Kenan melajukan mobilnya menuju pusat perbelanjaan terlebih dulu. Keduanya keluar dari dalam mobil. Kenan secara posesif memegang pinggang Liora saat berjalan bersama. "Kita ke toko pakaian dulu," kata Kenan. "Mau ngapain ke toko pakaian?" tanya Liora. "Masa untuk itu kamu bertanya lagi sih? Pergi ke toko pakaian tentu saja untuk beli pakaian," jawab Kenan. "Maksudnya pakaian untuk apa, Sayang?" Liora bertanya dengan nada lembut. Kenan mencubit kecil pipi wanitanya. "Kita beli pakaian untuk besok." "Memang kita mau ke mana?" tanya Liora kembali. "Aku ingin memperkenalkanmu pada orang tuaku. Besok malam kita ke sana," jawab Kenan. "B-b-besok?" tanya Liora terbata-bata. Kenan tersenyum. "Jangan gugup begitu. Persiapkan dirimu. Aku ingin segera kita menikah." Kenan mengengam tangan Liora masuk ke sebuah toko yang menjual gaun. Kenan memilih beberapa gaun untuk kekasihnya itu. "Kamu coba gaun ini," ucap Kenan. "Sebanyak ini?" tanya Liora. Ada lima gaun yang Kenan berikan un
Setelah berbelanja dan makan malam. Kenan membawa kekasihnya ke suatu tempat. Mobil melaju dengan kecepatan sedang. "Tadi siang aku memberitahumu sesuatu, kan?" tanya balik Kenan."Tentang kejutan itu?" Liora ingat saat Kenan mengatakannya. "Iya ... aku ada sesuatu untukmu dan pastinya kamu akan senang mendapatkannya," jawab Kenan."Percaya diri sekali, kalau aku akan menyukainya," tukas Liora."Setelah mendapatkannya kamu akan semakin cinta padaku," ucap Kenan dengan percaya diri."Kita lihat saja nanti. Apa yang kamu katakan itu benar atau tidak," sambung Liora. Mobil berhenti tepat di sebuah gedung. Kenan melepas sabuk pengamannya. Liora memandang gedung kosong dua tingkat itu. Gelap karena memang lampunya tidak dinyalakan. "Ayo turun," ujar Kenan.Kenan merogoh saku celananya. Mengambil kunci lalu membuka pintu kaca gedung kosong. Kenan mendorong pintu kaca agar terbuka."Ken ... kita mau ngapain sebenarnya? Kamu membuatku takut saja. Mana gelap gulita lagi," ucap Liora."Jang
Pelukan itu begitu kuat hingga ia sulit untuk melepaskannya. "Ken ... kamu sudah bangun rupanya. Lepaskan tanganmu." Liora merasa sesak sebab Ken dengan kuat memeluknya. "Nanti dulu. Aku kedinginan," ucap Kenan."Kamu tidurnya enggak pakai baju. Aku harus bangun." Liora mengeliat untuk lepas dari pelukan itu. Kenan semakin merapatkan pelukannya. "Ini hari libur. Biarkan kita berpelukan sepanjang hari."Liora mengeram kesal. Tangannya mencubit bulatan kecil berwarna pink yang berada di tubuh Kenan. Rahang Kenan mengetat. Bukan karena sakit akan cubitan itu. Melainkan gairahnya merasa tersulut oleh sentuhan Liora. "Kamu!" Kenan melihat Liora dengan pandangan mata yang sulit untuk dijelaskan.Liora mengusap bagian yang ia cubit tadi. "Maaf. Habisnya kamu tidak mau melepasku.""Liora ... kamu sengaja?" Kenan semakin terbakar hasrat. "Aku tidak sengaja." Tanpa disadari Liora. Ia terus mengusap bulatan kecil itu. Kenan menangkap tangan itu. Ia mengangkat tubuhnya bangun dari tempat ti
Di sepanjang perjalanan. Liora hanya terdiam saja. Kenan terus mengengam tangan kekasihnya. Bibir Kenan tiada henti untuk berucap. Ia terus mengatakan kepada sang kekasih untuk tenang. "Semuanya akan baik-baik saja. Tenanglah, Sayang," ucap Kenan."Iya ...."Ucapan Kenan sama sekali tidak membantunya. Tetap saja Liora dilanda kegugupan saat ini. Mobil masuk ke halaman rumah mewah. Semakin gugup saja Liora dibuatnya. Ia tidak ingin turun. Dan sekarang ia ingin bersembunyi di lubang saja. Kenan melepas sabuk pengaman di tubuhnya. "Ayo, Sayang."Liora berat hati untuk melepas sabuk pengaman di tubuhnya. Namun bagaimanapun nantinya. Ia harus tetap melewati ini semua.Tidak peduli orang tua Kenan menerimanya atau tidak. Yang jelas Liora harus bertemu dahulu. Kenan dan Liora keluar dari dalam mobil. Kenan mengandeng tangan Liora untuk masuk ke dalam rumah. Pelayan datang menyambut kedatangan dirinya."Katakan jika aku sudah datang," perintah Kenan pada pelayan rumah."Baik, Tuan," sahut
Mobil yang dikendarai Kenan keluar dari halaman rumah mewah. Rere memandangi mobil yang melaju ke jalan dan merasa terguncang. Ia merasa semua ini adalah salahnya. Kesalahannya yang telah mencetuskan ide perjodohan untuk sang anak. Namun Rere sudah memperbaiki hal itu. Meminta maaf pada Dimas dan juga Elie. Dan keduanya juga sudah menerima keputusan Kenan. Tetapi sekarang suami tercintanya yang malah tidak setuju. Rere akui saat mendengar pekerjaan Liora, ia sempat tidak setuju jika Kenan menjadi pendamping dari wanita mantan penari, terlebih dari alasan mengapa Liora sampai menjadi seorang penari. Rere berpikir Liora hanya menginginkan pekerjaan yang instan. Tapi saat Kenan datang dan membela sang kekasih. Saat itu Rere menyadari jika putranya sangat mencintai Liora. Ia sempat berpikir mengapa Kenan tidak melihat sekitarnya.Masih banyak wanita yang lebih dari Liora. Ia ingin mengatakan jika Kenan sudah dibutakan oleh cinta. Namun kenyataannya memang cinta itu buta. Seburuk apa pu
Kenan masuk ke dalam apartemen. Ia terduduk di sofa ruang tamu. Kenan menyandarkan kepalanya dibantalan sofa. Liora datang dengan membawa air putih dingin. Hanya dengan sekali teguk saja. Kenan menghabiskan minuman yang dibawa oleh kekasihnya. Kenan melepas sepatu serta blazer yang ia kenakan. Ia beranjak dari duduknya. Menyusul Liora masuk ke dalam kamar. Pintu dibuka oleh Kenan. Terdengar gemericik air di dalam kamar mandi. Kenan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Ia merasa kesal, kecewa. Emosi di dalam hatinya tidak dapat untuk dijelaskan. Pintu kamar mandi terbuka. Liora keluar dengan memakai kimono dan handuk melilit di rambutnya yang basah.Keheningan melanda mereka berdua. Liora membuka lemari pakaian. Menyiapkan pakaian ganti untuknya dan juga celana panjang untuk Kenan. Kenan melirik sang kekasih yang terdiam. Ia memang tidak ingin bicara saat ini. Rasanya malas dan Kenan hanya akan merenung saja. Liora mengeringkan rambutnya dengan handuk. Ia enggan mengunakan h
"Kamu belum mandi?" tanya Liora dengan menyilangkan tangan melindungi bagian aset indahnya."Sabunnya habis, Sayang.""Tunggu sebentar. Akan aku ambilkan di tempat penyimpanan," ucap Liora dengan membuka lemari lalu mengambil kimono untuk ia pakai.Liora menuju dapur, lalu masuk kembali ke kamar dan memberikan sabun kepada Kenan. "Ini sabunnya.""Mau mandi bareng tidak?""Mandi sana cepetan. Katanya mau pergi.""Mandi bersama saja biar cepat.""Enggak mau," tolak Liora. "Aku juga sudah melihat tubuhmu. Janji ... tidak akan sentuh-sentuh lagi." Kenan mengedipkan sebelah matanya."Ish ... cepat mandi sana." Liora mendorong tubuh Kenan masuk ke dalam kamar mandi. Kenan memajukan bibirnya ke depan. "Kecup dulu bibirnya."Liora mengecup bibir Kenan sekilas. "Sudah."Kenan terkekeh. "Terima kasih atas kecupannya." Kenan masuk ke dalam kamar mandi dan Liora menutup pintunya. "Kemari ... aku bantu keringkan rambutmu," ucap Liora. Saat Kenan sudah selesai mandi.Kenan duduk di meja rias. Li
Kenan membawa sang kekasih duduk di tepi ranjang. Ia mengangkat kaus Liora melewati kepala, kedua tangan hingga kaus itu terlepas dari tubuh kekasihnya. Ia merangkak naik ke atas tempat tidur. Merebahkan kepala di atas bantal. "Sayang ... kemarilah. Tidur di atas tubuhku."Liora merangkak mendekati Kenan. Ia gugup dengan wajahnya yang sudah memanas. Liora melingkarkan kakinya hingga ia terduduk di atas tubuh Kenan. Dengan perlahan ia merendahkan diri hingga tubuh keduanya menyatu. Kulit mereka bersentuhan. Kenan memeluk erat Liora. Mata keduanya saling menatap. Kenan mengecup bibir Liora. Kecupan itu hanya sebentar saja. "Pejamkan matamu," ucap Kenan. Liora memejamkan matanya. Meluruskan kakinya hingga ia benar-benar tertidur di atas tubuh sang kekasih.Kenan menarik selimut dengan kakinya. Menyelimuti tubuh mereka dengan selimut tebal. *****Liora membuka mata dan melihat Kenan sudah tidak berada di sampingnya. Ia bangun lalu turun dari ranjang. Sudah ada pakaian lengkap di atas