren?” Tanya Lucy“Misato Minamoto. Itu namanya sebelum menikah dengan Andrew Kellgaren si pembully itu!” Kata Angga. Matanya berkilat p
“Sabar ya nak. Sebentar lagi kita sampai ke rumah sakit. Kita akan segera bertemu sayang. Tenang-tenang dulu ya di dalam perut mama” Bisik Killian berulang-ulang ke perut Marcia sambil tidak henti mengelus perut sang istri.Sesekali Killian mengecup kening Marcia yang sudah tidak sadarkan diri. Jantungnya bertalu-talu. Takut dirinya sudah terlambat menyelamatkan istrinya.***Sepuluh menit kemudian mereka berhasil mencapai rumah sakit terdekat di daerah pinggiran kota. Killian langsung menggendong Marcia yang sudah tidak sadarkan diri keluar dari mobil dan berteriak ke arah petugas kesehatan yang sudah membawa brangkar agar segera menyelamatkan istrinya.Wajah Killian sangat pucat, panik menguasai pikirannya yang biasanya selalu tenang meskipun dalam keadaan terjepit. Ketakutan sangat kentara di wajahnya yang tampan.“Tolong selamatkan istri saya!” Teriak Killian sambil membaringkan Marcia di atas brankar.Dokter dan perawat segera membawa Marcia ke ruang IGD dan mulai melakukan pemer
Dengan senyum kemenangan, Lucy berkata “Aku tau apa yang kau lakukan Angga” Bisiknya pelan.Tidak ingin terpancing oleh wanita paruh baya di hadapannya ini, Angga berusaha bersikap santai. Kemudian dia duduk di sofa single di depan Lucy sambil menyilangkan kaki dan memantik cerutu.Seketika asap cerutu berkualitas tinggi membubung tinggi keluar dari bibir Angga. Kemudian sambil duduk santai dan menyenderkan punggungnya pria paruh baya itu menatap Lucy dengan tajam.“Apa maksudmu Lucy” Tanya Angga pura-pura tidak tahu.Lucy tersenyum sinis. “Aku sudah melihat isi laptopmu. Dan tau apa yang sudah kau lakukan bertahun lalu” Kata Lucy terus terang.Dia malas tarik ulur. Lucy sudah tarik ulur dengan Angga belasan tahun dan sudah muak melakukannya. Kalau dapat hasil sih tidak masalah tapi yang ada malah capek melayani lelaki tua ini!“Tidak ku sangka kalau kau dan Misato saling mengenal” Kata Lucy sekilas otaknya langsung traveling ke beberapa tahun silam saat Angga terlihat bahagia di hari