Liora mengerjap lalu membuka matanya perlahan. Tubuhnya susah untuk digerakkan. Liora melihat tangan kekar yang melingkah di atas perutnya. Dia menoleh ke samping. Kenan tertidur pulas dengan memeluknya. Liora menatap wajah tampan yang dalam keadaan tidur saja sangat menarik.Seperti biasanya. Kenan tidur dengan membuka pakaian atasnya. Lengan serta otot-otot perutnya sangat mengiurkan untuk dilihat. Apalagi selimut mereka telah melorot sampai di pinggang.Wajah Liora merah padam saat menatap bagian bawah Kenan. Dia mengigit bibir bawahnya. Celana yang dipakai Kenan sampai di pinggul. Betapa mengoda dan menariknya jika bagian itu sedikit lagi turun. "Kamu ingin melihatnya?" tanya Kenan yang sudah membuka mata.Liora tersentak kaget. "K-k-kamu!"Kenan mendorong Liora hingga tubuh wanita itu telentang. Kenan sudah berada di atasnya. Mata keduanya saling tatap."Kamu ingin merasakan tubuhku?" tanya Kenan."K-kenpa kamu tidur di sini?" tanya balik Lio."Ini apartemen milikku dan kamar i
"Mom ... Kenan pulang," teriaknya. "Ken ... kamu sudah kembali rupanya. Kenapa tidak memberitahu Mommy?" ujar Rere yang langsung memeluk putranya."Kenan tidak ingin merepotkan Mommy," ucapnya. "Ken ... cepat sekali pulangnya? Katanya mau sampai bulan depan," sela Aldo."Kenan sudah bertemu dengan para teman. Jadi Kenan pulang saja," ucapnya. "Besok saja kamu ke kantor. Hari ini biar Daddy saja yang ke kantor. Kamu istirahat saja," kata Aldo. Kenan mengangguk. "Iya. Daddy perginya bersama Doni saja. Dia masih ada di luar.""Baiklah, Daddy pergi dulu." Aldo menghampiri Rere lalu mendaratkan kecupan di kening dan bibir."Malu, Sayang," kata Rere."Kenan juga sudah terbiasa," ucap Aldo. Kenan memutar mata malasnya. Sudah menjadi hal biasa baginya maupun adik-adiknya melihat kemesraan Aldo dan Rere. Tetapi Kenan bahagia karena di masa tua, kedua orang tuanya semakin mesra saja."Ken ... kamu juga harus luangkan waktu untuk acara pertunangan. Sebelum itu kita sekeluarga ziarah dulu k
Suasana masih diselimuti dengan ketidakharmonisan. Kenan dan kedua orang tuanya masih terlibat perang dingin. Rachel dan Axel saling tatap. Keduanya mengeleng sebab tidak tahu apa yang telah terjadi. Sarapan pagi yang biasa dilalui dengan obrolan ringan. Kini seperti ada suasana mencekam yang menyelimuti ruang makan. "Dad, Mom ... Axel dan Rachel berangkat kuliah," pamit Axel. "Hemm," jawab Aldo. "Hati-hati di jalan, Sayang," ucap Rere dengan mengecup pipi kedua putra dan putrinya. "Kak ... kita berangkat," pamit Rachel."Iya," jawab Aldo. Rachel dan Axel hanya tinggal menyelesaikan pendidikan terakhir mereka saja. Dan dalam tahun ini mereka akan lulus. Kenan selesai dengan sarapan paginya. "Mom, Dad ... Kenan berangkat."Tidak ada sahutan dari bibir keduanya. Kenan menghampiri Rere. Dia mendaratkan kecupan di kening. Namun Rere mengalihkan pandangan wajahnya ke arah lain. Kenan melangkah pergi keluar. Inilah yang harus dia hadapi. Yang jelas Kenan sudah memberitahu semuanya.
"Bagaimana? Apa rasanya nikmat?" tanya Kenan dengan mengusap sedikit ujung bibir Liora yang basah."Mengapa kamu menyentuhku?" sungut Liora."Karena aku mencintaimu dan sekarang kamu adalah kekasihku," jawab Kenan."Ken ... apa kamu tidak waras? Kamu sudah akan menikah. Aku tidak ingin dicap sebagai perebut kekasih wanita lain," jelas Liora.Kenan menghela lalu merebahkan kepala Liora ke dalam tubuh bidangnya. "Aku akan membatalkan perjodohan itu. Kamu tenang saja. Semuanya akan baik-baik saja. Aku yakin sekali jika Elie akan mengerti dengan perasaanku. Tidak mungkin dia jatuh cinta padaku. Kami baru saja berkenalan.""Tapi Ken ... bagaimana dengan kedua orang tuamu? Ini tidak benar," ujar Liora. Kenan meraih kedua wajah wanitanya. "Katakan padaku. Apa kamu juga punya perasaan yang sama denganku? Apa kamu jugs mencintaiku? Jika kamu tidak mencintaiku, aku akan mundur. Aku tidak akan mengharapkanmu."Liora menatap mata Kenan. Pria yang selalu ada dalam hatinya ini, kini menyatakan cin
"Kenan masih belum pulang," kata Rere yang melirik jam di dinding. Sudah jam sepuluh malam tetapi Kenan belum pulang juga. Aldo melingkarkan kedua tangannya di perut sang istri. Dia memeluk Rere dari belakang. Lalu mengecup bahu sang istri."Dia sudah dewasa. Pasti Kenan pulang ke apartemen miliknya," ucap Aldo. "Yang aku khawatirkan ... Kenan bermalam bersama Liora. Bagiamana dengan Elie? Aku melihat Elie menyukai Kenan," ujar Rere. Aldo menghela lalu memutar tubuh sang istri agar menghadapnya. "Kenan anak yang penurut. Dia pasti akan menuruti segala permintaan kita. Kenan tidak mungkin mencoreng nama baik keluarga kita.""Semoga saja begitu. Aku hanya berharap Kenan tetap menerima perjodohannya bersama Elie," sahut Rere. "Aku pastikan putra kita menerima perjodohan itu." Aldo mengecup kening sang istri lalu mengusap kedua lengan Rere agar merasa sedikit tenang. *****"Kamu enggak pulang?" tanya Liora."Aku akan menginap di sini," jawab Kenan.Kenan mengusap puncak kepala Liora
Ardi memperbesar layar ponselnya. Dia memperhatikan sekali lagi foto saat dia berkunjung ke club. Saat itu Ardi tengah berada di Australia. Dia bersenang-senang bersama para sahabatnya. Termasuk menikmati tarian dari para wanita cantik. Biasanya Ardi menikmati tarian wanita yang benar-benar membuka polos pakaiannya di sebuah ruangan.Namun dia mendengar kabar. Jika ada penari yang tidak bisa disewa. Jadilah Ardi menikmati pertunjukan penari bersama pria lainnya. "Benar ... dia penari itu. Kenapa dia bisa jadi Sekretaris? Apa dia sudah pensiun dari dunia itu? Wanita ini ... dia menolak untuk aku sewa. Awas saja," geram Ardi.Ardi memang berniat menyewa Liora untuk menari tanpa benang sekalipun. Tetapi Liora menolaknya melalui Lucas si pemilik club. Liora memang seorang penari tetapi dia tidak menari tanpa sehelai benang pun. Dan setiap pertunjukannya Liora selalu meminta penjaga agar pengunjung tidak ada yang menyentuh dirinya. ******"Liora ... tolong buatkan saya teh hangat," per
Ponsel Kenan berdering. Segera saja Kenan meraih teleponnya itu. Sebuah panggilan dari Elie. Kebetulan Kenan juga ingin bertemu dengan Elie secepatnya. "Halo El ... apa kamu sudah kembali?" ~ Kenan."Iya ... aku sudah tiba di rumah. Kapan kita akan bertemu?" ~ Elie."Malam ini. Di restoran Lava. Aku akan menunggumu jam tujuh malam di sana." ~ Kenan."Baiklah ... aku akan menemui di sana." ~ Elie.Kenan memutus panggilan teleponnya. Waktu sudah menunjukkan pukul enam sore. Para karyawan sudah mulai pulang. Karena memang sudah satu jam yang lalu, jam pulang kerja lewat. Kenan sengaja pulang lebih sore. Sebab dia ingin pulang bersama kekasihnya. Kenan keluar dari ruangan. Dia menuju ruangan Liora. "Sayang ... ayo kita pulang," ajak Kenan.Liora mengangguk. "Iya ...."Kenan meraih tangan Liora. Keduanya berjalan sambil berpegangan tangan. Liora dan Kenan masuk ke dalam mobil. "Liora ... malam ini aku akan pergi menemui Elie," ucap Kenan."Elie?" tanya Liora memastikan."Wanita yang di
Elie sampai di rumah. Matanya berkaca-kaca karena menangis. Sepanjang perjalanan Elie menangis karena Kenan telah membatalkan perjodohan itu. Elie sudah mengagumi sosok Kenan sejak pria itu masih menjadi model di luar negeri. Elie menginginkan pria itu menjadi miliknya. Saat Rere mencetuskan ide perjodohan itu, dalam hati Elie menyetujuinya. Dia berharap saat itu Kenan juga menerimanya. Tidak disangka saat dipertemuan makan malam. Kenan mengatakan setuju. Lalu malam ini tiba-tiba saja pria itu membatalkan niatnya.Ini semua karena Kenan yang telah kembali ke negara Australia. Andai waktu itu Kenan tidak pergi. Andai waktu itu Elie mencegahnya. Sudah pasti semua ini tidak akan terjadi.Sudah pasti Kenan tidak akan lagi bertemu dengan Liora. Dan pastinya Kenan tidak akan jatuh hati pada wanita itu. Vina menatap anak tirinya yang berwajah sembab. "El ... kamu kenapa, Sayang?"Elie memeluk Vina. "Ma ... Kenan. Dia membatalkan perjodohan ini."Vina menutup mulutnya. Dia melepas pelukan
"Pinggangku," rintihnya. Kenan meraih handycam yang tadi ia letakkan di kursi rotan di dalam kamar. Ia memutar isi dalam rekaman itu. Kenan bernapas lega karena Liora tidak sempat dilecehkan oleh keempat pria jahat itu. Kenan keluar dari dalam kamar kapal. Masih ada beberapa anak buah Aldo yang menunggu majikannya keluar. "Kalian siapkan mobil. Aku mau pulang," kata Kenan. "Siap, Tuan," ucap salah satu pria yang bertubuh kekar dan alisnya tebal. Pintu kamar diketuk oleh pengawal tadi. Kenan beranjak membuka pintu. "Sudah siap mobilnya?""Sudah, Tuan." "Tolong bawa istriku ke mobil," pinta Kenan dengan mempersilakan pria itu masuk ke dalam kamar. "Baik, Tuan." Pria itu masuk dan sedikit heran dengan kondisi Liora. Pria itu ingin tertawa namun ia menahannya. "Cepat bawa," kata Kenan kesal karena pengawal itu memperhatikan istrinya. "B-baik, Tuan." Mata tajam Kenan tidak lepas dari pengawal yang membawa istrinya. Takutnya pria itu mencuri kesempatan yang ada. Pintu mobil sudah
"Jangan mendekat," lirih Liora dengan memegang pecahan kaca di tangannya. Ia harus tetap sadar. Liora harus mempertahankan segala kehormatannya. "Cepat lakukan sebelum wanita ini ditemukan," perintah Angel. Dua pria lain sudah membuka celana yang mereka kenakan. Keduanya menunggu giliran. Liora bergeser untuk menjauh dari dua pria itu. Namun dua pria itu semakin mendekat. "Ayo, Sayang. Kita bermain-main," ucap keduanya. Pria yang mempunyai gambar bintang di lehernya mendekat. Ia hendak meraih rambut Liora namun dengan cepat Liora melayangkan pecahan kaca ke tangan pria itu. "Ish ... kurang ajar. Berani sekali wanita ini. Sudah terluka masih bisa melukai lengan tanganku," berangnya. Liora mengacungkan pecahan kaca yang ia pegang. "Jangan ada yang mendekat.""Hei ... kenapa kalian lamban sekali," kesal Angel. "Cepat lakukan." Dua pria itu menendang tangan Liora yang mengacungkan pecahan gelas kaca. Pecahan itu terlempar dan keduanya memegang lengan Liora. "Lepaskan." Liora mero
Kenan dan Aldo telah sampai di perusahaan. Keduanya langsung saja masuk ke dalam lift menuju lantai paling teratas gedung perusahaan. Di atas sana Doni dan beberapa anak buah Aldo sudah menunggu. Pintu lift terbuka. Kenan dan Aldo keluar. Keduanya menuju pintu darurat. Kenan bersama Aldo menaiki anak tangga hingga tibalah mereka di atas atap gedung. Angin berhembus kencang meniup rambut para pria yang berada di atap. Itu disebabkan karena baling-baling helikopter tengah berputar. "Semuanya sudah siap?" tanya Aldo. "Sudah, Tuan," jawab Doni. "Kapan bantuan datang?""Bantuan sudah dalam perjalanan.""Kita berangkat sekarang. Aku takut istriku terluka."Kenan, Aldo, serta Doni serta satu anak buah mereka naik ke dalam helikopter yang bermuatan enam orang. Setelah semuanya naik dan bersiap. Helikopter pun lepas landas. *****Angel duduk di pangkuan Ardi. Ia memegang segelas minuman berwarna coklat. Tangannya menjelajahi tubuh bidang Ardi yang polos. "Malam ini aku tidak mau bermain
"Mau kalian bawa ke mana aku?" tanya Liora. "Diam saja. Nanti kamu juga akan tahu," kata pria yang duduk di kursi depan mobil. Liora terdiam namun jantungnya berdegup kencang saat ini. Rasa takut tentu saja ada dalam benaknya. Liora paham maksud dari arti penuturan Kenan tadi. Suaminya itu menyiratkan kata-kata dalam sebuah adegan film action. Meski Kenan mengajak keempat pria tadi berkelahi. Tentu saja Kenan akan kalah dan pasti tubuhnya akan babak belur. Pada akhirnya pun Liora akan tertangkap juga. Kenan memberinya kode agar menyerahkan diri saja. Liora menuruti perintah suaminya dan percaya jika Kenan akan secepatnya menyelamatkan dirinya. Mobil sampai ke sebuah pelabuhan. Keempat pria itu turun begitu juga dengan Liora. Ia digiring menuju kapal. Sepertinya Ardi memang memiliki kapal itu. "Ayo naik," perintah pria yang sudah membuka topeng wajahnya. Liora dapat melihat jika pria itu memiliki lukisan tubuh bintang di lehernya. Liora naik ke kapal bersama keempat pria itu. Se
Kenan membawa tubuh Liora yang kelelahan. Keduanya keluar dari kamar mandi. Telapak jari Liora berkerut karena kedinginan. Kenan seakan tidak ada hari esok untuk mengempur sang istri. Bibir Liora bergetar karena kedinginan. Kenan membungkus tubuh istrinya dengan selimut tebal. Rambut Liora yang basah juga ia bungkus dengan handuk."Kamu mau makan apa? Biar aku pesankan," ucap Kenan. "Terserah!""Kamu masih marah?" tanya Kenan. Bagaimana Liora tidak marah. Kenan tidak membiarkannya istirahat. Pinggangnya saja terasa sakit. Belum lagi air dingin yang menguyur tubuhnya. Perutnya juga terasa sangat lapar. Namun Kenan malah menunda-nunda keinginannya untuk makan. Suaminya itu semakin mengila saja menghujam dirinya. Kenan memeluk Liora yang terbungkus oleh selimut tebal. "Maaf, Sayang. Namanya juga pengantin baru."Liora mendengus. "Biarkan aku istirahat dulu dan makan. Semua tubuhku sakit, perutku lapar dan aku mengantuk ingin tidur."Kenan terkekeh. "Iya, Sayang."*****Ardi mengge
Kenan menoel-noel lengan Liora. Istrinya tengah tertidur pulas. Liora sempat membersihkan dirinya sebelum tidur. Kenan juga meminta kepada pelayan hotel untuk menganti seprai mereka yang sudah kotor."Sayang ... ayo bangun. Kita main lagi," bisik Kenan di telinga sang istri.Liora tidak bergeming. Ia tertidur pulas dengan memeluk guling dalam dekapannya. Kenan kembali menoel-noel pipi Liora. Berharap istri tercintanya itu mau bangun dan melayani hasratnya."Sayang ... ayo," ajak Kenan dengan kata lirih.Kenan mendusel wajahnya di tengkuk belakang Liora. Ia memberi gigitan kecil supaya istrinya itu terbangun. Liora mengeliat karena merasa terganggu."Ayo tidur, Ken. Aku sudah lelah." Liora menarik selimut tebalnya dan meringkuk dengan memeluk bantal guling."Jangan tidur. Aku masih ingin bermain," rengek Kenan bagai anak kecil."Besok masih bisa. Malam ini tidur dulu. Kamu tidak capek apa?" tanya Liora dengan mata terpejam."Sayang ... ayo," rayu Kenan.Liora membalik tubuhnya menghada
Liora membersihkan wajahnya dari segala make up yang menempel. Sedang Kenan sudah berada di dalam kamar mandi membersihkan diri. Pintu kamar mandi terdengar dibuka. Kenan keluar dengan rambutnya yang basah. Ia melirik Liora yang masih berkutat membersihkan wajahnya. Sanggul di rambutnya saja belum ia buka. "Belum selesai juga bersihin wajahnya?" Liora menyengir. "Riasannya banyak ditimpa, Ken. Jadi agak susah bersihinnya."Kenan mendekat kemudian membantu melepas jepitan sanggul yang masih belum Liora buka. Ia melepas jepitan hitam dari rambut Liora dengan pelan. "Rambutnya sudah selesai. Kamu cepetan mandi.""Terima kasih, Sayang ... udah bantuin buka jepitan rambutku," ucap Liora seraya bangkit dari duduknya.Kenan memejamkan matanya seraya menunggu Liora dari kamar mandi. Tidak lama Liora keluar. Ia mengosok-gosok rambutnya yang basah dengan handuk kecil. "Sudah tidur rupanya," gumam Liora tak kala melihat Kenan sudah memejamkan matanya. Liora berjalan menuju jendela kamar ho
Gaun pengantin berwarna putih dipakaikan ke tubuh indah Liora. Rambut yang panjang itu juga sudah ditata. Riasan tipis di wajahnya membuat Liora semakin mempesona. Sepatu high heel berwarna putih dengan taburan batu permata terpasang di kaki Liora. Sebuket bunga juga sudah ia pegang. Liora tinggal menunggu datangnya seseorang yang akan menjemputnya untuk dibawa ke Altar pernikahan. Hari ini Liora dan Kenan akan mengikat janji sehidup semati. Karena masalah video itu. Pernikahan Kenan malah ditunggu-tunggu oleh khalayak ramai. Mereka penasaran dan ingin menyaksikan sepasang kekasih itu saling mengikat janji.Kenan dijuluki sebagai pangeran yang telah menolong seorang gadis miskin bernama Liora. Kisah cinderella terjadi dalam kehidupan nyata. Tiba-tiba saja pasangan Liora dan Kenan menjadi idola. Permen lolipop yang menjadi saksi bisu kedekatan Kenan dan Liora banyak dijual oleh para pedagang dan laris manis. Mereka menamainya permen Kenli. Dalam waktu yang singkat semuanya beruba
"Sayang ... apa kamu yakin?" tanya Kenan.Liora mengangguk. "Iya. Kita adakan saja klarifikasi dan juga umumkan tentang tanggal pernikahan.""Kita pulang saja dulu ke rumah. Kita bicarakan ini bersama daddy dan mommy," ucap Kenan."Iya ... kita pulang saja dulu." Liora meraih tasnya dan Kenan memasukkan kembali laptop ke dalam tas kerja. Keduanya keluar dari dalam ruangan. Kenan mengengam erat jemari tangan calon istrinya itu. Para pengawal yang berada di luar, tetap berjaga-jaga. Kenan dan Liora keluar dari dalam cafe. Para pengunjung sudah dibubarkan oleh pengawal yang Kenan perintahkan. Liora bergegas masuk ke dalam mobil. Begitu juga dengan Kenan.Di dunia maya sosok Kenan kembali diungkap. Angel diseret-seret dan menjadikan namanya dikenal kembali. Skandal Aldo juga sempat disinggung. Namun berita itu segera ditutup oleh Kenan dan orang suruhan Aldo. Kenan mengendarai mobilnya menuju kediaman Aldo. Di sana keluarganya sudah menunggu kedatangannya bersama dengan Liora. Di sepa