"Irena! Kamu tidak akan menikah dengan kakekku!" teriak Havier seperti orang gila.
Isadora yang mendengar kakaknya terus mengoceh menyuruhnya untuk pergi. Namun lelaki itu menolak sebelum Irena mau pergi bersamanya."Apa yang kamu lihat dari perempuan itu? Kakak tidak malu dengan Noah?" tanya Isadora."Diam kamu! Aku tidak butuh kata-katamu!" sentak Havier.Isadora memandang lantai dua. Tak tahu apa yang sebenarnya dimiliki oleh wanita itu hingga membuat dua lelaki ini tergila-gila padanya.Isadora melihat ke arah tangannya. Ia memegang beberapa rambut yang rontok milik Irena."Rambutnya jelek sekali," gerutu Isadora.***Saat pulang ke bangunan dua. Dia melihat Maxim sedang duduk dengan wajah tak berdaya.Suaminya pamit ke rumah nenek dari pihak ayahnya. Tapi setelah pulang dari sana wajahnya selalu ditekuk seperti itu."Apa tidak berhasil membujuknya?" tanya Isadora."Hmmm. Aku jadiDipikirkan berkali-kali, Joana merasa jika ada yang aneh dengan Brenda, Perempuan itu tidak terlihat seperti pelayan pada umumnya.Jadi pagi-pagi sekali di keesokan harinya saat Brenda pergi berbelanja untuk keperluan nyonya tua. Joana masuk ke kamar Brenda untuk mencari sesuatu yang dapat membuktikan bahwa firasatnya itu benar.Mengendap-endap Joana masuk ke kamar Brenda, dia langsung menuju ke arah tas milik Brenda. Dia mengeluarkan beberapa pakaian yang ada di dalam tapi dia tidak menemukan apa-ара."Pasti ada sesuatu yang dia sembunyikan," gumam Joana.Joana pernah melihat Brenda memasukkan sesuatu ke dalam kantong pada celemeknya dan buru-buru pergi saat menyeduh minuman untuk nyonya tua."Jangan-jangan itu racun?" pikir Joana membuatnya ngeri hanya dengan memikirkannya.Tas Brenda dia lempar, matanya tertuju ke arah kasur di manasprei itu tidak terlipat dengan rapi.Jadi dia mengangkat kasur tersebut. Mat
Keesokan harinya... River benar-benar datang ke tempat tinggal sementara nyonya tua.Dia memberitahu pada William jika Joana sudah dipecat seperti apa yang dikatakan oleh Noah."Padahal gadis itu terlihat sangat lugu dan polos," kata William dengan nada menyayangkan.Mata tajam River menangkap bayangan Brenda yang sedang menguping pembicaraan."Nona Valerie juga tidak menyangka jika pelayannya akan berbuat seperti itu, Tuan.""Lalu di mana keberadaan pelayan itu sekarang?""Dia dipulangkan ke kampung halamannya," jawab River dengan asal.William menghela napasnya."Saya diperintahkan oleh Tuan Noah untuk memberikan sedikit kompensasi untuk Brenda. Tuan Noah dan Nona Valerie juga ingin mengundangnya ke tempat mereka sebagai tanda permintaan maaf."William terkejut mendengar hal itu."Nona Valerie merasa malu dengan apa yang dilakukan Joana, Tuan. Jadi tolong sampaikan kepada pelayan Anda mengena
"Apa.. apa maksudmu? Aku adalah Brenda.""Jangan berbohong, Brenda yang asli sudah tewas dalam kecelakaan. Kamu membuatnya menggantikan posisimu. Wajahmu bisa berubah, tapi kamu lupa untuk menghapus tanda lahirmu itu.""Tunggu dulu! Itu tidak benar! Aku adalah Brenda!"River dan Zack membawa Brenda yang terus meronta."Kalian pasti salah paham!"Vivian mengambil sehelai rambut dari kepala Brenda langsung."Kita bisa tahu apakah kamu Ruth atau memang Brenda."***Beberapa jam yang lalu..."Apa aku harus melakukannya?" protes Noah. "Aku akan membuatnya langsung mengaku.""Bagaimana jika dia bukan Ruth? Kita harus memastikan tanda lahir itu apakah ada di belakang bahunya atau tidak, Noah."Noah sebenarnya tidak mau jika harus merayu Brenda yang diduga adalah Ruth.Joana mengetahui hal itu karena saat itu dia tak sengaja melihat tanda lahir di bahu Brenda.Saat menjadi pe
Ruth membuka matanya berharap bahwa apa yang dialaminya adalah sebuah mimpi buruk.Akan tetapi mimpi buruk yang diharapkannya itu rupanya adalah kenyataan yang harus dia hadapi saat ini.Seorang lelaki bertubuh tinggi besar masuk. Akan tetapi lelaki berambut agak panjang itu bukan River. Dengan kaos hitam yang pas di tubuhnya. Pria yang bernama Isaac itu kemudian duduk di depan Ruth.Dengan kasar dia menjepit dagu Ruth dengan jari-jarinya yang bahkan lebih besar dari kebanyakan lelaki pada umumnya."Siapa yang sudah menyuruhmu." Isaac bertanya tanpa berbasa-basi. Namun, melihat Ruth hanya diam saja, Isaac langsung menampar wajah perempuan tersebut.Ruth merasakan sakit pada pipinya."Kamu sudah melakukan percobaan pembunuhan, kan? Cepat mengaku siapa yang sudah menyuruhmu!"Tapi mulut wanita itu masih terkunci rapat seakan enggan menjawab pertanyaan dari Isaac kendati tamparan di wajah sudah membuatnya merasa kesakitan.
Keesokan paginya, Felix diminta oleh ayahnya agar segera pulang ke rumah istrinya sebelum semuanya mencurigainya karna terlalu lama keluar dari kediaman Ivanov."Kamu masih membutuhkan wanita itu, rencana kita belum sepenuhnya berhasil," kata ayah Felix yang sedang memangku Theo di pangkuannya."Mama! Mama!" ucap anak itu seperti sedang mencari mamanya."Nanti, kita akan bertemu dengan mama ya," kata Felix membelai rambut Theo.Felix akhirnya mau tak mau menurut apa kata ayahnya. Lalu dia memutuskan untuk pulang ke kediaman Ivanov pagi itu.Saat sampai di kediaman Ivanov. Dia hanya menemukan Ivana yang baru saja keluar dari kamarnya dengan wajah yang seperti kurang tidur.Begitu melihat Felix muncul di depannya. Wajahnya langsung sumringah. Namun berbeda dengan Felix tiba-tiba dia merasa jijik melihat Ivana pagi itu."Apa kamu sudah sarapan?" tanya Ivana."Kamu ke ruang makan saja dulu, aku akan menyusul," kata
Begitu mendapatkan kabar jika Havier mengalami kecelakaan, Becca langsung menuju rumah sakit untuk mengetahui bagaimana keadaan anaknya tersebut.la berlari di lorong rumah sakit dengan wajah dipenuhi kekhawatiran. Matanya mencari-cari petugas medis yang bisa memberikan informasi terbaru tentang kondisi Havier.Rambutnya yang berwarna cokelat terang sedikit berantakan, memperlihatkan seperti bukan Becca seperti biasanya.Setelah beberapa saat menunggu dengan gelisah, seorang dokter keluar dari ruang operasi. Becca segera menghampirinya dengan langkah cepat."Bagaimana keadaannya, dok?" tanyanya dengan suara gemetar."Maaf, operasinya berjalan dengan lancar, tapi luka di kepala pasien cukup serius. Pasien mengalami cedera otak yang parah dan saat ini dia dalam keadaan koma."Air mata langsung menetes dari mata Becca. "Apakah ... kondisinya akan baik-baik saja? Maksud saya, dia tidak akan lumpuh, kan?"Jika sampai Havier l
Tatiana bersama dengan Becca di rumah sakit selama semalaman. Bahkan dia tertidur di bahu Becca karena sangat mengantuk malam itu.Ponselnya bergetar ketika Julian menelponnya tengah malam. "Bu, aku akan tiba besok pagi. Bisa jemput aku di bandara?""Besok kamu sudah sampai?""Hmm, tapi jangan katakan pada siapapun kalau aku sudah pulang. Ibu saja yang tahu masalah kepulanganku. Ada hal yang harus kuberitahu pada ibu.""Apa? Jangan buat ibu penasaran.""Besok saja. Bagaimana keadaan Havier, apa dia baik-baik saja?""Havier koma."Julian mengembuskan napasnya dengan kasar."Untuk sekarang, ibu jangan bertindak ceroboh. Jangan menyentuh wanita itu, dan jangan membuat masalah.""Wanita siapa? Wanita kuda itu?""Ya dia, dia sangat berbahaya Bu. Masih ingat masalah kasus kematian istri pengusaha itu? Sekarang kasus itu dibuka lagi karena pihak keluarga perempuan menemukan kejanggalan."
Ivana siang itu terkejut ketika mendapati Noah masuk ke ruangan di kantornya."Apa yang kamu lakukan di sini? Aku sudah mengatakan kepadamu untuk tidak datang ke sini lagi," kata Ivana dengan sinis.Tanpa berkata apa-apa, Noah memberikan sebuah bukti rekam medis kepada Ivana.Ivana melirik ke arah Noah sebentar lalu mengambil dokumen yang ada di atas meja."Apa maksudmu? Jangan bermain-main denganku. Aku tidak peduli apakah dia sudah punya anak atau belum. Karena hal itu tidak ada urusannya denganku." Ivana melemparkan dokumen itu ke atas meja dengan kasar. Dia kembali ke pekerjaannya."Benarkah? Kamu tidak peduli dengan hal itu?"Ivana mengernyitkan keningnya.la melihat Noah mengeluarkan amplop cokelat dari sakunya dan memberikannya kepada wanita itu."Mungkin ini hadiah kejutan untukmu tahun ini."Noah lalu keluar, dia merasa tidak perlu berdiri di sana sampai Ivana mau membuka amplopnya.Us
Ponsel Kevin berdering, Julian mengambil ponselnya dari saku celana milik Kevin."... Ya?""Ini ponsel milik Kevin, kan?" tanya seorang perempuan di ujung telepon."Ya benar, tapi pemilik ponselnya pingsan. Kamu bisa menjemputnya ke sini karena aku tidak mau mengantarnya," kata Julian."Di mana dia? Beri aku alamatnya sekarang."Setelah meminta izin pada Emily, akhirnya Julian memberikan alamat tersebut kepada Karina."Sepertinya yang menelpon adalah kekasihnya," kata Julian usai menutup teleponnya."Biarkan saja dia begitu, kamu mau minum?" tanya Emily. "Oh ya, aku akan mengobati lukamu dulu."Emily membawa Julian masuk ke dalam.Sejak dia putus dengan Kevin, Emily tidak pernah membawa lelaki masuk ke apartemennya. Dan baru kali ini dia mengizinkan pria yang baru dia kenal untuk masuk ke sana.Emily pikir karena Julian adalah sepupu Noah, maka dari itu dia mengizinkannya untuk masuk.
Valerie mengajak Emily untuk makan malam di sebuah restoran mewah dengan pencahayaan lembut dan dekorasi yang elegan. Karena Emily adalah teman Noah, jadi tidak ada salahnya jika dia ingin membangun hubungan yang baik dengan Emily. Apalagi profesinya yang sangat berhubungan dengan pekerjaan Valerie."Maafkan aku, tapi dia memaksa untuk ikut," kata Noah menunjuk Julian dengan matanya."Tak apa-apa, lebih ramai lebih baik, kan?"Mereka berempat pun duduk di sebuah meja bulat yang sudah dipesan oleh Valerie sebelumnya.Julian yang berkarakter mudah akrab dengan orang baru pun tidak kesulitan ketika memulai obrolannya dengan Valerie."Untuk keberhasilan peragaan busana malam ini. Terima kasih karena telah bekerja keras," kata Valerie pada Emily.Emily tersenyum. "Aku hanya melakukan pekerjaanku, dan terima kasih sudah mempercayakannya kepadaku."Mereka berempat pun mulai mengobrol membicarakan masalah pekerjaan dan kehidupan
Valerie duduk di meja kerjanya, ia melihat-lihat desain terbaru untuk pertunjukkan busana yang akan datang.Pintu dibuka oleh sekertarisnya kemudian muncul seorang wanita tinggi yang cantik. Emily masuk dengan senyum yang menawan.Valerie menyambutnya dengan senyum yang ramah. Emily adalah model yang dikenalkan Noah kepadanya. Dia mengatakan bahwa Emily adalah seorang model yang berbakat dan profesional."Selamat datang, saya sangat senang karena Anda bisa bergabung dengan kami untuk pertunjukkan busana ini," kata Valerie.Emily tersenyum. "Mana mungkin saya bisa menolaknya ketika Valerie langsung yang memintanya," Emily terkekeh." Dia jarang meminta bantuan, jadi saya sangat senang bisa membantunya."Valerie menjabat tangan Emily. "Tapi tetap saja, saya ingin mengucapkan terima kasih." Apalagi saat melihat potongan video Emily ketika berada di atas panggung catwalk, dia langsung tertarik pada model tersebut saat pertama kali melihatnya.
"Julian!" teriak Isadora sangat senang saat melihat bayangan sepupunya itu muncul di ambang pintu rumahnya.Dia menghampiri Julian kemudian memeluk lelaki itu."Sekarang kenapa kamu agak berbeda?" tanya Isadora, dia memindai wajah Julian dengan serius."Kenapa? Apa aku bertambah tampan?"Isadora memukul lengan Julian, lelaki itu hanya meringis. Sepupunya itu mencari keberadaan Maxim, tapi siang itu suami Isadora tentu saja sedang bekerja tidak seperti dirinya. Yang keluyuran tidak jelas seperti sekarang."Tiga pria bodoh akhirnya dapat berkumpul lagi," kata Isadora dia mempersilakan Julian masuk."Siapa maksudmu? Havier, Maxim dan Noah?"Isadora mendecakkan lidahnya. "Anakku, jangan sampai kamu mirip dengan pamanmu ini ya. Mama tidak mau kamu mirip dengannya," kata Isadora sambil mengusap perutnya."Kamu tidak ingin punya anak?" tanya Isadora.Julian yang sedang mengambil apel tanpa sengaja menjatuhkan
Noah duduk dengan tidak tenang setelah dia menyuruh River untuk mengobati lukanya.Ada rasa bersalah yang mendalam saat dia tahu bahwa asisten pribadinya itu hampir terbunuh karena perintahnya.Hidup Zack di masa lalu sudah terlalu berat, dan kini dia harus bertemu dengan dirinya yang selalu memberikan tugas berbahaya kepada asistennya tersebut.Suara langkah mendekat, Noah melihat River berjalan ke arahnya."Bagaimana dengan keadaanmu." Noah mendongak, matanya tak bisa berbohong. Dia akan merasa bersalah jika terjadi apa-apa pada Zack."Saya baik-baik saja, Tuan."Hening."Apa ada hal yang menganggu pikiran Anda, Tuan?" River merasa jika Noah sedang memikirkan sesuatu.Noah mengangguk pelan."Aku ingin melepaskan Zack," kata Noah. River terkejut mendengar Noah berkata seperti itu."Apa karena Zack tidak melakukan tugasnya dengan baik? Itu murni bukan kesalahannya, Tuan. Kerjasama kami tidak...
PLAK!Irena menampar wajah Noah. Sontak lelaki itu memandang tajam wajah Irena."Jika bukan karena Felix, aku pasti sangat menderita waktu itu. Aku hamil anak Havier. Aku masih muda saat itu. Aku bisa apa saat ada seseorang yang memberikanku bantuan, meski dia meminta imbalan. Dia mengajakku bekerjasama untuk membalas perbuatan kalian.""Padahal kamu menyukainya, kan? Jangan menyalahkan orang lain atas perbuatanmu sendiri. Kalau saja kamu tidak menggoda Havier, kalau kamu tidak membuat nenekku marah, kamu tidak akan diusir dari rumah itu."Noah melewati Irena begitu saja.Sementara itu perasaan Irena bercampuraduk. Dia khawatir, takut dan juga merasa bersalah karena sudah melakukan hal itu di masa lalu."Tolong kembalikan Theo kepadaku, Noah. Aku sudah melakukan kesalahan karena sudah menyia-nyiakan anakku dengan Havier. Dan sekarang, aku ingin menebusnya.""Kamu bisa menebusnya di penjara nanti." Pintu pun ditutup. Hati
Akhirnya hari yang ditunggu oleh Tatiana tiba juga. Dia pergi ke bandara untuk menjemput anak semata wayangnya.Tatiana menatap layar kedatangan di bandara dengan gelisah, mencari nama Julian.Kegugupan Tatiana berubah menjadi senyum yang merekah saat melihat nama yang dia cari muncul di layar. Dengan cepat ia menuju pintu kedatangan dan menunggu penuh dengan harap.Setelah beberapa saat, pintu itu terbuka dan dari sana muncul seorang pria muda yang wajahnya sedikit berubah."Ada apa dengan anak itu, kenapa dia terlihat agak kurus?" gumam Tatiana cemas. "Apa dia tidak makan teratur "Meskipun anaknya sudah dewasa, tapi ada kelembutan dan kepolosan dari anaknya yang masih terpancar dari matanya."Julian!" panggil Tatiana, langkahnya mendekati pria itu dengan cepat.Julian menoleh ke arah suara itu, matanya memancarkan kebingungan sejenak sebelum akhirnya terpancar kegembiraan dan kelegaan. Dia pun tersenyum dengan lebar.
Ivana siang itu terkejut ketika mendapati Noah masuk ke ruangan di kantornya."Apa yang kamu lakukan di sini? Aku sudah mengatakan kepadamu untuk tidak datang ke sini lagi," kata Ivana dengan sinis.Tanpa berkata apa-apa, Noah memberikan sebuah bukti rekam medis kepada Ivana.Ivana melirik ke arah Noah sebentar lalu mengambil dokumen yang ada di atas meja."Apa maksudmu? Jangan bermain-main denganku. Aku tidak peduli apakah dia sudah punya anak atau belum. Karena hal itu tidak ada urusannya denganku." Ivana melemparkan dokumen itu ke atas meja dengan kasar. Dia kembali ke pekerjaannya."Benarkah? Kamu tidak peduli dengan hal itu?"Ivana mengernyitkan keningnya.la melihat Noah mengeluarkan amplop cokelat dari sakunya dan memberikannya kepada wanita itu."Mungkin ini hadiah kejutan untukmu tahun ini."Noah lalu keluar, dia merasa tidak perlu berdiri di sana sampai Ivana mau membuka amplopnya.Us
Tatiana bersama dengan Becca di rumah sakit selama semalaman. Bahkan dia tertidur di bahu Becca karena sangat mengantuk malam itu.Ponselnya bergetar ketika Julian menelponnya tengah malam. "Bu, aku akan tiba besok pagi. Bisa jemput aku di bandara?""Besok kamu sudah sampai?""Hmm, tapi jangan katakan pada siapapun kalau aku sudah pulang. Ibu saja yang tahu masalah kepulanganku. Ada hal yang harus kuberitahu pada ibu.""Apa? Jangan buat ibu penasaran.""Besok saja. Bagaimana keadaan Havier, apa dia baik-baik saja?""Havier koma."Julian mengembuskan napasnya dengan kasar."Untuk sekarang, ibu jangan bertindak ceroboh. Jangan menyentuh wanita itu, dan jangan membuat masalah.""Wanita siapa? Wanita kuda itu?""Ya dia, dia sangat berbahaya Bu. Masih ingat masalah kasus kematian istri pengusaha itu? Sekarang kasus itu dibuka lagi karena pihak keluarga perempuan menemukan kejanggalan."