Kenan pulang ke apartemen. Langsung saja dia masuk ke dalam setelah menekan angka sandi pintu. Kenan melangkah menuju kamar tidur. Pintu dibuka dan bertepatan Liora juga keluar dari kamar mandi. "Sudah pulang rupanya," tegur Liora.Kenan membuka jas serta kemeja yang dia kenakan. Liora mengambil handuk bersih di dalam lemari. Dia lalu memberikannya kepada Kenan."Aku siapkan dulu air hangat untukmu," kata Liora.Kenan mengangguk. "Iya ...."Liora masuk ke kamar mandi. Dia mengisi bathtub dengan air hangat. Tidak lupa Liora juga meneteskan minyak aromatherapy. Kenan masuk ke dalam kamar mandi. Pinggangnya sudah terlilit handuk yang tadi Liora berikan. Kenan memeluk kekasihnya itu dari belakang. Tubuh Liora terlonjak kaget. "Kenan ... lepaskan aku," pekik Liora. Kenan mengecup bahu polos wanitanya. Karena memang Liora masih mengunakan handuk di tubuhnya. "Biarkan seperti ini dulu. Tubuhmu harum. Aku sangat menyukainya."Kenan mengecup kecil-kecil bahu polos itu. Kecupannya sampai di
"Aldo!" pekik Rere. "Apa yang kamu lakukan, Al?!" kaget Rere yang melihat Kenan ditampar oleh Aldo. "Anak ini memang pantas untuk ditampar." Aldo melemparkan berkas yang dia pegang ke wajah Kenan. "Wanita ini yang akan menjadi menantuku. Di mana pikiranmu, Kenan?" Aldo menaikkan nada suaranya. Anak buah suruhan Aldo sudah menyelidiki data diri Liora. Darimana asal usul wanita itu dan apa saja pekerjaan yang dilakukan Liora. Aldo sangat gusar sangat mengetahui, jika Liora seorang penari di sebuah club. Rere juga shock saat membaca data itu. Awalnya Rere kagum karena Liora seorang wanita pekerja keras. Tetapi saat mengetahui fakta lain itu. Dia kecewa. Rere tahu betul seperti apa penari di club malam. Apalagi ini di luar negeri. Pikiran-pikiran buruk menghantui isi kepalanya. Kenan menatap wajah Aldo. "Apa yang tidak pantas, Dad? Liora wanita baik. Aku mencintainya.""Kamu membatalkan perjodohan bersama Elie, demi wanita penghibur seperti kekasihmu!" bentak Aldo."Aku mencintai Lio
Ardi tengah menunggu kekasihnya di dalam kamar hotel. Saat ini dia tengah berada di luar negeri. Ardi tengah mengembangkan usahanya di sana. Suara ketukkan pintu terdengar. Segera saja Ardi beranjak dari tempat duduknya. Dia membuka pintu. Di depannya sudah berdiri wanita cantik dan menggoda. Wanita itu memakai gaun malam berwarna merah menyala. Rambut pirangnya semakin menambah panas pada tubuh Ardi. "Hai, Sayangku," ucap Angel. "Masuklah. Aku sudah lama menunggumu," ucap Ardi. "Maaf, Sayang ... tadi jalanan sedikit macet," ujar Angel yang dengan suara mengoda. Angel masuk ke dalam kamar. Ardi menutup pintu. Tidak lupa dia juga meninggalkan tanda di depan pintu kamar, agar tidak ada yang menganggu. Angel melempar tasnya di sofa. Dia berdiri menatap Ardi dengan gaya mengoda. Angel adalah wanita simpanan dari Ardi. Jika Ardi ke luar negeri, maka Angel yang akan menemaninya. Sejak usaha orang tua Angel bangkrut. Angel beserta keluarganya pindah ke America. Dia menjadi wanita sim
Kenan menoel-noel pipi kekasihnya. Liora masih pulas dalam tidurnya. Kenan memencet hidung dan itu membuat Liora menepis tangannya dan terbangun. "Ken ... pagi-pagi kamu sudah jahil," kesal Liora. Kenan mengecup bibir Liora sekilas. "Selamat pagi.""Pagi," balas Liora.Kenan turun dari ranjang. Dia beralih ke sisi tempat tidur bagian Liora. Kenan membuka selimut kemudian menyelipkan kedua tangannya di punggung dan di bawah lutut. Kemudian mengangkat tubuh Liora ke dalam gendongannya. "Kamu mau ngapain?" tanya Liora."Kita mandi bersama," jawab Kenan.Liora mendelik. "Tidak mau."Kenan terkekeh. "Ikut saja ... dan turuti kemauanku.""Kamu selalu begitu. Aku harus selalu patuh," kesal Liora. "Seorang istri harus patuh pada suaminya," kata Kenan. Liora mendengus mendengarnya. Kenan tersenyum lalu mendusel wajahnya di ceruk leher sang kekasih. Kenan menedang pintu kamar mandi. Dia meletakkan Liora ke dalam bathtub kosong. "Rebahkan kepalamu di sini. Biar aku cuci rambutmu," ucap Ken
Kenan menganti pakaian rumahnya dengan pakaian yang lebih rapi. Liora memungut handuk serta pakaian yang Kenan lempar sembarangan. "Aku mau pergi. Kamu tinggal di apartemen saja," ucap Kenan. "Kamu mau ke mana?" tanya Liora."Pergi menemui om Dimas. Aku ingin menjelaskan semuanya. Mommy pasti merasa bersalah atas pembatalan perjodohan ini," terang Kenan."Apa nyonya Rere juga tidak setuju dengan hubungan kita?" tanya Liora dengan wajah sendu.Liora pernah sekali bertemu dengan Rere. Itu di saat Kenan dan dirinya sudah beranjak remaja. Liora pernah berkunjung ke rumah Kenan. Dilihat dari figurnya, Rere sosok ibu yang penyayang. Liora kagum akan wanita cantik itu. Selain cantik wajahnya. Rere juga sangat baik padanya. Kenan tersenyum. "Panggil saja mommy, Lio. Mommyku akan menjadi mommymu juga nantinya. Ide perjodohan itu dari mommy. Wajar saja jika mommy merasa bersalah dan malu pada om Dimas.""Tapi pastinya mommymu merasa kecewa. Dan mungkin saja mommymu sudah menyukai Elie," tutu
"Kamu harus terima, Sayang. Hati Kenan sudah terpaut pada wanita lain," ucap Dimas. "Tapi, Pa. Elie mencintai Kenan," sanggahnya. "Jika pun kamu tetap menikah dengan Kenan. Apa kamu yakin ... akan bahagia? Kenan saja tidak mencintaimu," terang Dimas."Lama-lama jika kami terus bersama, pasti Kenan akan luluh denganku," kata Elie menyakinkan. Dimas mengembuskan napas panjang. Elie masih aja keras kepala untuk mendapatkan Kenan. Mungkin Elie menganggap hal itu sangat mudah. Jika sering bersama, maka cinta itu akan datang dengan sendirinya. Tetapi Elie tidak memikirkan proses perjalanannya. Dia akan tersakiti selama cinta itu belum datang padanya. "Bagaimana kalau cinta itu tidak kunjung datang?" tanya Dimas. "Cinta itu pasti datang," jawab Elie.Dimas mengeleng. "Jangan bersikap bodoh karena cinta, El. Kamu wanita yang pintar. Ada banyak pria yang jauh lebih baik dari Kenan.""Tapi Elie mau Kenan," tegasnya. "Terserah apa yang mau kamu katakan. Papa tidak mau ikut campur. Papa s
Kenan sampai di apartemen. Ketika pintu dibuka. Aroma harum dari panggangan kue menyeruak masuk ke dalam hidungnya. Kenan masuk lalu menutup pintu. Wangi yang mengugah selera itu. Membawa langkah Kenan ke dapur. Terlihat wanita yang dia cintai tengah mengangkat kue dari oven. "Hem," tegur Kenan dengan deheman. Liora menoleh. "Ken ... sejak kapan kamu berdiri di situ?" "Kamu kelihatan sibuk sampai aku datang saja, kamu tidak sadar," ujar Ken seraya melangkah mendekat pada Liora. Kecupan ringan di pipi diberikan Kenan untuk kekasihnya. "Kamu mau coba kue buatanku?" tawar Liora. "Tentu. Aromanya saja sudah wangi begini," ucap Ken. "Aku potong dulu." Liora mengambil piring dan sendol kecil. Dia memotong kue coklat itu lalu memberikannya kepada Kenan. "Cobalah." "Terima kasih," ucap Kenan. Kenan memotong kue dalam piring kecil itu dengan sendok. Dia meniupnya sebentar lalu memasukkan potongan kue ke dalam mulutnya. Kenan mengunyahnya sebentar. Merasai rasa kue itu dala
Kenan melajukan mobilnya menuju pusat perbelanjaan terlebih dulu. Keduanya keluar dari dalam mobil. Kenan secara posesif memegang pinggang Liora saat berjalan bersama. "Kita ke toko pakaian dulu," kata Kenan. "Mau ngapain ke toko pakaian?" tanya Liora. "Masa untuk itu kamu bertanya lagi sih? Pergi ke toko pakaian tentu saja untuk beli pakaian," jawab Kenan. "Maksudnya pakaian untuk apa, Sayang?" Liora bertanya dengan nada lembut. Kenan mencubit kecil pipi wanitanya. "Kita beli pakaian untuk besok." "Memang kita mau ke mana?" tanya Liora kembali. "Aku ingin memperkenalkanmu pada orang tuaku. Besok malam kita ke sana," jawab Kenan. "B-b-besok?" tanya Liora terbata-bata. Kenan tersenyum. "Jangan gugup begitu. Persiapkan dirimu. Aku ingin segera kita menikah." Kenan mengengam tangan Liora masuk ke sebuah toko yang menjual gaun. Kenan memilih beberapa gaun untuk kekasihnya itu. "Kamu coba gaun ini," ucap Kenan. "Sebanyak ini?" tanya Liora. Ada lima gaun yang Kenan berikan un
"Pinggangku," rintihnya. Kenan meraih handycam yang tadi ia letakkan di kursi rotan di dalam kamar. Ia memutar isi dalam rekaman itu. Kenan bernapas lega karena Liora tidak sempat dilecehkan oleh keempat pria jahat itu. Kenan keluar dari dalam kamar kapal. Masih ada beberapa anak buah Aldo yang menunggu majikannya keluar. "Kalian siapkan mobil. Aku mau pulang," kata Kenan. "Siap, Tuan," ucap salah satu pria yang bertubuh kekar dan alisnya tebal. Pintu kamar diketuk oleh pengawal tadi. Kenan beranjak membuka pintu. "Sudah siap mobilnya?""Sudah, Tuan." "Tolong bawa istriku ke mobil," pinta Kenan dengan mempersilakan pria itu masuk ke dalam kamar. "Baik, Tuan." Pria itu masuk dan sedikit heran dengan kondisi Liora. Pria itu ingin tertawa namun ia menahannya. "Cepat bawa," kata Kenan kesal karena pengawal itu memperhatikan istrinya. "B-baik, Tuan." Mata tajam Kenan tidak lepas dari pengawal yang membawa istrinya. Takutnya pria itu mencuri kesempatan yang ada. Pintu mobil sudah
"Jangan mendekat," lirih Liora dengan memegang pecahan kaca di tangannya. Ia harus tetap sadar. Liora harus mempertahankan segala kehormatannya. "Cepat lakukan sebelum wanita ini ditemukan," perintah Angel. Dua pria lain sudah membuka celana yang mereka kenakan. Keduanya menunggu giliran. Liora bergeser untuk menjauh dari dua pria itu. Namun dua pria itu semakin mendekat. "Ayo, Sayang. Kita bermain-main," ucap keduanya. Pria yang mempunyai gambar bintang di lehernya mendekat. Ia hendak meraih rambut Liora namun dengan cepat Liora melayangkan pecahan kaca ke tangan pria itu. "Ish ... kurang ajar. Berani sekali wanita ini. Sudah terluka masih bisa melukai lengan tanganku," berangnya. Liora mengacungkan pecahan kaca yang ia pegang. "Jangan ada yang mendekat.""Hei ... kenapa kalian lamban sekali," kesal Angel. "Cepat lakukan." Dua pria itu menendang tangan Liora yang mengacungkan pecahan gelas kaca. Pecahan itu terlempar dan keduanya memegang lengan Liora. "Lepaskan." Liora mero
Kenan dan Aldo telah sampai di perusahaan. Keduanya langsung saja masuk ke dalam lift menuju lantai paling teratas gedung perusahaan. Di atas sana Doni dan beberapa anak buah Aldo sudah menunggu. Pintu lift terbuka. Kenan dan Aldo keluar. Keduanya menuju pintu darurat. Kenan bersama Aldo menaiki anak tangga hingga tibalah mereka di atas atap gedung. Angin berhembus kencang meniup rambut para pria yang berada di atap. Itu disebabkan karena baling-baling helikopter tengah berputar. "Semuanya sudah siap?" tanya Aldo. "Sudah, Tuan," jawab Doni. "Kapan bantuan datang?""Bantuan sudah dalam perjalanan.""Kita berangkat sekarang. Aku takut istriku terluka."Kenan, Aldo, serta Doni serta satu anak buah mereka naik ke dalam helikopter yang bermuatan enam orang. Setelah semuanya naik dan bersiap. Helikopter pun lepas landas. *****Angel duduk di pangkuan Ardi. Ia memegang segelas minuman berwarna coklat. Tangannya menjelajahi tubuh bidang Ardi yang polos. "Malam ini aku tidak mau bermain
"Mau kalian bawa ke mana aku?" tanya Liora. "Diam saja. Nanti kamu juga akan tahu," kata pria yang duduk di kursi depan mobil. Liora terdiam namun jantungnya berdegup kencang saat ini. Rasa takut tentu saja ada dalam benaknya. Liora paham maksud dari arti penuturan Kenan tadi. Suaminya itu menyiratkan kata-kata dalam sebuah adegan film action. Meski Kenan mengajak keempat pria tadi berkelahi. Tentu saja Kenan akan kalah dan pasti tubuhnya akan babak belur. Pada akhirnya pun Liora akan tertangkap juga. Kenan memberinya kode agar menyerahkan diri saja. Liora menuruti perintah suaminya dan percaya jika Kenan akan secepatnya menyelamatkan dirinya. Mobil sampai ke sebuah pelabuhan. Keempat pria itu turun begitu juga dengan Liora. Ia digiring menuju kapal. Sepertinya Ardi memang memiliki kapal itu. "Ayo naik," perintah pria yang sudah membuka topeng wajahnya. Liora dapat melihat jika pria itu memiliki lukisan tubuh bintang di lehernya. Liora naik ke kapal bersama keempat pria itu. Se
Kenan membawa tubuh Liora yang kelelahan. Keduanya keluar dari kamar mandi. Telapak jari Liora berkerut karena kedinginan. Kenan seakan tidak ada hari esok untuk mengempur sang istri. Bibir Liora bergetar karena kedinginan. Kenan membungkus tubuh istrinya dengan selimut tebal. Rambut Liora yang basah juga ia bungkus dengan handuk."Kamu mau makan apa? Biar aku pesankan," ucap Kenan. "Terserah!""Kamu masih marah?" tanya Kenan. Bagaimana Liora tidak marah. Kenan tidak membiarkannya istirahat. Pinggangnya saja terasa sakit. Belum lagi air dingin yang menguyur tubuhnya. Perutnya juga terasa sangat lapar. Namun Kenan malah menunda-nunda keinginannya untuk makan. Suaminya itu semakin mengila saja menghujam dirinya. Kenan memeluk Liora yang terbungkus oleh selimut tebal. "Maaf, Sayang. Namanya juga pengantin baru."Liora mendengus. "Biarkan aku istirahat dulu dan makan. Semua tubuhku sakit, perutku lapar dan aku mengantuk ingin tidur."Kenan terkekeh. "Iya, Sayang."*****Ardi mengge
Kenan menoel-noel lengan Liora. Istrinya tengah tertidur pulas. Liora sempat membersihkan dirinya sebelum tidur. Kenan juga meminta kepada pelayan hotel untuk menganti seprai mereka yang sudah kotor."Sayang ... ayo bangun. Kita main lagi," bisik Kenan di telinga sang istri.Liora tidak bergeming. Ia tertidur pulas dengan memeluk guling dalam dekapannya. Kenan kembali menoel-noel pipi Liora. Berharap istri tercintanya itu mau bangun dan melayani hasratnya."Sayang ... ayo," ajak Kenan dengan kata lirih.Kenan mendusel wajahnya di tengkuk belakang Liora. Ia memberi gigitan kecil supaya istrinya itu terbangun. Liora mengeliat karena merasa terganggu."Ayo tidur, Ken. Aku sudah lelah." Liora menarik selimut tebalnya dan meringkuk dengan memeluk bantal guling."Jangan tidur. Aku masih ingin bermain," rengek Kenan bagai anak kecil."Besok masih bisa. Malam ini tidur dulu. Kamu tidak capek apa?" tanya Liora dengan mata terpejam."Sayang ... ayo," rayu Kenan.Liora membalik tubuhnya menghada
Liora membersihkan wajahnya dari segala make up yang menempel. Sedang Kenan sudah berada di dalam kamar mandi membersihkan diri. Pintu kamar mandi terdengar dibuka. Kenan keluar dengan rambutnya yang basah. Ia melirik Liora yang masih berkutat membersihkan wajahnya. Sanggul di rambutnya saja belum ia buka. "Belum selesai juga bersihin wajahnya?" Liora menyengir. "Riasannya banyak ditimpa, Ken. Jadi agak susah bersihinnya."Kenan mendekat kemudian membantu melepas jepitan sanggul yang masih belum Liora buka. Ia melepas jepitan hitam dari rambut Liora dengan pelan. "Rambutnya sudah selesai. Kamu cepetan mandi.""Terima kasih, Sayang ... udah bantuin buka jepitan rambutku," ucap Liora seraya bangkit dari duduknya.Kenan memejamkan matanya seraya menunggu Liora dari kamar mandi. Tidak lama Liora keluar. Ia mengosok-gosok rambutnya yang basah dengan handuk kecil. "Sudah tidur rupanya," gumam Liora tak kala melihat Kenan sudah memejamkan matanya. Liora berjalan menuju jendela kamar ho
Gaun pengantin berwarna putih dipakaikan ke tubuh indah Liora. Rambut yang panjang itu juga sudah ditata. Riasan tipis di wajahnya membuat Liora semakin mempesona. Sepatu high heel berwarna putih dengan taburan batu permata terpasang di kaki Liora. Sebuket bunga juga sudah ia pegang. Liora tinggal menunggu datangnya seseorang yang akan menjemputnya untuk dibawa ke Altar pernikahan. Hari ini Liora dan Kenan akan mengikat janji sehidup semati. Karena masalah video itu. Pernikahan Kenan malah ditunggu-tunggu oleh khalayak ramai. Mereka penasaran dan ingin menyaksikan sepasang kekasih itu saling mengikat janji.Kenan dijuluki sebagai pangeran yang telah menolong seorang gadis miskin bernama Liora. Kisah cinderella terjadi dalam kehidupan nyata. Tiba-tiba saja pasangan Liora dan Kenan menjadi idola. Permen lolipop yang menjadi saksi bisu kedekatan Kenan dan Liora banyak dijual oleh para pedagang dan laris manis. Mereka menamainya permen Kenli. Dalam waktu yang singkat semuanya beruba
"Sayang ... apa kamu yakin?" tanya Kenan.Liora mengangguk. "Iya. Kita adakan saja klarifikasi dan juga umumkan tentang tanggal pernikahan.""Kita pulang saja dulu ke rumah. Kita bicarakan ini bersama daddy dan mommy," ucap Kenan."Iya ... kita pulang saja dulu." Liora meraih tasnya dan Kenan memasukkan kembali laptop ke dalam tas kerja. Keduanya keluar dari dalam ruangan. Kenan mengengam erat jemari tangan calon istrinya itu. Para pengawal yang berada di luar, tetap berjaga-jaga. Kenan dan Liora keluar dari dalam cafe. Para pengunjung sudah dibubarkan oleh pengawal yang Kenan perintahkan. Liora bergegas masuk ke dalam mobil. Begitu juga dengan Kenan.Di dunia maya sosok Kenan kembali diungkap. Angel diseret-seret dan menjadikan namanya dikenal kembali. Skandal Aldo juga sempat disinggung. Namun berita itu segera ditutup oleh Kenan dan orang suruhan Aldo. Kenan mengendarai mobilnya menuju kediaman Aldo. Di sana keluarganya sudah menunggu kedatangannya bersama dengan Liora. Di sepa