Aldo menyusul Rere yang masuk ke rumah. Terlihat istrinya itu tengah berkutat di dapur. Aldo masuk ke kamar Rachel. Dia melihat dulu keadaan putrinya. "Masih tidur rupanya," gumam Aldo lalu keluar kamar dengan menutup pintu dengan pelan. Aldo menyusul Rere yang berada di dapur. "Aku akan pesan makanan saja. Kamu tidak perlu memasak. Aku akan membuatkanmu jamu."Rina memang sudah membeli perlengkapan jamu pasca persalinan. Rere enggan untuk meminumnya karena memang rasanya yang pahit. Tapi mertuanya itu berpesan untuk menghabiskannya. Setidaknya sampai empat puluh hari. Aldo membuatkan istrinya itu jamu. Untung saja mama Rina telah menulis satu per satu urutan dari jamu itu. Aldo mengaduknya dengan sedikit air hangat. "Nih ... habiskan," ujar Aldo seraya tangannya menyerahkan larutan jamu. Rere mengambilnya dan masih terdiam. Rasanya yang pahit di indra perasa, masih terbayang-bayang.Aldo mengeluarkan permen dari balik saku celananya. Dia membukanya. "Habiskan dengan sekali tegu
Aldo berkutat membuat sarapan di dapur. Rere masih belum keluar dari kamarnya. Begitu juga dengan Kenan.Hari ini Aldo akan pergi mencari pekerjaan. Papa Wijaya telah meromendasikan beberapa perusahaan yang menjadi rekan bisnis mereka. Aldo membuat dua gelas susu dan juga roti selai. Hari ini Kenan akan sekolah di tempat barunya. Aldo mengetuk kamar Kenan. "Ken ...."Pintu kamar terbuka. Aldo tersenyum melihat Kenan yang sudah rapi. Langsung saja Kenan menuju ruang makan tanpa bertegur sapa dengan sang daddy. Aldo hanya mengelengkan kepalanya. Dia tahu Kenan marah karena masalah semalam. Tadi malam saat keduanya makan malam. Kenan juga diam tanpa bicara. Sedang Rere lebih memilih makan di dalam kamar. Kenan duduk di kursi meja makan. Dia terdiam melihat sarapan yang telah dibuat Aldo."Pagi Kenan," sapa Aldo. "Sarapannya hanya roti dan susu saja. Kamu sarapan dulu. Hari ini Daddy akan mengantarmu ke sekolah.""Kenan pakai sepeda saja berangkatnya. Daddy tidak perlu mengantar.
Kenan datang dari sekolahnya. Dia mengerutkan dahi melihat John di depan pintu rumah. "Kenapa tidak masuk?" tanya Kenan."Aku tidak mau menganggu," jawab John. "Apa mommy bersama daddyku?" tanya Kenan."Ada Dimas di dalam," jawab John lagi. Kenan menjatuhkan sepedanya sembarangan dan membuat John terlonjak kaget. Dia berlari masuk ke dalam rumah."Hei ... kamu membuatku kaget," pekik John. Kenan perlahan masuk ke rumah. Dia mengintip dibalik pintu kamar bayi. Terlihat Dimas dan Rere tengah menimang adiknya. Kenan memutar tubuh menuju arah pintu luar. Dia enggan untuk masuk menyapa Dimas. John mengernyit karena Kenan keluar lagi."Kenapa keluar lagi?" tanya John."Sepertinya aku bakal punya dua daddy dan dua mommy," ucap Kenan."Hah." John melongo. Kenan kembali menaiki sepedanya. Dia hendak pergi kembali. "Aku pergi.""Kamu mau kemana?" tanya John."Entahlah," jawab Kenan.John kasihan kepada anak itu. Dia menatap kepergian Kenan yang kembali mengayuh sepedanya. "Semoga nasi
Paginya Dimas sudah datang ke rumah Rere. Keduanya akan sarapan bersama. Kenan keluar dari kamarnya. Dia sudah berpakaian rapi. Dimas tersenyum melihatnya. "Ken ... kita sarapan bersama. Mommymu tengah membuat sarapan untuk kita."Dimas tengah mengendong Rachel. Sepertinya dialah yang sekarang menjadi daddy bagi keduanya. Mommynya membuat sarapan dan daddy baru menjaga sang adik. "Tidak perlu. Aku sarapan di sekolah saja," jawab Ken. "Ken ... Mommy sudah siapkan sarapan untukmu," ucap Rere yang muncul dari dapur."Aku tidak ingin sarapan. Kalian lanjutkan saja," tolak Kenan. Aldo turun dari tangga samping. Ia melihat ada mobil yang terparkir di halaman rumahnya. Aldo melirik ke arah jendela kaca. Ada Dimas yang datang dan mengendong putri kecilnya. Aldo menarik napas berat. Rere telah membuktikan ucapannya. Dia akan bersama dengan Dimas. Aldo masuk ke dalam rumah. "Ken ... kamu mau berangkat? Biar Daddy antar.""Baiklah," sahut Kenan. Kenan menghampiri daddynya. Aldo dan Rere s
"Harus dengan apa lagi agar kamu bisa percaya padaku? Aku sudah berubah. Aku mencintaimu," ucap Aldo. "Kamu juga mengatakan hal itu. Tapi apa buktinya? Kamu berkhianat padaku. Kamu memanfaatkanku," teriak Rere. Aldo mendekat pada Rere. Dia meraih kedua tangan Rere dan mengengamnya. "Sudahi ini semua. Apa kamu tidak lelah?" Aldo membawa Rere ke dalam pelukkannya. Air mata Rere meleleh. "Kenapa kamu begitu jahat? Apa karena video itu kamu tidak ingin bersama kekasihmu dan sekarang kamu malah ingin kembali padaku?" Rere beranggapan jika Aldo kembali padanya, hanya karena video skandal Celine dan Dion. Dan memang nyatanya Aldo tidak mau bersama Celine lagi dikarenakan video itu juga. Tapi sebenarnya Aldo sangat mencintai Rere. Dia menyadari hatinya memilih Rere sejak dulu. Dia mencintai dan dari awal Aldo sangat tertarik padanya. Itu sebabnya Aldo memaksa Rere untuk bersamanya. Rere memukul tubuh ringkih Aldo dengan kedua tangannya. Aldo menahan rasa sakit itu. Ini tidak seberapa. A
"Ryan ... kamu di sini?" tanya Rere. "Kamu kaget aku di sini? Aku baru datang dan aku tahu alamat kalian dari mama. Apa yang kamu lakukan, Re. Kamu seperti ini sama saja seperti Aldo," sergah Ryan. "Ini tidak seperti yang kamu kira," sela Dimas. Ryan memang datang untuk menyusul Aldo. Dia ingin menanyakan kembali perihal keputusan Aldo yang ingin berpisah dari Rere. Dan Ryan melihat dengan kepala matanya sendiri, jika Rere dan Dimas memang menjalin hubungan. Ryan memang langsung masuk saja tadi. Sebelumnya dia sudah menelepon Aldo. Tapi sahabat sekaligus saudara angkatnya itu mengatakan, jika dia sedang bekerja.Tadinya Ryan ingin mencoba bicara pada Rere. Dia ingin menyelamatkan kembali pernikahan keduanya. "Sudah jelas kalian tengah bermesraan." Ryan melirik Rere. "Aku tahu Aldo kasar denganmu.Tapi beri dia satu kesempatan, Re.""Aku bisa jelaskan, Ryan," kata Rere lembut."Sejak kamu meninggalkannya, hidupnya hampa. Dia seperti mayat hidup. Setiap malam dia menangis menyesali
Aldo bangun dari tidurnya. Matanya mengerjap dan melihat sisi samping tempat tidur. Sang istri sudah tidak berada lagi di tempatnya. Namun mata Aldo melirik ke arah tepi tempat tidur. Sudah ada pakaian kantor di sana. Itu artinya Rere telah menyiapkan dan kembali melakukan kewajibannya sebagai seorang istri."Terima kasih, Rere," ucap Aldo. Aldo bangkit dari tempat tidur menuju kamar mandi. Dari luar kamar terdengar suara tawa dan canda. Aldo selesai membersihkan diri dan memakai pakaiannya. Dia penasaran karena dari luar seperti banyak sekali orang. Aldo keluar dari kamar. Langkah kakinya menuju ruang makan. Di sana tengah duduk Dimas, Ryan dan juga John. Kaki Aldo melangkah mendekati semuanya. Rere tengah menyiapkan sarapan pagi untuk semuanya dengan dibantu oleh pelayan. Rere tersenyum melihat Aldo sudah siap dengan setelan kantornya. "Al ... duduklah, kita sarapan bersama," kata Rere. Semuanya menoleh pada Aldo. "Selamat pagi," ucap Aldo. "Pagi, Al," ucap Ryan dan Dimas be
Hari-hari dilewati dengan rasa penuh cinta oleh keduanya. Aldo mulai merintis usahanya sedikit demi sedikit. Kenan juga semakin manja kepada kedua orang tuanya. Dia bahagia karena mempunyai dua orang tua yang lengkap sekarang. Usia Rachel juga sudah memasuki tiga bulan. Rere fokus mengurus kedua buah hatinya. Untuk sementara Aldo beserta keluarganya akan menetap di Australia. Hampir sebagian aset yang dimilikinya di tanah air, dijual demi merintis usahanya di negeri orang. "Sayang ... ini jus kalian," kata Rere yang meletakkan jus buah untuk Kenan dan Aldo. Ayah dan anak itu tengah melakukan olahraga bersama. Tubuh Aldo juga sudah berisi meski untuk membentuk kembali tubuh kekar, harus melalui proses yang memakan cukup waktu. Aldo mengangkat beban dikedua tangannya. Sedang Kenan bermain bola basket. Aldo menghentikan aktifitasnya. Dia menghampiri Rere yang duduk di kursi taman dengan memangku Rachel. Aldo menyeruput jus yang dibuat oleh sang istri. "Enak. Terima kasih, Sayang."
"Pinggangku," rintihnya. Kenan meraih handycam yang tadi ia letakkan di kursi rotan di dalam kamar. Ia memutar isi dalam rekaman itu. Kenan bernapas lega karena Liora tidak sempat dilecehkan oleh keempat pria jahat itu. Kenan keluar dari dalam kamar kapal. Masih ada beberapa anak buah Aldo yang menunggu majikannya keluar. "Kalian siapkan mobil. Aku mau pulang," kata Kenan. "Siap, Tuan," ucap salah satu pria yang bertubuh kekar dan alisnya tebal. Pintu kamar diketuk oleh pengawal tadi. Kenan beranjak membuka pintu. "Sudah siap mobilnya?""Sudah, Tuan." "Tolong bawa istriku ke mobil," pinta Kenan dengan mempersilakan pria itu masuk ke dalam kamar. "Baik, Tuan." Pria itu masuk dan sedikit heran dengan kondisi Liora. Pria itu ingin tertawa namun ia menahannya. "Cepat bawa," kata Kenan kesal karena pengawal itu memperhatikan istrinya. "B-baik, Tuan." Mata tajam Kenan tidak lepas dari pengawal yang membawa istrinya. Takutnya pria itu mencuri kesempatan yang ada. Pintu mobil sudah
"Jangan mendekat," lirih Liora dengan memegang pecahan kaca di tangannya. Ia harus tetap sadar. Liora harus mempertahankan segala kehormatannya. "Cepat lakukan sebelum wanita ini ditemukan," perintah Angel. Dua pria lain sudah membuka celana yang mereka kenakan. Keduanya menunggu giliran. Liora bergeser untuk menjauh dari dua pria itu. Namun dua pria itu semakin mendekat. "Ayo, Sayang. Kita bermain-main," ucap keduanya. Pria yang mempunyai gambar bintang di lehernya mendekat. Ia hendak meraih rambut Liora namun dengan cepat Liora melayangkan pecahan kaca ke tangan pria itu. "Ish ... kurang ajar. Berani sekali wanita ini. Sudah terluka masih bisa melukai lengan tanganku," berangnya. Liora mengacungkan pecahan kaca yang ia pegang. "Jangan ada yang mendekat.""Hei ... kenapa kalian lamban sekali," kesal Angel. "Cepat lakukan." Dua pria itu menendang tangan Liora yang mengacungkan pecahan gelas kaca. Pecahan itu terlempar dan keduanya memegang lengan Liora. "Lepaskan." Liora mero
Kenan dan Aldo telah sampai di perusahaan. Keduanya langsung saja masuk ke dalam lift menuju lantai paling teratas gedung perusahaan. Di atas sana Doni dan beberapa anak buah Aldo sudah menunggu. Pintu lift terbuka. Kenan dan Aldo keluar. Keduanya menuju pintu darurat. Kenan bersama Aldo menaiki anak tangga hingga tibalah mereka di atas atap gedung. Angin berhembus kencang meniup rambut para pria yang berada di atap. Itu disebabkan karena baling-baling helikopter tengah berputar. "Semuanya sudah siap?" tanya Aldo. "Sudah, Tuan," jawab Doni. "Kapan bantuan datang?""Bantuan sudah dalam perjalanan.""Kita berangkat sekarang. Aku takut istriku terluka."Kenan, Aldo, serta Doni serta satu anak buah mereka naik ke dalam helikopter yang bermuatan enam orang. Setelah semuanya naik dan bersiap. Helikopter pun lepas landas. *****Angel duduk di pangkuan Ardi. Ia memegang segelas minuman berwarna coklat. Tangannya menjelajahi tubuh bidang Ardi yang polos. "Malam ini aku tidak mau bermain
"Mau kalian bawa ke mana aku?" tanya Liora. "Diam saja. Nanti kamu juga akan tahu," kata pria yang duduk di kursi depan mobil. Liora terdiam namun jantungnya berdegup kencang saat ini. Rasa takut tentu saja ada dalam benaknya. Liora paham maksud dari arti penuturan Kenan tadi. Suaminya itu menyiratkan kata-kata dalam sebuah adegan film action. Meski Kenan mengajak keempat pria tadi berkelahi. Tentu saja Kenan akan kalah dan pasti tubuhnya akan babak belur. Pada akhirnya pun Liora akan tertangkap juga. Kenan memberinya kode agar menyerahkan diri saja. Liora menuruti perintah suaminya dan percaya jika Kenan akan secepatnya menyelamatkan dirinya. Mobil sampai ke sebuah pelabuhan. Keempat pria itu turun begitu juga dengan Liora. Ia digiring menuju kapal. Sepertinya Ardi memang memiliki kapal itu. "Ayo naik," perintah pria yang sudah membuka topeng wajahnya. Liora dapat melihat jika pria itu memiliki lukisan tubuh bintang di lehernya. Liora naik ke kapal bersama keempat pria itu. Se
Kenan membawa tubuh Liora yang kelelahan. Keduanya keluar dari kamar mandi. Telapak jari Liora berkerut karena kedinginan. Kenan seakan tidak ada hari esok untuk mengempur sang istri. Bibir Liora bergetar karena kedinginan. Kenan membungkus tubuh istrinya dengan selimut tebal. Rambut Liora yang basah juga ia bungkus dengan handuk."Kamu mau makan apa? Biar aku pesankan," ucap Kenan. "Terserah!""Kamu masih marah?" tanya Kenan. Bagaimana Liora tidak marah. Kenan tidak membiarkannya istirahat. Pinggangnya saja terasa sakit. Belum lagi air dingin yang menguyur tubuhnya. Perutnya juga terasa sangat lapar. Namun Kenan malah menunda-nunda keinginannya untuk makan. Suaminya itu semakin mengila saja menghujam dirinya. Kenan memeluk Liora yang terbungkus oleh selimut tebal. "Maaf, Sayang. Namanya juga pengantin baru."Liora mendengus. "Biarkan aku istirahat dulu dan makan. Semua tubuhku sakit, perutku lapar dan aku mengantuk ingin tidur."Kenan terkekeh. "Iya, Sayang."*****Ardi mengge
Kenan menoel-noel lengan Liora. Istrinya tengah tertidur pulas. Liora sempat membersihkan dirinya sebelum tidur. Kenan juga meminta kepada pelayan hotel untuk menganti seprai mereka yang sudah kotor."Sayang ... ayo bangun. Kita main lagi," bisik Kenan di telinga sang istri.Liora tidak bergeming. Ia tertidur pulas dengan memeluk guling dalam dekapannya. Kenan kembali menoel-noel pipi Liora. Berharap istri tercintanya itu mau bangun dan melayani hasratnya."Sayang ... ayo," ajak Kenan dengan kata lirih.Kenan mendusel wajahnya di tengkuk belakang Liora. Ia memberi gigitan kecil supaya istrinya itu terbangun. Liora mengeliat karena merasa terganggu."Ayo tidur, Ken. Aku sudah lelah." Liora menarik selimut tebalnya dan meringkuk dengan memeluk bantal guling."Jangan tidur. Aku masih ingin bermain," rengek Kenan bagai anak kecil."Besok masih bisa. Malam ini tidur dulu. Kamu tidak capek apa?" tanya Liora dengan mata terpejam."Sayang ... ayo," rayu Kenan.Liora membalik tubuhnya menghada
Liora membersihkan wajahnya dari segala make up yang menempel. Sedang Kenan sudah berada di dalam kamar mandi membersihkan diri. Pintu kamar mandi terdengar dibuka. Kenan keluar dengan rambutnya yang basah. Ia melirik Liora yang masih berkutat membersihkan wajahnya. Sanggul di rambutnya saja belum ia buka. "Belum selesai juga bersihin wajahnya?" Liora menyengir. "Riasannya banyak ditimpa, Ken. Jadi agak susah bersihinnya."Kenan mendekat kemudian membantu melepas jepitan sanggul yang masih belum Liora buka. Ia melepas jepitan hitam dari rambut Liora dengan pelan. "Rambutnya sudah selesai. Kamu cepetan mandi.""Terima kasih, Sayang ... udah bantuin buka jepitan rambutku," ucap Liora seraya bangkit dari duduknya.Kenan memejamkan matanya seraya menunggu Liora dari kamar mandi. Tidak lama Liora keluar. Ia mengosok-gosok rambutnya yang basah dengan handuk kecil. "Sudah tidur rupanya," gumam Liora tak kala melihat Kenan sudah memejamkan matanya. Liora berjalan menuju jendela kamar ho
Gaun pengantin berwarna putih dipakaikan ke tubuh indah Liora. Rambut yang panjang itu juga sudah ditata. Riasan tipis di wajahnya membuat Liora semakin mempesona. Sepatu high heel berwarna putih dengan taburan batu permata terpasang di kaki Liora. Sebuket bunga juga sudah ia pegang. Liora tinggal menunggu datangnya seseorang yang akan menjemputnya untuk dibawa ke Altar pernikahan. Hari ini Liora dan Kenan akan mengikat janji sehidup semati. Karena masalah video itu. Pernikahan Kenan malah ditunggu-tunggu oleh khalayak ramai. Mereka penasaran dan ingin menyaksikan sepasang kekasih itu saling mengikat janji.Kenan dijuluki sebagai pangeran yang telah menolong seorang gadis miskin bernama Liora. Kisah cinderella terjadi dalam kehidupan nyata. Tiba-tiba saja pasangan Liora dan Kenan menjadi idola. Permen lolipop yang menjadi saksi bisu kedekatan Kenan dan Liora banyak dijual oleh para pedagang dan laris manis. Mereka menamainya permen Kenli. Dalam waktu yang singkat semuanya beruba
"Sayang ... apa kamu yakin?" tanya Kenan.Liora mengangguk. "Iya. Kita adakan saja klarifikasi dan juga umumkan tentang tanggal pernikahan.""Kita pulang saja dulu ke rumah. Kita bicarakan ini bersama daddy dan mommy," ucap Kenan."Iya ... kita pulang saja dulu." Liora meraih tasnya dan Kenan memasukkan kembali laptop ke dalam tas kerja. Keduanya keluar dari dalam ruangan. Kenan mengengam erat jemari tangan calon istrinya itu. Para pengawal yang berada di luar, tetap berjaga-jaga. Kenan dan Liora keluar dari dalam cafe. Para pengunjung sudah dibubarkan oleh pengawal yang Kenan perintahkan. Liora bergegas masuk ke dalam mobil. Begitu juga dengan Kenan.Di dunia maya sosok Kenan kembali diungkap. Angel diseret-seret dan menjadikan namanya dikenal kembali. Skandal Aldo juga sempat disinggung. Namun berita itu segera ditutup oleh Kenan dan orang suruhan Aldo. Kenan mengendarai mobilnya menuju kediaman Aldo. Di sana keluarganya sudah menunggu kedatangannya bersama dengan Liora. Di sepa