Satu hari kemudian
Valerie duduk di teras vila, dia menunggu kedatangan Noah yang harusnya datang hari ini."Apa aku terlalu berharap? Ini masih terlalu pagi," gumam Valerie."Nona muda, kita sudah bisa sarapan, staff restoran sudah menyiapkan makanan untuk Anda."Valerie pun berdiri, baru satu hari dia ditinggal oleh Noah, ia sudah merasa kehilangan dan ingin bertemu dengan lelaki itu."Kalau rindu, sebaiknya telepon Tuan Noah, Nona," goda Joana.Wajah Valerie memerah. Sebenarnya ia ingin menelpon Noah sejak kemarin. Tapi dia urung melakukannya karena tahu pasti Noah sibuk dengan urusannya."Tidak, dia pasti sedang sibuk," balas Valerie."Sesibuknya Tuan, pasti dia mengangkat telepon dari Anda. Anda kan prioritas bagi Tuan Noah," goda Joana lagi."Jangan berkata seperti itu, kamu membuatku malu." Wajah Valerie memerah karena malu."Nona! Lihat siapa yang datang!"Valerie menoleh ke arTiga minggu kemudianNoah terbangun dari tidurnya, ia melihat ke samping dan mendapati Valerie tidak ada di sebelahnya.Ke mana istrinya itu pergi?Tak lama berpikir seperti itu. Terdengar suara pintu didorong masuk. Valerie masuk dengan wajah yang pucat kemudian masuk ke kamar mandi."Valerie! Ada apa? Apa kamu sakit?" tanya Noah. Ia bangun dan mengikuti istrinya masuk ke kamar mandi.Valerie sedang mencuci tangannya lalu menoleh ke belakang."Aku baru saja membuang sesuatu.""Sesuatu? Kenapa tidak meminta pelayan untuk membuangnya. Memangnya apa sesuatu itu? Sampai kamu harus membuangnya sendiri.""Itu ... "Valerie ragu mengatakannya.Noah menaikkan kedua alisnya."Parfum milikmu," jawab Valerie. Sebenarnya dia merasa bersalah telah membuang parfum Noah, tetapi aroma parfum Noah entah mengapa tercium sangat kuat.Awalnya ia pikir tak apa-apa selama Noah tidak memakainya. Akan tetapi,
Besoknya, sidang pertama Derick, Emma dan Renata di mulai.Di ruang sidang yang ramai dan penuh dengan wartawan juga penonton yang hadir. Derick, Emma dan Renata duduk di meja terpisah.Masing-masing didampingi oleh pengacara mereka.Derick terlihat tegang, sementara Emma dan Renata tampak tenang tapi penuh perhitungan.Hakim memulai sidang dengan membacakan dakwaan terhadap ketiganya. Jaksa penuntut kemudian membacakan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Emma mendorong Hendrick. Sementara Renata merencanakan pembunuhan dengan racun yang dapat menggerogoti tubuh Hendrick secara perlahan-lahan.Jaksa memutar video yang menjadi bukti bahwa Emma di tempat kejadian."Yang mulia, kami memohon agar video ini tidak diterima sebagai bukti yang sah. Video tersebut dapat dengan mudah dimanipulasi dan tidak mencerminkan kejadian sebenarnya, kata pengacara."Tapi Yang Mulia, video ini adalah bukti utama yang menunjukkan bahwa terdakw
Tiga bulan kemudianMeja makan keluarga Ivanov malam itu membuat Valerie terkejut, saat ia melihat hidangan di atas meja kebanyakan adalah makanan kesukaannya.Ia memandang nyonya tua, nenek Noah itu hanya tersenyum dan meminta Valerie untuk duduk.Tak hanya Valerie, Noah juga terkejut saat melihat hidangan di atas meja makan seperti menu sehat untuk ibu hamil.Valerie tertarik dengan sup ayam sejak dia tiba di ruang makan. Membuatnya kelaparan begitu melihat sup yang mengepulkan uap panas."Kamu harus makan yang banyak," kata nyonya tua."Baik, Nek," sahut Valerie."Apakah tadi kalian merebus kepiting ini dengan benar? Karena ini untuk ibu hamil, kalian harus mengolahnya dengan matang, tanya nyonya tua."Apakah itu artinya kalau bukan untuk ibu hamil mereka bisa memasaknya asal-asalan?" Ivana datang dengan wajah yang ditekuk. Felix menenangkan istrinya itu agar tidak marah-marah di meja makan.Sementar
Valerie sengaja tidak berangkat bekerja dengan Noah, dia mengatakan bahwa dia akan berangkat agak siang karena harus mengurus sesuatu.Tapi, yang sebenarnya Valerie lakukan adalah ingin bicara dengan Maxim saat ini.Maxim pun setuju saat Valerie mengajaknya bertemu di bangunan tua di belakang bangunan utama.Lelaki itu sudah duduk menunggu kedatangan Valerie."Ada apa kakak ipar ingin mengajakku bertemu?" tanya Maxim sambil tersenyum."Maaf menganggu waktumu, Max. Tapi aku ingin bertanya padamu mengenai Noah, karena aku tidak bisa bertanya langsung padanya."Valerie tahu jika Noah sangat menutupi hal itu karena menurutnya hal itu adalah kekurangan yang dia miliki selama hidupnya."Apa?" tanya Maxim serius saat Valerie memandangnya dengan serius."Tadi malam Noah bermimpi buruk. Aku tidak mau berlebihan. Tapi Noah selalu seperti ketakutan saat hujan petir, apa ada hal yang tidak aku tahu?"Maxim merasa t
Saat sampai di kediaman Ivanov, nyonya tua menyambut kedatangan Valerie dan Noah dengan hangat.Dia sudah tahu ketika dokter yang memeriksanya mengatakan bahwa cicitnya kembar tiga."Selamat Valerie, Noah, akhirnya kalian bisa memenuhi harapanku!" ujarnya dengan sangat bersemangat."Aku sudah menelpon kakekmu, dia akan pulang dari luar negeri setelah cicitnya lahir.""Nenek tidak menggunakan hal ini untuk membawa kakek pulang, kan?" tanya Noah.Kakeknya lebih senang tinggal di luar negeri, melakukan perjalanan dan bersenang-senang. Sementara neneknya lebih suka tinggal di rumahnya dan tidak pergi terlalu jauh seperti suaminya."Ya, salah satunya itu. Kakekmu akan terus berkeliling dunia kalau aku tidak mengatakan dia akan memiliki cicit. Apalagi kembar tiga.""Itu terserah nenek saja," kata Noah. "Tapi tolong jaga Valerie dari wanita itu. Yang dimaksud Noah adalah ibunya.Ia berkata setelah Valerie pamit naik ke
Kembalinya dari membeli belut seperti yang diminta oleh Valerie. Noah tidak menemukan siapapun di dalam rumah neneknya, padahal mobil Isadora masih terparkir di pekarangan.Noah gegas masuk ke kamarnya, ia melihat Valerie sedang duduk di atas ranjang sambil membaca buku tentang ibu hamil."Kamu cepat sekali?" Valerie meletakkan bukunya. Ia turun dari ranjang dan menghampiri Noah."Apa ada tamu nenek barusan?" tanya Noah.Valerie menggeleng."Aku hanya bertemu dengan sepupumu, Isadora.""Begitu ya."Apa yang dilihat Noah tadi hanya khayalannya saja? Tapi dia jelas melihat seorang lelaki duduk di sebelah Isadora. Tak mungkin dirinya salah melihat."Ayo turun, aku akan memanggang belut untukmu."Valerie tersenyum lebar lalu mengikuti Noah turun dari lantai dua.Sekilas dia mendengar suara Maxim sedang berbicara dengan seseorang. Apakah tadi Maxim yang bersama dengan Isadora?"Noah! Ayo!"
Noah melangkahkan kakinya di tangga dengan gegas. Ia melihat lelaki itu hendak meninggalkan tempatnya tapi Noah sudah lebih dulu melihat milik siapa mata yang sudah mengawasinya sejak tadi."Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Noah dengan dingin.Lelaki yang masih memunggungi Noah itu menaikkan satu sudut bibirnya."Memangnya kenapa? Apa aku tidak boleh datang ke sini? Bukankah aku juga cucu dari nenek?" Havier membalikkan tubuhnya dan memandang Noah dengan tatapan yang menghina."Sebaiknya jangan mencari masalah lagi di sini."Havier mendengus, "Wah, jahat sekali pikiranmu. Memangnya aku selalu menjadi orang jahat di sini ya?"Noah diam."Sebaiknya jaga pandanganmu dari istriku." Noah melewati Havier begitu saja dan hendak turun dari tangga.Perasaannya selalu tidak baik setiap melihat sepupunya yang satu itu muncul di rumah neneknya."Tapi istrimu cantik juga, kulitnya mulus dan putih," kekeh Havier
Dua minggu berlalu setelah kejadian malam itu. Akhirnya malam ini pesta pertunangan antara Isadora dan pasangannya pun akan dilangsungkan di hotel Golden Royal Oasis.Valerie sedang menatap dirinya di depan cermin, ia melihat bahwa kehamilannya kali ini menjadi sangat berbeda. Perutnya membesar lebih cepat daripada waktu itu.Namun ia tampil anggun dalam gaun panjang berwarna biru tua yang dirancang khusus untuk ibu hamil.Gaunnya memiliki empire waist yang menonjolkan perutnya yang sedang mengandung dengan detail lipit di bagian atas untuk menampilkan garis lehernya yang indah.Bahan satin yang lembut dan mengalir membuatnya terlihat anggun saat bergerak.Rambutnya diurai dengan lembut, menambah kesan feminin dan glamor."Kamu sudah siap?" tanya Noah.Valerie mengangguk.Karena acara berlangsung di hotel Noah, jadi mereka berdua menginap di sana dua hari sebelumnya. Lagi pula, Noah masih malas untuk pulang kare