Setelah berbelanja dan makan malam. Kenan membawa kekasihnya ke suatu tempat. Mobil melaju dengan kecepatan sedang. "Tadi siang aku memberitahumu sesuatu, kan?" tanya balik Kenan."Tentang kejutan itu?" Liora ingat saat Kenan mengatakannya. "Iya ... aku ada sesuatu untukmu dan pastinya kamu akan senang mendapatkannya," jawab Kenan."Percaya diri sekali, kalau aku akan menyukainya," tukas Liora."Setelah mendapatkannya kamu akan semakin cinta padaku," ucap Kenan dengan percaya diri."Kita lihat saja nanti. Apa yang kamu katakan itu benar atau tidak," sambung Liora. Mobil berhenti tepat di sebuah gedung. Kenan melepas sabuk pengamannya. Liora memandang gedung kosong dua tingkat itu. Gelap karena memang lampunya tidak dinyalakan. "Ayo turun," ujar Kenan.Kenan merogoh saku celananya. Mengambil kunci lalu membuka pintu kaca gedung kosong. Kenan mendorong pintu kaca agar terbuka."Ken ... kita mau ngapain sebenarnya? Kamu membuatku takut saja. Mana gelap gulita lagi," ucap Liora."Jang
Pelukan itu begitu kuat hingga ia sulit untuk melepaskannya. "Ken ... kamu sudah bangun rupanya. Lepaskan tanganmu." Liora merasa sesak sebab Ken dengan kuat memeluknya. "Nanti dulu. Aku kedinginan," ucap Kenan."Kamu tidurnya enggak pakai baju. Aku harus bangun." Liora mengeliat untuk lepas dari pelukan itu. Kenan semakin merapatkan pelukannya. "Ini hari libur. Biarkan kita berpelukan sepanjang hari."Liora mengeram kesal. Tangannya mencubit bulatan kecil berwarna pink yang berada di tubuh Kenan. Rahang Kenan mengetat. Bukan karena sakit akan cubitan itu. Melainkan gairahnya merasa tersulut oleh sentuhan Liora. "Kamu!" Kenan melihat Liora dengan pandangan mata yang sulit untuk dijelaskan.Liora mengusap bagian yang ia cubit tadi. "Maaf. Habisnya kamu tidak mau melepasku.""Liora ... kamu sengaja?" Kenan semakin terbakar hasrat. "Aku tidak sengaja." Tanpa disadari Liora. Ia terus mengusap bulatan kecil itu. Kenan menangkap tangan itu. Ia mengangkat tubuhnya bangun dari tempat ti
Di sepanjang perjalanan. Liora hanya terdiam saja. Kenan terus mengengam tangan kekasihnya. Bibir Kenan tiada henti untuk berucap. Ia terus mengatakan kepada sang kekasih untuk tenang. "Semuanya akan baik-baik saja. Tenanglah, Sayang," ucap Kenan."Iya ...."Ucapan Kenan sama sekali tidak membantunya. Tetap saja Liora dilanda kegugupan saat ini. Mobil masuk ke halaman rumah mewah. Semakin gugup saja Liora dibuatnya. Ia tidak ingin turun. Dan sekarang ia ingin bersembunyi di lubang saja. Kenan melepas sabuk pengaman di tubuhnya. "Ayo, Sayang."Liora berat hati untuk melepas sabuk pengaman di tubuhnya. Namun bagaimanapun nantinya. Ia harus tetap melewati ini semua.Tidak peduli orang tua Kenan menerimanya atau tidak. Yang jelas Liora harus bertemu dahulu. Kenan dan Liora keluar dari dalam mobil. Kenan mengandeng tangan Liora untuk masuk ke dalam rumah. Pelayan datang menyambut kedatangan dirinya."Katakan jika aku sudah datang," perintah Kenan pada pelayan rumah."Baik, Tuan," sahut
Mobil yang dikendarai Kenan keluar dari halaman rumah mewah. Rere memandangi mobil yang melaju ke jalan dan merasa terguncang. Ia merasa semua ini adalah salahnya. Kesalahannya yang telah mencetuskan ide perjodohan untuk sang anak. Namun Rere sudah memperbaiki hal itu. Meminta maaf pada Dimas dan juga Elie. Dan keduanya juga sudah menerima keputusan Kenan. Tetapi sekarang suami tercintanya yang malah tidak setuju. Rere akui saat mendengar pekerjaan Liora, ia sempat tidak setuju jika Kenan menjadi pendamping dari wanita mantan penari, terlebih dari alasan mengapa Liora sampai menjadi seorang penari. Rere berpikir Liora hanya menginginkan pekerjaan yang instan. Tapi saat Kenan datang dan membela sang kekasih. Saat itu Rere menyadari jika putranya sangat mencintai Liora. Ia sempat berpikir mengapa Kenan tidak melihat sekitarnya.Masih banyak wanita yang lebih dari Liora. Ia ingin mengatakan jika Kenan sudah dibutakan oleh cinta. Namun kenyataannya memang cinta itu buta. Seburuk apa pu
Kenan masuk ke dalam apartemen. Ia terduduk di sofa ruang tamu. Kenan menyandarkan kepalanya dibantalan sofa. Liora datang dengan membawa air putih dingin. Hanya dengan sekali teguk saja. Kenan menghabiskan minuman yang dibawa oleh kekasihnya. Kenan melepas sepatu serta blazer yang ia kenakan. Ia beranjak dari duduknya. Menyusul Liora masuk ke dalam kamar. Pintu dibuka oleh Kenan. Terdengar gemericik air di dalam kamar mandi. Kenan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Ia merasa kesal, kecewa. Emosi di dalam hatinya tidak dapat untuk dijelaskan. Pintu kamar mandi terbuka. Liora keluar dengan memakai kimono dan handuk melilit di rambutnya yang basah.Keheningan melanda mereka berdua. Liora membuka lemari pakaian. Menyiapkan pakaian ganti untuknya dan juga celana panjang untuk Kenan. Kenan melirik sang kekasih yang terdiam. Ia memang tidak ingin bicara saat ini. Rasanya malas dan Kenan hanya akan merenung saja. Liora mengeringkan rambutnya dengan handuk. Ia enggan mengunakan h
"Kamu belum mandi?" tanya Liora dengan menyilangkan tangan melindungi bagian aset indahnya."Sabunnya habis, Sayang.""Tunggu sebentar. Akan aku ambilkan di tempat penyimpanan," ucap Liora dengan membuka lemari lalu mengambil kimono untuk ia pakai.Liora menuju dapur, lalu masuk kembali ke kamar dan memberikan sabun kepada Kenan. "Ini sabunnya.""Mau mandi bareng tidak?""Mandi sana cepetan. Katanya mau pergi.""Mandi bersama saja biar cepat.""Enggak mau," tolak Liora. "Aku juga sudah melihat tubuhmu. Janji ... tidak akan sentuh-sentuh lagi." Kenan mengedipkan sebelah matanya."Ish ... cepat mandi sana." Liora mendorong tubuh Kenan masuk ke dalam kamar mandi. Kenan memajukan bibirnya ke depan. "Kecup dulu bibirnya."Liora mengecup bibir Kenan sekilas. "Sudah."Kenan terkekeh. "Terima kasih atas kecupannya." Kenan masuk ke dalam kamar mandi dan Liora menutup pintunya. "Kemari ... aku bantu keringkan rambutmu," ucap Liora. Saat Kenan sudah selesai mandi.Kenan duduk di meja rias. Li
Kenan membawa sang kekasih duduk di tepi ranjang. Ia mengangkat kaus Liora melewati kepala, kedua tangan hingga kaus itu terlepas dari tubuh kekasihnya. Ia merangkak naik ke atas tempat tidur. Merebahkan kepala di atas bantal. "Sayang ... kemarilah. Tidur di atas tubuhku."Liora merangkak mendekati Kenan. Ia gugup dengan wajahnya yang sudah memanas. Liora melingkarkan kakinya hingga ia terduduk di atas tubuh Kenan. Dengan perlahan ia merendahkan diri hingga tubuh keduanya menyatu. Kulit mereka bersentuhan. Kenan memeluk erat Liora. Mata keduanya saling menatap. Kenan mengecup bibir Liora. Kecupan itu hanya sebentar saja. "Pejamkan matamu," ucap Kenan. Liora memejamkan matanya. Meluruskan kakinya hingga ia benar-benar tertidur di atas tubuh sang kekasih.Kenan menarik selimut dengan kakinya. Menyelimuti tubuh mereka dengan selimut tebal. *****Liora membuka mata dan melihat Kenan sudah tidak berada di sampingnya. Ia bangun lalu turun dari ranjang. Sudah ada pakaian lengkap di atas
Liora ingin berteriak kencang. Mengatakan jika ia bukan wanita yang seperti itu. Jika ia wanita yang benar-benar mencintai Kenan dengan segala kekurangan dan bukan kelebihan.Liora terduduk di lantai. Air mata menetes dari ujung matanya. Ia tidak dapat menahannya. Liora menundukkan wajahnya di antara dua lutut yang tertekuk. "Kenan ... apa sesakit ini untuk menjadi pendamping dalam hidupmu?" Liora menghapus air mata di pipinya. Ia tidak ingin matanya sembab karena menagis. Liora bangkit dari duduknya. Ia berlari ke kamar mandi. Membasuh wajahnya dengan air dingin. Ia melirik jam di dinding. "Sudah hampir jam makan siang. Kenan akan pulang."Liora menuju dapur. Ia membuatkan Kenan menu makan siang. Pintu apartemen terbuka. Kenan masuk ke dalam. Saat ia berkunjung ke perusahaan. Aldo tidak ada di tempat. Jadilah surat pengunduran itu ia serahkan kepada Doni. Kenan tidak tahu saja. Jika Aldo telah menemui tunangannya. Menyuruh Liora untuk menjauh pergi meninggalkan putranya. Dan har
"Pinggangku," rintihnya. Kenan meraih handycam yang tadi ia letakkan di kursi rotan di dalam kamar. Ia memutar isi dalam rekaman itu. Kenan bernapas lega karena Liora tidak sempat dilecehkan oleh keempat pria jahat itu. Kenan keluar dari dalam kamar kapal. Masih ada beberapa anak buah Aldo yang menunggu majikannya keluar. "Kalian siapkan mobil. Aku mau pulang," kata Kenan. "Siap, Tuan," ucap salah satu pria yang bertubuh kekar dan alisnya tebal. Pintu kamar diketuk oleh pengawal tadi. Kenan beranjak membuka pintu. "Sudah siap mobilnya?""Sudah, Tuan." "Tolong bawa istriku ke mobil," pinta Kenan dengan mempersilakan pria itu masuk ke dalam kamar. "Baik, Tuan." Pria itu masuk dan sedikit heran dengan kondisi Liora. Pria itu ingin tertawa namun ia menahannya. "Cepat bawa," kata Kenan kesal karena pengawal itu memperhatikan istrinya. "B-baik, Tuan." Mata tajam Kenan tidak lepas dari pengawal yang membawa istrinya. Takutnya pria itu mencuri kesempatan yang ada. Pintu mobil sudah
"Jangan mendekat," lirih Liora dengan memegang pecahan kaca di tangannya. Ia harus tetap sadar. Liora harus mempertahankan segala kehormatannya. "Cepat lakukan sebelum wanita ini ditemukan," perintah Angel. Dua pria lain sudah membuka celana yang mereka kenakan. Keduanya menunggu giliran. Liora bergeser untuk menjauh dari dua pria itu. Namun dua pria itu semakin mendekat. "Ayo, Sayang. Kita bermain-main," ucap keduanya. Pria yang mempunyai gambar bintang di lehernya mendekat. Ia hendak meraih rambut Liora namun dengan cepat Liora melayangkan pecahan kaca ke tangan pria itu. "Ish ... kurang ajar. Berani sekali wanita ini. Sudah terluka masih bisa melukai lengan tanganku," berangnya. Liora mengacungkan pecahan kaca yang ia pegang. "Jangan ada yang mendekat.""Hei ... kenapa kalian lamban sekali," kesal Angel. "Cepat lakukan." Dua pria itu menendang tangan Liora yang mengacungkan pecahan gelas kaca. Pecahan itu terlempar dan keduanya memegang lengan Liora. "Lepaskan." Liora mero
Kenan dan Aldo telah sampai di perusahaan. Keduanya langsung saja masuk ke dalam lift menuju lantai paling teratas gedung perusahaan. Di atas sana Doni dan beberapa anak buah Aldo sudah menunggu. Pintu lift terbuka. Kenan dan Aldo keluar. Keduanya menuju pintu darurat. Kenan bersama Aldo menaiki anak tangga hingga tibalah mereka di atas atap gedung. Angin berhembus kencang meniup rambut para pria yang berada di atap. Itu disebabkan karena baling-baling helikopter tengah berputar. "Semuanya sudah siap?" tanya Aldo. "Sudah, Tuan," jawab Doni. "Kapan bantuan datang?""Bantuan sudah dalam perjalanan.""Kita berangkat sekarang. Aku takut istriku terluka."Kenan, Aldo, serta Doni serta satu anak buah mereka naik ke dalam helikopter yang bermuatan enam orang. Setelah semuanya naik dan bersiap. Helikopter pun lepas landas. *****Angel duduk di pangkuan Ardi. Ia memegang segelas minuman berwarna coklat. Tangannya menjelajahi tubuh bidang Ardi yang polos. "Malam ini aku tidak mau bermain
"Mau kalian bawa ke mana aku?" tanya Liora. "Diam saja. Nanti kamu juga akan tahu," kata pria yang duduk di kursi depan mobil. Liora terdiam namun jantungnya berdegup kencang saat ini. Rasa takut tentu saja ada dalam benaknya. Liora paham maksud dari arti penuturan Kenan tadi. Suaminya itu menyiratkan kata-kata dalam sebuah adegan film action. Meski Kenan mengajak keempat pria tadi berkelahi. Tentu saja Kenan akan kalah dan pasti tubuhnya akan babak belur. Pada akhirnya pun Liora akan tertangkap juga. Kenan memberinya kode agar menyerahkan diri saja. Liora menuruti perintah suaminya dan percaya jika Kenan akan secepatnya menyelamatkan dirinya. Mobil sampai ke sebuah pelabuhan. Keempat pria itu turun begitu juga dengan Liora. Ia digiring menuju kapal. Sepertinya Ardi memang memiliki kapal itu. "Ayo naik," perintah pria yang sudah membuka topeng wajahnya. Liora dapat melihat jika pria itu memiliki lukisan tubuh bintang di lehernya. Liora naik ke kapal bersama keempat pria itu. Se
Kenan membawa tubuh Liora yang kelelahan. Keduanya keluar dari kamar mandi. Telapak jari Liora berkerut karena kedinginan. Kenan seakan tidak ada hari esok untuk mengempur sang istri. Bibir Liora bergetar karena kedinginan. Kenan membungkus tubuh istrinya dengan selimut tebal. Rambut Liora yang basah juga ia bungkus dengan handuk."Kamu mau makan apa? Biar aku pesankan," ucap Kenan. "Terserah!""Kamu masih marah?" tanya Kenan. Bagaimana Liora tidak marah. Kenan tidak membiarkannya istirahat. Pinggangnya saja terasa sakit. Belum lagi air dingin yang menguyur tubuhnya. Perutnya juga terasa sangat lapar. Namun Kenan malah menunda-nunda keinginannya untuk makan. Suaminya itu semakin mengila saja menghujam dirinya. Kenan memeluk Liora yang terbungkus oleh selimut tebal. "Maaf, Sayang. Namanya juga pengantin baru."Liora mendengus. "Biarkan aku istirahat dulu dan makan. Semua tubuhku sakit, perutku lapar dan aku mengantuk ingin tidur."Kenan terkekeh. "Iya, Sayang."*****Ardi mengge
Kenan menoel-noel lengan Liora. Istrinya tengah tertidur pulas. Liora sempat membersihkan dirinya sebelum tidur. Kenan juga meminta kepada pelayan hotel untuk menganti seprai mereka yang sudah kotor."Sayang ... ayo bangun. Kita main lagi," bisik Kenan di telinga sang istri.Liora tidak bergeming. Ia tertidur pulas dengan memeluk guling dalam dekapannya. Kenan kembali menoel-noel pipi Liora. Berharap istri tercintanya itu mau bangun dan melayani hasratnya."Sayang ... ayo," ajak Kenan dengan kata lirih.Kenan mendusel wajahnya di tengkuk belakang Liora. Ia memberi gigitan kecil supaya istrinya itu terbangun. Liora mengeliat karena merasa terganggu."Ayo tidur, Ken. Aku sudah lelah." Liora menarik selimut tebalnya dan meringkuk dengan memeluk bantal guling."Jangan tidur. Aku masih ingin bermain," rengek Kenan bagai anak kecil."Besok masih bisa. Malam ini tidur dulu. Kamu tidak capek apa?" tanya Liora dengan mata terpejam."Sayang ... ayo," rayu Kenan.Liora membalik tubuhnya menghada
Liora membersihkan wajahnya dari segala make up yang menempel. Sedang Kenan sudah berada di dalam kamar mandi membersihkan diri. Pintu kamar mandi terdengar dibuka. Kenan keluar dengan rambutnya yang basah. Ia melirik Liora yang masih berkutat membersihkan wajahnya. Sanggul di rambutnya saja belum ia buka. "Belum selesai juga bersihin wajahnya?" Liora menyengir. "Riasannya banyak ditimpa, Ken. Jadi agak susah bersihinnya."Kenan mendekat kemudian membantu melepas jepitan sanggul yang masih belum Liora buka. Ia melepas jepitan hitam dari rambut Liora dengan pelan. "Rambutnya sudah selesai. Kamu cepetan mandi.""Terima kasih, Sayang ... udah bantuin buka jepitan rambutku," ucap Liora seraya bangkit dari duduknya.Kenan memejamkan matanya seraya menunggu Liora dari kamar mandi. Tidak lama Liora keluar. Ia mengosok-gosok rambutnya yang basah dengan handuk kecil. "Sudah tidur rupanya," gumam Liora tak kala melihat Kenan sudah memejamkan matanya. Liora berjalan menuju jendela kamar ho
Gaun pengantin berwarna putih dipakaikan ke tubuh indah Liora. Rambut yang panjang itu juga sudah ditata. Riasan tipis di wajahnya membuat Liora semakin mempesona. Sepatu high heel berwarna putih dengan taburan batu permata terpasang di kaki Liora. Sebuket bunga juga sudah ia pegang. Liora tinggal menunggu datangnya seseorang yang akan menjemputnya untuk dibawa ke Altar pernikahan. Hari ini Liora dan Kenan akan mengikat janji sehidup semati. Karena masalah video itu. Pernikahan Kenan malah ditunggu-tunggu oleh khalayak ramai. Mereka penasaran dan ingin menyaksikan sepasang kekasih itu saling mengikat janji.Kenan dijuluki sebagai pangeran yang telah menolong seorang gadis miskin bernama Liora. Kisah cinderella terjadi dalam kehidupan nyata. Tiba-tiba saja pasangan Liora dan Kenan menjadi idola. Permen lolipop yang menjadi saksi bisu kedekatan Kenan dan Liora banyak dijual oleh para pedagang dan laris manis. Mereka menamainya permen Kenli. Dalam waktu yang singkat semuanya beruba
"Sayang ... apa kamu yakin?" tanya Kenan.Liora mengangguk. "Iya. Kita adakan saja klarifikasi dan juga umumkan tentang tanggal pernikahan.""Kita pulang saja dulu ke rumah. Kita bicarakan ini bersama daddy dan mommy," ucap Kenan."Iya ... kita pulang saja dulu." Liora meraih tasnya dan Kenan memasukkan kembali laptop ke dalam tas kerja. Keduanya keluar dari dalam ruangan. Kenan mengengam erat jemari tangan calon istrinya itu. Para pengawal yang berada di luar, tetap berjaga-jaga. Kenan dan Liora keluar dari dalam cafe. Para pengunjung sudah dibubarkan oleh pengawal yang Kenan perintahkan. Liora bergegas masuk ke dalam mobil. Begitu juga dengan Kenan.Di dunia maya sosok Kenan kembali diungkap. Angel diseret-seret dan menjadikan namanya dikenal kembali. Skandal Aldo juga sempat disinggung. Namun berita itu segera ditutup oleh Kenan dan orang suruhan Aldo. Kenan mengendarai mobilnya menuju kediaman Aldo. Di sana keluarganya sudah menunggu kedatangannya bersama dengan Liora. Di sepa